Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199452 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Theresia Mustika Wahyu Hendrati
"Selama menjalani pengobatan kanker payudara, pasien dan penyintas rentan mengalami psychological distress yang dapat berpengaruh terhadap kepatuhan mereka dalam menjalani pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana hubungan psychological distress dan kepatuhan terhadap pengobatan dengan moderator dukungan sosial pada pasien dan penyintas kanker payudara. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang melibatkan 129 pasien dan penyintas kanker payudara dari berbagai komunitas kanker payudara melalui teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa psychological distress berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan terhadap pengobatan (t(127)= -4,722, p<0,05), di mana 14,3% varians dari skor kepatuhan terhadap pengobatan dapat dijelaskan oleh psychological distress. Dukungan sosial secara signifikan berhubungan dengan kepatuhan terhadap pengobatan (t(127)= 4,911, p < 0,05), di mana 15,3% varians dari skor kepatuhan terhadap pengobatan dapat dijelaskan oleh dukungan sosial. Hasil analisis interaksi antara dukungan sosial dan psychological distress ditemukan tidak dapat memengaruhi kepatuhan secara signifikan (t(127)=0,401, p>0,05), sehingga dukungan sosial tidak memoderatori hubungan antara psychological distress dan kepatuhan terhadap pengobatan pada pasien dan penyintas kanker payudara.

During breast cancer treatment, patients and survivors are prone to experiencing psychological distressm which can affect their adherence in undergoing treatment. This study aims to see the relationship between psychological distress and adherence to treatment with social support as a moderator in breast cancer patients and survivors. This research is a quantitative study involving 129 patients and survivors of breast cancer from various breast cancer communities through purposive sampling techniques. The results of this study indicate that psychological distress is significantly correlated to adherence to treatment (t(127) = -4.722, p <0.05), where 14.3% of treatment adherence variance can be explained by psychological distress. Social support was significantly correlated to adherence to treatment (t(127) = 4.911, p<0.05), where 15.3% of treatment adherence variance could be explained by social support. Statistical analysis found that the interaction between social support and psychological distress could not significantly affect adherence (t(127) = 0.401, p> 0.05), so social support did not moderate the relationship between psychological distress and adherence to treatment in patients and survivors of breast cancer."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Made Ari Santi Tisnasari
"Kanker Payudara merupakan tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Kanker payudara
menyebabkan sel dan jaringan payudara berubah menjadi bentuk yang tidak normal dan berkembang biak
secara tidak terkendali. Pengobatan pasien dengan kanker payudara dapat mempengaruhi fisik dan berbagai aspek kehidupan lainnya karena proses pengobatan yang menguras tenaga dengan efek samping jangka pendek dan jangga panjang yang dirasakan. Kanker dianggap sebagai penyakit yang mengancam jiwa yang sering membuat pasien bertanya-tanya tentang makna hidup dan kemungkinan
akan kematian. Hal ini menimbulkan distress spiritual pada pasien yang mengalami kanker payudara.
Perawat memiliki peran penting dalam pemberian asuhan keperawatan untuk mengatasi distress spiritual pada pasien kanker ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat kenyamanan pasien. Penerapan Teori Kenyamanan Kolcaba dirasa penting untuk diterapkan dalam asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah distress spiritual akibat kekambuhan yang dialami pasien kanker payudara. Teori Kenyamanan Kolcaba mendefinisikan kenyamanan sebagai tujuan semua individu dan intervensi
keperawatan. Kenyamanan adalah kebutuhan dasar manusia yang terjadi dalam tiga keadaan (relief, ease, dan transcendence) dan empat domain (fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosiokultural).
Residen juga menggunakan evidence based nursing practice (EBNP) dalam perawatan pasien kanker payudara. Penerapan intervensi Acceptance and Commitment Therapy (ACT) pada pasien kanker payudara dapat mengatasi masalah distress spiritual yang dialami oleh pasien terutama yang
diakibatkan oleh kekambuhan yang dialami.

