Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126777 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lisa Emilda
"

Tesis ini disusun untuk menilai hubungan antara kebugaran kardiorespirasi terhadap kualitas hidup pada pasien hemodialisis, dan faktor terkait lainnya. Penelitian menggunakan desain uji potong lintang. Subjek penelitian merupakan pasien hemodialisis kronik yang berusia diatas 18 tahun. Kebugaran kardiorespirasi dinilai dengan konversi ambilan oksigen puncak (VO2peak) dari hasil uji jalan enam menit dan kualitas hidup dinilai dengan menggunakan kuesioner Short Form-36 (SF-36). Hasil keluaran penelitian ini berupa nilai konversi VO2peak, skor total dan setiap domain dari SF-36 sebagai penilaian kualitas hidup. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kebugaran kardiorespirasi dengan kualitas hidup pada pasien hemodialisis. Rerata jarak tempuh adalah 375,49±79 meter dengan nilai konversi VO2peak adalah 15,24±2,37 ml/kg/menit. Skor total SF-36 adalah 63,8 ± 20,8. VO2peak berkorelasi positif terhadap skor total SF-36 (r=0,611), domain fungsi fisik (r=0,725), kesehatan umum (r=0,532) dan nyeri (r=0,362). Kualitas hidup juga berkorelasi positif terhadap kecukupan dialisis atau Kt/V (r=0,32). Usia, jenis kelamin dan komorbiditas juga secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup, namun tidak didapatkan hubungan pada tingkat pendidikan, pekerjaan, heamoglobin dan durasi dialisis. Rerata VO2peak dan kualitas hidup pasien hemodialisis lebih rendah daripada populasi umum. Peningkatan VO2peak diikuti dengan kualitas hidup yang lebih baik.

 


This thesis was aim to determine the relationship between cardiorespiratory fitness and quality of life in hemodialysis patients, and other related factors. The design was cross-sectional study. The subjects were chronic hemodialysis patients aged over 18 years old. Cardiorespiratory fitness was assessed by conversion of peak oxygen uptake (VO2peak) from the distance of the six minute walk test  and quality of life was assessed using the Short Form-36 questionnaire (SF-36). The results of the study stated that cardiorespiratory fitness was related to quality of life in hemodialysis patients. The mean diatance in 6MWT was 375.49±79 meters with VO2peak conversion value was 15.24±2.37 ml/kg/minute. The total score of SF-36 was 63.8±20.8. VO2peak were positively correlated to the total SF-36 score (r=0.611), the domain of physical function (r = 0.725), general health (r = 0.532) and pain (r = 0.362. Quality of life also has a positive correlation with adequacy of dialysis (r = 0.32). Age, sex and comorbidity also significantly related to quality of life. The VO2peak value and quality of life is lower in hemodialysis patients than the general population. The increase in VO2peak was followed by a better quality of life.

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Sebastian
"Latar belakang: kondisi fisik dan psikologis pilot dipengaruhi oleh daya tahan kardiorespirasi. Salah satu faktor yang memperngaruhi daya tahan kardiorespirasi seseorang adalah tingkat aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang mempengaruhi daya tahan kardiorespirasi penerbang sipil.
Metode: Disain penelitian potong lintang dengan metode purposive sampling dilakukan pada pilot sipil yang melakukan pemeriksaan berkala periode 27 April? 13 Mei 2015. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner, kemudian dilakukan analisis dengan regresi Cox. Pengukuran daya tahan kardiorespirasi menggunakan metode Bruce Treadmill.
Hasil: Di antara 690 penerbang yang melakukan pemeriksaan berkala, total 230 subjek melaksanakan treadmill dan diikutsertakan dalam penelitian ini. Tingkat aktivitas fisik dan lingkar pinggang merupakan dua faktor dominan yang berpengaruh dengan daya tahan kardiorespirasi. Subjek dengan tingkat aktivitas fisik sedang memiliki risiko 48% lebih rendah untuk mengalami daya tahan kardiorespirasi buruk [risiko relatif suaian (RRa)=0,52; p=0,001], demikian juga subjek dengan tingkat aktivitas fisik berat memiliki risiko 36% lebih rendah untuk mengalami daya tahan kardiorespirasi buruk [RRa=0,64; p≤0,001]. Selain itu, subjek yang memiliki lingkar pinggang >90 cm memiliki risiko 40% lebih besar memiliki daya tahan kardiorespirasi buruk [RRa=1,40; p=0,001].
Kesimpulan: semakin berat tingkat aktivitas fisik akan menurunkan risiko memiliki daya tahan kardiorespirasi buruk, semakin tinggi lingkar pinggang akan menurunkan nilai daya tahan kardiorespirasi.

