Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107520 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ivan Noverlianto Tanawi
"Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Menurut WHO, sebagai negara yang berada di daerah tropis, Indonesia adalah negara yang berisiko DBD tinggi. DBD dapat menyebar dari penderita DBD ke orang yang sehat melalui gigitan nyamuk yang telah terinfeksi virus dengue. Faktor cuaca yang terdiri dari temperatur, kelembaban, dan curah hujan mempunyai pengaruh terhadap jumlah insiden DBD. Dengan memprediksi jumlah insiden DBD, diharapkan pemerintah dan masyarakat lebih siap menangani DBD ketika jumlah insiden DBD diprediksi tinggi jumlahnya.
Pada tugas akhir ini, jumlah insiden DBD diprediksi dengan support vector regression, dengan jumlah insiden dan faktor cuaca sebelumnya yang terdiri dari temperatur, kelembaban, dan curah hujan sebagai variabel prediktor. Fungsi kernel yang digunakan adalah kernel linear dan kernel gaussian radial basis function (radial). Variabel prediktor ditentukan dengan mencari time lag dari masing-masing variabel prediktor terhadap jumlah insiden menggunakan korelasi silang. Model yang dibentuk dievaluasi dengan Root Mean Squared Error dan Mean Absolute Error. Pada tugas akhir ini, support vector regression dengan kernel linear memberikan performa yang lebih baik daripada kernel radial.

Dengue fever is a disease caused by dengue virus, which is spread by Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitoes. According to WHO, as a tropical country, Indonesia is a country at risk for dengue. Dengue can spread to other people by mosquitoes bite. Weather factors, such as temperature, humidity, and rainfall have effects on the number of dengue incidences. It is important to predict the number of incidences so that the government and people will be ready to prevent a dengue outbreak when the number of incidences is predicted high.
In this final paper, number of dengue incidences in DKI Jakarta is predicted using support vector regression, with weather and the previous number of incidences as predictor variables. Linear and gaussian radial basis function kernel are used. These predictor variables are determined by analyzing the time lag between each predictor variables and the number of incidences by using cross correlation. Models for prediction are evaluated by Root Mean Squared Error and Mean Absolute Error. The result shows that support vector regression with linear kernel have better performance than support vector regression with gaussian radial basis function kernel for predicting dengue incidences number.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Leandra
"

Di tengah maraknya wabah virus Corona, penyakit lain yang menjadi salah satu masalah kesehatan utama masyarakat Indonesia dan tidak dapat diabaikan adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). DBD merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. Faktor lain yang berpengaruh dalam penyebaran DBD adalah faktor cuaca, seperti curah hujan yang tinggi, perubahan suhu dan iklim, serta kelembaban udara. Di Indonesia sendiri, peningkatan kasus DBD banyak terjadi pada masa pancaroba. Oleh karena itu, seiring dengan banyaknya kasus DBD yang terjadi saat ini, dibutuhkan upaya pencegahan dan penanganan dini untuk menanggulangi risiko persebarannya. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan melakukan prediksi jumlah insiden DBD. Pada tugas akhir ini, jumlah insiden DBD diprediksi menggunakan salah satu metode dalam machine learning, yaitu metode Artificial Neural Network - Particle Swarm Optimization (ANN-PSO), di mana yang menjadi variabel prediktornya adalah jumlah insiden DBD dan faktor cuaca (temperatur, curah hujan, dan kelembaan relatif). Fungsi aktivasi yang digunakan pada tugas akhir ini adalah fungsi Tanh (pada hidden layer) dan fungsi ReLU (pada output layer), dengan memperhitungkan parameter jumlah hidden neuron dan ukuran populasi. Kinerja model ANN-PSO yang dibentuk kemudian dievaluasi berdasarkan Mean Squared Error (MSE). Pada tugas akhir ini, model ANN-PSO terbaik yang dihasilkan untuk masing-masing kotamadya di DKI Jakarta memiliki hasil yang berbeda-beda sesuai dengan parameter yang digunakannya, dengan MSE testing paling kecil bernilai 0,0215026 untuk wilayah Jakarta Pusat, sedangkan MSE testing paling besar bernilai 0,0438962 untuk wilayah Jakarta Utara.