Breast Cancer is a malignant tumour that attacks the breast tissue. Breast cancer causes breast cells and tissues to change into abnormal shapes and multiply uncontrollably. Treatment of patients with breast cancer can affect their physical and other aspects of life due to the draining treatment process with its short-term and long-term side effects. Cancer is considered a life-threatening disease that often
makes patients wonder about the meaning of life and the possibility of death. This leads to spiritual
distress in patients with breast cancer. Nurses have an important role in providing nursing care to
overcome spiritual distress in cancer patients and are expected to increase the patient's comfort level.
The application of Kolcaba's Comfort Theory is considered important to be applied in nursing care to overcome the problem of spiritual distress due to recurrence experienced by breast cancer patients.
Kolcaba's Comfort Theory defines comfort as the goal of all individuals and nursing interventions.
Comfort is a basic human need that occurs in three states (relief, ease, and transcendence) and four
domains (physical, psychospiritual, environmental and sociocultural). Resident also use evidence based
nursing practice (EBNP) in the care of breast cancer patients. The application of Acceptance and
Commitment Therapy (ACT) intervention in breast cancer patients can overcome the problem of
spiritual distress experienced by patients, especially those caused by recurrence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Murwaningsih
"Kemoterapi merupakan salah satu modalitas terapi kanker pada pasien kanker payudara. Kemoterapi selain memiliki efek akut juga menimbulkan efek jangka panjang. Efek kemoterapi yang dirasakan menjadi gejala yang tidak hanya satu gejala tetapi memiliki berbagai gejala yang menjadi beban gejala. Spiritual sebagai koping dalam meningkatkan kesejahteraan spiritual sangat dibutuhkan dalam membantu mengatasi beban gejala. Beberapa faktor diduga berpengaruh terhadap kesejahteraan spiritual seperti usia, agama, pendidikan, pekerjaan, stadium kanker, siklus kemoterapi dan jenis kemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban gejala dengan kesejahteraan spiritual pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RS Kanker Dharmais. Penelitian ini menggunakan desain observasi studi cross sectional deskiritif analitik, dengan sampel 147 orang. Analisis data menggunakan uji korelasi, Chi Square dan uji Mann Whitney. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara beban gejala dengan kesejahteraan spiritual dengan nilai p sebesar 0,000 < 0.0. Faktor yang paling mempengaruhi kesejahteraan spiritual adalah agama dan stadium kanker. Penelitian ini merekomendasikan perawat untuk melakukan pengkajian spiritual sebagai screening awal untuk menentukan intervensi keperawatan spiritual dalam membantu mengatasi beban gejala, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.

Chemotherapy is one of the modalities of cancer therapy in breast cancer patients. Chemotherapy have an acute effect and long-term effects. Many symptoms result of the effects chemotherapy. Serious symptoms result of Chemo became a symptom burden. Spiritual as a coping in improving spiritual well-being is needed in helping to overcome the burden of symptoms. Several factors are thought to influence spiritual well-being such as age, religion, education, occupation, cancer stage, chemotherapy cycle and type of chemotherapy. This study aims to determine the relationship between symptom burden and spiritual well-being of breast cancer patients undergoing chemotherapy at Dharmais Cancer Hospital. This study used an analytical descriptive cross sectional observational study design, with a sample of 147 people. Data analysis used correlation test, Chi Square and Mann Whitney test. The results of this study indicate that there is a significant relationship between symptom burden and spiritual well-being with a p value of 0.000 < 0.05. The factors that most affect spiritual well-being are religion and the stage of cancer. This study recommends nurses to conduct a spiritual assessment as an initial screening to determine spiritual nursing interventions in overcoming the burden of symptoms, so as to improve the quality of life of breast cancer patients undergoing chemotherapy"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putry Nur Faidah
"Kanker dan terapi pengobatan pada remaja menimbulkan masalah distres psikologis. Remaja perlu mengelola stresor dan menerapkan koping adaptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh online peer support terhadap distres psikologis dan koping remaja dengan kanker. Desain penelitian adalah quasi experiment pre-post test with control group dengan teknik consecutive sampling. Sampel sebanyak 60 remaja terbagi menjadi kelompok intervensi (n=30) dan kelompok kontrol (n=30). Online peer support diberikan kepada kelompok intervensi, sedangkan kelompok kontrol mendapat video edukasi. Hasil analisis dengan independent t test menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna skor distres psikologis dan koping mengatasi masalah dengan perencanaan, konfrontasi, mencari dukungan sosial, menerima tanggung jawab, dan penilaian positif setelah pemberian intervensi antara kedua kelompok (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh online peer support terhadap penurunan distres psikologis dan peningkatan koping adaptif pada remaja dengan kanker. Online peer support dengan metode yang tepat perlu diberikan pada pasien remaja dengan kanker sebagai intervensi kolaboratif guna menurunkan distres psikologis dan meningkatkan kemampuan koping adaptif.

