Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 233109 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teta Muliantias
"Mitos kecantikan merupakan salah satu upaya masyarakat patriarki untuk mengendalikan kebebasan perempuan melalui bentuk standar kecantikan atau kecantikan yang ideal. Hal itu telah dikonstruksikan menjadi norma dan budaya sehingga apa yang dikatakannya menjadi kebenaran yang absolut. Penulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana iklan endorsement yang dilakukan oleh selebriti atau artis perempuan Indonesia secara tidak langsung menjadi salah satu agen yang melanggengkan mitos kecantikan terhadap perempuan. Melalui sudut pandang teori feminis radikal, hasil temuan data menunjukan adanya bentuk opresi terhadap perempuan yang terdapat dalam iklan krim pemutih wajah dan tubuh di media sosial Instagram.

The beauty myth is one of the efforts of patriarchal societies to control women`s freedom through an ideal form of beauty or beauty standards. It has been constructed into norms and culture so that what he says becomes absolute truth. This writing aims to see how endorsement advertisements conducted by Indonesian female celebrities or artists indirectly become one of the agents that perpetuate the beauty myth against women. From the point of view of radical feminist theory, the data findings show a form of oppression against women found in face and body whitening cream ads on social media Instagram."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Banilia Janata
"Artikel ini mengkaji tentang hubungan antara individu yang lahir setelah tahun 2000-an dan para selebriti yang mempengaruhi mereka dengan menelusuri tagar #ootd atau yang biasa disebut outfit of the day di media sosial Instagram. Pada masa ini, influencer memainkan peran penting dalam aliran pendapatan/revenue streams untuk merek lokal karena mereka dianggap sebagai sumber yang terpercaya di era digital ini. Peran influencer telah mengambil alih industri pemasaran, hal ini disebabkan oleh para influencer yang menghasilkan lebih banyak gerakan/dampak dibandingkan dengan iklan tradisional. Konsumen saat ini lebih mengandalkan ulasan yang terkesan jujur, testimoni, dan rekomendasi word-of-mouth dari influencer sosial favorit mereka (Henderson, 2017). Melalui teori pemasaran media sosial Chaffey (2012), tulisan ini akan menyelami lebih dalam mengenai konteks pemasaran influencer di Indonesia. Tidak sedikit orang yang menerapkan bentuk pemasaran ini untuk meningkatkan kesadaran merek, menarik pelanggan dengan potensial baru serta membantu meningkatkan pertumbuhan bisnis mereka (Garnes, 2021). Studi ini menguraikan dampak besar influencer bahwa pemasaran influencer telah mengambil alih industri pemasaran untuk merek fashion dengan mempromosikannya melalui tagar #OOTD di Instagram.

This article examines the relationship between those born after the 2000s and the celebrities who influence them by tracing the hashtag #ootd (outfit of the day) on social media Instagram. Influencers today play a significant role in ensuring revenue streams for local brands since they are considered credible sources in this digital era. Influencer marketing generates more online movements than other forms of traditional advertisement. Consumers today rely more on authentic reviews, testimonials, and word-of-mouth recommendations from their favorite social influencers (Henderson, 2017). Through Chaffey’s (2012) social media marketing theory, this paper will dive deeper into the context of influencer marketing in Indonesia. Many brands have enforced this form of marketing to increase brand awareness, attract new potential customers, and help boost their business growth (Garnes, 2021). This study elaborates on the current impact of influencers on fashion brands by promoting the #OOTD hashtag on Instagram.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nafis Hafiyyan Ahmad
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor influencer attributes (attitude homophily, physical attractiveness, social attractiveness) memiliki pengaruh terhadap faktorfaktor perceived characterizations (trustworthiness, perceived expertise, parasocial relationship) dan juga faktor-faktor perceived characterizations (trustworthiness, perceived expertise, parasocial relationship) memiliki pengaruh terhadap intensi konsumen untuk membeli produk perawatan kulit (skincare). Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan Google Form sebagai metode pengumpulan data kepada 250 responden di Indonesia yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan seperti mengikuti salah satu influencer di media sosial, aktif. Metode sampling pada penelitian ini menggunakan non-probability sampling. Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan aplikasi perangkat lunak SmartPLS 3.0. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa faktor influencer attributes (physical attractiveness) memiliki pengaruh terhadap faktor-faktor perceived characterizations )trustworthiness, perceived expertise, parasocial relationship). Namun, untuk faktor influencer attributes/attitude homophily dan social attractiveness) tidak berpengaruh terhadap perceived expertise.