During the Coronavirus outbreak, another disease that is also one of the main health problems for the Indonesian people and hence cannot be ignored is Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). DHF is an infectious disease caused by dengue virus and is transmitted through the bite of female Aedes aegypti mosquitoes. Another factor that influences the spread of DHF is weather factors, such as high rainfall, changes in temperature and climate, and humidity. In Indonesia, the increase in dengue cases occurred during the transition period. Therefore, in line with the number of dengue cases currently occurring, prevention and early management are needed to mitigate the risk of its spread. Efforts that can be made include predicting the number of dengue incidents. In this final project, the number of dengue incidents is predicted using one of the methods in machine learning, namely the Artificial Neural Network - Particle Swarm Optimization (ANN-PSO) method, where the predictor variables are the number of dengue incidents and weather factors (temperature, rainfall, and relative humidity). The activation functions used in this final project are the Tanh Function (on the hidden layer) and the ReLU Function (on the output layer), and the tuning parameters are the number of hidden neurons and population size. The performance of the ANN-PSO model that was formed evaluated using the Mean Squared Error. In this final project, the best ANN-PSO model produced for each municipality in DKI Jakarta has different results according to the parameters it uses, with the smallest MSE testing value of 0,0215026 for the Central Jakarta area, while the largest MSE testing value was 0,0438962 for the North Jakarta area.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Tiffany
"Keberadaan COVID-19 di Indonesia saat ini bukanlah satu-satunya wabah penyakit yang harus diwaspadai. Menteri Kesehatan mengatakan ada penyakit yang tidak kalah  berbahaya dan juga tidak kalah mematikan dibandingkan dengan wabah penyakit COVID-19, yaitu Demam Berdarah Dengue. Penyakit ini sudah sepatutnya untuk diwaspadai mengingat jumlah kasusnya yang semakin meningkat dan melebihi jumlah kasus penyakit COVID-19. Faktor cuaca seperti curah hujan, temperatur, dan kelembapan merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam penyebaran parasit dan vektor penular DBD. Untuk mengoptimalkan upaya pencegahan dan penanganan DBD, perlu dilakukannya prediksi terkait jumlah insiden DBD.
Dalam tugas akhir ini dilakukan proses prediksi jumlah insiden DBD di DKI Jakarta dengan memperhitungkan faktor iklim (curah hujan, kelembapan, dan temperatur) menggunakan metode Extreme Learning Machine dan metode Artificial Neural Network-Back Propagation serta membandingkan kinerja dari kedua metode tersebut.  Berbeda dari Artificial Neural Network-Back Propagation, Extreme Learning Machine tidak membutuhkan proses iterasi untuk update parameter.
Dengan menggunakan data variabel cuaca dan data jumlah insiden DBD kumulatif, Extreme Learning Machine dapat memberikan hasil prediksi yang lebih akurat dibandingkan dengan  Artificial Neural Network - Back Propagation. Extreme Learning Machine dengan persentase data training sebesar 90% menunjukkan hasil prediksi yang lebih baik dibandingkan dengan persentase data training lainnya yang digunakan dalam tugas akhir ini yaitu sebesar 80% dan 70%.

The existence of COVID-19 currently in Indonesia is not the only disease which must be watched out. The Health Ministry has said that there was a disease that is as dangerous as COVID-19. That disease is Dengue Fever. Dengue Fever also must be given an extra caution because it is noted that until now the number of dengue cases continues to increase and exceeds COVID-19 cases. The weather factors, such as rainfall, temperature, and humidity, are a very influential factor in the spread of parasites and infectious vectors of dengue fever.  To optimize the dengue handling and prevention effort, it is important to make the dengue cases prediction.
In this final paper, the number of dengue incidences will be predicted by involving weather factors (rainfall, temperature, and humidity) using Extreme Learning Machine and Artificial Neural Network-Back Propagation and also comparing the both of their performance. Unlike the Artificial Neural Network-Back Propagation, Extreme Learning Machine does not need the iteration process to update the parameter.