Cancer and treatment in adolescents cause psychological distress. Adolescents need to manage stressors and apply adaptive coping. This study aims to identify the effect of online peer support on psychological distress and coping in adolescents with cancer. The research design was a quasi-experimental pre-post test with a control group using a consecutive sampling. A sample of 60 adolescents was divided into the intervention group (n = 30) and the control group (n = 30). Online peer support was given to the intervention group, while the control group received educational videos. The analysis results using independent t-test showed that there were significant differences in scores of psychological distress as well as scores of planful problem solving, confrontation, seeking social support, accepting responsibility, and positive appraisal coping after online peer support intervention between two groups (p<0,05). The conclusion of this study is that there is an effect of online peer support on reducing psychological distress and increasing the use of adaptive coping in adolescents with cancer. Online peer support with appropriate methods needs to be given to adolescent patients with cancer as a collaborative intervention to reduce psychological distress and improve adaptive coping skills."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keyni Regina Danilasari
"Diagnosis kanker adalah peristiwa yang sulit untuk dihadapi. Kanker sebagai Penyakit kronis yang bisa berakibat fatal membuat penderita kanker payudara merasakan cemas dan khawatir tentang masa depan mereka. Pengobatan tidak dilakukan yang mudah untuk dilalui, banyak pasien kanker payudara merasa kewalahan pengobatan yang harus dilakukan. Stres yang timbul dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien, yang dapat mengganggu proses pengobatan dan pemulihan. Pasien kanker payudara perlu mendapat dukungan sosial yang tepat untuk membantu pasien masuk proses pengobatan penyakit. Studi ini melihat hubungan antara dukungan yang dirasakan sosial dan kualitas hidup pasien kanker payudara. Responden penelitian ini sebanyak 60 orang pasien kanker payudara yang sedang menjalani proses pengobatan. Pasien diminta mengisi alat ukur Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) dan WHOQOL-BREF. Hasil analisis metode korelasi antara persepsi dukungan sosial dan kualitas hidup menunjukkan hasil yang tidak signifikan (r = 0.195, p <0.05). Hubungan dukungan sosial yang dirasakan dan kualitas hidup tidak signifikan secara statistik.

A cancer diagnosis is a difficult event to know. Cancer as a chronic disease that can be fatal makes breast cancer sufferers feel anxious and worried about their future. Treatment is not easy to pass, many breast cancer patients feel overwhelmed by what to do. The road that arises can affect a patient's quality of life, which can interfere with treatment and recovery. Breast cancer patients need to receive appropriate social support to help patients enter disease treatment process. This study looked at the relationship between perceived support and quality of life in breast cancer patients. Research respondents were 60 breast cancer patients who were undergoing the treatment process. Patients serve to fill in the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) and WHOQOL-BREF measuring instrument. The results of the analysis method assume the perception of social support and
quality of life showed insignificant results (r = 0.195, p <0.05). The relationship between perceived social support and quality of life was not statistically significant.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mifta Sugesti
"Pandemi COVID-19 memiliki dampak yang besar di seluruh dunia, termasuk menjadi pemicu munculnya distress psikologis pada remaja karena berbagai perubahan yang terjadi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi distress psikologis adalah intolerance of uncertainty (IU), yaitu reaksi individu pada situasi yang tidak pasti dan tidak dapat diprediksi. Variabel yang diduga dapat memoderasi hal tersebut adalah resiliensi. Penelitian ini ingin melihat bagaimana hubungan antara IU dengan distress psikologis pada remaja dapat dimoderasi oleh resiliensi. IU diukur menggunakan skala IUS-12, distress psikologis diukur menggunakan skala K-10, serta resiliensi menggunakan RS-14. Sebanyak 396 remaja usia 11-19 (x̄ = 15.5 tahun) di Indonesia berpartisipasi mengisi alat ukur secara daring melalui GoogleForm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiliensi dapat memoderasi hubungan antara IU dengan distress psikologis secara signifikan pada remaja di masa pandemi COVID-19 (t = -2.125, p < 0.05). Hal ini berarti bahwa, semakin tinggi tingkat resiliensi yang dimiliki remaja, maka akan semakin dapat meminimalisir distress psikologis yang ditimbulkan akibat IU.

