Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178322 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salmaa Ramadhani
"

Perilaku academic cheating (menyontek pada saat ujian di dalam kelas) adalah bentuk kecurangan akademik yang sering dijumpai di kalangan mahasiswa. Ethical awareness dan ethical intention merupakan proses yang berkaitan dengan perilaku academic cheating. Oleh karena itu, penelitian ini mencari tahu mengenai peran ethical awareness dan ethical intention terhadap perilaku academic cheating pada mahasiswa. Partisipan pada penelitian ini merupakan 472 mahasiswa Universitas Indonesia semester 2, semester 4, dan semester 8. Academic cheating diukur dengan Alat Ukur Kecurangan Akademik (Septiana, 2016). Ethical awareness dan ethical intention diukur menggunakan Ethics Scenarios (Barnett & Valentine, 2002). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peran ethical intention yang signifikan negatif terhadap academic cheating (β=-0.599, p<.001) pada mahasiswa sedangkan tidak terdapat peran ethical awareness yang signifikan terhadap perilaku academic cheating (β=-0.040, p<.001) pada mahasiswa.

 


Academic cheating behavior is a form of academic dishonesty that is often found among college students. Ethical awareness and ethical intention are processes related to academic cheating behavior. Therefore, this study looked at the role of ethical awareness and ethical intention on academic cheating behavior in college students. Participants in this study were 472 University of Indonesia students in second, forth, and eighth semester. Academic cheating was measured by the Alat Ukur Kecurangan Akademik (Septiana, 2016). Ethical awareness and ethical intention are measured using Ethics Scenarios (Barnett & Valentine, 2002). The results showed there was a significantly negative role for ethical intention on academic cheating behavior (β=-0.599, p<.001) among college students, whereas there was no significant role for ethical awareness on academic cheating behavior (β=-0.040, p<.001) among college students.

 

