Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130339 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wawan Budisusilo
"Tesis ini membahas hubungan aktivitas fisik dengan keseimbangan sebagai faktor risiko jatuh pada komunitas lansia tersupervisi dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (SpKO). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode potong lintang menggunakan instrumen kuesioner Physical Activity Scale for Elderly (PASE) dan battery senior functional test (SFT). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan keseimbangan, kekuatan otot ekstremitas bawah, dan daya tahan kardiorespirasi. Penelitian ini merekomendasikan perlunya penggunaan PASE dan SFT dalam menilai tingkat aktivitas fisik, pola aktivitas fisik, waktu sedenter, serta kebugaran jasmani pada lansia sebagai dasar penyusunan program latihan fisik yang tepat pada komunitas lansia tersupervisi.

This thesis discusses the correlation between physical activity and balance as a risk factor of falls in the elderly community that is supervised by sports medicine specialist. This research is a quantitative study with the cross-sectional method, using Physical Activity
Scale for Elderly (PASE) questionnaire instruments and battery Senior Functional Test (SFT). The results show correlations between physical activity with balance, lower
extremity muscle strength, and cardiorespiratory fitness. The study concludes that PASE and SFT can be used in assessment of physical activity level and pattern, sedentary time, also the physical fitness in the elderly as a basis for the development of proper exercise program in the supervised elderly community.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizul Pin Zulfa
"Penurunan aktivitas fisik pada lansia menyebabkan lansia memiliki gaya hidup kurang gerak sedenter yang merupakan faktor risiko penyakit degeneratif seperti hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia. Peneliti menggunakan desain cross sectional dan metode multistage random sampling n= 107, 71 berusia 60-69 tahun, 80,4 perempuan. Penelitian ini menggunakan A Physical Activity Questionnare for Elderly PAQE. Analisis bivariat dilakukan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah menggunakan uji chi-square menunjukan secara statistik ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan sistol p=0,013, OR=2,71 namun tidak ada hubungan signifikan dengan tekanan diastol p=0,117, OR=1,88. Hasil penelitian menyimpulkan aktivitas fisik yang rutin dilakukan dapat memperbaiki tekanan darah. Selain itu penanganan hipertensi pada lansia perlu ditingkatkan.

The decline in physical activity in the elderly causes them have less motion lifestyle which is a risk factor for degenerative disease such as hypertension. Hypertension is one of the leading causes of death in the world. This research aims to know the relation between physical activity PA and blood pressure BP in elderly. This research will use the cross sectional design and the multistage random sampling method n 107, 71 60 69 years, 80,4 female. A Physical Activity Questionnare for Elderly PAQE is also used in this research. The result of chi square test shows that PA is statistically associated with sistolic BP p 0,013, OR 2,71 but there is no correlation between PA and diastolic BP p 0,117. This study summarize that a physical activity routine can support better blood pressure. It also reveals that a development in the Hypertension treatment for the elderly is needed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellgi Safirda
"Penuaan mempengaruhi perubahan tubuh termasuk sistem muskuloskeletal. Penurunan yang terjadi dikarenakan berkurangnya massa otot, kekakuan jaringan penghubung, dan penurunan kepadatan tulang mengakibatkan kelambanan bergerak,gangguan keseimbangan, dan koordinasi gerak sehingga mudah jatuh. Jatuh berdampak secara fisik maupun psikis lansia. Sebagai intervensi risiko jatuh, latihan keseimbangan dapat dijadikan referensi latihan bagi lansia. Latihan keseimbangan meningkatkan kekuatan otot dan keseimbangan untuk mencegah tubuh jatuh. Latihan keseimbangan dilakukan setiap hari (11 pertemuan) dengan durasi 10 - 15 menit perhari. Sebelum latihan penulis malakukan skreaning MMSE, dilanjutkan dengan instrument skrining jatuh (MFS, BBT, dan TUG). Saat latihan peneliti akan melakukan pengukuran tanda vital sebelum dan sesudah latihan, pengkajian TUG, dan melakukan gerakan latihan keseimbangan. Latihan keseimbangan yang dilakukan rutin signifikan terhadap keseimbangan postural terlihat dari adanya perubahan dalam stepping, gaya berjalan mulai membaik, postur tubuh saat berjalan mulai tegak, peningkatan nilai BBT dari skor 46 menjadi 50, dan penurunan waktu TUG dari 14 detik menjadi rata – rata waktu 12,5 detik selama intervensi. Pelaksanaan intervensi memerlukan seorang pendamping yang bertugas mengawasi dan menjaga lansia agar tidak jatuh, sekaligus menciptakan perasaan aman bagi lansia saat latihan. Sangat disayangkan intervensi ini sulit dilakukan secara berkelanjutan dikarenakan kekurangan sumber daya serta petugas sosial dan perawat panti memiliki tugas dan kewajiban lainnya yang perlu dilakukan sehingga untuk melakukan intervensi latihan keseimbangan akan sulit terlaksana. Untuk itu saya menyarankan bagi mahasiswa yang berpraktik di panti untuk melanjutkan intervensi ini sebagai intervensi pencegahan risiko jatuh pada lansia yang terdapat di panti.

