Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197140 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imam Rahadian Soleman
"Diare merupakan penyakit dengan insidens tinggi di negara berkembang. Infeksi STH dapat menjadi penyebab diare kronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan infeksi STH dan diare di Desa Perobatang, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) yang endemis STH. Desain penelitian adalah cross sectional dan pengambilan data dilakukan pada bulan Januari 2017 di Desa Perobatang, SBD. Orang tua subjek/subjek diminta mengumpulkan feses kemudian diperiksa secara makroskopis untuk mendiagnosis diare dan mikroskopis untuk mendiagnosis STH dengan menemukan telur cacing. Subjek yang positif diberikan albendazol 400mg tiga hari berturut-turut. Dari 333 sampel, didapatkan 257 anak terinfeksi STH (77%) dengan prevalensi A.lumbricoides 56%, T.trichiura 55% cacing tambang 5%. Infeksi tunggal lebih banyak pada anak 1-5 tahun dan infeksi campur pada anak 6-15 tahun. Sebanyak 92 anak (28%) mengalami diare. Terdapat hubungan antara prevalensi STH (kombinasi 3 spesies cacing) dengan prevalensi diare (uji chi-square, p<0,05), namun tidak ada hubungan prevalensi infeksi tunggal dan kombinasi 2 spesies cacing dengan prevalensi diare. Hasil penelitian ini perlu disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten SDB agar pada kasus diare perlu dilakukan pemeriksaan feses untuk deteksi STH dan perlu dilakukan POPM untuk memberantas STH.

Diarrhea is a disease with a high incidence in developing countries. STH infection can be a cause of chronic diarrhea. This study aims to determine the relationship between STH and diarrhea in Perobatang Village, Sumba Barat Daya District (SBD) which is endemic to STH. The study design was cross sectional and data collection was conducted in January 2017 in Perobatang Village, SBD. Parents of subjects / subjects were asked to collect feces then examined macroscopically to diagnose diarrhea and microscopically to diagnose STH by finding worm eggs. Positive subjects were given albendazole 400mg three days in a row. From 333 samples, 257 children were infected with STH (77%) with prevalence of A.lumbricoides 56%, T.trichiura 55% hookworm 5%. Single infections are more common in children 1-5 years and mixed infections in children 6-15 years. 92 children (28%) have diarrhea. There is a relationship between the prevalence of STH (combination of 3 worm species) and the prevalence of diarrhea (chi-square test, p <0.05), but there is no correlation between the prevalence of single infections and the combination of 2 worm species with the prevalence of diarrhea. The results of this study need to be submitted to the District Health Office of SBD so that in cases of diarrhea it is necessary to examine feces to detect STH and need to do POPM to eradicate STH."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicco Primadhasta Putra
"ABSTRAK
Latar Belakang: Desa Perokonda dan Desa Perobatang di Kabupaten Sumba Barat Daya merupakan desa yang memiliki kondisi ketersediaan air yang berbeda. Desa Perokonda memiliki ketersediaan air yang baik, sementara Desa Perobatang hanya memiliki satu sumber air untuk seluruh desa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi protozoa usus dan hubungannya dengan ketersediaan air bersih di Desa Perokonda dan Perobatang.Metode: Desain penelitian cross-sectional. Pengambilan sampel feses dilakukan pada penduduk Desa Perokonda dan Desa Perobatang yang telah menyetujui formulir inform consent. Subjek diberikan pot feses yang kemudian dikembalikan kepada peneliti keesokan harinya. Pemeriksaan feses dilakukan secara mikroskopik dengan pewarnaan lugol. Data diolah dengan SPSS versi 20 dan diuji chi-square.Hasil : Dari 291 sampel feses, 58 sampel prevalensi 20 positif infeksi protozoa usus, dengan 23,4 30/128 positif infeksi di Desa Perokonda dan 17,2 28/163 positif infeksi di Desa Perobatang.Kesimpulan: Tidak ditemukan perbedaan proporsi yang bermakna antara kelompok dengan ketersediaan air bersih dan kelompok tanpa ketersediaan air bersih terhadap prevalensi infeksi protozoa usus. p value=0,185
"
"
"ABSTRACT
"
