Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120545 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Demas Sabatino
"

Industri telekomunikasi telah bersiap mengimplementasikan teknologi 5G secara komersil, dimana teknologi 5G digadang-gadang sebagai evolusi dari teknologi telekomunikasi yang makin memperkuat ekosistem digital saat ini. Di tengah tekanan dari layanan digital seperti layanan over the top (OTT), operator telekomunikasi diuntungkan dengan implementasi teknologi 5G melalui dukungannya terhadap ekosistem Internet of Things (IoT). Namun bagi penyedia menara, evolusi teknologi yang terjadi tidak berdampak apapun secara langsung dan bahkan berpotensi mengancam profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu tesis ini akan membahas mengenai strategi penyedia menara dalam memasuki era IoT. Penelitian mengambil studi kasus dari PT. Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dengan menggunakan Kerangka Perumusan Strategi yang telah disesuaikan, antara lain Matriks Evaluasi Eksternal, Matriks Evaluasi Internal, Matriks SWOT, Matriks Internal Eksternal, Matriks Grand Strategy, dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Hasilnya dari dua alternatif strategi yang paling sesuai dengan kondisi Mitratel saat ini adalah “Memperkuat dan fokus pada bisnis menara yang sudah dimiliki dengan tidak menjadi penyedia layanan IoT. Strategi dilaksanakan melalui: a). penetrasi dan pengembangan pasar kepada pelanggan yang sudah dimiliki maupun pelanggan potensial, b). Integrasi horizontal yaitu dengan akuisisi perusahaan menara lain.”


The telecommunications industry has been preparing to implement commercial 5G technology, where 5G technology is predicted as an evolution of telecommunications technology that is increasingly strengthening the current digital ecosystem. Amid pressures from digital services such as over the top (OTT) services, telecommunications operators benefit from the implementation of 5G technology through their support of the Internet of Things (IoT) ecosystem. But for tower providers, the evolution of technology that occurs has no direct impact and even has the potential to threaten company profitability. Therefore, this thesis will discuss the strategy of tower providers in entering the IoT era. The research took a case study from PT. Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) using the adjusted Strategy Formulation Framework, including the External Evaluation Matrix, Internal Evaluation Matrix, SWOT Matrix, External Internal Matrix, Grand Strategy Matrix, and Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). The results of the two alternative strategies that are most suitable for Mitratel's current conditions are "Strengthen and focus on existing tower businesses by not becoming an IoT service provider. The strategy is implemented through: a). market penetration and development to existing customers and potential customers, b). Horizontal integration is the acquisition of another tower company."

"
2019
T55306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Pratomo Sunu
"Perjanjian kerja sama perdagangan bebas Indonesia – EFTA Comprehensive Economic Partnership (IE-CEPA) melalui proses yang cukup panjang, dimulai pada tahun awal tahun 2011 dan putaran terakhir pada tahun 2018. Perjanjian ini meliputi berbagai sektor dimana telekomunikasi merupakan salah satu sektor yang termasuk didalamnya. Sempat diwarnai penolakan oleh Indonesia pada tahun 2012, dan dibahas kembali pada tahun 2018. Tesis ini menelusuri bagaimana proses perundingan keluar dan masuknya aneks telekomunikasi dalam naskah perjanjian. Penelitian ini kemudian menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, situs resmi EFTA dan negara-negara anggotanya, serta dokumen laporan hasil perundingan pada tiap putaran. Menggunakan teori two-level game yang dikemukakan oleh Robert D. Putnam, tesis ini menunjukkan bahwa dalam merundingkan naskah perjanjian suatu negara dapat terdiri dari berbagai pihak. Kementerian Perdagangan sebagai juru runding utama dari pihak Indonesia, perlu mendapatkan persetujuan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai pengampu kebijakan sektor telekomunikasi sebelum dapat merundingkannya dengan pihak EFTA. Kementerian Perdagangan juga menjalankan negosiasi integratif dengan kementerian-kementerian teknis terkait dengan pihak mitra agar jalannya perundingan tetap kondusif dan mencapai kesepakatan yang berkualitas dan menguntungkan semua pihak. Terakhir tesis ini melihat bahwa dalam perundingan sektor-sektor yang diperundingkan dapat dijadikan suatu bargaining chip dalam negosiasi, dibuktikan dengan keberhasilan Indonesia dalam mendapatkan komitmen EFTA terkait Movement of Natural Persons.

The Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership (IE-CEPA) free trade cooperation agreement has gone through a long process, starting in early 2011 and the last round in 2018. This agreement covers various sectors in which telecommunications is one of the sectors included in it. It was marked by rejection by Indonesia in 2012, and was discussed again in 2018. This thesis explores how the negotiation process for the exit and entry of telecommunication annex in the agreement text. This research then used a qualitative method with data collection techniques through in-depth interviews, the official website of EFTA and its member countries, as well as a document on the results of the negotiations at each round. Using the two-level game theory put forward by Robert D. Putnam, this thesis shows that in negotiating the text of the agreement a country can consist of various parties. The Ministry of Trade, as the main negotiator for the Indonesian side, needs to get approval from the Ministry of Communication and Information Technology as the telecommunications sector policy maker before it can negotiate with EFTA. The Ministry of Trade also carries out integrative negotiations with relevant technical ministries and with partners so that the negotiations remain conducive and reach a quality agreement that benefits all parties. Finally, this thesis sees that in negotiating the negotiated sectors can be used as a bargaining chip in the negotiations, as evidenced by Indonesia's success in securing EFTA's commitment to the Movement of Natural Persons.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Mahardhika
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai edukasi peranan teknologi informasi dan
komunikasi secara umum kepada masyarakat. Peranan tersebut mencakup
pemanfaatan dan penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam
berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Lokasi penelitian ini adalah Museum
Telekomunikasi yang terletak di Taman Mini “Indonesia Indah”, Jakarta Timur.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Tesis ini merupakan
bentuk penelitian yang mengangkat isu-isu terkini yang belum dapat ditampilkan
di museum, mengingat kondisi masyarakat yang cepat menerima informasi dan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia yang tergolong
cukup pesat, hal ini dapat menimbulkan berbagai dampak baik positif maupun
negatif. Dari hasil analisis penelitian dengan menggunakan teori pembelajaran
konstruktivis dapat disimpulkan bahwa edukasi teknologi informasi dan
komunikasi melalui ekshibisi penggunaan perangkat teknologi informasi dan
komunikasi digital dan aplikasi software dalam memberikan informasi
memberikan nilai tambah tersendiri bagi metode pembelajaran di museum.

ABSTRACT
This thesis discusses study of the educational role of information and
communication technologies in general communication to the public. The role
covers the use and misuse of information and communication technologies in
various areas of life in society. The location of this research is the
Telecommunications Museum is located in Taman Mini "Indonesia Indah", East
Jakarta. This research is a qualitative descriptive study. This thesis is a form of
research that address current issues that can not be displayed in the museum,
given the condition of the people who quickly receive the information and the
development of information and communication technology in Indonesia, which
is quite rapid, it can cause a variety of impacts, both positive and negative. From
the analysis of the study using constructivist learning theory can be concluded that
education through information and communication technology exhibition devices
use digital information and communication technologies and software applications
to provide information provide added value for learning methods in the museum."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42073
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhi Noorcholis
"Perpustakaan digital adalah suatu sistem yang dikembangkan dari sistem perpustakaan konvensional. Sistem ini memiliki data-data dalam bcntuk digital seperti teks, gambar, suara, maupun video. Tetapi pennasalahan dari bcntuk data digital ini adalah bagaimana supaya data-data tersebut tetap tetjaga kepemilikannya. Khusus data video pada sistem dapat digunakan metode streaming karena dengan metode ini tile video tidak akan didownload ke komputer client sehingga kepemilikan data ini dapat tetjaga.
Aplikasi video streaming pada perpustakaan digital yang akan dibangun ini dibuat dengan menggunakan perangkat Macromedia Flash Communication Sewer MX yang dapat melakukan streaming baik satu arah maupun dua arah dengan menggunakan protokol komunikasi rea! time milik Macromedia yaitu Real Time Messaging Protocol (RTMP) yang bcrjalan di atas TCP. Aplikasi ini berjalan pada server yang sama dengan server perpustakaan digital. Pada aplikasi juga dilengkapi dengan kemampuan mendeteksi kecepatan transfer rate dari user sehingga dapat menjadi pertimbangan untuk memilih streaming video yang sesuai dengan kondisi koneksi user saat itu.
Pengujian dari aplikasi video streaming dilakukan pada jaringan DummyNet yang diubah-ubah nilai bandwidthnya sehingga akan mendapatkan kondisi transfer rate yang bervariasi. Hasil dari pengujian terlihat bahwa packet loss yang terjadi relatif sangat kecil (0.08% - 1,85%) dan tidak terlalu signifikan terhadap jumlah paket total.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39992
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimaz Faisal
"Implementasi pada VoIP yang kini telah menggantikan peranan PSTN dalam beberapa kondisi untuk mengatasi komunikasi suara jarak jauh, semakin dapat dinikmati oleh banyak pengguna. Berdasarkan hal ini, kualitas dan performansi pada VoIP menjadi salah satu kendala yang sangat penting. Peranan encoding dalam VoIP maupun versi protokol pada pengalamatan internet menjadi titik fokus pengukuran untuk memastikan kualitas dan performansi pada VoIP agar menjadi lebih maksimal. Dalam penelitian ini, penggunaaan IPv4 dan IPv6 serta encoding yang menggunakan codec G.711 dan G.722 menjadi tolak ukur pengukuran kualitas dan performansi VoIP.
Test-bed yang digunakan, dirancang untuk melakukan pengukuran delay dan jitter yang menjadi parameter performansi VoIP. Digunakan packet generator yang berfungsi sebagai paket pengganggu. Penelitian menghasilkan delay IPv4 pada G.711 bernilai19.99092ms dan G.722 bernilai 19.98469ms. Sedangkan untuk delay IPv6 pada G.711 bernilai 19.97235ms dan G.722 bernilai 19.98283 ms. Jitter IPv4 pada G.711 bernilai 1.12ms dan G.722 bernilai 1.16. Untuk jitter IPv6 pada G.711 bernilai 0.77ms dan G.722 bernilai 0.63ms. Dari percobaan yang dilakukan menghasilkan G.722 memiliki kualitas yang lebih baik daripada G.711 dalam delay maupun jitter. Hal ini dipengaruhi oleh teknik kompresi pada G.722 (ADPCM) dan banyaknya paket suara yang dikirimkan.