Aging affects changes in the body including the musculoskeletal system. The decrease that occurs due to reduced muscle mass, stiffness of connective tissue, and decreased bone density results in sluggishness of movement, balance disorders, and coordination of motion so that it is easy to fall. Falls have a physical and psychological impact on the elderly. As a fall risk intervention, balance exercises can be used as an exercise reference for the elderly. Balance exercises improve muscle strength and balance to prevent the body from falling. Balance exercises are carried out every day (11 meetings) with a duration of 10-15 minutes per day. Before the exercise, the author conducted MMSE screening, followed by fall screening instruments (MFS, BBT, and TUG). During exercise, researchers will measure vital signs before and after exercise, assess TUG, and perform balance exercise movements. Balance exercises performed routinely are significant for postural balance as seen from changes in stepping, gait begins to improve, posture when walking begins to straighten, increases BBT scores from 46 to 50, and decreases TUG time from 14 seconds to an average time of 12. ,5 seconds during the intervention. Implementation of the intervention requires a companion who is in charge of supervising and keeping the elderly from falling, while creating a feeling of security for the elderly during exercise. It is unfortunate that this intervention is difficult to carry out in a sustainable manner due to lack of resources and social workers and nursing home nurses have other duties and obligations that need to be carried out so that it will be difficult to carry out balance training interventions. For that I suggest for students who practice in nursing homes to continue this intervention as an intervention to prevent the risk of falling for the elderly who are in nursing homes"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ellgi Safirda
"Penuaan mempengaruhi perubahan tubuh termasuk sistem muskuloskeletal. Penurunan yang terjadi dikarenakan berkurangnya massa otot, kekakuan jaringan penghubung, dan penurunan kepadatan tulang mengakibatkan kelambanan bergerak,gangguan keseimbangan, dan koordinasi gerak sehingga mudah jatuh. Jatuh berdampak secara fisik maupun psikis lansia. Sebagai intervensi risiko jatuh, latihan keseimbangan dapat dijadikan referensi latihan bagi lansia. Latihan keseimbangan meningkatkan kekuatan otot dan keseimbangan untuk mencegah tubuh jatuh. Latihan keseimbangan dilakukan setiap hari (11 pertemuan) dengan durasi 10 - 15 menit perhari. Sebelum latihan penulis malakukan skreaning MMSE, dilanjutkan dengan instrument skrining jatuh (MFS, BBT, dan TUG). Saat latihan peneliti akan melakukan pengukuran tanda vital sebelum dan sesudah latihan, pengkajian TUG, dan melakukan gerakan latihan keseimbangan. Latihan keseimbangan yang dilakukan rutin signifikan terhadap keseimbangan postural terlihat dari adanya perubahan dalam stepping, gaya berjalan mulai membaik, postur tubuh saat berjalan mulai tegak, peningkatan nilai BBT dari skor 46 menjadi 50, dan penurunan waktu TUG dari 14 detik menjadi rata – rata waktu 12,5 detik selama intervensi. Pelaksanaan intervensi memerlukan seorang pendamping yang bertugas mengawasi dan menjaga lansia agar tidak jatuh, sekaligus menciptakan perasaan aman bagi lansia saat latihan. Sangat disayangkan intervensi ini sulit dilakukan secara berkelanjutan dikarenakan kekurangan sumber daya serta petugas sosial dan perawat panti memiliki tugas dan kewajiban lainnya yang perlu dilakukan sehingga untuk melakukan intervensi latihan keseimbangan akan sulit terlaksana. Untuk itu saya menyarankan bagi mahasiswa yang berpraktik di panti untuk melanjutkan intervensi ini sebagai intervensi pencegahan risiko jatuh pada lansia yang terdapat di panti.