Background Perokonda and Perobatang Village, located in South West Sumba, are two village which have very different condition of improved water source. Perokonda Village has better improved water source, while Perobatang Village has only 1 water source.This cross sectional study aimed to know the prevalence of intestinal protozoan infection and its association to the availability of improved water source in those 2 villages.Methods Stool sample collection were obtained from Perobatang rsquo s and Perokonda rsquo s villagers with informed consent. The subjects were given pot for stool collection which returned to researcher on the next day. Stool samples were stained with lugol staining and examined under the microscope. Data were processed by SPSS version 20 and analyzed with chi square.Results From 291 stool samples collected, 58 samples 20 prevalence have intestinal protozoan infection, 23,4 30 128 positive infection were found in Perokonda Village and 17,2 28 163 positive infection in Perobatang Village.Conclusions There was no significant difference between the availability of improved water sources and intestinal protozoan infection in 2 village. p value 0,185 . "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Muhamad Trianto
"Infeksi soil-transmitted helminths STH di Indonesia masih tinggi terutama di daerah miskin, berpendidikan rendah, dan higiene buruk seperti di Desa Pero Konda, Sumba Barat Daya. Sayangnya, Desa Pero Konda tidak pernah mendapatkan survey prevalensi serta program pemberantasan STH dari puskesmas setempat. Untuk memberantas STH di daerah berisiko tinggi, WHO menganjurkan albendazol 400mg dosis tunggal untuk pengobatan masal. Meski demikian angka kesembuhan STH setelah pemberian albendazol 400mg bervariasi di tiap-tiap daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian albendazol dosis tunggal 400mg terhadap prevalensi STH di Desa Pero Konda. Penelitian eksperimental semu ini menggunakan desain pre-post study. Subjek diwawancara dan dilakukan pemeriksaan feses sebelum dan sesudah pemberian albendazol 400mg dosis tunggal. Pengambilan data sebelum pemberian albendazol dilakukan pada bulan Agustus 2015. Evaluasi dilakukan pada bulan Januari 2016. Hasil penelitian menunjukan prevalensi Ascaris lumbricoides menurun signifikan

Soil transmitted helminthes STH infection prevalence is high in Indonesia rsquo s low educated and deprived area with poor hygiene like Pero Konda Village, South West Sumba District. Unfortunately, local community health center had never conducted STH prevalence survey and elimination program in Pero Konda Village. To eliminate STH in high risk area, WHO recommends the use of single dose albendazole 400mg mass treatment. However, the cure rate after single dose albendazole 400mg treatment varies from one place to another. The aim of this study was to assess the effect of single dose albendazole 400mg treatment towards STH infection in Pero Konda Village. This study was a quasi experimental with pre post design. Subjects were interviewed and their feces were collected before and after treatment with single dose albendazole 400mg. Pre treatment data collection and treatment were done on August 2015 and the post treatment data collection was conducted on January 2016. STH infections were assessed using fecal examination with light microscope. Result showed that Ascaris lumbricoides infection significantly."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ichsan Sulaiman Taufik
"Angka infeksi soil-transmitted helminths (STH) masih tinggi di Indonesia, terutama di daerah tertinggal yang memiliki kriteria sulit air serta tingkat sanitasi dan higiene yang rendah seperti di Sumba Barat Daya SBD . Desa Perobatang merupakan salah satu desa tertinggal di SBD yang penduduknya rentan terinfeksi STH karena memiliki kebiasaan penduduk buang air besar sembarangan BABS. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengobatan massal Penelitian ini menggunakan studi fixed cohort prospective. Data diambil empat kali, yaitu pada bulan Juli dan 2 minggu setelahnya, Oktober 2016, dan Januari 2017. Data infeksi STH didapatkan dari hasil pengumpulan feses warga menggunakan metode Kato Katz dan diperiksa menggunakan mikroskop cahaya. Sampel diperiksa lagi setelah 2 minggu pengobatan menggunakan albendazole triple dose 400mg untuk mengetahui angka kesembuhan dan diperiksa lagi setelah 3 dan 6 bulan pasca pengobatan untuk mengetahui kejadian reinfeksi. Dari pemeriksaan 3 bulan berkala, didapatkan sebagian besar pasien infeksi yang sudah sembuh mengalami reinfeksi secara intensif, yaitu reinfeksi A.lumbricoides sebesar 33 dengan rincian 19 pada bulan ke-3 dan 14 pada bulan ke-6 dan reinfeksi T.trichiura sebesar 9 dengan rincian 2 pada bulan ke-3 dan 7 pada bulan ke-6, sedangkan pada cacing tambang tidak terdapat kasus reinfeksi.