Nowadays, the PSTN has been replaced by VoIP implementation in several conditions to handle long-distance voice communication and it can be enjoyed by many users. It makes the quality and performance of VoIP become an important constraint. Encoding role in VoIP or internet protocol version on internet addressing is the main topic in measurement to ensure and maximizing the quality and performance of VoIP usage. This research is aimed to test the quality and performance of VoIP run over IPv4 and IPv6 that using G.711 and G.722 codec.
The test-bed has designed to measure delay and jitter as VoIP performance parameters. The delay of these has resulted value 19.99092ms on G.711 and 19.98469ms on G.722 in IPv4. In other hand, in IPv6’s delay resulted 19.97235ms on G.711 and 19.98283ms on G.722. The jitter has resulted 1.12ms on G.711 and 1.16ms on G.722 in IPv4. IPv6’s jitter has resulted 0.77ms on G.711 and 0.63ms on G.722. From the experiments conducted, G.722 produces better quality than G.711 in delay or jitter. It is influenced by the G.722 compression techniques (ADPCM) and the number of voice packets are transmitted.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabita Anjaning
"Skripsi ini membahas membahas tentang analisis terhadap legalitas dari Interner Streaming karya musik pada tempat komersil. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 meliputi karya musik sebagai salah satu ciptaan yang dilindugi, dan memberikan segenap hak ekonomi kepada pemegang hak cipta dan hak terkait dari karya musik tersebut. Karena Undang-Undang Hak Cipta tidak mengatur tentang aktivitas Internet streaming, akan ada penjelasan terhadap pengertian aktivitas tersebut dan hak konomi manakah yang sesuai untuk mencakupi aktivitas Internet streaming juga akan dibahas dalam skripsi ini. Tiga hak ekonomi yaitu hak pengumuman, hak ekonomi, dan hak penyiaran adalah beberapa hak ekonomi yang paling sesuai untuk meliputi aktivitas tersebut, dengan demikian skripsi ini juga akan memberikan pemahaman lebih lanjut dan batasan antara ketiga hak ekonomi dengan mempertimbangkan peraturan-peraturan internasional yang terkait.