The pandemic of COVID-19 has created major changes in daily life worldwide, causing the rise of psychological distress among adolescents. One of significant factors that contribute to Psychological Distress during pandemic was Intolerance of Uncertainty (IU), defined as an individual reaction to uncertain and unpredictable situations. Resilience is predicted to be potential variable that could safeguard the impact of IU toward Psychological Distress. This research investigated the role of resilience as moderator between IU and psychological distress among adolescents. IU was measured using IUS-12, Psychological Distress scaled using K-10, and Resilience was measured by RS-14. 396 Indonesian adolescents aged 11-19 (x̄ = 15.5 years old) participated by filling out the scales online through GoogleForm. The result showed that Resilience could act as moderator between IU and Psychological Distress significantly (t = -2.125, p < 0.05). Hence, the higher level of resilience in youth could minimize the impact of IU on Psychological Distress."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naiva Urfi Layyinah
"Penelitian ini diadakan untuk mengetahui peran persepsi dukungan sosial dalam memprediksi posttraumatic growthpada pasien kanker payudara. Pengalaman menderita kanker payudara dapat menjadi pengalaman traumatis, sehingga pasien membutuhkan persepsi dukungan sosial dari orang di sekitarnya. Responden dalam penelitian ini adalah perempuan dengan kanker payudara, minimal berusia 18 tahun, menjalani operasi paling cepat dua bulan lalu, serta berobat di Jabodetabek. Alat ukur yang digunakan adalah Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) dan Posttraumatic Growth Inventory (PTGI). Data dari 53 responden diolah dengan analisis simple linear regression. Ditemukan bahwa persepsi dukungan sosial berkontribusi sebesar 10,2% terhadap posttraumatic growthF(1,51) = 5,761, p<0,05. Disimpulkan bahwa persepsi dukungan sosial memprediksi posttraumatic growth di mana semakin tinggi persepsi dukungan sosial, semakin tinggi posttraumatic growth. Persepsi dukungan sosial membuat pasien memaknai pengalaman traumatisnya lebih positif, sehingga memunculkan posttraumatic growth. Hasil penelitian ini mendorong tenaga profesional untuk mengadakan intervensi kepada pasien kanker payudara dan orang-orang di sekitarnya, sehingga pasien mampu mempersepsikan dukungan sosial yang ada serta mengalami perubahan positif.

This study was conducted to examine the role of perceived social support in predicting posttraumatic growth among breast cancer patients. The experience of suffering from breast cancer can be a traumatic experience, so patients need perceived social social support from people around them. Respondents in this study were women who had breast cancer, at least 18 years of age, had surgery at least two months ago, and had treatment in Jabodetabek. The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) scale and Posttraumatic Growth Inventory (PTGI) scale were used. Data from 53 respondents were analyzed using simple linear regression analysis. The result showed that perceived social support was contributed 10.2% to posttraumatic growth, F (1,51) = 5.761, p <0.05. It was concluded that the perceived social support predicts posttraumatic growth which the higher perceived social support, the higher posttraumatic growth. Perceived social support can encourage patients to interpret their traumatic experience positively, thus improve their posttraumatic growth. The result of this study encourages professional staff to deliver intervention to breast cancer patients and people around them, so they can perceive the support then experience the positive changes."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherin Nindyta Puteri
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah perceived social support dan penggunaan social networking sites (SNS) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap distres psikologis. Penelitian dilakukan terhadap Mahasiswa (n=681). Untuk mengumpulkan data digunakan alat ukur Kessler Psychological Scale (K10), The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), dan Social Media Use Integration Scale (SMUIS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived social support secara signifikan berpengaruh dalam mengurangi tingkat distres psikologis mahasiswa (p < 0,001), sedangkan penggunaan SNS secara signifikan berpengaruh dalam meningkatkan distres psikologis pada mahasiswa (p < 0,001). Jika dibandingkan, perceived social support terbukti lebih kuat untuk mengurangi tingkat distres psikologis.