Soil transmitted helminths STH infection rate is relatively high in Indonesia, especially in deprived area with lack of water availability, poor sanitation and hygiene, such as Sumba Barat Daya SBD . Perobatang village is one of the deprived villages in SBD where its villagers are vulnerable to be infected by STH as they have the habit of open defecation. This study aimed to evaluate the mass treatment using albendazole 400mg given for 3 days consecutively. This was a cohort fixed prospective study design. Data were collected four times, on July 12, July 26, October 2016, and January 2017. STH prevalence was obtained by collecting villagers rsquo stool samples that will be processed using Kato Katz method and be examined using microscope. The stool samples were collected again at 2 week post treatment to determine the cure rate and at 3 and 6 months post treatment to determine the incidence of re infection. At 3 months post treatment, most of the recovered patients from infection are intensively re infected A.lumbricoides re infection of 33 with details 19 in 3 months and 14 in 6 months and T.trichiura re infection of 9 with details 2 in 3 months and 7 in 6 months, while there is no re infection in hookworm."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Nizam
"ABSTRAK
Diare sering ditemukan di seluruh dunia terutama di negara tropis. Diare terjadi karena interaksi pejamu, agen, dan lingkungan; faktor pejamu dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, perilaku kebersihan, dan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara prevalensi diare dengan tingkat pengetahuan mengenai diare dan perilaku kebersihan. Penelitian dilakukan di dusun 1, desa Kalena Rongo, Sumba Barat Daya dan pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2014. Desain penelitian adalah cross-sectional dan subyek adalah kepala keluarga/orang dewasa dusun 1 yang berada di rumah saat pengambilan data. Data diambil dengan mewawancarai 1 orang dewasa menggunakan kuesioner yang berisi 5 pertanyaan tentang diare dan 10 pertanyaan perilaku kebersihan. Data diolah dengan SPSS versi 20 dan diuji dengan chi square dan fisher exact test. Dari 105 subyek, perempuan sebanyak 74 orang dan laki-laki 31 orang. Riwayat menderita diare terdapat pada 66,7% subyek. Sebanyak 91,4% subyek mempunyai pengetahuan buruk dan 100% subyek memiliki perilaku kebersihan buruk. Prevalensi diare tidak berhubungan dengan tingkat pengetahuan mengenai diare (Fisher, p > 0,05) dan faktor-faktor yang memengaruhinya seperti tingkat pendidikan (chi-square, p > 0,05), pekerjaan (Fisher, p > 0,05), dan jumlah anak (chi-square, p > 0,05).