Aging affects changes in the body including the musculoskeletal system. The decrease that occurs due to reduced muscle mass, stiffness of connective tissue, and decreased bone density results in sluggishness of movement, balance disorders, and coordination of motion so that it is easy to fall. Falls have a physical and psychological impact on the elderly. As a fall risk intervention, balance exercises can be used as an exercise reference for the elderly. Balance exercises improve muscle strength and balance to prevent the body from falling. Balance exercises are carried out every day (11 meetings) with a duration of 10-15 minutes per day. Before the exercise, the author conducted MMSE screening, followed by fall screening instruments (MFS, BBT, and TUG). During exercise, researchers will measure vital signs before and after exercise, assess TUG, and perform balance exercise movements. Balance exercises performed routinely are significant for postural balance as seen from changes in stepping, gait begins to improve, posture when walking begins to straighten, increases BBT scores from 46 to 50, and decreases TUG time from 14 seconds to an average time of 12. ,5 seconds during the intervention. Implementation of the intervention requires a companion who is in charge of supervising and keeping the elderly from falling, while creating a feeling of security for the elderly during exercise. It is unfortunate that this intervention is difficult to carry out in a sustainable manner due to lack of resources and social workers and nursing home nurses have other duties and obligations that need to be carried out so that it will be difficult to carry out balance training interventions. For that I suggest for students who practice in nursing homes to continue this intervention as an intervention to prevent the risk of falling for the elderly who are in nursing homes"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Budi Prayuni
"Tesis ini disusun untuk mengetahui hubungan antara tingkat aktivitas fisik dan performa fisik dengan keadaan sarkopenia pada penderita obesitas usia lanjut di komunitas. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik potong-lintang dengan teknik pengambilan secara konsekutif. Kriteria inklusi diantaranya adalah subjek berusia ≥ 60 tahun, indeks massa tubuh ≥ 25 Kg / m2, mampu berjalan minimal 10 meter dan fungsi kognitif baik, Subjek yang menggunakan alat pacu jantung, terdapat implant metal di dalam tubuh, memiliki riwayat penyakit kanker, gangguan kardiovaskular dan respirasi akut, deformitas atau nyeri pada ekstremitas dan mendapatkan latihan terapeutik atau olahraga teratur dieksklusi dari penelitian ini. Pengukuran tingkat aktivitas fisik menggunakan kuesioner Physical Activity Scale for Elderly (PASE) dan performa fisik menggunakan uji kecepatan berjalan 6 meter dan uji timed up and go test (TUG). Penegakkan sarkopenia berdasarkan kriteria Asian Working Group of Sarcopenia 2019 dengan pengukuran komposisi tubuh menggunakan Bioelectric Impedance Analysis (BIA). Pada penelitian ini, didapatkan proporsi sarkopenia pada keseluruhan subjek (n = 119) adalah 23,5% dengan 71,4% berjenis kelamin perempuan. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan pada variabel tingkat aktivitas fisik (p > 0,05) dan hubungan yang signifikan pada variabel kecepatan berjalan dan uji TUG (p < 0,05). Kesimpulan pada penelitian adalah terdapat hubungan yang signifikan antara performa fisik dengan kondisi sarkopenia pada penderita obesitas usia lanjut di komunitas.

