Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87237 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faustino, Jeremy
"Penelitian dilakukan dalam rangka melihat gambaran tentang tindakan pengendalian diri secara simultan pada anak-anak umur 3 tahun dan 4 tahun di Indonesia. kemampuan pengendalian diri anak-anak dilihat melalui percobaan yang menguji kemampuan menguji coba dan menunggu reward berupa jelly selama maksimal 13 menit. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini jumlah 41 anak-anak prasekolah berusia 3 hingga 4 tahun. Hasil penelitian menggambarkan adanya tindakan pengendalian diri secara simultan pada anak yang mencapai keberhasilan kedua domain perilaku pengendalian diri, atensi dan menunggu pahala secara bersamaan.

The study was conducted in order to see a picture of simultaneous self-control measures in children aged 3 years and 4 years in Indonesia. children's self-control abilities are seen through experiments that test the ability to try and waiting for a reward in the form of jelly for a maximum of 13 minutes. The participants in this study were 41 preschool children aged 3 to 4 years. The results of the study describe the simultaneous action of self-control in children who achieve success in both domains of self-control behavior, attention and waiting for reward simultaneously."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Livia Octacarmine
"Penelitian dilakukan untuk melihat gambaran self-controlserta keterlibatan pada anak-anak usia 3-4 tahun di Indonesia. Dalam melihat kemampuan self-control, dilakukan sebuah eksperimen sederhana yang melihat delay of gratification yang dikembangkan oleh Mischel, dengan beberapa penyesuaian seperti penggunaan jelly sebagai reward, dan waktu maksimal menunggu hingga 13 menit (780 detik). Sedangkan, untuk melihat keterlibatan ibu diberikan alat ukur Mother Involvement Scale-Reported yang dikembangkan oleh Finley, Mira, dan Schwartz (2008), yang melihat keterlibatan ibu dalam tiga dimensi, yaitu instrumental, expressive, dan mentoring/advising. Terdapat 7 pasang partisipan dalam penelitian ini, yang terdiri anak usia 3-4 tahun dengan ibunya yang berusia 31-40 tahun. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan self-control yang dimiliki anak-anak usia 3-4 tahun sangat beragam, dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Sedangkan, keterlibatan ibu pada anak-anak usia 3-4 tahun cenderung tinggi, dengan dimensi yang paling tinggi adalah dalam mentoring/advising.

The aim of this study is to find out about self-control and maternal involvement in three and four-year-old children in Indonesia. Childrens self-control was measured with an experiment of delay of gratification, that was adapted from Mischels experiments, with some modifications such as the usage of jellies as the reward and 13 minutes (780 seconds) as the maximum delay duration. Maternal involvement was measured using a self-reported questionnaire named Mother Involvement Scale-Reported, developed by Finley, Mira, and Schwartz (2008). In this measurement, mother involvement is divided by three dimensions, instrumental, expressive, and mentoring/advising. There are seven pairs of participants in this study that are three and four-year-old children with their mothers. The result of this study shows that self-control abilities among three and four-year-olds are vary, influenced by many factors. Otherwise, maternal involvement in three and four-year-olds is tend to be high, with mentoring/advising as the involvement dimension with the highest score among all participants.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irsyad Muhammad Farhan
"Penelitian dengan desain eksperimental antar subjek ini bertujuan untuk menguji pengaruh sentuhan terhadap pengendalian diri pada anak usia 3-4 tahun. Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki dan perempuan berusia 3-4 tahun dari sekolah swasta Narada Jakarta Barat dan sekolah swasta Krista Gracia Klaten Jawa Tengah dengan jumlah total 41 peserta. Untuk mengukur pengendalian diri, peserta dilibatkan dalam prosedur replikasi tes marshmallow, yang merupakan prosedur standar untuk mengukur pengendalian diri. Partisipan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok sentuh yang disentuh sedangkan prosedur pengendalian diri dijelaskan, dan kelompok no sentuh yang tidak disentuh. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan sentuhan terhadap pengendalian diri anak usia 3-4 tahun.