Background: physical and psychological condition of the pilot is affected by cardiorespiratory endurance. One of the factors that affect a person's cardiorespiratory endurance is the level of physical activity. The purpose of this study is to determine the dominant factors affecting cardiorespiratory endurance in civil pilot in Indonesia.
Methods: A cross-sectional study was conducted with purposive sampling among pilots in Indonesia undergoing periodic medical check up in 27th April - 13th Mei 2015 at Aviation Medical Center Jakarta. Data were collected by interview using qustionnaire. Relative risk was analyzed by Cox regression with constant time. Cardiorespiratory endurance measurements using Bruce Treadmill methods.
Results: Among the 690 pilots who conduct periodic checks, a total of 230 subjects implement the treadmill and enrolled in this study. The level of physical activity and waist circumference are the two dominant factors that influence the cardiorespiratory endurance. Subjects with moderate levels of physical activity are 48% lower risk of having bad cardiorespiratory endurance [Adjusted Relative Risk (RRa)=0.52; p=0.001], also subject with vigorous physical activity levels are 36% lower risk of having bad cardiorespiratory endurance [RRa=0.64; p≤0.001]. Additionally, waist circumference more than 90 cm are 40% higher risk of having bad cardiorespiratory endurance [RRa=1.40; p=0.001].
Conclusion: The more vigorous levels of physical activity will lower the risk of having poor cardiorespiratory endurance. The higher waist circumference will reduce cardiorespiratory endurance.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yuanita Panma
"Hemodialisis merupakan salah satu terapi untuk pasien gagal ginjal kronik. Hemodialisis selain memiliki efek terapeutik juga menimbulkan dampakjangka panjang yang menurunkan kualitas hidup pasien. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien hemodialisis yaitu depresi, tingkat spiritual, dan dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan depresi, tingkat spiritual, dan dukungan sosial dengan kualitas hidup pasien hemodialisis di RSAU Dr. Esnawan Antariksa. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dengan jumlah sampel 119 orang pasien di unit hemodialisis. Analisis data menggunakan uji korelasi, independent t-test dan one way anova. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas hidup dengan dukungan sosial p-value 0,009, r=0,240, tingkat spiritual p-value 0,000 dan depresi p-value 0,000. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas hidup yaitu depresi. Penelitian ini merekomendasikan kepada perawat untuk melakukan pengkajian depresi sebagai screening awal untuk menentukan intervensi keperawatan guna meningkatkan kualitas hidup.

Hemodialysis is one of the treatment of chronic renal failure. Beside its therapeutic effects, hemodialysis cause long term impact that decrease quality of life. There are several factors considered have influences quality of life of hemodialysis patients, which are depression, spiritual level and social support. The aim of this study is to determine relationship between depression, spiritual level and social support with quality of life of hemodialysis patient in RSAU Dr. Esnawan Antariksa. This study was a cross sectional design, involved 119 hemodialysis patients Data were analysed using correlation test, independent t test, and one way anova. The results showed there was a significant relationship between quality of life and social support p value .009, r .240, spiritual level p value .000 and depression p value .000 . The most influential factor quality of life is depression. This study recommends that nurses should assess depression level in hemodialysis patient as early screening to determine nursing intervention that can improve quality of life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremia Immanuel Siregar
"ABSTRAK Latar Belakang: Skor kualitas hidup yang rendah pada pasien hemodialisis (HD) dikatakan berhubungan dengan peningkatan risiko mortalitas. Namun, belum ada penelitian yang melaporkan hubungan langsung antara laju aliran darah (Qb) dan skor kualitas hidup pada pasien HD dua kali seminggu.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara laju aliran darah (Qb) dengan skor kualitas hidup pada pasien-pasien yang menjalani hemodialisis kronik dua kali seminggu.
Metode: Penelitian potong-lintang ini dilakukan di Unit Hemodialisis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Pasien dengan gangguan fungsi luhur, chronic heart failure NYHA (New York Heart Association) kelas III-IV, buta, imobilisasi ketergantungan berat serta menolak ikut penelitian tidak diikutsertakan dalam penelitian. Pasien kemudian dibagi menjadi grup 1 (Qb > 250 ml/menit) dan grup 2 (Qb ≤ 250 ml/menit). Skor kualitas hidup dinilai menggunakan kuesioner KDQOL-SFTM, yang dibagi dalam skor fisik (PCS), mental (MCS) dan masalah terkait penyakit ginjal (KDCS). Hubungan antara Qb dan skor kualitas hidup dianalisis menggunakan metode chi-square serta regresi logistik untuk mendapatkan nilai rasio prevalensi (RP) yang adjusted.
Hasil: Sebanyak 132 pasien dimasukkan kedalam analisis penelitian. Nilai Qb digrup 1 memiliki hubungan dengan skor PCS ≥ 44 (RP 1,86; IK 95% 1,15-2,99), serta skor KDCS ≥ 52 (RP 1,41; IK 95% 1,03-1,92). Setelah analisis multivariat, nilai Qb digrup 1 masih berhubungann dengan skor PCS ≥ 44 (RP adjusted 1,87; IK 95% 1,15-2,51) dan skor KDCS ≥ 52 (RP adjusted 1,31; IK 95% 1,004-1,50).
Simpulan: Nilai Qb > 250 ml/menit memiliki hubungan yang signifikan dalam kualitas hidup fisik dan masalah terkait penyakit ginjal yang lebih baik pada pasien hemodialisis 2 kali seminggu.