This study aims to analyze the influencer attributes (attitude homophily, physical attractiveness, social attractiveness) that have an influence on the factors perceived characterizations (trustworthiness, perceived expertise, parasocial relationship) as well as the factors perceived characterizations (trustworthiness, perceived expertise, parasocial relationship) has an influence on consumer intentions to buy skin care products (skincare). This study uses descriptive analysis using Google Form as a data collection method to 250 respondents in Indonesia who meet predetermined criteria such as following one of the influencers on social media, being active. The sampling method in this study uses non-probability sampling. Then the data was processed and analyzed using the SmartPLS 3.0 software application. This study resulted in the findings that the influencer attributes (physical attractiveness) have an influence on the factors perceived characterizations (trustworthiness, perceived expertise, parasocial relationship). However, the influencer attributes (attitude homophily and social attractiveness) have no effect on perceived expertise."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sondang, Shintadewi
"Cyberbullying adalah fenomena yang terjadi setelah kemunculan internet yang diikuti dengan media sosial dalam kehidupan manusia sehari-hari. Cyberbullying adalah tindakan yang sama dengan bully tradisional, bedanya adalah cyberbullying tidak dilakukan secara langsung melainkan melalui internet dan media elektronik. Dalam jurnal ini secara spesifik membahas cyberbullying terhadap selebriti dengan studi kasus Young Lex, melalui media sosial twitter, yang dinyatakan sebagai media sosial dengan konten negatif terbanyak. Dalam proses bullying nya, Young Lex berperan sebagai receiver karena bullying dimulai oleh masyarakat, yang berperan sebagai sender. Metode yang digunakan adalah observasi konten pada twitter. Hasil penelitian menunjukan bahwa cyberbullying dilakukan masyarakat yang tidak menyukai identitas Young Lex, karena tutur kata dan perilakunya yang sebagian besar tidak sesuai dengan norma yang berlaku di Indonesia. Masyarakat ini dapat disebut sebagai haters Young Lex.
Cyberbullying is a phenomenon that occurs after the presence of the internet followed by social media in everyday human life. Cyberbullying is the same action as traditional bullying, the difference is cyberbullying does not done directly but through the internet and electronic media. This journal specifically discusses cyberbullying of celebrities with Young Lex as the study case, through twitter, which stated as media social with most negative contents in Indonesia. In the bullying process Young Lex plays more as a receiver, because bullying is started by the community, which acts as a sender. The method is content observation and literature reviews. The results showed that cyberbullying was carried out by people who didn`t like the identity of Young Lex because of his words and behaviour were not incompatible with the prevailing norms in Indonesia. This society can also be referred to as his haters."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Maulidina Devaniputeri
"Social media is continuously being one of the main sources of communication and information. With this, there is an increasing rise in social influencers, which leads to the existence of social influencer marketing as a channel to advertise products and for brands to promote their products. The goal of this research is to analyze what are the motivations to follow Indonesian beauty influencers and if social identification with the beauty influencer influences their advertisement clicking and buying behavior towards beauty products. Moreover, this research investigates the generational cohort of generation Z and Y. Purposive sampling with online survey technique was done and 384 respondents were collected and analyzed using Partial Least Square-Structural Equation Method (PLS-SEM). Data was processed through SmartPLS 3.3.9 software. The findings suggest motivations that include Information Seeking, Cool and New Trend, Companionship, and Relaxing Entertainment positively affect social identification with beauty influencers. Social Identification with beauty influencers positively affects Advertisement Clicking and Buying Behavior, also in both generation Z and Y. Information Sharing and Information Seeking does not affect social identification with beauty influencers in generation Z. Cool and New Trend does not affect social identification with beauty influencers in generation Y. This research can provide managerial impact to beauty brand marketers that utilize influencers as a marketing strategy.