This research with experimental design between subjects aims to examine the effect of touch on self-control in children aged 3-4 years. Participants in this study were male and female students aged 3-4 years from the Narada private school, West Jakarta and the Krista Gracia Klaten private school, Central Java, with a total of 41 participants. To measure self-control, participants were involved in the replication procedure of the marshmallow test, which is a standard procedure for measuring self-control. Participants were divided into two groups, namely the touch-touched group while self-control procedures were explained, and the untouched group no-touch. The results of the analysis using the chi-square test showed that touch had no significant effect on self-control of children aged 3-4 years."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalida Ajra Khairunnisa Barani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengendalian diri anak dan status pekerjaan ibu dengan keterlibatan ibu pada anak usia 3-4 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi parsial dengan mengadaptasi Marshmallow Test (Mischel, Shoda, Rodriguez, 1989) yang dilakukan pada 51 anak dan menggunakan instrumen MISR (Maternal Involvement Scale-Reported) kepada 51 ibu sebagai partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri anak dan status pekerjaan ibu dengan keterlibatan ibu sebagai variabel kontrol. Keterbatasan penelitian menjadi bahan diskusi.
This study aims to determine the relationship between child self-control and maternal employment status with maternal involvement in children aged 3-4 years. This study is a partial correlation study by adapting the Marshmallow Test (Mischel, Shoda, Rodriguez, 1989) which was conducted on 51 children and used the MISR (Maternal Involvement Scale-Reported) instrument to 51 mothers as participants. The results showed that there was no significant relationship between children's self-control and maternal employment status with mother involvement as a control variable. The limitations of the research are subject to discussion."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verina Mardhatillah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kontrol diri ibu dan keterlibatan ibu dengan kontrol diri anak pada anak berusia 3-5 tahun. Kontrol diri merupakan aspek yang penting dalam kehidupan individu. Pada anak-anak usia 3-5 tahun mencubit dan memukul teman maupun menangis kencang karena tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan merupakan tingkah laku yang berkaitan dengan kontrol diri. Untuk melihat kontrol diri ibu, diberikan alat ukur Self-Control Scale (SCS) yang dikembangkan oleh Tangney, Baumeister, dan Boone (2004). Variabel keterlibatan ibu diukur menggunakan Maternal Involvement Scale-Reported (MIS-R) yang dikembangkan oleh Finley, Mira, dan Schwartz (2008), yang melihat keterlibatan ibu dalam tiga dimensi, yaitu instrumental, ekspresif, dan mentoring/advising. Kontrol diri anak diukur menggunakan Behavior Problem Index (BPI) yang dikembangkan oleh Peterson dan Zill (1986). Seluruh instrumen dalam penelitian ini diisi oleh ibu. Penelitian ini mendapatkan data sebanyak 119 partisipan ibu yang berusia 25-50 tahun. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara kontrol diri ibu dengan kontrol diri anak, dengan mengontrol keterlibatan ibu (r=0,181; p<0,05).

The aim of this study is to see the relationship between maternal self-control and matenal involvement with children’s self-control on 3-to-5-year old children. Self-control is an important aspect in an individual's life. On 3-to-5 year old children, pinching and beating friends or crying loudly because they do not get something they want is behavior related to self control. Maternal self-control was measured using a self-reported questionnaire named Self-Control Scale (SCS) developed by Tangney, Baumeister, and Boone (2004), while Maternal involvement was measured using a self-reported questionnaire named Maternal Involvement Scale-Reported (MIS-R) developed by Finley, Mira, and Schwartz (2008). In this measurement, maternal involvement is divided by three dimensions, instrumental, expressive, and mentoring/advising. Children’s self-control was measured using a self-reported questionnaire named Behavior Problem Index (BPI) developed by Peterson and Zill (1986). All instruments in this study were filled by mothers. This study obtained data from 119 participants aged 25-50 years. Result shows a significant positive correlation between maternal self-control with children’s self-control and maternal involvement as a control variable (r=0,181; p<0,05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Hanifa
"Perundungan merupakan fenomena yang sering terjadi di Indonesia, bahkan di dalam lingkungan pendidikan. Perundungan terbukti memiliki dampak negatif, baik pada korban maupun pelakunya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas Program Pelatihan Empati dan Kontrol Diri untuk menurunkan perilaku perundungan, serta meningkatkan empati dan kontrol diri. Peserta pelatihan adalah empat siswa sekolah dasar yang merupakan pelaku perundungan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi-eksperimental dengan desain one group pre-test post-test. Teknik analisis data menggunakan wilcoxon signed-rank test untuk melihat perbedaan kondisi peserta pelatihan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Pelatihan Empati dan Kontrol Diri dapat menurunkan perilaku perundungan secara signifikan berdasarkan penilaian oleh teman-teman partisipan (Z=-2.103, p=0.035). Meski demikian, hasil self-report dan penilaian guru menunjukkan penurunan perilaku perundungan yang tidak signifikan (Z=-1.826, p=.068; Z=-1.826, p=.068). Selain itu, program pelatihan ini tidak dapat meningkatkan kemampuan berempati secara signifikan, baik empati secara umum (Z=-1.826, p=0.068), afektif (Z=-1.604, p=0.109), maupun kognitif (Z=-1.826, p=0.068), serta hanya dapat meningkatkan kemampuan kontrol diri peserta secara memadai.