ABSTRACT
Background. A low quality of life (QoL) score in hemodialysis (HD) patients was related to increased risk of mortality. However, there was no study reported the direct relationship between BFR and QoL in twice-weekly HD patients.
Objectives. To determine the relationship between blood flow rate and quality of life in twice-weekly hemodialysis patients.
Methods. This cross-sectional study was conducted at the Hemodialysis Unit in Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta. Patients with neurocognitive impairment, chronic heart failure NYHA (New York Heart Association) class III-IV, blindness, immobilization with severe dependence and refused to participate were excluded in the study. Patients were divided into group 1 (BFR > 250 ml/min) dan group 2 (BFR ≤ 250 ml/min). The QoL was assessed using KDQOL-SFTM questionnaire, which was divided in physical (PCS), mental (MCS) and kidney disease-related (KDCS) scores. Relationship between BFR and QoL scores were analyzed using chi-square and logistic regression methods in order to determine adjusted Prevalence Ratio (PR).
Results. A total of 132 patients were included in the analysis. The BFR in group 1 was associated with PCS scores ≥ 44 (PR 1.86; 95% CI 1.15-2.99), as well as KDCS scores ≥ 52 (PR 1.41; 95% CI 1.03-1.92). After multivariate analysis, BFR values ​​of patients in group 1 were still associated with PCS scores ≥ 44 (adjusted PR 1.87; 95% CI 1.15-2.51) and KDCS scores ≥ 52 (adjusted PR 1.31; 95% CI 1.004-1.50).
Conclusion. The BFR values > 250 ml/min had a significant relationship for better physical and kidney disease-related quality of life in twice-weekly HD patients.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Romansyah
"Ultrafiltration Rate (UFR) melebihi 13 mL/kgBB/jam dapat berdampak negatif pada kualitas hidup pasien hemodialisis seperti hipotensi intradialisis, kram otot, gangguan kardiovaskular, dan peningkatan risiko mortalitas. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara UFR dengan kualitas hidup pasien menggunakan desain cross-sectional pada 74 responden (usia 20–82 tahun). Sampel didapatkan dengan teknik simple random sampling. Penelitian menggunakan kuesioner Kidney Disease Quality of Life (KDQOL-36TM). Analisis menggunakan Fisher-Freeman-Halton Exact Test (nilai p 0,043) menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara UFR dengan kualitas hidup. Rekomendasi penelitian ini menekankan pentingnya pengelolaan UFR yang cermat dibawah batas nilai peringatan untuk mengurangi komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup. Perawat berperan penting dalam pengelolaan UFR, mengidentifikasi komplikasi dini, dan memberikan edukasi. Dampak klinis yang diharapkan meliputi pengurangan komplikasi akut, peningkatan euvolemia, serta penurunan risiko kardiovaskular, yang pada akhirnya memperbaiki kualitas hidup pasien hemodialisis secara berkelanjutan.