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filadelfia
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran ethical awareness dan ethical judgment terhadap perilaku menyontek. Selain itu, penelitian ini juga melihat perbedaan perilaku menyontek antar jenis kelamin, tingkat pendidikan dan prestasi akademik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari Moral Equity Scale untuk mengukur ethical awareness dan ethical judgment dan Alat Ukur Kecurangan Akademik, untuk mengukur perilaku menyontek mahasiswa. Penelitian ini dilakukan pada 504 mahasiswa Universitas Indonesia program sarjana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ethical judgment memiliki peran yang signifikan pada perilaku menyontek (B=.300, p < .05). Namun, ethical awareness tidak memiliki peran yang signifikan pada perilaku menyontek (B=-0.051, p > .05). Selain itu, terdapat pula perbedaan perilaku menyontek antara perempuan dan laki laki (t = -3.387, p < .05) dan juga antar tingkat pendidikan (F = 4.475, p < .05). Implikasi dari penelitian adalah sebagai langkah awal untuk menyusun langkah preventif maupun kuratif untuk mengatasi perilaku menyontek.
This research aimed to examine the role of ethical awareness and ethical judgment towards cheating behavior among students. Additionally, this research is aimed to find the differences in cheating behavior between gender, education level, and academik achievement. This research is a quantitative study that used an instrument adapted from the Moral Equity Scale to measure both ethical awareness and ethical judgment. This study also used Alat Ukur Kecurangan Akademik to measure student cheating behavior. This research was conducted on 504 undergraduate students from University of Indonesia. The results of this study indicate that ethical judgment has a significant role towards cheating behavior (B=.300, p < .05). On the other hand, ethical awareness does not have a significant role in cheating behavior (B=-0.051, p > .05). Moreover, there are differences in cheating behavior between women and men (t = -3.387, p < .05), and also between levels of education (F = 4.475, p < .05). The implication of this research is as a start to compile preventive and curative steps related to cheating behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nuramalina
"Perilaku plagiarisme adalah bentuk kecurangan akademik yang sering dijumpai di kalangan mahasiswa. Ethical awareness dan ethical intention merupakan proses yang berkaitan dengan perilaku plagiarisme. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran ethical awaremess dan ethical intention terhadap perilaku plagiarisme pada mahasiswa. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan alat ukur Moral Equity Scale untuk mengukur ethical awareness dan ethical intention, dan alat ukur Kecurangan Akademik untuk mengukur perilaku plagiarisme. Penelitian ini dilakukan pada 504 Mahasiswa Universitas Indonesia yang terdiri dari berbagai macam fakultas dan program vokasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ethical intention memiliki peran yang signifikan terhadap perilaku plagiarisme (B=-0.28, p > .05), sedangkan ethical awareness tidak memiliki peran yang signifikan terhadap perilaku plagiarisme pada mahasiswa (B=-0.012, p < .05). Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat perbedaan perilaku plagiarisme antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan (F=12.56, p=0.000). Implikasi dari penelitian ini adalah sebagai masukan bagi upaya preventif dan kuratif untuk Universitas Indonesia dalam mengurangi perilaku plagiarisme pada mahasiswa.
Plagiarism is a form of academic cheating that is often found among students. Ethichal awareness and ethical intention are processes related to plagiarism behavior. The aim of this study is to examine the role of ethical awareness and ethical intention towards plagiarism behavior among students in University of Indonesia. This study is a quantitative study that used Moral Equity Scale to measure ethical awareness and ethical intention, and Academic Dishonesty Scale to measure plagiarism behavior. Participants of this study were 504 students in University of Indonesia from different faculties and vocational program. The results of this study showed that ethical intention has a significant role on plagiarism behavior among students (B=-0.28, p > .05), where ethical awareness does not have a significant role on plagiarism behavior among students (B=-0.012, p < .05). The results of this study also found that, there were a differences between men and women students in plagiarism behavior (F=12.56, p=0.000). The implication of this study is as a preventive and currative means for Universitas Indonesia to decrease plagiarism behavior among students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Avira Shahnalia
"ABSTRAK
Kecurangan akademik merupakan salah satu isu penting yang menarik banyak perhatian. Salah satu bentuk kecurangan akademik yang kerap dibahas adalah plagiarisme. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku plagiarisme, salah satunya adalah personal ethics. Rest (1986), merumuskan empat tahap dalam mengambil keputusan etis, tahap tersebut meliputi ethical awareness, ethical judgement, ethical intention, dan tahap terakhir yaitu pelaksanaan tingkah laku. Dua pendorong berbasis kognitif yang paling penting dalam tahap pengambilan keputusan etis adalah proses ethical judgement dan ethical intention (Rest, 1986). Penelitian ini bertujuan untuk melihat variabel mana diantara ethical judgement dan ethical intention yang memiliki pengaruh paling besar terhadap plagiarisme di kalangan mahasiswa. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 504 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan Moral Equity Scale (Reidenbach dan Robin, 1990) sebagai alat ukur untuk mengukur variabel ethical judgement dan ethical intention, serta menggunakan alat ukur kecurangan akademik (Septiana, 2016) untuk mengukur variabel plagiarisme. Hasil menunjukkan bahwa ethical intention (B = -.284, p < .05) memiliki pengaruh yang lebih besar daripada ethical judgement (B = .146, p < .05) terhadap perilaku plagiarisme di kalangan mahasiswa. Selain itu, ditemukan informasi tambahan yakni, gender dan IPK memiliki hubungan yang signifikan terhadap plagiarisme. Jenis plagiarisme yang paling sering dilakukan adalah plagiarisme parafrase.