ABSTRACT
Diarrhea are often found in the world, especially in tropical countries. The occurrence of diarrhea depends on host, agent, and environment; host are influenced by knowledge about diarrhea, hygiene behavior, and education. This study aimed to examine the relationship between the prevalence of diarrhea with level of knowledge about diarrhea and hygiene behavior. The study was conducted in 1st halmet, Kalena Rongo village, Southwest Sumba and the data was taken in June 2014. The method of this study is cross-sectional and the subjects are the head of household or adult in the house who was at home when the data retrieval. The data was taken by interviewing one adult using a questionnaire containing 5 questions about diarrhea and 10 questions about hygiene behavior. The data was processed using SPSS 20 version and tested by chi square and fisher exact test. From 105 subjects, female subjects are 74 people and male subjects are 31 people. The prevalence of diarrhea is 66.7%. The level of knowledge about diarrhea is poor (91.4%) and the hygiene behavior is 100% bad. The prevalence of diarrhea is not related with the level of knowledge about diarrhea (Fisher, p> 0.05) and also not related to the influencing factors such as education level (chi-square, p> 0.05), employment (Fisher, p> 0.05), and the number of children (chi-square, p> 0.05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Salima Ridwan
"Prevalensi STH yang tinggi di Asia 67 dapat menyebabkan malnutrisi, anemia, gangguan kognitif, serta gangguan pertumbuhan. Albendazol 400mg triple dose merupakan antelmintik spekrum luas namun efektivitasnya berbeda-beda di setiap wilayah. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan penelitian untuk mengetahui manfaat deworming menggunakan albendazol triple dose terhadap status gizi anak di Desa Perobatang, Kabupaten Sumba Barat Daya. Penelitian dilakukan dengan desain pre-post study, data diambil pada bulan Juli 2016 dan Januari 2017. Subjek 1-15 tahun diminta mengumpulkan feses untuk diperiksa dengan metode kato katz untuk diagnosis STH, antropometri, dan minum albendazol 400mg tiga hari berturut-turut. Data diolah dengan SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi STH sebelum diberikan deworming adalah 95,5 dengan rincian T.trichiura 85,2 , A.lumbricoides 71,6 , dan cacing tambang 18,2 . Setelah diberikan albendazol triple dose, prevalensi STH menurun signifikan uji McNemar, p< 0,001 menjadi 53,4 dengan rincian T.trichiura 39,8 , A.lumbricoides 22,7 , dan cacing tambang 1,1 . Sebelum deworming, subjek yang memiliki status gizi baik 33 , gizi kurang 47,7 , dan gizi buruk 19,3 . Setelah deworming, jumlah subjek dengan gizi baik meningkat menjadi 75 dan gizi kurang menjadi 25 ; gizi buruk tidak ditemukan. Disimpulkan deworming dengan albendazol triple dose efektif meningkatkan status gizi anak di Desa Perobatang.

High prevalence of STH in Asia 67 could lead into malnutrition, anemia, cognitive impairment, and growth disorders. Triple dose albendazole 400mg is a broad spectrum antihelminthic agent, however its effectiveness varies in every region. This study is to determine the benefits of deworming using albendazole triple dose on children rsquo s nutritional status in Perobatang Village, Southwest Sumba District. The study was conducted with pre post study design data was taken in July 2016 and January 2017. Subjects age 1 to 15 years of age were asked to collect the stool for the examination with kato katz method for the diagnosis of STH, anthropometry, and taking albendazole 400mg for three consecutive days. Data were processed with SPSS version 20. Results showed the prevalence of STH prior to the treatment was 95.5 T.trichiura 85.2 , A.lumbricoides 71.6 , and hookworm 18.2 . Post treatment showed the prevalence of STH decreased significantly McNemar test, p"
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Fitry B.J.