Bullying is a phenomenon that often occurs in Indonesia, even within the educational environment. Bullying proved to have a negative impact on both the victims and the perpetrators. This study aims to evaluate the effectiveness of the Empathy and Self Control Training Program to reduce bullying behavior and increase empathy and self control. The participants were four elementary school bullies. The research method used was quasi-experimental with the design of one group pre-test post-test. Data analysis techniques used Wilcoxon signed-rank test to see differences in the conditions of participants before and after the intervention. The results indicate that the Empathy and Self Control Training Program can reduce bullying behavior significantly based on peer evaluations (Z = -2.103, p = 0.035). However, the results of the self-report and teacher assessment showed a non-significant decrease in bullying behavior (Z = -1.826, p = .068; Z = -1.826, p = .068). In addition, this training program cannot significantly improve empathy skills, both empathy in general (Z = -1.826, p = 0.068), affective (Z = -1.604, p = 0.109), and cognitive (Z = -1.826, p = 0.068), and can only improve the ability of participants to control themselves adequately."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T52343
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Dinda Devina
"Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan adanya hubungan antara kontrol diri dan kualitas pertemanan pada anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk melihat perbedaan kualitas pertemanan dan kontrol diri berdasarkan jenis kelamin. Pengukuran kontrol diri dilakukan menggunakan adaptasi alat ukur Social Skills Improvement System SSIS yang dikembangkan oleh Gresham dan Elliot 2008 . SSIS memiliki 7 tujuh dimensi yang terdiri dari kerjasama, komunikasi, empati, asertif, keikutsertaan, tanggung jawab, dan kontrol diri. Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengukur dimensi kontrol diri. Pengukuran kualitas pertemanan dilakukan dengan alat ukur Friendship Quality Questionnaire yang dikembangkan oleh Parker dan Asher 1993. FQQ memiliki 6 enam dimensi yang terdiri dari validation and caring, conflict resolution, conflict and betrayal, help and guidance, intimate exchange, serta companionship and recreation. Responden dalam penelitian ini berjumlah 84 responden dengan karakteristik berusia 6-12 tahun, memiliki satu jenis kebutuhan khusus yang tergolong ringan, serta memiliki kemampuan membaca dan menulis. Melalui teknik pearson correlation, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara kontrol diri dan kualitas pertemanan pada anak berkebutuhan khusus r=0,444, p.

This research is conducted to prove that there is a relationship between selfcontrol and friendship quality in children with special needs in inclusive primary school. The differences of friendship quality and self control based on gender are also examined. Self control is measured with an adaptation of Social Skills Improvement System SSIS which was developed by Gresham and Elliot 2008. SSIS has 7 seven dimensions which consists of cooperative, communication, emphaty, assertive, engagement, responsibility, and selfcontrol. In this research, specifically researcher only measure the self control dimension. Friendship quality is measured with Friendship Quality Questionnaire which was developed by Parker and Asher 1993. FQQ has 6 six dimensions which consists of validation and caring, conflict resolution, conflict and betrayal, help and guidance, intimate exchange, and companionship and recreation. Eighty four participants aged 6 ndash 12 years old, has only one type of special needs that classified as mild, and have ability to read and write, participated in this study. Based on pearson correlation technique, there is relationship between self control and friendship quality in children with special needs r 0,444."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nela Regar Ursia
"Prokrastinasi telah lama dianggap sebagai perwujudan dari rendahnya self-control. Kemunculan teori motivasi temporal (TMT) sebagai suatu kerangka teoretis untuk menjelaskan prokrastinasi juga mendukung peran self-control dalam memunculkan perilaku prokrastinasi. Penelitian ini ingin menguji kesesuaian TMT dalam menjelaskan pola hubungan antara self-control dan prokrastinasi, baik secara umum maupun dalam pengerjaan skripsi. Subjek penelitian adalah 157 mahasiswa psikologi yang sedang mengerjakan skripsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-control memiliki korelasi negatif dengan prokrastinasi umum (r=-0,663) dan skripsi (r=-0,504). Peran elemen-elemen TMT sebagai mediator menjadi terbukti ketika korelasi negatif tersebut melemah secara signifikan setelah dilakukan pengendalian terhadap ketiga elemen TMT. Sekalipun demikian, pelemahan yang lebih besar justru ditemukan ketika self-control yang dijadikan sebagai variabel mediator. Dugaan penyebab dan implikasi temuan terhadap kesesuaian TMT didiskusikan dalam badan tulisan.