ABSTRACT
Academic dishonesty is one of the most important issues that have attracted researchers' attention. One of the most common form of academic dishonesty is plagiarism. There are several factors that may contributing to plagiarism, one of the factors is personal ethics. Rest (1986), formulated four stages in making ethical decisions, these stages include ethical awareness, ethical judgment, ethical intention, and the last stage is the conduct of behavior. Two of the most noteworthy drivers of cognitive-based ethical decisions making include the processes of making an ethical judgment and constructing an ethical intention (Rest, 1986). This research is intended to see the effect of ethical judgement and ethical intention towards plagiarism among college students. There are 504 participants on this research. This research exerts Moral Equity Scale (Reidenbach dan Robin, 1990) to measure ethical judgement and ethical intention, and used academic dishonesty measurement (Septiana, 2016) to measure plagiarism. The result of this research indicates that ethical intentions (B = -.284, p < .05) have a greater influence than ethical judgments (B = .146, p < .05) on plagiarism among students. It is also discovered that gender and GPA have a significant relationship to plagiarism. The most common type of plagiarism is paraphrase plagiarism. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangkuti, Anna Armeini
"Fenomena kecurangan akademik masih terjadi di lingkungan perguruan tinggi. Sebagian besar mahasiswa yang menyaksikan terjadinya kecurangan memilih diam saja dan tidak melaporkannya kepada pihak dosen pengajar atau pihak yang berwenang mengatasinya. Padahal pelaporan kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa yang menyaksikannya akan dapat mencegah atau mengurangi terjadinya peristiwa kecurangan. Disertasi ini bertujuan untuk mengeksplorasi motif yang melatarbelakangi diamnya (silence) mahasiswa yang mengetahui atau menyaksikan kecurangan akademik sekaligus menjelaskan mekanisme pelemahan silence berdasarkan perspektif pengambilan keputusan etis. Disertasi ini terdiri atas 2 studi: studi pertama menggunakan pendekatan exploratory sequential mixed method untuk mengeksplorasi motif-motif silence, dan studi kedua menggunakan pendekatan kuantitatif model persamaan struktural untuk menjelaskan mekanisme pelemahan silence dalam beragam motif yang ditemukan pada studi pertama. Partisipan pada studi 1 kualitatif berjumlah 13 mahasiswa, partisipan pada studi 1 kuantitatif berjumlah 564 mahasiswa, dan partisipan pada studi 2 berjumlah 295 mahasiswa. Temuan pada disertasi ini menunjukkan kebaruan dalam beberapa hal: pertama, penelitian ini berhasil mengidentifikasi dan mengkonfirmasi motif-motif utama silence mahasiswa saksi kecurangan akademik sama dengan motif-motif silence yang selama ini dijelaskan di dalam literatur silence di dunia kerja, yaitu: acquiescent, prososial, oportunistik, dan defensif. Motif prososial dan defensif merupakan motif yang lebih dominan dibandingkan motif acquiescent dan oportunistik. Selain itu, terdapat dua motif silence lain yang belum ada dalam literatur yang ditemukan dari partisipan penelitian, yaitu: a) karena tidak mengetahui cara melaporkan kecurangan; b) karena pernah menjadi pelaku kecurangan. Dua motif ini masih memerlukan pembuktian lebih lanjut dengan melibatkan partisipan yang lebih banyak. Kedua, terujinya ketepatan penggunaan perspektif pengambilan keputusan etis dalam menjelaskan mekanisme pelemahan silence dalam empat motif mahasiswa yang menyaksikan kecurangan akademik. Silence dalam empat motifnya dapat dilemahkan melalui peran academic cheating awareness dengan dimediasi secara serial oleh seriousness of academic cheating dan peer reporting judgment. Pelibatan faktor seriousness of academic cheating sebagai mediator ke dalam model pengambilan keputusan etis memperkaya penjelasan teoretis terkait mekanisme pelemahan silence, khususnya pada mahasiswa saksi kecurangan akademik.