"Infeksi soil transmitted helminths STH menyerap nutrisi hospes sehingga dapat mengakibatkan gangguan gizi dan anemia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dampak pengobatan albendazol 400 mg selama tiga hari berturut-turut terhadap prevalensi anemia pada anak yang terinfeksi STH di Desa Perobatang, Sumba Barat Daya. Penelitian ini menggunakan desain pre and poststudy dan data diambil pada bulan Juli 2016 dan bulan Januari 2017. Semua anak yang berusia 1 ndash;15 tahun dijadikan subjek penelitian kemudian dilakukan pemeriksaan feses dengan metode kato katz dan pemeriksaan Hb menggunakan rapid test diagnostic strip. Selanjutnya subjek diberikan albendazol 400 mg selama tiga hari berturut-turut yang diminum di depan peneliti. Enam bulan setelah pretest dilakukan pemeriksaan ulang feses dan Hb post test untuk mengetahui apakah terjadi penurunan prevalensi STH dan peningkatan Hb. Dari 156 subjek yang diperiksa, prevalensi A. lumbricoides, T. trichiura dan cacing tambang adalah 65,4 ; 55,8 ; 14,7 , prevalensi anemia 71,2 . Setelah diberikan albendazol triple dose, pevalensi A. lumbricoides, T. trichiura dan cacing tambang menurun menjadi 32,1 ; 51,3 , dan 0 , prevalensi anemia turun menjadi 25 . Terdapat perbedaan bermakna pada prevalensi STH dan sebelum dan sesudah pemberian albendazol triple dose Mc Nemar, p=0,001 . Disimpulkan albendazol triple dose efektif menurunkan STH dan menurunkan anemia.

Soil transmitted helminths STH infections absorb hosts rsquo s nutrients and lead into nutritional disorder and anemia. The aim of the study was to determine the treatment effect of albendazole 400mg for three consecutive days on the prevalence of anemia in STH infected children in Perobatang Village, Southwest Sumba. Pre and post study design was used in this study and data was taken in July 2016 and January 2017. Children aged 1 15 years were subjected to this study, fecal samples were examined using kato katz method, and Hb tested using rapid test diagnostic strip. Subsequently, subjects were given 400mg albendazole for three consecutive days and witnessed by the researchers. Six months following the pretest, re examination of the stool and Hb post test was done to determine whether there is a decrease in STH prevalence and an increase of Hb. From the 156 subjects examined, the prevalence of A. lumbricoides, T. trichiura and hookworm were consecutively 65.4 , 55.8 , 14,7 , and the prevalence of anemia was 71,2 . After a triple dose of albendazole administration, A. lumbricoides, T. trichiura and hookworm decreased to 32.1 , 51.3 , and 0 , and the prevalence of anemia decreased to 25 . There was a significant difference in STH prevalence before and after the administration of triple dose albendazole Mc Nemar, p 0.001 . As a conclusion, triple dose of albendazole is effective in reducing STH infection and anemia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matdoan Rifkiah Aisyah
"ABSTRAK
Desa Kalena Rongo di Kabupaten Sumba Barat Daya adalah desa dengan higiene dan sanitasi yang buruk. Keadaan tersebut merupakan faktor risiko infeksi protozoa usus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi protozoa usus dan hubungannya dengan usia dan jenis kelamin penduduk Desa Kalena Rongo. Desain penelitian cross-sectional dilakukan di salah satu dusun (dusun 1) yang dipilih secara acak. Data diambil pada Bulan Juni 2014 dengan mengikutsertakan semua penduduk dusun 1 sebagai subjek penelitian. Subyek dibagikan pot untuk diisi feses dan diberikan kepada peneliti keesokan harinya. Feses diberi formalin 5% dan diperiksa di laboratorium Parasitologi FKUI 3 hari kemudian. Sampel feses dibuat sediaan apus, diwarnai lugol lalu diperiksa dengan mikroskop. Data diolah dengan SPSS versi 20 dan diuji dengan chi-square. Dari 424 sampel feses, 185 sampel (prevalensi 44%) positif protozoa yaitu B.hominis 34,4%, E.histolytica 17,7% dan G.lamblia 4,2%. Prevalensi infeksi protozoa usus berhubungan dengan jenis kelamin(p=0,01) dan kelompok usia (p=0,007). Perbedaan bermakna juga ditemukan pada kelompok usia dengan infeksi campur protozoa (p=0,024).Disimpulkanprevalensi infeksi protozoa usus pada penduduk Kalena Rongo berhubungan dengan jenis kelamin dan usia. Infeksi campur protozoa juga berhubungan dengan usia.