The result shows that Extreme Learning Machine can give the dengue incidences prediction  which is more accurate than the dengue incidences prediction that is given by using Artificial Neural Network-Back Propagation. Extreme Learning Machine by using 90% training data can show the better prediction result than other training data percentage which is used in this final paper, 80% and 70%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Jusup Roni Pardamean
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu virus yang menginfeksi
manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Menurut laporan
CDC, Indonesia yang masuk dalam level 1 dari 3 yaitu level tertinggi, frequent or
continuous kasus DBD. Perkiraan lebih awal dan akurat dari persebaran insiden DBD
dapat meminimalkan ancaman dan membantu pihak yang berwenang untuk menerapkan
langkah-langkah pengendalian yang efektif. Pada penelitian ini, prediksi angka insiden
DBD menggunakan faktor-faktor cuaca yang mempengaruhi perkembangan nyamuk itu
sendiri, yaitu temperatur, kelembapan, dan curah hujan sebagai variabel prediktor.
Variabel prediktor ditentukan berdasarkan nilai korelasi silang dari time lag variabel
prediktor terhadap jumlah insiden DBD. Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan
salah satu metode dalam machine learning, yaitu gated recurrent unit dalam
membangun model prediksi insiden DBD tersebut. Performa model yang digunakan
dievaluasi dengan Root Mean Squared Error dan Mean Absolute Error. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa prediksi angka insiden DBD terbaik, diperoleh dengan
menggunakan proporsi data training-test: 90%-10%.

Dengue Fever (DF) is a virus that infects humans through the bite of Aedes aegypti and
Aedes albopictus mosquitoes. According to the CDC report, Indonesia is included in
level 1 of 3, namely the highest level, frequent or continuous cases of DF. Early and
accurate estimates of the spread of dengue incidents can minimize threats and help the
authorities to implement effective control measures. In this study, the prediction of DF
incidence uses weather factors that influence the development of mosquitoes
themselves, namely temperature, humidity, and rainfall as predictor variables. Predictor
variables are determined based on the value of the cross correlation of the time lag
predictor variable to the number of DF incidents. The study was conducted by utilizing
one method in machine learning, namely the gated recurrent unit in building the DF
incident prediction model. The performance of the model are evaluated by Root Mean
Squared Error and Mean Absolute Error. The results of this study shows that the best
prediction model of DF incidence rate, obtained using the proportion of training-test
data: 90% -10%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Hasan
"Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang penyebarannya sangat cepat. Dengan memprediksi angka insiden penyakit tersebut, diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi penyakit ini. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, salah satu metode untuk memprediksi penyakit DBD adalah machine learning. Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan salah satu metode dalam machine learning yaitu Long Short-Term Memory (LSTM) dalam membangun model prediksi insiden DBD. Pada penelitian sebelumnya, LSTM telah digunakan dalam memprediksi angka insiden DBD di 20 kota di negara China. Pada skripsi ini model LSTM diterapkan untuk memprediksi angka insiden DBD di DKI Jakarta dengan menggunakan data cuaca dan insiden DBD. Hasil implementasi LSTM dalam memprediksi angka insiden DBD menunjukkan bahwa model terbaik diperoleh dengan menggunakan proporsi data training-testing 90%-10% dengan RMSE dan MAE berdasarkan data test. Nilai RMSE pada wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Selatan adalah 5,218412, 9,570137, 10,527401, 6,496117, dan 5,952310. Nilai MAE pada wilayah yang sama secara berturut-turut adalah 4,016646, 7,791134, 8,405053, 5,279802, dan 4,416999.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease that spreads very fast. By predicting the incidence of the disease, it is expected to help the government in overcoming this disease. As the development of science, one method to predict DHF is machine learning. The study was conducted by utilizing one method in machine learning that is Long Short Term-Memory (LSTM) in building a DHF incident prediction model. In previous studies, LSTM has been used in predicting the incidence of DHF in 20 cities in China. In this thesis the LSTM model is applied to predict the number of DHF incidents in DKI Jakarta by using weather data and DHF incidents. The results of LSTM implementation in predicting the number of DHF incidents showed that the best model was obtained using the proportion of training data-testing 90% -10% with RMSE and MAE based on test data. The RMSE values in the Central Jakarta, East Jakarta, West Jakarta, North Jakarta and South Jakarta areas are 5.218412, 9.570137, 10.527401, 6.496117, and 5.952310. MAE values in the same region are 4,016646, 7.791134, 8.405053, 5.279802, and 4.416999."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilmi Tito Shalahudin
"Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk anggota genus Flavivirus dan keluarga Flaviviridae yang menyebar melalui nyamuk Aedes (Stegomyia). Jumlah kasus DBD di seluruh dunia dilaporkan meningkat lebih dari 8 kali lipat selama dua dekade terakhir, dari 505.430 kasus pada tahun 2000, menjadi lebih dari 2,4 juta pada tahun 2010, dan 5,2 juta pada tahun 2019. Peningkatan insiden DBD dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik itu faktor alam, kebiasaan manusia, hingga jenis virus penyebab DBD itu sendiri. Faktor alam yang dimaksud disini antara lain faktor iklim, seperti curah hujan (mm), temperatur rata-rata (℃), dan kelembapan rata-rata (%). Peningkatan insiden DBD dapat dicegah dengan upaya pencegahan yang dilakukan sedini mungkin oleh pemerintah dan masyarakat. Informasi prediksi tren insiden DBD dapat menjadi masukan bagi masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap peningkatan insiden DBD di DKI Jakarta. Dalam melakukan prediksi tren insiden DBD, dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, salah satu diantaranya adalah machine learning. Pada tugas akhir ini, implementasi machine learning menggunakan model The Attention Mechanism-Enhanced LSTM (LSTM-ATT) dan Poisson Regression, akan digunakan untuk memprediksi tren insiden DBD dari waktu ke waktu. LSTM-ATT adalah sebuah model machine learning yang digunakan untuk memproses data sequence. Poisson Regression adalah model regresi yang dapat digunakan pada data yang variabel responnya berdistribusi Poisson dan bertipe diskrit. Prediksi yang akan dilakukan didasarkan pada jumlah insiden DBD sebagai variabel respon, serta faktor iklim seperti curah hujan, suhu, dan kelembapan sebagai variabel prediktor. Untuk proporsi data, kedua model tersebut menggunakan proporsi data training sebesar 80% dan data testing sebesar 20%. Model yang dibentuk ini dievaluasi dengan nilai dari Root Mean Square Error (RMSE) dan Mean Absolute Error (MAE). Hasil implementasi terbaik pada skrips ini dihasilkan oleh model LSTM-ATT dengan evaluasi di setiap wilayah DKI Jakarta: Jakarta Pusat RMSE: 9,5727, MAE: 6,6946; Jakarta Timur RMSE: 21,5288, MAE: 15,6365; Jakarta Barat RMSE: 16,3683, MAE: 12,4908; Jakarta Utara RMSE: 23,5911, MAE: 15,2969; Jakarta Selatan RMSE: 18,3811, MAE: 14,0262.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by the dengue virus, which belongs to the Flavivirus genus and Flaviviridae family, transmitted through Aedes mosquitoes (Stegomyia). The number of DHF cases worldwide has reported an increase of more than 8 times over the past two decades, from 505,430 cases in 2000 to over 2.4 million in 2010 and 5.2 million in 2019. The increase in DHF incidence is influenced by various factors, including natural factors, human behavior, and the type of dengue virus itself. Natural factors include climate factors such as rainfall (mm), average temperature (℃), and average humidity (%). The increase in DHF incidence can be prevented through early prevention efforts by the government and the community. Predicting the trend of DHF incidence can provide input for the community and the government to increase vigilance against the increasing incidence of DHF in Jakarta. Various approaches can be used for predicting the trend of DHF incidence, one of which is machine learning. In this final project, the implementation of machine learning using the LSTM-ATT and Poisson Regression models will be used to predict the trend of DHF incidence over time. LSTM-ATT is a machine learning model used to process sequential data, such as time series data. On the other hand, Poisson Regression is a regression model that can be used for data with Poisson-distributed response variables and discrete types. The prediction will be based on the number of DHF incidents as the dependent variable, and climate factors such as rainfall, temperature, and humidity as independent variables. The performance of the models will be evaluated using the Root Mean Square Error (RMSE) and Mean Absolute Error (MAE). The best implementation results in this thesis were produced by the LSTM-ATT model with evaluation in each area of DKI Jakarta: Central Jakarta RMSE: 9.5727, MAE: 6.6946; East Jakarta RMSE: 21.5288, MAE: 15.6365; West Jakarta RMSE: 16.3683, MAE: 12.4908; North Jakarta RMSE: 23.5911, MAE: 15.2969; South Jakarta RMSE: 18.3811, MAE: 14.0262."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhani Haryo Seno