The phenomenon of academic cheating still occurs in the college environment. Most of the students who witnessed the occurrence of cheating chose to remain silent and did not report it to the teaching staff or the authorities. Even though the reporting of academic cheating committed by students who witness it will be able to prevent or reduce the occurrence of fraud events. This dissertation aims to explore the motives behind the silence of students who know or witness academic cheating and to explain the mechanism of weakening silence based on an ethical decision-making perspective. This dissertation consists of 2 studies: the first study used an exploratory sequential mixed method approach to explore silence motives, and the second study used a quantitative approach to structural equation models to explain the mechanism of silence attenuation in the various motives found in the first study. There were 13 students in the first qualitative study, 564 students in the first quantitative study, and 295 students in the second study. The findings of this dissertation indicate novelty in several respects: first, this study succeeded in identifying and confirming the main motives for silence in students who witness academic fraud are the same as the motives for silence that have been described in the literature on silence in the world of work, namely: acquiescent, prosocial , opportunistic, and defensive. Prosocial and defensive motives are more dominant than acquiescent and opportunistic motives. Apart from that, there are two other motives for silence that do not yet exist in the literature which were found among research participants, namely: a) because they did not know how to report academic cheating; b) having been a perpetrator of academic cheating. These two motives still require further proof by involving more participants. Second, the accuracy of the use of an ethical decision-making perspective has been tested in explaining the mechanism of weakening silence in the four motives of students who witnessed academic cheating. Silence in its four motives can be weakened through the role of academic cheating awareness serially mediated by the seriousness of academic cheating and peer reporting judgment. Involving the seriousness of academic cheating as a mediator into the ethical decision-making model enriches the theoretical explanation regarding the mechanism of weakening silence, especially for students who witness academic cheating."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seviyanawati
"Makalah ilmiah akhir ini membahas dilema etika moral yang saya alami sekaligus kritik sebagai pekerja magang perusahaan SuperHelper dengan melihat ketimpangan sudut pandang perusahaan, pekerja rumah tangga (PRT), dan klien dalam konteks gig economy dengan metode autoetnografi. Tulisan ini ditujukan sebagai bentuk kontribusi saya terhadap orang-orang yang mengalami hal serupa dan memungkinkan terjadi di perusahaan lain, serta pengaplikasian antropologi dalam menganalisis sistem kerja perusahaan. Temuan analisis memperlihatkan dilema etika moral terhadap bagaimana saya memposisikan diri atas konflik yang dialami para aktor berdasarkan pemahaman etis diri. Relasi kuasa struktur kepemimpinan perusahaan membuat saya mengalami keterbatasan peran dan tindakan dalam mengatasi permasalahan, namun sebagian hal yang masih dalam jangkauan kuasa saat bekerja mampu saya lakukan sehingga menjadi tanda ‘keberhasilan saya’ mengatasi situasi dilema. Hasil akhir menyebutkan pengeksploitasian kerja dilakukan perusahaan terhadap PRT sebagai mitra kerja untuk mencapai keuntungan. Egoisme klien karena orientasinya sebagai konsumen menghasilkan marginalisasi peran PRT. Akibatnya, PRT mengalami ketimpangan sosial akibat minim kuasa karena faktor internal dan eksternal yang menghambat mereka dalam bekerja, bagaimana meninggalkan situasi ini, dan berbagai kerugian yang diterimanya. Analisis dan kesimpulan yang dilampirkan tulisan ini berasal dari pengalaman pribadi dan perspektif saya, serta memungkinkan terjadinya keterbatasan data akibat metode yang tidak menggunakan etnografi khusus.