ABSTRACT
Kalena Rongo Village, located in South West Sumba, is a village with poor hygiene and sanitation; risk factors for intestinal protozoan infections. This study was conducted in order to know the prevalence of intestinal protozoan infections and its relation to age and sex among people in Kalena Rongo village. This cross-sectional study was conducted in June 2014. Subjects were given pot to be filled by stool and to be given to researcher on the next day. Stool samples were mixed with 5% formalin and examined in laboratory of Parasitology FMUI three days later. Stool samples were smeared, stained by lugol, and examined under the microscopes. Data were processed by SPSS version 20 and analyzed with chi-square. From 424 stool samples, 185 samples (44% prevalence) were positively infected by B. hominis 34.4%, E. histolytica 17.7%, and G.lamblia 4.2%. Prevalence of intestinal protozoan infection is related with sex (p=0.01) and age (p=0.007). Significant difference was found between age and mixed protozoan infections (p=0.024). Therefore, prevalence of intestinal protozoan infections among people of Kalena Rongo village was related with sex and age. Mixed infections also related to age."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Damayanti
"Di Indonesia, masalah gizi buruk masih sangat memprihatinkan dan salah satu daerah dengan status gizi buruk terbanyak adalah Nusa Tenggara Timur NTT. Salah satu desa di NTT yang juga merupakan desa miskin dan sulit air adalah Desa Pero Konda di Sumba Barat Daya. Oleh karena itu, diduga banyak kejadian kekurangan gizi pada daerah tersebut sehingga perlu dilakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan asupan protein pada anak usia 2-12 tahun di Desa Pero Konda. Desain penelitian ini adalah potong lintang analitik. Data yang digunakan adalah data primer. Data diambil melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan, serta dengan bantuan instrumen kuesioner food recall 24 jam. Status gizi ditentukan berdasarkan Kurva CDC-2000 dengan indeks berat badan menurut usia BB/U, tinggi badan menurut usia TB/U, dan berat badan menurut tinggi badan BB/TB. Setelah itu, data diolah dengan SPSS versi 20 dan dianalisis dengan uji chi-square. Terdapat 99 responden pada penelitian ini. Hasilnya menunjukkan terdapat 52 orang responden perempuan 52,5 dan 47 orang responden laki-laki 47,5. Dari hasil pengukuran status gizi berdasarkan indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB didapatkan 57 responden 57,6 berperawakan kurus, 33 responden 33,3 berperawakan pendek, dan 34 responden 34,3 memiliki status gizi kurang. Sebanyak 34 responden 34,3 memiliki asupan protein yang cukup dan 65 responden 65,7 memiliki asupan protein kurang. Berdasarkan anamnesis food recall, asupan protein terbanyak didapat dari protein hewani cumi dan ikan. Pada uji chi-square, tidak terdapat perbedaan bermakna antara kecukupan asupan protein dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB. Disimpulkan, status gizi pada anak di Desa Pero Konda tergolong kurang dan tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik dengan asupan protein.

