Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206547 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yolla Chintya Pitaloka
"

Penelitian sebelumnya terhadap lulusan universitas di Indonesia menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara keahlian lulusan dengan yang dibutuhkan industri saat ini dan tertinggal dari negara lainnya, terutama negara ASEAN, dalam kemampuan berinovasi. Kemampuan berinovasi dapat dikembangkan sejak menjadi mahasiswa melalui penentuan variabel yang tepat, sehingga mahasiswa dapat fokus mengembangkan kemampuan diri. Penelitian kuantitatif korelasional dilakukan untuk melihat hubungan antara kemampuan belajar dari pengalaman dengan kemampuan berinovasi. Alat ukur yang digunakan yaitu Innovative Work Behavioral Scale yang dikembangkan oleh Janssen (2000) dan alat ukur Learning Agility Assessment Scale yang dipublikasikan dalam Gravett dan Caldwell (2016). Kedua alat ukur tersebut dimodifikasi untuk menyesuaikan pada kondisi mahasiswa. Partisipan dalam penelitian ini merupakan mahasiswa Perguruan Tinggi Universitas Indonesia yang berada di masa studi minimal semester 3 sebanyak 539 orang. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis statistik Pearson’s Correlation. Didapatkan hasil bahwa learning agility berhubungan positif secara signifikan dengan perilaku kerja inovatif, r(537) = 0,61, p < 0,001. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan oleh universitas dalam mengembangkan program yang dapat membantu mengasah kemampuan learning agility sehingga meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berinovasi.


Previous research has shown that university graduates in Indonesia face significant skill gap and behind from any country, spesifically among ASEAN countries, in term of innovation ability. Innovative ability can be developed for university students with the right variables. Thus, it might help student to focus on their self-development. Quantitative and correlational research conducted to know how learning agility might related to innovative work behavior. Innovative Work Behavioral Scale developed by Janssen (2000) and Learning Agility Assessment Scale, developed and published by Gravett and Caldwell (2016), were used in study. Both scales were adapted and translated so they would fit with the undergraduates’ context. In result, 539 of minimum Second year/3rd semester University Indonesia students were chosen. The statistics analysis technique used for hypothesis testing was Pearson’s Correlation. The result showed that learning agility is positively correlated with the innovative work behavior, r(537) = 0,61, p < 0,001. After this study, the result might be used as one of the references for university to develop program where student could develop their learning agility and become more innovative.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winarsih
"

Inovasi yang dilakukan oleh karyawan berperan penting untuk performa dan kelangsungan organisasi, sehingga mahasiswa sebagai calon karyawan diharapkan dapat memupuk perilaku kerja inovatif sejak di perguruan tinggi. Namun, penelitian tentang perilaku kerja inovatif masih belum banyak ditemukan pada kalangan mahasiswa. Maka dari itu penelitian ini mencoba melihat salah satu faktor internal individu, yaitu kepribadian proaktif dan hubungannya dengan perilaku kerja inovatif di mahasiswa. Penelitian kuantitatif ini dilakukan pada 539 mahasiswa program sarjana di Universitas Indonesia dengan rentang usia 18-25 tahun, yang setidaknya sedang menjalani tahun kedua perkuliahan. Kepribadian proaktif diukur menggunakan skala yang dikembangkan oleh Bateman dan Crant (1993). Perilaku kerja inovatif diukur menggunakan skala yang dikembangkan oleh Janssen (2000) dan dimodifikasi agar sesuai dengan kehidupan mahasiswa. Teknik analisis Pearson Correlation digunakan untuk menguji hipotesis. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kedua variabel tersebut, r(539) = 0,64, p < 0,01, one tailed. Dengan demikian, mahasiswa dengan tingkat kepribadian proaktif yang relatif lebih tinggi akan lebih sering melakukan perilaku kerja inovatif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan dorongan bagi pihak perguruan tinggi untuk mengembangkan kepribadian proaktif mahasiswa agar dapat meningkatkan perilaku kerja inovatif.