This final scientific paper discusses the moral ethical dilemma that i experienced as well as my criticism as an intern for a SuperHelper company by looking at the inequality of perspectives of companies, domestic workers (Pekerja Rumah Tangga), and clients in the context of the gig economy using autoethnography. This paper is intended as a form of my contribution to people who experience similar things and may occur in other companies, as well as the application of anthropology in analyzing company work systems. The findings of the analysis show a moral ethical dilemma on how i position myself on the conflicts experienced by actors based on self-ethical understanding. The power relations of the company's leadership structure made me experience limited roles and actions in overcoming problems, but i was able to do some things that were still within the reach of power at work so that it became a sign of 'my success' in overcoming dilemma situations. The final results state that the company exploits domestic workers as work partners to achieve profits. The client's egoism because of its orientation as a consumer results in the marginalization of the role of domestic workers. As a result, domestic workers experience social inequality due to a lack of power due to internal and external factors that hinder them from working, how to leave this situation, and the various losses they receive. The analysis and conclusions attached to this paper come from my personal experience and perspective, and allow for data limitations due to methods that do not use specific ethnography."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Imam Shiddiq
"Fenomena kecurangan akademik di jenjang pendidikan tinggi seperti Universitas Indonesia kenyataannya masih terjadi dengan adanya data yang menunjukkan bahwa Mahasiswa Universitas Indonesia melakukan kecurangan akademik. Hal ini dilakukan oleh mahasiswa karena berbagai faktor, salah satunya adalah untuk memiliki nilai/performa akademik yang tinggi. Dengan adanya situasi pembelajaran yang berubah menjadi jarak jauh secara daring, diperlukannya kemampuan adaptasi akademik yang baik sehingga dapat memiliki performa akademik yang baik dan terhindar dari perilaku kecurangan akademik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek moderasi adaptasi akademik pada hubungan antara performa akademik dan kecurangan akademik dengan 350 mahasiswa program sarjana pada 14 fakultas di Universitas Indonesia selama menjalani masa pembelajaran jarak jauh (PJJ). Penelitian ini dilaksanakan secara daring dengan menggunakan Kuesioner Kecurangan Akademik, Indeks Prestasi Semester saat diberlakukannya PJJ (Genap TA. 2019/2020), dan Academic Adjustment Questionnaire. Hasil analisis Pearson Correlation dan regresi PROCESS Model 1 Hayes menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara performa akademik dan kecurangan akademik (r = 0,265; p < 0,01, two-tailed), serta adaptasi akademik memiliki efek yang signifikan dalam menguatkan hubungan kedua variabel (R2 = 0,0997, p = 0,001). Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat umum mengenai kecurangan akademik di Universitas Indonesia dan pengembangan penelitian terkait topik pendidikan tinggi di Indonesia.

The academic cheating phenomenon in higher education such as in Universitas Indonesia still occurs with the data that showing Students of Universitas Indonesia commit academic cheating. This is done by students due to various factors, one of which is to have high grades/academic performance. With the transformation of learning situation that change to online, it is necessary to have a good academic adjustment so the students can have high academic performance and avoid academic cheating. The aim of this study is to look at the moderating role of academic adjustment in the relationship between academic performance and academic cheating with 350 undergraduate students from 14 faculties of Universitas Indonesia during distance learning period. This research was conducted online using three measuring tools, Academic Cheating Questionnaire by Septiana (2016), Grade Point Average during the implementation of distance learning (Even Semester of 2019/2020), and the Academic Adjustment Questionnaire. The analytical result using Pearson Correlation and Hayes PROCESS Model 1 Regression Analysis showed a significant relationship between academic performance and academic cheating (r = 0,265; p < 0,01, two-tailed), and also academic adjustment has a significant effect that strengthened the relationship between the two previous variables (R2 = 0,0997, p = 0,001). This research is expected to broaden society’s insights regarding academic cheating in Universitas Indonesia and expanding research regarding higher education topic in Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlita Mutiara Maharani
"ABSTRACT
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan beretika dan iklim kerja etis terhadap perilaku etis pegawai negeri sipil yang bekerja di instansi pemerintahan. Subjek penelitian menggunakan 205 orang pegawai negeri sipil dari beberapa instansi. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan diolah menggunakan analisis regresi berganda dengan SPSS 20 untuk menguji pengaruh antar variabel dan juga efek mediasi dari iklim kerja beretika. Dari hasil penelitian diketahui bahwa adanya kepemimpinan yang beretika memiliki pengaruh positif terhadap perilaku etis dari pegawai, sementara iklim kerja yang beretika memediasi secara parsial pengaruh antara kepemimpinan beretika dan perilaku etis karyawan.