Procrastination has long been regarded as reflection of low self-control. The emergence of temporal motivation theory (TMT) as a theoretical framework to explain procrastination also supports the role of self-control in bringing forth procrastination. This study aimed to test the suitability of TMT in explaining correlational pattern of self-control and procrastination, both in general and in thesis completion. Subjects were 157 psychology students working on their thesis. The results show that self-control has a negative correlation with general procrastination (r = -0.663) and thesis (r=-0.504). The role of TMT’s elements as mediators has been proven when the negative correlations weakened significantly after controlling for TMT elements. Nevertheless, a greater attenuation was actually found when self-control was used as the mediator variable. Alleged causes and implications of the findings are discussed.
"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Uweisha Eraz Puteri
"Bunuh diri termasuk penyebab kematian ketiga pada remaja usia 10 hingga 19 tahun. Pada tahun 2016, angka kematian akibat bunuh diri di Indonesia diestimasikan sebesar 3,4 per 100.000 penduduk. Kematian akibat bunuh diri adalah sebuah fenomena gunung es, dimana besarnya masalah akan terlihat lebih jelas jika perilaku bunuh diri dimasukkan dalam perhitungan. Salah satu faktor utama perilaku bunuh diri remaja usia sekolah adalah bullying. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara bullying dengan perilaku bunuh diri ada pelajar SMP dan SMA di Indonesia setelah dikontrol oleh variabel confounding. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan kuantitatif menggunakan data sekunder Global School Based Health Survey Indonesia 2015. Sampel penelitian ini adalah pelajar SMP dan SMA yang berusia 12-17 tahun (n = 8733). Analisis yang digunakan adalah analiss univariat, bivariat dan multivariabel dengan level kepercayaan 95%. Hasil analisis multivariabel dengan regresi logistik berganda, menunjukkan rasio odds terjadinya perilaku bunuh diri pada pelajar SMP dan SMA di Indonesia yang pernah mengalami bullying dibandingkan dengan pelajar yang tidak pernah mengalami bullying adalah 2,27 (95% CI: 1,92-3,53). Selain itu, hasil analisis multivariabel juga mununjukan adanya variabel interaksi (variabel moderator/effect modifier) yaitu perilaku berkelahi dan kekerasan seksual. Strategi pencegahan bullying dan perilaku bunuh diri berbasis sekolah sangat diperlukan untuk mengurangi risiko perilaku bunuh diri pada pelajar.

Suicide is the third leading cause of death in adolescents aged 10 to 19 years old. In 2016, the death rate due to suicide in Indonesia was estimated at 3.4 per 100,000 population. Complete suicide is an iceberg phenomenon, where the problem will be seen more clearly if suicidal behavior was involved. One of the main factors that could intensify suicidal behavior risk among high school students is bullying. This study examined the association between bullying and suicide among high school student in Indonesia after adjusting for confounder variables. It was a secondary analysis of Global School Based Health Survey Indonesia 2015 which used cross sectional study design. Univariate, bivariate, and multivariable analyses were performed at 95% confidence level. Multivariable regression logistic model showed that students who had been bullied had 2.27 times greater odds of having suicidal behavior compared to students who had never experienced bullying (OR: 2,27; 95% CI: 1,92-3,53). Besides, we indicated that physical fighting, and sexual abuse as effect modifiers (moderator or interaction variables) that affect the association between bullying and suicidal behavior. School-based bullying and suicidal behavior prevention strategies are needed to reduce the risk of suicidal behavior among students."