This undergraduate thesis discussed the legality of Internet streaming of musical works at commercial venue. Indonesian Copyright Law Number 28 Year 2014 includes musical work as a protected work, and thus grants economic rights to both copyright holder and related right holder of a musical work. Since the Indonesian Copyright law does not regulate on the conduct of Internet streaming, an elaboration on the understanding of such conduct and which economic does Internet streaming shall be classified into shall be discussed under this thesis. Three economic rights namely the right of announcement, communication, and broadcasting of works are the most suitable to cover the conduct of Internet streaming, and thus, are thoroughly discussed under this thesis. Due to the lack of explanation given by Indonesian Copyright Law, it results in several confusions on the understanding of the three economic rights. Consequently, this thesis also provides further understanding and clear boundaries of all three economic rights by considering relevant international instruments in the realm of copyrights"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priska Apnitami
"Dengan adanya program Base Transceiver Station (BTS) di wilayah tertinggal, terluar, terdepan (3T) dan penyediaan layanan akses internet, pemerintah Indonesia melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) berupaya mendorong pemerataan infrastruktur telekomunikasi guna menjembatani kesenjangan digital di Indonesia. Penelitian ini mencoba untuk melihat pengaruh dari kehadiran program BTS di wilayah 3T dan juga program layanan akses internet di Indonesia pada level kabupaten/kota dalam meningkatkan penetrasi internet di Indonesia menggunakan pendekatan ekonometrika model Difference-in-Difference (DiD) dengan Propensity Score Matching yang menggunakan data tahun 2015 sebagai data sebelum adanya program dan data tahun 2020 sebagai data setelah adanya program. Dari hasil studi didapatkan bahwasanya hingga awal Maret 2020, program BTS di wilayah 3T belum memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penetrasi internet jika menggunakan seluruh sampel. Namun, jika sampel dibagi berdasarkan area, pengaruh program BTS di wilayah 3T dapat terlihat secara signifikan dengan koefisien sebesar 9,850 untuk area Kalimantan dan 5,179 untuk area Sulawesi dengan catatan asumsi tren paralel terpenuhi untuk kedua area tersebut. Sedangkan, untuk program layanan akses internet, belum ditemukan adanya pengaruh yang signifikan terhadap penetrasi internet jika menggunakan seluruh sampel yang terbatas pada wilayah 3T. Jika sampel dibagi berdasarkan area, program layanan akses internet memiliki hubungan positif terhadap penetrasi internet pada wilayah 3T di area Sumatera & Jawa dengan koefisien sebesar 2,495 dan asumsi tren paralel untuk area ini terpenuhi, walaupun hasil tersebut belum signifikan secara statistik.

With the Base Transceiver Station (BTS) program in the frontier, remote, outermost (Terdepan, Terpencil, Terluar/3T) areas and the internet access (Akses Internet/AI) services program, the Indonesian government, through the Telecommunications and Information Accessibility Agency (Badan Aksesibiltas Telekomunikasi dan Informasi/BAKTI) is trying to boost the distribution of telecommunication infrastructure to bridge the digital divide in Indonesia. This research finds out the impact of the BTS in the 3T areas and internet access services programs at the district/city level on internet penetration using Difference-in-Difference (DiD) with Propensity Score Matching (PSM) model with data from 2015 as the pre-treatment data and data from 2020 as the post-treatment data. The estimation results showed that the BTS program in the 3T area still has no impact on internet penetration using full samples. However, if the sample is divided by region, the effect of the BTS program in the 3T region on internet penetration can be seen significantly with a coefficient of 9,850 for the Kalimantan area and 5,179 for the Sulawesi area, provided that the parallel trend assumptions are met for those two regions. Meanwhile, for the internet access service program, there has also not been found a significant effect if using all samples that are limited to the 3T area. If the sample is divided by area, the internet access service program has a positive relationship with internet penetration in the 3T region in the Sumatra & Java area with a coefficient of 2,495 and the parallel trend assumption for this area is fulfilled, even though it is not statistically significant."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
TA3418
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Erlangga
"Pesatnya perkembangan penggunaan layanan Subscription Video on Demand (SVoD) di Indonesia menjadikan layanan ini cukup menjanjikan. Perubahan perilaku konsumen dari menonton melalui televisi tradisional dan bioskop menjadi melalui online streaming mendorong pelaku industri mencari cara untuk terus bertahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat memengaruhi niat keberlanjutan penggunaan SVoD pada studi kasus Netflix. Penelitian ini menggabungkan dua teori yaitu Expectation Confirmation Theory sebagai teori yang terbukti dapat menyelidiki niat berkelanjutan SI dan Information System Success sebagai teori yang dapat menilai kesuksesan SI. Selain itu, penelitian ini juga menambahkan aspek personalization yang merupakan salah satu karakteristik dari layanan SVoD. Penelitian ini terdiri dari 623 responden yang pernah menggunakan layanan SVoD Netflix setidaknya sekali. Data yang diperoleh pada penelitian dianalisis dengan menggunakan Covarianced-based Structural Equation Model dengan bantuan program AMOS 26. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa service quality berpengaruh positif terhadap confirmation, system quality berpengaruh positif terhadap perceived usefulness, confirmation berpengaruh positif terhadap satisfaction, serta satisfaction, perceived usefulness, dan personalization berpengaruh positif terhadap continuance intention penggunaan layanan SVoD. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan penyedia layanan SVoD untuk mengevaluasi layanan mereka sehingga pengguna memiliki niat untuk terus menggunakan layanan tersebut.