Employee innovation plays an important role in organizational performance and survival, consequently today's students as future’s workers are expected to be able to cultivate innovative work behavior since in college. However, research on innovative work behavior still not widely found among college students. Therefore, this research aimed to investigate the correlation between one of the internal individual factors, namely proactive personality and its relationship with innovative work behavior among college students. This quantitative research conducted on 539 undergraduate students in Universitas Indonesia, with ages ranging from 18-25 years and the students should at least in their second year of university. Proactive personality was measured using a scale developed by Bateman and Crant (1993). Innovative work behavior was measured using a scale developed by Janssen (2000) with some modification to ensure that the scale was suitable for college students. The hypothesis was tested using Pearson Correlation. This study finds that there is a positive and significant relationship between proactive personality and innovative work behavior, r(539) = 0,64, p < 0,01, one-tailed. Thus, college students who have a relatively higher level of proactive personality will engage in innovative work behavior more often. This result can be used as an input and encouragement for the universities to develop the students’ proactive personality so they can engage in innovative work behavior more often.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranindya Sarah Bestari
"Perubahan sistem pembelajaran dari tatap muka menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menyebabkan efektivitas guru menurun. Salah satu faktor yang memengaruhi efektivitas guru adalah perilaku kerja inovatif guru. Akan tetapi, penelitian terdahulu masih menunjukkan adanya inkonsistensi antara hubungan keduanya. Adaptabilitas dipilih sebagai variabel mediator. Perilaku kerja inovatif dapat memengaruhi adaptabilitas dan adaptabilitas dapat memengaruhi efektivitas guru. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran adaptabilitas sebagai mediator antara hubungan perilaku kerja inovatif dan efektivitas guru. Efektivitas guru diukur menggunakan Teacher Effectiveness Scale (TSE), perilaku kerja inovatif diukur menggunakan Skala Perilaku Kerja Inovatif, dan adaptabiltias diukur menggunakan The Adaptability Scale. Pengambilan data penelitian dilakukan menggunakan kuesioner daring dan cetak kepada guru SMA di wilayah Jabodetabek yang sedang menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Analisis data penelitian dilakukan dengan model regresi mediasi menggunakan program makro PROCESS oleh Hayes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adaptabilitas memediasi hubungan antara perilaku kerja inovatif dan efektivitas guru. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk meningkatkan perilaku kerja inovatifnya agar dapat meningkatkan adaptabilitas yang diikuti dengan peningkatan efektivitas guru.

The change in the learning system to distance learning causes teachers to lack effectiveness. One of the factors that predicted teacher effectiveness is innovative work behavior. However, the previous studies found an inconsistency between the relationship of innovative work behavior and teacher effectiveness. Adaptability was selected as the mediator variable. Innovative work behavior could predict adaptability and adaptability could predict teacher effectiveness. This study examines the role of adaptability as a mediator in the relationship between innovative work behavior and teacher effectiveness among senior high school teachers in the distance learning context. Teacher effectiveness was measured by Teacher Effectiveness Scale (TES), innovative work behavior was measured by Skala Perilaku Kerja Inovatif, and adaptability was measured by The Adaptability Scale. The respondents of this study are senior high school teachers in Jabodetabek area who were undergoing distance learning which acquired through an online and paper-based questionnaire. A regression mediation analysis model was conducted to test the study’s hypothesis using macro program PROCESS by Hayes. The result of the analysis shows that adaptability mediating the relationship between innovative work behavior and teacher effectiveness. Therefore, innovative work behavior is important to be possessed by teachers in order to improving teacher’s adaptability and eventually followed by the improvement of teacher effectiveness.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Rahmandani
"Perilaku kerja yang inovatif sangat penting bagi karyawan untuk dapat mendorong kinerja dan efektivitas organisasi. Salah satu variabel yang diduga mempengaruhi perilaku kerja inovatif adalah gaya pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara gaya pemecahan masalah dan perilaku kerja inovatif di antara karyawan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengambil sampel PT X yang bergerak di bidang industri makanan dan sedang melakukan inovasi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Perilaku Kerja Inovatif yang dikembangkan oleh Janssen (2000) dan kemudian diadaptasi oleh Etikariena dan Muluk (2014). Sedangkan pengukuran gaya pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan alat Measurement of Modes of Problem Solving yang dikembangkan oleh Jabri (1991). Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis statistik Korelasi Pearson pada 75 data partisipan yang terkumpul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara gaya pemecahan masalah bisosiatif dengan perilaku kerja inovatif (r = 0,39; p <0,05). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara gaya pemecahan masalah asosiatif dengan perilaku kerja inovatif (r = 0.15; p> 0.05). Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong penelitian lebih lanjut pada topik yang sama.