Ultrafiltration Rate (UFR) exceeding 13 mL/kgBB/hour can negatively affect the quality of life of hemodialysis patients such as intradialysis hypotension, muscle cramps, cardiovascular disorders, and increased risk of mortality. This study aims to analyze the relationship between UFR and patient quality of life using a cross- sectional design on 74 respondents (aged 20-82 years). The sample was obtained using simple random sampling technique. The study used the Kidney Disease Quality of Life (KDQOL-36TM) questionnaire. Analysis using Fisher-Freeman- Halton Exact Test (p value 0.043) showed a significant relationship between UFR and quality of life. The recommendations of this study emphasize the importance of careful management of UFR below the warning value to reduce complications and improve quality of life. Nurses play an important role in managing UFR, identifying early complications, and providing education. The expected clinical impact includes reduction of acute complications, improvement of euvolemia, and reduction of cardiovascular risk, ultimately improving the quality of life of hemodialysis patients in a sustainable manner."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Romansyah
"Ultrafiltration Rate (UFR) melebihi 13 mL/kgBB/jam dapat berdampak negatif pada kualitas hidup pasien hemodialisis seperti hipotensi intradialisis, kram otot, gangguan kardiovaskular, dan peningkatan risiko mortalitas. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara UFR dengan kualitas hidup pasien menggunakan desain cross-sectional pada 74 responden (usia 20–82 tahun). Sampel didapatkan dengan teknik simple random sampling. Penelitian menggunakan kuesioner Kidney Disease Quality of Life (KDQOL-36TM). Analisis menggunakan Fisher-Freeman-Halton Exact Test (nilai p 0,043) menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara UFR dengan kualitas hidup. Rekomendasi penelitian ini menekankan pentingnya pengelolaan UFR yang cermat dibawah batas nilai peringatan untuk mengurangi komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup. Perawat berperan penting dalam pengelolaan UFR, mengidentifikasi komplikasi dini, dan memberikan edukasi. Dampak klinis yang diharapkan meliputi pengurangan komplikasi akut, peningkatan euvolemia, serta penurunan risiko kardiovaskular, yang pada akhirnya memperbaiki kualitas hidup pasien hemodialisis secara berkelanjutan.

Ultrafiltration Rate (UFR) exceeding 13 mL/kgBB/hour can negatively affect the quality of life of hemodialysis patients such as intradialysis hypotension, muscle cramps, cardiovascular disorders, and increased risk of mortality. This study aims to analyze the relationship between UFR and patient quality of life using a cross- sectional design on 74 respondents (aged 20-82 years). The sample was obtained using simple random sampling technique. The study used the Kidney Disease Quality of Life (KDQOL-36TM) questionnaire. Analysis using Fisher-Freeman- Halton Exact Test (p value 0.043) showed a significant relationship between UFR and quality of life. The recommendations of this study emphasize the importance of careful management of UFR below the warning value to reduce complications and improve quality of life. Nurses play an important role in managing UFR, identifying early complications, and providing education. The expected clinical impact includes reduction of acute complications, improvement of euvolemia, and reduction of cardiovascular risk, ultimately improving the quality of life of hemodialysis patients in a sustainable manner."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Kholilah Alawiyah A.S.
"Manajemen terapi dialisis yang terdiri dari program hemodialisis, regimen pengobatan, pengontrolan cairan dan diet merupakan masalah yang masih terjadi pada pasien hemodialisis. Ketidakpatuhan pada manajemen tersebut dapat meningkatkan angka kejadian morbiditas dan mortalitas yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara kepatuhan manajemen terapi dialisis dengan kualitas hidup pasien hemodialisis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah desain penelitian cross sectional dengan sampel 57 pasien hemodialysis dengan teknik sampling purposive sampling. Hasil penelitian menggunakan uji chi square menunjukan bahwa terdapat hubungan antara kepatuhan manajemen terapi dialisis dengan kualitas hidup pasien hemodialisis dengan P value 0,047.

Dialysis therapy management consists of hemodialysis attendance, prescribed medications, fluid restrictions, and dietary intake. Non adherence to these management can increase the morbidity and mortality rate that will indirectly affect quality of life. The purpose of this study was to identify the relation between adherence to dialysis therapy management and quality of life in patients on hemodialysis. This study used cross sectional study design, involved 57 hemodialysis patients by technique purposive sampling. The result showed that there is relationship between adherence to regiment treatment and quality of life in patiens on hemodialysis with P value 0,047."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Widyasari
"Pasien Hemodialisis seringkali tidak dapat menerapkan perilaku kepatuhan dengan melakukan pembatasan yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan secara baik. Karena fungsi ginjal memburuk, kemampuan untuk mengeluarkan kalium (K), fosfat (PO4), dan natrium (Na) dari darah berkurang dan keseimbangan cairan sulit dipertahankan karena kelebihan cairan tidak dapat hilang. Hal ini dapat diartikan bahwa pasien harus membatasi asupan makanan dan cairan untuk mempertahankan tingkat yang aman. Akan tetapi, Pasien hemodialisis memungkinkan mengalami tekanan fisik dan psikologis dikarenakan pergi ke rumah sakit untuk melakukan terapi hemodialisis. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara tingkat kecemasan terhadap perilaku kepatuhan pasien hemodialisis. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan teknik Purposive sampling berjumlah 106 responden pasien hemodialisis di Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI). Hasil analisis uji chi-square menunjukkan bahwa adanya hubungan antara tingkat kecemasan dengan perilaku kepatuhan pada pasien hemodialisis (p value=0,003, α=0,05). Rekomendasi bagi pelayanan keperawatan untuk meningkatkan asuhan keperawatan terkait masalah tingkat kecemasan dan meningkatkan perilaku kepatuhan pada pasien hemodialisis.