This thesis was aimed to determine the association between physical activity level and physical performance with sarcopenia in elderly obese patient in community. The research design is a cross sectional study with consecutive sampling. Inclusion criteria included subjects with age ≥ 60 years old, body mass index ≥ 25 Kg / m2, able to walk at least 10 meters, and has a good cognitive function. Subjects with pacemaker, have metal implants, history of cancer, acute cardiovascular and respiratory disorders, deformities or pain in extremities and receive regular therapeutic exercise were excluded from this research. Measurement of physical activity level using Physical Activity Scale for Elderly (PASE) questionnaire and physical performance using 6meter walking speed test and timed up and go test (TUG). Sarcopenia is based on criteria from Asian Working Group of Sarcopenia 2019 with body composition assessment using Bioelectric Impedance Analysis (BIA). In this research, the proportion of sarcopenia in all subjects (n = 119) was 23,5% with 71,4% was female. The results showed that there was no significant association on physical activity level (p > 0,05) and a significant association on walking speed and TUG test (p < 0,05). This research concluded that there is a significant association between physical performance with sarcopenia in elderly obese patient in the community."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
"Jatuh merupakan masalah yang banyak terjadi pada lansia, terutama pada lansia di panti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan latihan fisik dengan risiko jatuh pada lansia di panti sosial tresna werdha (PSTW) wilayah DKI Jakarta. Penelitian menggunakan cross sectional dengan metode quota sampling pada 91 lansia di PSTW Budi Mulia 1, 2, dan 4 wilayah DKI Jakarta.
Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi, risiko jatuh diukur menggunakan Morse Fall Scale (MFS). Uji statistik yang digunakan dalam penelitian adalah uji pearson product moment.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara latihan fisik dengan risiko jatuh (p < 0.05). Dapat disimpulkan bahwa latihan fisik yang dilakukan secara rutin dapat menurunkan risiko jatuh pada lansia di panti.

Fall is common problem in elderly especially institutional elderly. This research was aim to relation of physical exercise and fall risk in institutional elderly in PSTW DKI Jakarta. The research?s design was cross sectional with quota sampling method on 91 institutional elderly in PSTW Budi Mulia 1, 2, and 4.
Collecting data used interview and observation, fall risk measured with Morse Fall Scale questionnaire. The statistic test that using in this research was pearson product moment.
The results research shown that there was relationship between physical exercise and fall risk (p value < 0,05). Consequently, physical exercise regularly can reduce fall risk for institutional elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S61171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzakiyyah Alya Yusriyah
"Proses bertambahnya usia (menua) akan mempengaruhi berbagai penurunan sistem atau fungsi tubuh. Salah satunya adalah mengalami penurunan sistem muskuloskeletal. Penurunan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal akan menyebabkan berbagai konsekuensi salah satunya adalah risiko jatuh. Jatuh berdampak di berbagai aspek baik fisik, psikologis, material, hingga kematian. Sebagai intervensi risiko jatuh, latihan kekuatan dan keseimbangan dapat dijadikan referensi latihan bagi lansia. Latihan kekuatan dan keseimbangan dapat meningkatkan keseimbangan, mobilitas, serta kekuatan otot untuk mencegah tubuh jatuh. Latihan ini dilakukan setiap hari (9 kali latihan) dengan durasi latihan kurang lebih 40 menit perhari. Latihan ini terbagi menjadi 5 sesi yaitu pemanasan, latihan kekuatan, keseimbangan, gait, dan pendinginan dimana di setiap peralihan sesinya terdapat waktu istirahat 2 – 3 menit, namun waktu istirahat ini lebih fleksibel bergantung dengan kondisi lansia. Sebelum dilakukan latihan, peneliti melakukan skrining MFS, dan dilanjutkan dengan alat ukur yang berkaitan dengan risiko jatuh yaitu BBT, TUG, dan MMT. Peneliti melakukan pengukuran tanda tanda vital sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi untuk mengontrol adanya hipotensi postural yang mungkin dapat terjadi. Latihan kekuatan dan keseimbangan yang dilakukan rutin berpengaruh signifikan terhadap keseimbangan postural, mobilitas, dan kecepatan berjalan yang terlihat dari adanya peningkatan nilai BBT dari skor 32 menjadi 42, serta penurunan waktu TUG dari 20,6 detik sebelum intervensi menjadi 16,1 detik setelah sembilan kali intervensi. Peningkatan kekuatan otot juga meningkat walaupun tidak signifikan yaitu pada bagian lutut dari skor MMT 3 menjadi 4. Hal ini dapat disebabkan karena frekuensi intervensi yang dilakukan hanya dalam jangka pendek. Jika dilakukan secara berkelanjutan, hasil dari intervensi dapat lebih maksimal. Oleh sebab itu, dengan adanya karya ilmiah ini diharapkan petugas, perawat, atau mahasiswa di panti yang sedang berpraktik dapat melanjutkan intervensi ini sebagai pencegahan risiko jatuh pada lansia yang ada di panti.