Media sosial terus menjadi salah satu sumber utama komunikasi dan informasi. Dengan ini, terjadi peningkatan influencer sosial, yang mengarah pada keberadaan pemasaran influencer sosial sebagai saluran untuk mengiklankan produk dan merek untuk mempromosikan produk mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apa motivasi mengikuti beauty influencer Indonesia dan apakah identifikasi sosial dengan beauty influencer mempengaruhi Advertisement Clicking dan Buying Behavior mereka terhadap produk kecantikan. Selain itu, penelitian ini menyelidiki kohort generasi dari generasi Z dan Y. Purposive sampling dengan teknik survei online dilakukan dan 384 responden dikumpulkan dan dianalisis menggunakan Partial Least Square-Structural Equation Method (PLS-SEM). Data diolah melalui software SmartPLS 3.3.9. Temuan menunjukkan motivasi yang mencakup Information Seeking, Cool and New Trend, Companionship, dan Relaxing Entertainment secara positif memengaruhi identifikasi sosial dengan influencer kecantikan. Identifikasi Sosial dengan beauty influencer berpengaruh positif terhadap Advertisement Clicking dan Buying Behavior, juga pada generasi Z dan Y. Information Sharing dan Information Seeking tidak mempengaruhi identifikasi sosial dengan beauty influencer pada generasi Z. Cool and New Trend tidak mempengaruhi identifikasi sosial dengan beauty influencer pada generasi Y. Penelitian ini dapat memberikan dampak manajerial bagi pemasar merek kecantikan yang memanfaatkan influencer sebagai strategi pemasaran."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilla Madani Istyabudi
"The emergence of digitalization shapes another marketing tool using social media as one of the most prominent marketing campaigns, especially in the fashion industry. This is also contributed by social media influencers who are acting like celebrities in their respective social media platforms. As social media is dominated by Generation Y & Z, this research aims to identify the factors of buying behavior on Generation Y & Z. To execute this, a research model combining theories of social media influencer, attitude towards the influencer, and buying behavior is used as descriptive study. This research applied the Theory of Planned Behavior with several appropriate adaptations. The research method is a form of quantitative research. Additionally, multigroup analysis is examined to see similarities and differences between the two generation cohorts. Further, this research is able to obtain 398 respondents consisting of both Generation Y & Z respondents residing in Indonesia collected through online questionnaires. The finding of this research aims to help fashion brand companies to maximize the utilization of social media marketing and for social media influencers to engage more with its audience with marketing practice. The findings of this research includes perceived credibility, trust, subjective norms, perceived expertise, and perceived congruence as having positive relationships and predictors of consumers’ buying behavior through consumers’ attitude towards influencers and brand attitude of both Generation Y & Z consumers in Indonesian context and is useful to help managers develop their marketing strategy through social media particularly to engage Generation Y & Z consumers.

Munculnya digitalisasi menghasilkan strategi pemasaran lain yang menggunakan media sosial sebagai salah satu kampanye pemasaran yang paling menonjol, terutama di industri fashion. Hal ini juga dikontribusikan oleh influencer media sosial yang bertingkah seperti selebriti di platform media sosialnya masing-masing. Karena media sosial didominasi oleh Generasi Y & Z, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor perilaku pembelian konsumen pada Generasi Y & Z. Untuk melakukan ini, model penelitian yang menggabungkan teori influencer media sosial, sikap terhadap influencer, dan perilaku pembelian digunakan sebagai studi deskriptif. Penelitian ini menerapkan Theory of Planned Behavior dengan menambahkan beberapa adaptasi yang sesuai. Metode penelitian merupakan salah satu bentuk penelitian kuantitatif. Selain itu, analisis multigroup dilakukan untuk melihat persamaan dan perbedaan antara dua kelompok generasi. Selanjutnya, penelitian