Innovative work behavior is very important for employees to be able to drive organizational performance and effectiveness. One of the variables thought to influence innovative work behavior is problem solving style. This study aims to explore the relationship between problem-solving styles and innovative work behavior among employees. This research is a quantitative study by taking a sample of PT X which is engaged in the food industry and is making innovations. The measuring instrument used in this research is the Innovative Work Behavior Scale developed by Janssen (2000) and later adapted by Etikariena and Muluk (2014). Meanwhile, the measurement of problem solving style was carried out using the Measurement of Modes of Problem Solving tool developed by Jabri (1991). The analysis was performed using the Pearson Correlation statistical analysis technique on 75 collected participant data. The results showed that there was a relationship between bisosiative problem solving styles and innovative work behavior (r = 0.39; p <0.05). This study also shows that there is no relationship between associative problem solving styles with innovative work behavior (r = 0.15; p> 0.05). The results of this study are expected to encourage further research on the same topic."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Bramantyo
"ABSTRAK
Sekolah Dasar merupakan pendidikan dasar wajib di Indonesia, sehingga para guru dituntut untuk berinovasi dalam pengajaran dan lingkungan kerjanya untuk mewujudkan perkembangan baru dan bermanfaat. Sebuah studi korelasional dilakukan untuk menguji apakah orientasi tujuan pembelajaran dan pengembangan profesional secara bersamaan memprediksi perilaku inovatif guru. Instrumen yang digunakan untuk mengukur perilaku inovatif guru adalah perilaku inovatif yang dikembangkan pertama kali oleh Messmann dan Mulder (2012) (α = 0,94), sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur orientasi tujuan pembelajaran adalah instrumen orientasi tujuan yang pertama kali dikembangkan oleh VandeWalle (1997). ). ) (α = 0,80). Peserta berjumlah 243 guru sekolah dasar di Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi. Analisis data menggunakan regresi berganda yang menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut secara bersamaan memprediksi perilaku inovatif guru. Secara khusus, semakin tinggi keinginan guru untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilannya, maka semakin tinggi pula kecenderungan guru untuk berperilaku inovatif. Temuan ini akan dibahas lebih lanjut.

ABSTRACT
Elementary school is compulsory basic education in Indonesia, so that teachers are required to innovate in their teaching and work environment to realize new and useful developments. A correlational study was conducted to test whether learning goal orientation and professional development simultaneously predict teacher innovative behavior. The instrument used to measure the teachers innovative behavior is the innovative behavior that was first developed by Messmann and Mulder (2012) (α = 0.94), while the instrument used to measure the orientation of learning goals is a goal orientation instrument first developed by VandeWalle ( 1997). ). ) (α = 0.80). Participants totaled 243 elementary school teachers in Jakarta, Bogor, Depok and Bekasi. The data analysis used multiple regression which showed that the two variables simultaneously predict the innovative behavior of teachers. In particular, the higher the desire of teachers to improve their competence and skills, the higher the tendency for teachers to behave innovatively. These findings will be discussed further."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiya Faiza Yumna
"Di tengah era digitalisasi dan persaingan industri global, perilaku kerja inovatif karyawan menjadi kunci dari kesuksesan perusahaan, khususnya perusahaan berbasis digital. Dalam mengimplementasikan ide-ide inovatif, karyawan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama atasan. Dibutuhkan gaya kepemimpinan yang tepat untuk mendukung perilaku kerja inovatif karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan salah satu gaya kepemimpinan, yaitu benevolent leadership dengan perilaku kerja inovatif karyawan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional yang menggunakan alat ukur Benevolent Leadership Scale dari Cheng dkk. 2004 dan The Innovatiove Work Behavior Scale dari Janssen 2000. Pearson Product Moment dan Hierarchical Regression digunakan dalam menganalisis hasil penelitian ini.
Hasil penelitian terhadap 217 karyawan di perusahaan berbasis digital menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dan positif antara benevolent leadership dan perilaku kerja inovatif r 215 = 0.48, p < 0.01 . Lebih lanjut, penelitian ini juga menemukan adanya hubungan antara perilaku kerja inovatif dan beberapa variabel demografis seperti usia dan lama kerja karyawan.