The process of getting older (aging) will affect various declines in body systems or functions. One of them is experiencing a decrease in the musculoskeletal system. The decline that occurs in the musculoskeletal system will cause various consequences, one of which is the risk of falling. Falling has an impact on various aspects, both physical, psychological, material, and even death. As a fall risk intervention, strength and balance training can be used as a reference exercise for the elderly. Strength and balance training can improve balance, mobility, and muscle strength to prevent falls. This exercise is done every day (9 times) with a duration of approximately 40 minutes per day. This exercise is divided into 5 sessions, namely warm-up, strength training, balance, gait, and cool-down where in each transition session there is a 2-3 minute rest period, but this rest time is more flexible depending on the condition of the elderly. Prior to the exercise, the researchers conducted an MFS screening, and continued with measuring instruments related to fall risk, namely BBT, TUG, and MMT. Researchers measured vital signs before and after the intervention to control for any possible postural hypotension. Strength and balance exercises that are carried out routinely have a significant effect on postural balance, mobility, and walking speed as seen from an increase in the BBT value from a score of 32 to 42, as well as a decrease in the TUG time from 20.6 seconds before the intervention to 16.1 seconds after nine times intervention. The increase in muscle strength also increased, although not significantly, namely in the knee section from an MMT score of 3 to 4. This could be due to the frequency of interventions carried out only in the short term. If done on an ongoing basis, the results of the intervention can be maximized. Therefore, with this scientific work it is hoped that officers, nurses, or students at the nursing home who are practicing can continue this intervention as a prevention of the risk of falling in the elderly in the orphanage."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatn Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiya Aini
"Perubahan pada sistem muskuloskeletal lansia dapat menyebabkan masalah risiko jatuh yang cukup tinggi pada lansia. Kejadian jatuh pada lansia akan berdampak pada kondisi fisik dan fisiologi dari lansia. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan asuhan keperawatan pada lansia yang memiliki risiko jatuh. Risiko jatuh pada lansia dapat diukur melalui beberapa tes, meliputi Modified Falls Efficacy Scale MFES , Performance Oriented Mobility Assessment POMA dan One Leg Stance Test OLTS . Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh pada lansia adalah program latihan berdiri dan keseimbangan. Hasil yang didapat yaitu adanya peningkatan yang cukup signifikan yang ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan MFES dari skor 5,71 menjadi 10, pemeriksaan POMA dari skor 21 menjadi 24 dan OLTS dari 1,99 detik menjadi 7,55 detik. Program latihan berdiri dan keseimbangan ini dapat dilakukan oleh perawat untuk melatih keseimbangan lansia agar dapat meminimalisir risiko jatuh yang terjadi pada lansia.