In Indonesia, undernourished is still become a concern problem and province which has the most undernourished children is Nusa Tenggara Timur NTT. One of its village where poverty and lack of water are common is Pero Konda at Sumba Barat Daya. Based on the data, a study needs to be done. This study aims to evaluate the association between protein intake with the nutritional status of children age 2-12 years old in Pero Konda. Analytic cross sectional studies using primary data was used in this study. The weight and height of the children were measured, and the 24 hour food recall was gathered through questionnaire. Nutritional statuses were assessed using curve of CDC 2000 grow chart with weighth for age index W/A, height for age index H/A, and weight for height index W/H. After that, the data processed using SPSS version 20 and analyzed with chi square test. There were 99 respondent in this study. The results showed there were 52 girl respondents 52,5 and 47 boy respondents 47,5. Based on the results of nutritional statusses rsquo measures using W/A, H/A, and W/H index, there were 57 respondent 57,6 wasting, 33 respondent 33,3 stunting, and 34 respondent 34,3 undernourished. A total of 34 respondents 34,3 had adequate protein intake and 65 respondents 65,7 have poor protein intake. Based on the anamnesis food recall, the highest protein sources were from animal protein squid and fish. In the chi square test, there are no significant differences between the protein intake and nutritional status based on W/A, H/A, and W/H index. In conclusion, the nutritional status of children in Pero Konda was considered undernourished and there was no statistically significant association with protein intake."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Ananda Fikri
"Latar Belakang: Desa Perokonda merupakan desa di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur. Sebagian besar penduduknya memiliki perilaku yang tidak higienis buang air besar sembarangan, tidak mencuci tangan sebelum dan setelah makan , kesulitan mengakses air bersih, dan tingkat sosial ekonomi yang rendah. Masalah-masalah tersebut merupakan faktor risiko infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah soil-transmitted helminths, yaitu A. lumbricoides, T. trichiura, dan cacing tambang. Studi kuasi eksperimental tanpa kelompok kontrol ini bertujuan untuk menilai efektivitas dari mebendazol yang diberikan 2x500 mg terhadap infeksi STH pada anak-anak di Desa Perokonda usia 2-15 tahun.
Metode: Efektivitas dinilai dari angka kesembuhan cure rate/CR dan angka penurunan jumlah telur egg reduction rate/ERR . Pengambilan sampel feses dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan setelah pemberian mebendazol 2 x 500 mg double dose. Sampel feses diperiksa secara mikroskopis untuk mendeteksi telur cacing serta dilakukan penghitungan jumlah telur pada sampel yang positif terinfeksi menggunakan metode Kato-Katz.
Hasil: Dari 71 dari 89 80 subjek yang positif terinfeksi STH, pemberian mebendazol double dose berhasil menurunkan prevalensi infeksi STH menjadi 39. Tidak ada sampel positif infeksi cacing tambang di penelitian ini. Pada infeksi A. lumbricoides dan T. trichiura, mebendazol double dose memberikan CR berturut-turut sebesar 95 dan 49 , dan ERR berturut-turut sebesar 97,98 dan 69,73.
Kesimpulan: Dengan merujuk pada kriteria antihelmintik yang efektif menurut WHO, mebendazol double dose efektif terhadap infeksi A. lumbricoides, tetapi tidak efektif terhadap infeksi T. trichiura.

Background: Perokonda is one of the villages located in the district of Southwest Sumba, East Nusa Tenggara. Most of its inhabitants are accustomed to unsanitary behaviors, such as open defecation and not washing hands neither before nor after eating, having difficult access to improved water source and they also have low socioeconomic status, all of which are risk factors for soil transmitted helminths STH infection. The purpose of this quasi experimental study without control group is to determine the effectiveness of 2x500 mg double dose mebendazole to eradicate STH infection in children aged 2 15 years old in the village of Perokonda.
Method: Effectiveness of mebendazole is measured by cure rate and egg reduction rate of STH on stool. Stool samples were collected before and after the administration of mebendazole. Stool samples were then examined using microscopes to detect eggs. The worm egg counting was performed using Kato Katz method.
Results: 71 in total of 89 subjects were positive for STH infections 80 and administration of double dose mebendazole succeeded to lower the prevalence to 39. McNemar tests on prevalence of STH infections in general, A. lumbricoides CR 95 ERR 97,98, and T. trichiura infections CR 49 ERR 69,73 before and after treatment gave the result of p 0,001. No hookworm infection was found on this study.
Conclusion: Based on the standard of anthelmintic effectiveness made by WHO, double dose mebendazole is considered effective for A. lumbricoides infection, whereas it is not considered effective for T. trichiura infections.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>