In the midst of digitization era and global industry competition, employees rsquo innovative work behavior is key to the success of a company, especially for digital based company. In order to implement innovative ideas, employees need support from various parties, specifically from their leaders. It takes a certain style of leadership that suitable to support employees rsquo innovative work behavior. This study aims to describe the relationship between one of the leadership styles, that is benevolent leadership, and innovative work behavior.
This study is a quantitave research with correlational design using Benevolent Leadership Scale from Cheng et al. 2004 and The Innovative Work Behavior Scale from Janssen 2000. Pearson Product Moment and Hierarchical Regression were used to analyze the result of this study.
The results carried out among 217 employees from various digital enterprises showed that there was a positive and significant correlation between benevolent leadership and innovative work behavior r 215 0.48, p 0.01 . Furthermore, this study also showed the relationship between innovative work behavior and some demographic variables, such as age and employees rsquo tenure.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahla Salma Nabilah
"Dalam kondisi pasar dan situasi bisnis yang dinamis, perusahaan dituntut untuk melakukan perubahan. Dalam prosesnya, karyawan mengalami hambatan dalam memberikan inovasi dan ide yang dibutuhkan guna menjaga performa dan keberlangsungan perusahaan. Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui apakah keamanan psikologis berperan sebagai mediator dalam hubungan antara kepemimpinan perubahan dan perilaku inovatif karyawan dalam bekerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan korelasional yang bersifat prediktif dengan metode regresi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur kepemimpinan perubahan, Psychological Safety Scale, dan Skala Perilaku Kerja Inovatif. Penelitian ini melibatkan 109 orang partisipan dengan rentang usia 22 – 40 tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepemimpinan perubahan mampu memprediksi keamanan psikologis (β = 0,48, t = 5,59, p < 0.05) dan perilaku kerja inovatif (β = 0.27, t = 2,92, p < 0,05). Keamanan psikologis ditemukan tidak mampu memprediksi perilaku kerja inovatif (β = 0,181, t = 1,90, p > 0.05). Keamanan psikologis ditemukan tidak berperan sebagai mediator dalam pengaruh kepemimpinan perubahan terhadap perilaku inovatif dalam bekerja (β = 0,06, t = 0,63, p > 0.05). Dengan ini, perusahaan diharapkan mampu memahami dan merancang praktik serta strategi khusus terkait bagaimana seorang pemimpin perubahan berperan dan menjalankan tugasnya saat suatu perubahan sedang berlangsung.

Amidst the dynamic and unpredictable market and business development, companies are required to take action and do certain practice of changes. During organizational changes, employees become hesitant in giving ideas and innovation, in order to benefit the company. This study aims to determine whether psychological safety mediates the effect of change leadership on employee innovative work behavior. This research is a quantitative study with predictive correlational and regression methods. The instruments used in this study are Change Leadership Scale, Psychological Safety Scale, and Innovative Work Behavior Scale. This study involved 109 participants with an age range of 22-40 years old. The results of the analysis show that change leadership can predict psychological safety (β = 0,48, t = 5,59, p < 0.05) and innovative work behavior of employees (β = 0.27, t = 2,92, p < 0,05). On the contrary, psychological safety not act as a predictor of innovative work behavior (β = 0,181, t = 1,90, p > 0.05). Psychological safety does not act as a mediator in the impact of change leadership on innovative behavior at work (β = 0,06, t = 0,63, p > 0.05). With this study, companies should develop the strategy on how leaders carry out their roles and duties when certain changes are taking place."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Tata Yuga
"Pandemi Covid-19 merupakan krisis yang menyebabkan hampir seluruh organisasi profit mengalami kerugian finansial, pengurangan karyawan dan bahkan penutupan lini usaha. Dalam menghadapi krisis, analisis risiko dan kelancaran komunikasi internal organisasi merupakan isu kebijakan yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian empiris atas pengaruh organizational learning dalam mempengaruhi organizational resilience, serta efek mediasi strategic agility dan inovasi organisasi. Pengujian teori dilakukan dengan melakukan survei terhadap 169 perusahaan di dalam direktori industri manufaktur BPS 2021. Penelitian ini menggunakan analisis structural equation modelling (SEM), dimana hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan positif signifikan antara seluruh variabel yang diuji, yaitu organizational learning, strategic agility, serta inovasi organisasi terhadap organizational resilience. Efek mediasi oleh strategic agility dan inovasi organisasi juga menunjukkan hasil yang signifikan. Pembangunan kapabilitas dasar perlu diawali untuk membentuk organisasi yang kuat dalam situasi krisis. Organizational learning perlu dibentuk sebagai sistem di dalam organisasi. Kemudian, kebijakan learning diarahkan secara langsung kepada kapabilitas agility, inovasi, dan resilience. Hal ini menunjukkan bahwa variabel - variabel tersebut dapat membangun ketahanan organisasi dalam menghadapi krisis ekstrim.