ini memperoleh 398 responden yang terdiri dari responden Generasi Y & Z di Indonesia yang dikumpulkan melalui kuesioner online. Temuan penelitian ini bertujuan untuk membantu perusahaan merek fesyen untuk memaksimalkan pemanfaatan pemasaran media sosial dan agar influencer media sosial lebih terlibat dengan audiensnya dengan praktik pemasaran. Temuan penelitian ini meliputi persepsi kredibilitas, kepercayaan, norma subjektif, keahlian yang dirasakan, dan kesesuaian yang dirasakan memiliki hubungan positif dan prediktor perilaku pembelian konsumen melalui mediasi sikap konsumen terhadap influencer dan sikap merek konsumen Generasi Y & Z dalam konteks Indonesia dan berguna untuk membantu para manajer mengembangkan strategi pemasaran mereka melalui media sosial khususnya untuk konsumen Generasi Y & Z."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guntur Prayogo
"Pengguna media sosial tumbuh signifikan hingga mencapai 60% penduduk Indonesia. Di antara pengguna tersebut adalah Pandawara Group, influencer media sosial ramah lingkungan yang terkenal dengan aktivisme lingkungannya di platform media sosial seperti TikTok dan Instagram. Pandawara Group memperoleh popularitas dalam waktu singkat karena kontennya yang unik dan saat ini memiliki 10 juta pengikut aktif, menjadikan Pandawara Group menjadi Mega Influencer dalam waktu kurang dari setahun. Penelitian ini mengkaji peran Pandawara Group dalam mempromosikan niat pembelian ramah lingkungan melalui pendekatan The Extended Theory of Planned Behavior (TPB). Penelitian ini fokus dan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan survei yang disebarkan kepada pengikut Pandawara Group dengan jumlah sampel yang terkumpul sebanyak 122 responden. Kemudian data tersebut diolah melalui SEM-PLS dengan bantuan SmartPLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perceived credibility dan perceived expertise berpengaruh positif terhadap sikap terhadap perilaku ramah lingkungan. Studi ini juga menemukan bahwa congruence yang dirasakan konsumen terhadap Pandawara Group dapat mempengaruhi parasocial relationship secara positif dan signifikan, yang pada akhirnya secara signifikan mempengaruhi niat pembelian ramah lingkungan.

Social media users have grown significantly, reaching 60% of the Indonesian population. Among those users is Pandawara Group, a green social media influencer known for its environmental activism on social media platforms such as TikTok and Instagram. Pandawara Group gained popularity in a short period of time viiuet o its unique content and currently has 10 million active followers, making Pandawara Group a Mega Influencer in less than a year. This research examines the role of the Pandawara Group in promoting green purchase intention through the lens of the Theory of Planned Behavior (TPB). The study focuses on and employs a quantitative approach, utilizing surveys distributed to followers of the Pandawara Group with 122 samples collected. Then, the data is processed through SEM-PLS with the help of SmartPLS. The findings indicate that perceived credibility and expertise attributes positively affect attitudes toward green behavior. The study also finds that perceived congruence positively and significantly influences parasocial relationships, which in turn significantly influences green purchase intentions. "
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Makalah ini membahas tentang peran media dan influencer relations dalam pembentukan citra dan reputasi perusahaan. Kasus yang diambil adalah kampanye BTS Meal yang dilakukan oleh McDonalds, yang memicu kontroversi karena memicu kerumunan dan tidak menaati protokol COVID-19. Kejadian ini memicu peliputan negatif dari berbagai media tradisional dan modern mengenai penutupan gerai oleh aparat dan tidak adanya tindakan konkrit yang diambil oleh McDonalds. Dalam hal ini terlihat bahwa bahwa humas McDonalds tidak mengaplikasikan konsep media relations maupun influencer relations, sebab tidak terlihat upaya humas dalam menjalankan perannya sebagai lubricant, serta membangun hubungan yang empatik dengan masyarakat. Hal ini berdampak negatif terhadap reliabilitas dan kredibilitas perusahaan, yang merupakan bagian dari konstruk reputasi.