Change in the musculoskeletal system on older people can causes quite high risk of falls problem. The incident of falls on older people will have an impact on the physical and phychological condition of older people. The purpose of this scientific article is to explain nursing care of older people with risk of falls. Risk of falls in older people can be measurred by using some tests, which are Modified Falls Efficacy Scale MFES , Performance Oriented Mobility Assessment POMA and One Leg Stance Test OLTS . One of the nursing cares that can be implemented to reduce risk of falls on older people is standing and balance training program. The obtained result shows quite significant increase in MFES score, which enhanced from 5,71 to 10. Moreover, there is also an increasing result in POMA and OLTS score. POMA score increases from 21 to 24 and OLTS score increases from 1,99 seconds to 7,55 seconds. Standing and balance exercise program can be implemented by nurse to train balance on older people in order to minimize risk of falls on older people.Keywords musculoskeletal change older people risk of falls standing and balance exercise."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Agustin Chaemar
"Status nutrisi merupakan kondisi status kesehatan individu yang banyak menjadi masalah pada lanjut usia. Masalah status nutrisi menyebabkan dampak buruk seperti kejadian jatuh yang berdampak pada kematian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan status nutrisi dengan risiko jatuh pada lansia di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 111 responden. Instrumen yang digunakan untuk mengukur status nutrisi berupa Mini Nutrition Assasment MNA dan risiko jatuh berupa Morse Fall Scale MFS . Hasil penelitian didapat ada hubungan bermakna antara status nutrisi dengan risiko jatuh p = 0,000 dengan OR= 3,8 2,6-5,8 . Penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan intervensi peningkatan status nutrisi untuk mencegah risiko jatuh pada lansia.

Nutritional status is a condition of the health status of individuals who are a lot of problems in the elderly. Problems of nutritional status cause adverse effects such as fall events that can cause death. The purpose of this study to determine the relationship of nutritional status with the risk of falling in the elderly in Depok City. This research uses cross sectional design approach with the number of samples is 111 respondents. Instruments used to measure the nutritional status of the Mini Nutrition Assassment MNA and the risk of falling Morse Fall Scale MFS . The result showed that there was significant correlation between nutritional status and risk of fall p 0,000 with OR 3,8 2,6 5,8 . Subsequent research is expected to develop improved interventions of nutritional status to prevent the risk of falling in the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69653
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufalia Zulfa Ad Hania
"Proses penuaan dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Kondisi ini disebabkan karena jumlah sel-sel pada otak berkurang sehinggga memengaruhi koordinasi otak. Penurunan koordinasi otak menyebabkan kestabilan tubuh menjadi terganggu. Kestabilan tubuh yang terganggu dapat menyebabkan lansia hilang keseimbangan dan berisiko jatuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan fungsi kogntif dengan risiko jatuh pada lansia di Panti. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah responden 77 yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Pengukuran fungsi kognitif menggunakan kuisioner Mini Mental State Examination MMSE dan risiko jatuh diukur menggunakan kuisiner Morse Fall Scale MFS. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji chi square dan didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi kognitif dengan risiko jatuh p value =0,008. Saran dari penelitian ini yaitu pihak panti perlu mengoptimalkan peran perawat komunitas panti sebagai upaya preventif primer, sekunder dan tersier untuk mengatasi masalah penurunan fungsi kognitif dan risiko jatuh pada lansia.

The ageing process can lead to decreased cognitive function. This condition is caused by the reduction of cells in the brain affect the brain coordination. Decreasing coordination of the brain causes the stability of the body being hampered. Impaired body stability can cause the elderly to lose balance and increase the risk of falling. This study aims to determine the relationship of cognitive function with the risk of falling in the elderly orphans. The research design using cross sectional with 77 respondents selected through purposive sampling technique. Measurement of cognitive function using Mini Mental State Examination MMSE questionnaire and fall risk measured using Morse Fall Scale MFS questionnaire. The results were analysed using chi square test and found that there was a significant correlation between cognitive function with fall risk p value 0,008. This research suggested that the institution needs to optimize the role of nursing community as primary, secondary and tertiary preventive efforts to overcome the problem of declining cognitive function and the risk of falling in the elderly. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>