"Penelitian ini bertujuan untuk membahas mengenai implementasi kebijakan pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivis, dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam. Penelitian ini bertujuan menggambarkan implementasi kebijakan pengendalian penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi DKI Jakarta. Hasil penelitian implementasi kebijakan ini berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari dimensi isi kebijakan terpenuhinya kepentingan pemerintahan daerah, masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung, tercapainya perubahan yang diharapkan, dan terpenuhinya sumberdaya-sumberdaya yang mendorong kebijakan secara efektif. Selain itu dari dimensi konteks implementasinya peran gubernur beserta perangkat daerahnya (walikota, camat, dan lurah) ikut mendorong, implementasi kebijakan secara efektif. Namun demikian, masih terdapat beberapa kekurangan dalam implementasi kebijakan ini, yaitu dari dimensi isi kebijakan komitmen dari pelaksana elemen kedinasan masih kurang dan kesadaran masyarakat untuk mau lebih peduli akan pentingnya kesehatan terutama dalam pengendalian penyakit DBD belum mempunyai kesadaran yang sama. Sedangkan, dari dimensi konteks implementasinya kerjasama dengan pihak swasta masih kurang, masih kurangnya promosi dan sosialisasi diberikan kepada masyarakat, minimnya edukasi yang diberikan kepada Jumantik, dan penerapan sanksi yang belum dilaksanakan.

This study aims to discuss the policy implementation of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) Disease Control Policy in Jakarta. This research uses a positivist approach, with qualitative data collection techniques through in-depth interviews. This study describes the implementation of policies aimed at controlling the Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) disease in the Province of Jakarta. The result is that policy implementation is going well. It can be seen from the dimensions of policy contents, including the fulfillment of the interests of local government, the public can experience the benefits directly, the achievement of expected changes, and compliance resources that promote effective policies. Apart from the dimensions of policy contexts, the governor's role of the region (the mayor, sub district, and village heads) contributed to the implementation of effective policies. However, there are still some shortcomings in the implementation of this policy, which can be seen in the dimensions of policy contents, including the lack of commitment of policy implementer, and lack of public awareness. Meanwhile, in the dimension of policy contexts, can be seen in the lack of private sector cooperation, lack of promotion and socialization provided to the community, lack of education given to the Jumantik (experts observers larvae), and the application of sanctions that have not been implemented."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hajratul Hasanah
"

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis. DBD merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk ke dalam family flaviviridae dan genus flavivirus yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopicus dengan masa inkubasi intrinsik 3 sampai 14 hari, dan inkubasi ekstrinsik 8 sampai 10 hari. Dalam 3 tahun terakhir, jumlah penderita DBD di DKI Jakarta menduduki jumlah tertinggi yang mencapai 813 jiwa pada tahun 2019. Pada tugas akhir ini, dibahas pembuatan model Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS) untuk memprediksi jumlah insiden DBD di DKI Jakarta menggunakan data jumlah insiden DBD pada setiap wilayah di DKI Jakarta tahun 2009 sampai 2017. Hasil simulasi dari model Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System dibandingkan dengan hasil model Artificial Neural Network (ANN) dan Ensemble ANN-ANFIS yang dievaluasi berdasarkan Root Mean Squared Error dan Mean Absolute Error. Pada tugas akhir ini, Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System memiliki performa lebih baik dibandingkan Artificial Neural Network dan Ensemble ANN-ANFIS hampir seluruh daerah di DKI Jakarta.


Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease that is found in most tropical and subtropical regions. DHF is a disease caused by dengue virus which belongs to the flaviviridae family and genus flavivirus which is transmitted to humans through the bite of Aedes aegypti and Aedes albopicus mosquitoes with an intrinsic incubation period of 3 to14 days, and extrinsic incubation period of 8 to 10 days. In the last 3 years, the number of DHF sufferers in DKI occupied the highest number, which reached 813 people in 2019. In this final project, we will discuss making an Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS) model to predict the number of DHF reporting in DKI Jakarta using data on the number of DHF reporting in each region in DKI Jakarta from 2009 to 2017. Simulation result from the Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System model are compared with the results of the Artificial Neural Network (ANN) model and the Ensemble ANN-ANFIS model, evaluated based on Root Mean Squared Error and Mean Absolute Error. In this final project, the Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System has better performance than the Artificial Neural Network and Ensemble ANN-ANFIS in all regions in DKI Jakarta.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanita
"ABSTRAK
Indeks harga saham merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga sekelompok saham. Salah satu indeks harga saham yang terdapat di Indonesia adalah IHSG Indeks Harga Saham Gabungan . Terdapat banyak manfaat dari mengikuti pergerakan IHSG, salah satunya untuk meminimalisir kerugian dari berinvestasi dalam pasar saham. Oleh karena itu, akan dilakukan prediksi nilai IHSG. Metode yang akan digunakan adalah ANFIS Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System dan SVR Support Vector Regression yang merupakan pengembangan dari metode ANN Artificial Neural Network . Selanjutnya performa keduanya akan dibandingkan. Hasil percobaan menghasilkan SVR sedikit lebih baik dari segi keakuratan dibandingkan ANFIS. Nilai keakuratan dari SVR yaitu 78,35 , 97,93 , dan 98,96 sedangkan keakuratan ANFIS yaitu 77,31 , 96,90 , dan 98,80 masing-masing untuk hasil prediksi yang nilai eror relatifnya di bawah 1 , 2 , dan 3 . Maksimum keakuratan dan running time pada ANFIS bergantung banyaknya hari yang digunakan untuk prediksi. Semakin banyak hari yang digunakan untuk prediksi, maka nilai keakuratannya semakin rendah dan running time semakin lama. Sedangkan maksimum keakuratan dan running time pada SVR tak bergantung pada banyaknya hari yang digunakan untuk prediksi. Dalam skripsi ini disajikan pula hasil sampingan berupa clustering berdasarkan eror relatif hasil prediksi menggunakan FKCM Fuzzy Kernel C-Means . Tujuan dari clustering ini yaitu mengecek apakah hasil prediksi yang dihasilkan ANFIS dan SVR kurang dari suatu nilai eror relatif yang ditetapkan.

ABSTRACT
Stock index reflects the price movement a group of stock. There are many stock indices in the world. JKSE Jakarta Composite Index is one of stock index in Indonesia. There are many benefits in following JKSE value, one of them to minimize the loss in stock investment. Therefore, JKSE value will be predicted. The method used are ANFIS Adaptive Neuro Fuzzy Inference System and SVR Support Vector Regression which are development of ANN Artificial Neural Network method. The performance of these two method will be compared. The experiment result gives that SVR is slightly better in terms of accuracy than ANFIS. The accuracy values of SVR are 78,35 , 97,93 , dan 98,96 while the accuracy of ANFIS are 77,31 , 96,90 , dan 98,80 each for a predicted result whose relative eror value is below 1 , 2 , dan 3 . The maximum accuracy and running time on ANFIS depend on how many days are used for prediction. The more days used for prediction will give the lower accuracy and longer running time. While the maximum accuracy and running time on SVR does not depend on the number of days used for prediction. In this thesis, presented also clustering based on relative error from the predicted result using FKCM Fuzzy Kernel C Means . The purpose of this clustering is to check whether the prediction result by ANFIS and SVR is less than a relative error value set."