ABSTRACT
This research focused on the effect of ethical leadership and ethical climate on ethical behavior for government employees context. This study employed quantitative method using surveys to 205 civil servants working at several government institutions. Multiple regression analysis was used to analyze the data using SPSS 20 and  the mediation effect of ethical climate on the relationship between ethical leadership and ethical behavior. This study found that ethical leadership positively related to ethical behavior and the effect of ethical leadership and ethical behavior was partially mediated by ethical climate.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhafirah
"ABSTRAK
Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh ethical leadeship terhadap ethical behavior yang dipengaruhi oleh peran penting dari ethical climate sebagai mediator. Penelitian ini meneliti pada industri perbankan menggunakan kuesioner yang didapatkan dari 262 responden yang bekerja di PT Bank M sebagai salah satu bank BUMN. Hipotesis penelitian dirumuskan dari penelitian sebelumnya dan diuji menggunakan structural equation model (SEM). Hasil menunjukkan bahwa ethical leadership memiliki pengaruh signifikan terhadap ethical climate tetapi tidak berpengaruh signifikan secara langsung terhadap ethical behavior pegawai PT Bank M. Sedangkan ethical climate memiliki pengaruh signifikan full mediating terhadap hubungan antara ethical leadership dengan ethical behavior pegawai PT Bank M.

ABSTRACT
This study examined the effect of ethical leadeship on ethical behavior which is influenced by the important role of ethical climate as a mediator. This research examined the banking industry using a questionnaire obtained from 262 respondents working at PT Bank M as one of the state-owned banks. The research hypothesis was formulated from previous studies and tested using structural equation model (SEM). The results showed that ethical leadership had a significant influence on ethical climate but did not directly influence the ethical behavior of employees of PT Bank M. While ethical climate had a full mediating significant effect on the relationship between ethical leadership and ethical behavior of employees of PT Bank M."
[, ]: 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Imam Shiddiq
"Fenomena kecurangan akademik di tingkat perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia ternyata masih terjadi dengan data yang menunjukkan mahasiswa Universitas Indonesia melakukan kecurangan akademik. Hal ini dilakukan oleh mahasiswa karena berbagai faktor, salah satunya adalah memiliki nilai/prestasi akademik yang tinggi. Dengan berubahnya situasi pembelajaran ke pembelajaran jarak jauh online, diperlukan kemampuan adaptasi akademik yang baik agar mereka dapat memiliki prestasi akademik yang baik dan terhindar dari perilaku menyontek akademik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh moderasi adaptasi akademik terhadap hubungan prestasi akademik dengan kecurangan akademik pada 350 mahasiswa program sarjana di 14 fakultas di Universitas Indonesia selama masa pembelajaran jarak jauh (PJJ). Penelitian ini dilakukan secara online dengan menggunakan Kuesioner Kecurangan Akademik, Indeks Prestasi Semester selama pelaksanaan PJJ (Genap TA 2019/2020), dan Kuesioner Penyesuaian Akademik. Hasil analisis Pearson Correlation dan regresi Hayes PROCESS Model 1 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dengan kecurangan akademik (r = 0,265; p < 0,01, dua sisi), dan adaptasi akademik berpengaruh signifikan dalam memperkuat hubungan antara dua variabel ( R2 = 0,0997, p = 0,001). Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat umum mengenai kecurangan akademik di Universitas Indonesia dan pengembangan penelitian terkait topik pendidikan tinggi di Indonesia.

The phenomenon of academic cheating at the university level such as the University of Indonesia is still happening with data showing University of Indonesia students committing academic fraud. This is done by students due to various factors, one of which is having high academic grades/achievements. With the change in the learning situation to online distance learning, good academic adaptability is needed so that they can have good academic achievements and avoid academic cheating behavior. This study aims to examine the moderating effect of academic adaptation on the relationship between academic achievement and academic cheating on 350 undergraduate students in 14 faculties at the University of Indonesia during the distance learning period (PJJ). This research was conducted online using the Academic Cheating Questionnaire, Semester Achievement Index during the implementation of the PJJ (Even FY 2019/2020), and the Academic Adjustment Questionnaire. The results of the Pearson Correlation and Hayes PROCESS Model 1 regression analysis showed a significant relationship between academic achievement and academic cheating (r = 0.265; p < 0.01, two-sided), and academic adaptation had a significant effect on strengthening the relationship between the two variables (R2 = 0.0997, p = 0.001). This research is expected to add insight to the general public regarding academic fraud at the University of Indonesia and the development of research related to the topic of higher education in Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>