The purpose of this study is to examine the effect of perceived social support and social networking sites use on psychological distress. The respondents of this study are university students (n=681). This study uses Kessler Psychological Scale (K10), The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and Social Media Use Integration Scale (SMUIS) as instruments to gather data(s). The result of this study shows that theres a significant role of perceived social support in decreasing students psychological distress (p < 0,001) and theres a significant role of SNS Use in increasing students on psychological distress (p < 0,001)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Via Dolorosa Halilintar
"Kanker Payudara KPD merupakan jenis penyakit Kanker dengan risiko insidensi mortalitas tertinggi di Indonesia. Tesis ini membahas tingkat kepatuhan dan faktor ndash; faktor yang mempengaruhi kepatuhan pengobatan pasien Kanker Payudara KPD yang menjalani terapi hormonal dengan Tamoxifen pada pasien RS Kanker Dharmais tahun 2018. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain potong lintang cross-sectional. Penelitian diikuti oleh sebanyak 109 orang responden. Tingkat kepatuhan pengobatan dinilai melalui kuesioner MARS-5 yang dimodifikasi. Karaktersitik sosiodemografi dan klinis diperoleh dari wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepatuhan pengobatan KPD dengan Tamoxifen adalah 90,9 dengan proporsi pasien yang patuh adalah 75,2 82 dari 109 orang. Umur pasien, pendapatan, tingkat pendidikan, pemberian informasi dan edukasi tentang pengobatan, dan tingkat pengetahuan pasien mempunyai pengaruh yang bermakna dalam mempengaruhi tingkat kepatuhan pengobatan. Analisis multivariat menunjukkan bahwa Umur responden, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan merupakan faktor yang paling berpengaruh dan menentukan tingkat kepatuhan pengobatan. Tingkat Pendidikan merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap kepatuhan pengobatan. Melalui penelitian ini disarankan untuk memberikan perhatian khusus untuk pasien ndash; pasien dengan karakteristik tertentu seperti pasien dengan tingkat pendidikan atau berpendapatan rendah.

Breast Cancer BC is. type of cancer disease with the highest incidence of mortality in Indonesia. The focus of the study was to determine the level of adherence and factors influencing the adherence of the treatment of BC patients undergoing hormonal therapy with Tamoxifen in patients with Dharmais Cancer Hospital in year 2018. The study is an observational study with. cross sectional design. The study was followed by 109 respondents. Medication adherence levels assessed via questionnaire MARS. modified. Sociodemographic and clinical characteristic obtained from interviews using questionnaires.
The results showed that the medication adherence level of KPD with Tamoxifen was 90.9 with the proportion of adherent patients was 75.2 82 of 109 patients. Patient age, income, education level, information and education about treatment, patient 39. level of knowledge have. significant influence on the level of medication adherence. Multivariate analysis showed that the age of respondents, level of education, level of knowledge is the most influential factor and determine the level of treatment adherence. Education level is the variable that has the greatest effect on medication adherence. Through this study, it is advisable to pay particular attention to patients with certain characteristics such as patients with low education or low income levels.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T51466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inaya Aafiya Khairunissa
"Meskipun mahasiswa telah mempersepsikan dukungan sosial yang berasal dari berbagai sumber, distres psikologis pada mahasiswa masih sering terjadi dan memiliki urgensi tinggi untuk diperhatikan dan diatasi. Perceived social support sebagai faktor sosial memengaruhi distres psikologis pada individu melalui persepsi bahwa dirinya dicintai, dipedulikan dan dihargai oleh orang lain sehingga individu merasa lebih percaya diri dalam mengatasi stresor. Self-compassion sebagai proses kognitif yang berperan dalam penilaian positif terhadap stresor melalui pemberian belas kasih dan kepedulian pada diri sendiri. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 416 mahasiswa berstatus aktif dalam rentang usia antara 18 hingga 25 tahun. Variabel distres diukur menggunakan Hopkins Symptom Checklist (HSCL), perceived social support diukur menggunakan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) dan self-compassion menggunakan Self-Compassion Scale (SCS). Analisis utama regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh perceived social support dan self-compassion terhadap distres psikologis. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan dari perceived social support terhadap distres psikologis dan terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari self-compassion terhadap distres psikologis

Although students have received social support from various sources, psychological distress on students is still common and has a high urgency to be noticed and overcome. Social support as a social factor influences psychological distress in individuals through the belief that they are loved, cared for and valued by others so that individuals feel more confident in dealing with stressors. Self-compassion as a cognitive process plays a role in positive appraisal of stressors through giving compassion and self-care. Participants in this study were 416 active status students in the age range between 18 to 25 years. Distress variables are measured using the Hopkins Symptom Checklist (HSCL), social support is measured using the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) and self-compassion using the Self-Compassion Scale (SCS). The main analysis of multiple linear regression is to determine the influence of social support and self-compassion on psychological distress. The results found that there was a significant positive effect of social support on psychological distress and there was a significant negative effect of self-compassion on psychological distress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>