Depok: Fakultas Kesehatan masyarkat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Pataprilia
"Sistem Pemasyarakatan berasumsi bahwa WBP bukan saja obyek melainkan subyek yang tidak berbeda dari manusia lainnya yang sewaktuwaktu dapat melakukan kesalahan dan kekhilafan yang dapat dikenakan pidana sehingga tidak harus diberantas. Yang harus diberantas adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan WBP berbuat hal-hal yang bertentangan dengan hukum, kesusilaan, agama, atau kewajiban-kewajiban sosial lain yang dapat dikenakan pidana. Oleh sebab itu eksistensi pemidanaan diartikan sebagai upaya untuk menyadarkan WBP agar menyesali perbuatannya, dan mengembalikannya menjadi warga masyarakat yang baik, taat kepada hukum, menjunjung tinggi nilai-nilai moral, sosial dan keagamaan sehingga tercipta kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan damai.
Di samping itu, sistem pemasyarakatan juga berasumsi bahwa pada hakekatnya perbuatan melanggar hukum oleh WBP adalah cerminan adanya keretakan hubungan hidup, kehidupan, dan penghidupan antara yang bersangkutan dengan masyarakat sekitarnya.
Hal ini berarti bahwa penyebab terjadinya perbuatan melanggar hukum bertumpu dan diakibatkan oleh "kegagalan" yang bersangkutan dengan ketiga aspek tersebut. Aspek hidup diartikan sebagai hubungan manusia dengan penciptaNya. Aspek kehidupan diartikan sebagai hubungan antara sesama manusia. Sedangkan aspek penghidupan diartikan sebagai hubungan antara manusia dengan alam lingkungannya (yang dimanifestasikan sebagai hubungan manusia dengan pekerjaannya). Oleh sebab itu, tujuan dari sistem pemasyarakatan adalah pemulihan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan antara WBP dengan masyarakatnya (Sujatno, 2003).
Untuk mencapai tujuan dimaksud, sistem pemasyarakatan mengenal adanya dua jenis program pembinaan dan pembimbingan yaitu pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian. Pembinaan kepribadian diarahkan pada pembinaan mental dan watak agar WBP menjadi manusia seutuhnya, bertakwa dan bertanggung jawab kepada diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Sedangkan pembinaan kemandirian diarahkan kepada pembinaan bakat dan ketrampilan agar WBP dapat kembali berperan aktif sebagai anggota masyarakat yang baik dan bertanggung jawab (Sujatno, 2004).
Pembinaan kepribadian meliputi :
a. Pembinaan kesadaran beragama.
b. Pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara.
c. Pembinaan kemampuan intelektual.
d. Pembinaan kesadaran hukum
e. Pembinaan mengintegrasikan diri dengan masyarakat.
Sedangkan pembinaan kemandirian diberikan melalui program-program:
a. Ketrampilan untuk mendukung usaha-usaha mandiri.
b. Ketrampilan untuk mendukung usaha-usaha industri kecil.
c. Ketrampilan yang dikembangkan sesuai dengan bakatnya masing-masing.
d. Ketrampilan untuk mendukung usaha-usaha industri atau kegiatan pertanian.
Namun, beberapa program pembinaan tadi belum terlaksana/berjalan sesuai dengan tujuan pemasyarakatan karena berbagai faktor. Dalam pelaksanaannya, banyak narapidana yang belum tersentuh program pembinaan tersebut dan andaikan tersentuh pembinaan kepribadian seperti pembinaan rohani sifatnya massal seperti ceramah yang kurang efektif.
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis membatasi permasalahan yang terdapat pada program kepribadian. Menurut penulis, di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) perlu adanya program pembinaan kepribadian yang bersifat individual karena mengingat latar belakang dan permasalahan yang dihadapi oleh para narapidana tersebut tidaklah sama. Salah satu program yang dapat dijadikan program pembinaan kepribadian adalah Program Self Control.
Menurut Shapiro (dalam Franken, 2003)), pengendalian diri (self control) penting untuk kesehatan fisik dan mental. Kehilangan kendali dihubungkan dengan timbulnya berbagai gangguan, seperti stress, depresi, kecemasan, mengkonsumsi obat-obatan sampai kecanduan obat."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>