The Covid-19 pandemic is a crisis that has caused almost all profitable organizations to experience losses, layoffs of employees and even closure of business lines. In dealing with a crisis, risk analysis and smooth internal organizational communication are important policies. This study aims to conduct an empirical examination of the effect of organizational learning on organizational resilience, as well as the mediating effects of strategic agility and organizational innovation. Testing the theory was carried out by conducting a survei of 169 companies in the BPS 2021 manufacturing industry directory. This study used structural modeling equation analysis (SEM), where the results of the analysis showed that there was a significant positive relationship between all the variables tested, namely organizational learning, strategic agility, and organizational innovation on organizational resilience. The mediating effect by strategic agility and organizational innovation also shows significant results. Development of basic capabilities needs to be anticipated to form a strong organization in a crisis situation. Organizational learning needs to be formed as a system within the organization. Then, learning policies are directed directly to agility, innovation, and resilience capabilities. This shows that these variables can build organizational resilience in facing extreme crises"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Novitrie
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara manajemen pengetahuan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan mahasiswa dan mengetahui faktor apa yang mempengaruhi hubungan manajemen pengetahuan dengan pembelajaran mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia di masa pandemi. Penelitian ini berjenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Sampel yang digunakan oleh penelitian ini merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia angkatan 2017, 2018, dan 2019 yang berjumlah 50 mahasiswa dan ditentukan melalui teknik sampel Proportionate Stratified Random Sampling. Hasil data dari pernyataan mengenai manajemen pengetahuan serta pembelajaran mahasiswa diperoleh dari penyebaran kuesioner melalui Google Form, dan untuk dapat menjelaskan mengenai hubungan yang ada di antara variabel bebas dan terikat, dilakukan analisa korelasi dengan melakukan uji normalitas dan linearitas terlebih dahulu. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara manajemen pengetahuan dengan pembelajaran mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia. Berdasarkan perhitungan melalui SPSS, hasil perhitungan yang didapat dari uji korelasi pearson adalah 0,714 dengan nilai probabilitas lebih rendah dari taraf signifikansi 0,05 sebagi taraf kepercayaan 95% yaitu sebesar 0,001. Nilai probabilitas penelitian hubungan dua variabel ini adalah 0,001 yang artinya lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara manajemen pengetahuan dengan pembelajaran mahasiswa adalah signifikan. Dan faktor yang mempengaruhi hubungan manajemen pengetahuan dengan pembelajaran mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia adalah pengetahuan tasit, pengetahuan eksplisit, dan pengalaman informasi.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Irma Putri Wani
"Pandemi Covid-19 menyebabkan metode blended learning menjadi alternatif metode pembelajaran yang digunakan sejak tahun 2021. Metode pembelajaran blended learning proses pembelajaran yang mengkombinasikan antara model pembelajaran langsung dan tidak langsung. Pembelajaran dengan metode blended learning menimbulkan beragam persepsi pada mahasiswa terhadap penerapannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa program sarjana Universitas Indonesia terhadap metode blended learning di masa pandemi Covid-19. Penelitian menggunakan desain dekriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Accidental Sampling, dengan jumlah responden sebanyak 433 mahasiswa program sarjana Universitas Indonesia, yang mengalami pembelajaran blended learning pada masa pandemi Covid-19. Hasil analisa data didapatkan sebesar 80,55% mahasiswa program sarjana Universitas Indonesia memberikan tanggapan positif terhadap penerapan pembelajaran blended learning. Dengan hasil yang didapatkan berdasarkan dua kuesioner yang digunakan, sebesar 63,1% pada dimensi kontribusi mahasiswa terhadap pembelajaran (kuesioner PBLEQ) dan sebesar 65,86% pada aspek interaksi sosial (kuesioner PST). Diharapkan dari hasil penelitian ini, metode blended learning dapat dijadikan sebagai salah satu metode pembelajaran di masa pascapandemi Covid-19 seperti saat ini, karena telah terbukti dapat membantu keefeketifan pembelajaran di UI, terutama pada penerapan jenis pembelajaran station rotation

The Covid-19 pandemic has caused the blended learning method to become an alternative learning method that has been used since 2021. The blended learning learning method is a learning process that combines direct and indirect learning models. Learning with the blended learning method raises various perceptions on students regarding its application. This study aims to determine the perceptions of undergraduate students at the University of Indonesia towards the blended learning method during the Covid-19 pandemic. This research uses a descriptive design with a quantitative approach. Sampling was carried out using the Accidental Sampling technique, with a total of 433 undergraduate students at the University of Indonesia who experienced blended learning during the Covid-19 pandemic. The results of data analysis obtained by 80.55% of undergraduate students at the University of Indonesia gave positive responses to the application of blended learning. The results obtained based on the two questionnaires used were 63.1% in the dimensions of student contribution to learning (PBLEQ questionnaire) and 65.86% in the aspect of social interaction (PST questionnaire). It is hoped that from the results of this study, the blended learning method can be used as a learning method in the post-Covid-19 pandemic as it is today, because it has been proven to be able to help the effectiveness of learning at UI, especially in the application of station rotation learning types

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>