2017
S68023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Alfarisi
"Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan yang utama di Indonesia.  Berdasarkan data dari Kemenkes RI, pada tahun 2022 jumlah insiden DBD dicatat sebanyak 131.265 yang mana sekitar 40% adalah anak-anak usia 0 sampai 14 tahun dengan jumlah kasus kematian mencapai 1.135 jiwa dengan 73% terjadi pada anak-anak usia 0 sampai 14 tahun. DBD disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti  dan Aedes albopictus.. Selain faktor kebersihan lingkungan dan kebiasaan masyarakat, tingginya insiden DBD di Indonesia juga dipengaruhi oleh beberapa faktor iklim seperti curah hujan, temperatur, dan kelembapan. Memaksimalkan proses pencegahan DBD oleh pemerintah dan masyarakat dapat menekan tingginya kasus DBD di Indonesia. Salah satu cara untuk memaksimalkan proses pencegahan DBD adalah dengan melakukan prediksi jumlah insiden DBD yang akan terjadi kedepannya. Dengan mengetahui hasil prediksi jumlah insiden DBD, diharapkan masyarakat dan pemerintah dapat memaksimalkan proses pencegahan DBD. Pada tugas akhir ini, dilakukan prediksi jumlah insiden DBD menggunakan convolutional neural network dan extreme gradient boosting, dengan jumlah insiden sebelumnya dan faktor cuaca sebelumnya yang terdiri dari temperatur, curah hujan, dan kelembapan relatif sebagai variabel prediktor. Variabel prediktor yang digunakan ditentukan berdasarkan time lag dari masing-masing variabel prediktor terhadap jumlah insiden DBD menggunakan korelasi silang. Model convolutinal neural network dan extreme gradient boosting yang dibentuk dievaluasi dan dibandingkan berdasarkan nilai Root Mean Square Error (RMSE), Mean Absolute Error (MAE), dan waktu simulasi. Pada tugas akhir ini, convolutional neural network memberikan performa yang lebih baik dibandingkan dengan extreme gradient boosting berdasarkan nilai RMSE dan MAE dengan rata-rata 13,3586 untuk RMSE dan 9,2249 untuk MAE. Berdasarkan waktu simulasi, extreme gradient boosting memberikan performa yang lebih cepat dibandingkan convolutional neural network.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) remains a major health problem in Indonesia. Based on data from the Ministry of Health of Indonesia, in 2022, the number of DHF incidents recorded was 131,265, of which approximately 40% were children aged 0 to 14 years, with a total of 1,135 deaths, 73% of which occurred in children aged 0 to 14 years. DHF is caused by the dengue virus, which is transmitted through the bites of Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitoes. In addition to environmental cleanliness and societal habits, the high incidence of DHF in Indonesia is also influenced by several climate factors such as rainfall, temperature, and humidity. Maximizing the DHF prevention process by the government and the community can help reduce the number of DHF cases in Indonesia. One way to maximize the DHF prevention process is by predicting the future number of DHF incidents. By knowing the predicted number of DHF incidents, it is hoped that the community and the government can maximize the DHF prevention process. In this final project, the prediction of the number of DHF incidents is carried out using convolutional neural network and extreme gradient boosting, with the previous incident counts and previous weather factors consisting of temperature, rainfall, and relative humidity as predictor variables. The predictor variables used are determined based on the time lag of each predictor variable on the number of DHF incidents using cross-correlation. In this final project, the convolutional neural network outperforms extreme gradient boosting based on the RMSE and MAE values, with an average of 13.3586 for RMSE and 9.2249 for MAE. However, in terms of simulation time, extreme gradient boosting demonstrates faster performance compared to the convolutional neural network."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>