Hemodialysis patients are often unable to implement adherence behavior by doing the restrictions recommended by health workers properly. As kidney function deteriorates, the ability to remove potassium (K), phosphate (PO4), and sodium (Na) from the blood is reduced and fluid balance is difficult to maintain because excess fluid cannot be lost. Thus patient should maintain food and fluid restriction in the safe levels. However, hemodialysis patients may experience physical and psychological stress due to going to the hospital for hemodialysis therapy in long term. This study aims to identify the relationship between the level of anxiety on the adherence behavior of hemodialysis patients. The research design used was cross-sectional with purposive sampling technique totaling 106 respondents of hemodialysis patients in the Indonesian Dialysis Patient Community (KPCDI). The results of the chi-square test analysis showed that there was a relationship between the level of anxiety and adherence behavior in hemodialysis patients (p value = 0.003, = 0.05). Recommendations for nursing services to improve nursing care related to anxiety levels and improve adherence behavior in hemodialysis patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diannisa Damar Rahmahani
"

Kualitas hidup terkait kesehatan merupakan suatu gambaran umum yang dapat memberikan penilaian terhadap performa seseorang dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Penilaian terhadap kualitas hidup terkait kesehatan dianggap sangat penting untuk dilakukan karena berkaitan dengan berbagai faktor di dalam kehidupan, seperti kesehatan, efisiensi, produktifitas, kepuasan, keterlibatan dalam kinerja, motivasi, dan kesejahteraan di dalam menjalankan aktivitas sehari-hari karena adanya pengaruh dari faktor kesehatan fisik dan mental. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keeratan hubungan di antara kualitas hidup dengan berbagai faktor gaya hidup pada anggota Komunitas lari di Kota Depok. Desain studi pada penelitian ini adalah cross sectional dengan variabel dependen yaitu kualitas hidup terkait kesehatan dan variabel independen yaitu tingkat kebugaran kardiorespiratori, jenis kelamin, usia, riwayat penyakit kronik, kualitas diet, IMT, tingkat aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan kualitas tidur. Penelitian ini dilakukan kepada 125 anggota aktif lima Komunitas lari terpilih yang ada di Kota Depok. Nilai kualitas hidup terkait kesehatan diukur dengan menggunakan kuesioner SF 36 V2 Quality of Life. Hasil terhadap penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit kronik pada aspek kesehatan fisik dan kualitas tidur pada aspek kesehatan fisik (r = 0,593), kesehatan mental (r = 0,615) , dan kualitas hidup (r = 0,710) dengan kualitas hidup terkait kesehatan.

 


Health-related quality of life is a general description that can provide an assessment of a persons performance in carrying out their daily lives. Assessment of quality of life related to health is considered very important because it is related to various factors in daily life, such as health, efficiency, productivity, satisfaction, involvement in performance, motivation, and welfare in carrying out daily activities due to the influence of physical health factors and mental health. This study aims to look at the close relationship between quality of life with various lifestyle factors in running community members in the city of Depok. The study design in this study was cross sectional with the dependent variable namely health related quality of life and independent variables namely cardiorespiratory fitness level, gender, age, history of chronic illness, diet quality, BMI, physical activity level, smoking habits, and sleep quality. This research was conducted on 125 active members from five running communities in the city of Depok. Health-related quality of life values were measured using the SF 36 V2 Quality of Life questionnaire. The results of this study indicate that there is a significant relationship between the history of chronic illness in physical health aspects and sleep quality in physical health aspects (r = 0.593), mental health (r = 0.615), and quality of life (r = 0.710) with health related quality of life.

 

 

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>