This paper discusses about the impact of media and influence relations on the construction of corporate image and reputation. The study focuses on the BTS Meal campaign initiated by McDonalds, which triggers a controversy due to its negligence to health protocols for COVID-19 prevention. This event was covered negatively by both the traditional and modern media on the closure of some McDonalds branch all over Indonesia and on how the company does not take concrete action. Through this event it can be seen that McDonalds did not utilize the concept of media relations and influencer relations, as the public relations department did not show an attempt in fulfilling their role as lubricant or forging a genuine relationship with the public. This in turn impacts negatively to the reliability, credibility, and trustworthiness of the company, which is part of the reputation construct.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Kamila Athiyya,author
"Iklan konvensional kerap diabaikan karena sudah tidak lagi disukai, hal ini direspon oleh pelaku bisnis dengan bekerja sama dengan influencer untuk melakukan influencer marketing yakni memasarkan produk dan meraih target audiens yang baru. Kini kegiatan influencer marketing lazim digunakan oleh bisnis besar maupun
kecil, dan kerap dilakukan pada aplikasi berbagi gambar Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh influencer marketing pada akun Instagram
salah satu influencer yakni Ayudia Bing Slamet terhadap purchase intention produk brand THENBLANK. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan data dari 193 responden di Jabodetabek. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode regresi linear, dan hasilnya menunjukkan bahwa influencer marketing yang dilakukan Ayudia pada Instagramnya berpengaruh signifikan terhadap minat beli produk brand THENBLANK.
"
Depok: Fakultas Ilmu Admnistrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Nurizkitha
"Perkembangan media sosial yang semakin canggih memberikan ruang bagi setiap individu dalam menampilkan citra diri dirinya di dunia digital. Tiktok, sebuah fenomena budaya, telah mendefinisikan ulang lanskap pengaruh, memungkinkan siapa pun untuk muncul sebagai 'influencer baru' dan membentuk kembali gagasan konvensional tentang popularitas dan publik. Penelitian dilakukan melalui studi etnografi virtual dengan cara mengamati aktivitas subjek secara online, melakukan wawancara mendalam, dan pengamatan terlibat secara online. Tulisan ini meneliti fenomena tren ulasan produk Shopee di Tiktok melalui praktik yang dilakukan oleh pembuat konten dan penonton sebagai sebuah imagined community yang memberikan kerangka kerja untuk memahami bagaimana anggotanya bekerja dalam ruang digital dan membangun nilai-nilai. Temuan mengungkapkan interaksi dinamis antara pembuat konten (influencer), penonton, dan platform Tiktok, menyoroti peran ketiganya dalam membentuk nilai dan standar. Penelitian ini mengidentifikasi tiga wawasan utama: pertama, dinamika rumit antara pengguna dan platform Tiktok dalam konstruksi nilai dan standar; kedua, penerapan praktik micro-celebrity oleh pengguna sebagai sarana untuk menyesuaikan dan menegosiasikan nilai-nilai mereka dalam komunitas; dan ketiga, eksplorasi kekuasaan yang lebih luas, termasuk pengendalian pasar dan faktor ekonomi, yang berperan dalam membentuk perilaku pengguna di platform. Tulisan ini lebih dari sekadar menjelaskan bagaimana pengguna memandang dan menafsirkan penonton mereka, menyoroti hubungan beragam antara struktur Tiktok dan pengaruh eksternal yang berdampak pada perilaku pengguna, tulisan ini menawarkan pemahaman komprehensif tentang interaksi yang rumit antara pengguna, platform digital, dan masyarakat luas.

The rapid development of social media provides space for every individual to display their image in the digital world. Tiktok, a cultural phenomenon, has redefined the landscape of influence, allowing anyone to emerge as a 'new influencer' and reshaping conventional notions of popularity and public. The research was conducted through a virtual ethnographic study by observing the subject's activities online, conducting in- depth interviews, and engaging in online observations. This article examines the trending phenomenon of Shopee product reviews on Tiktok through the practices carried out by content creators and viewers as an imagined community that provides a framework for understanding how its members work in the digital space and build values. The findings reveal dynamic interactions between content creators (influencers), audiences, and Tiktok platform, highlighting the role of all three in shaping values and standards. This research reveals three main insights: first, the complex dynamics between users and the Tiktok platform in the construction of values and standards; second, the adoption of micro- celebrities by users as a means of appropriating and negotiating their values within the community; and third, an exploration of the broader power, including market control and economic factors, that play a role in shaping user behavior on the platform. This paper goes beyond simply explaining how users perceive and interpret their audience, highlighting the diverse relationships between Tiktok's structure and external influences that impact user behavior, it offers a comprehensive understanding of the complex interactions between users, the digital platform, and society at large."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>