The rapid development of Subscription Video on Demand (SVoD) services in Indonesia makes this service quite promising. The change in consumer behavior from watching through traditional television and cinema to online streaming has encouraged industry players to look for ways to survive. This study aims to analyze the factors influencing the intention to continue using SVoD in the Netflix case study. This study combines two theories, namely Expectation Confirmation Theory as a theory that is proven to investigate the continuance intention of IS and Information System Success as a theory that can assess the success of IS. In addition, this study also adds an aspect of personalization which is one of the characteristics of SVoD services. This study consisted of 623 respondents who had used Netflix's SVoD service at least once. The data obtained in the study were analyzed using the Covarianced-based Structural Equation Model with the help of the AMOS 26 program. The results of this study indicate that service quality has a positive effect on confirmation, system quality has a positive effect on perceived usefulness, confirmation has a positive effect on satisfaction, and satisfaction, perceived usefulness, and personalization have a positive effect on continuance intention to use SVoD services. Based on this, this research is expected to contribute to SVoD service provider companies to evaluate their services so that users have the intention to continue using these services."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Deiny Mardian Wijayapraja
"Kehadiran teknologi 5G memberikan harapan kualitas pengalaman atau Quality of Experience (QoE) yang jauh lebih baik dalam memanfaatkan layanan video streaming. Namun, selain kualitas, ada banyak faktor lain yang diyakini memberikan nilai dan memengaruhi pengalaman pengguna layanan video streaming di era 5G. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pengukuran sekaligus mendapatkan faktor-faktor apa saja yang akan mempengaruhi QoE pada 5G dengan menggunakan kerangka kerja konseptual yang melibatkan ukuran penilaian korelasi pengaruh teknologi 4G terhadap 5G. Pengembangan model ini dilakukan melalui pengukuran User Experience (UX) dan Quality of Service (QoS) sebagai unsur pembentuk QoE. Hal ini pun dilakukan mengingat perlu standar khusus untuk mengukur QoE secara detil terutama pada sisi UX. Kerangka konseptual dikembangkan menggunakan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM), berdasarkan data UX dan QoS di Jakarta secara realita di tahun 2022. Dari hasil pengukuran UX diperoleh bahwa pada kondisi realita di Jakarta memiliki nilai korelasi sebesar 0.59. Hal ini berarti pengaruh teknologi 4G terhadap 5G pada pengalaman pengguna layanan video streaming di Jakarta masih signifikan. Sementara dari pengukuran QoS diketahui bahwa terdapat nilai korelasi sebesar 0.27. Hal ini berarti pengaruh teknologi 4G terhadap 5G secara teknis di Jakarta tidak signifikan Hasil akhir nilai QoE dengan format UX dan QoS ini pun dapat dipetakan untuk melihat posisi dan potensi dari pengukuran QoE ini. Lebih lanjut lagi pada faktor-faktor pembentuk UX, dilakukan analisis dengan Exploratory Factor Analysis (EFA). Dari hasil analisis dengan EFA untuk area Jakarta diperoleh bahwa hal terkait kemudahan atau perspicuity dan aspek ekonomi menjadi faktor-faktor dominan. EFA juga mengelompokkan kesepuluh faktor ke dalam tiga dimensi di mana dimensi teknologi merupakan dimensi yang dominan dan memiliki prioritas dalam pengembangan teknologi 5G di Jakarta.

The presence of 5G technology provides hope for a much better Quality of Experience (QoE) in utilizing streaming video services. However, apart from quality, many other factors are believed to provide value and influence the user experience of streaming video services in the 5G era. This study aims to develop a measurement model as well as obtain what factors will affect QoE on 5G by using a conceptual framework that involves measuring the correlation of the influence of 4G technology on 5G. The development of this model is carried out by measuring User Experience (UX) and Quality of Service (QoS) as elements that form QoE. This was also done considering the need for particular standards to measure QoE in detail, especially on the UX side. The conceptual framework was developed using the Structural Equation Model (SEM) approach based on actual UX and QoS data in Jakarta in 2022. The UX measurement results found that in real conditions in Jakarta, it has a correlation value of 0.59. This means that the influence of 4G technology on 5G on the user experience of streaming video services in Jakarta is still significant. Meanwhile, from QoS measurements, it is known that there is a correlation value of 0.27. This means that the influence of 4G technology on 5G technically in Jakarta is not significant. The final results of QoE values with UX and QoS formats can also be mapped to see the position and potential of this QoE measurement. Furthermore, on the factors that make up UX, analysis is carried out with Exploratory Factor Analysis (EFA). The analysis with EFA for the Jakarta area found that matters related to ease or perspicuity and economic aspects were the dominant factors. EFA also groups the ten factors of UX into three dimensions, where the technology dimension is the dominant dimension and prioritises developing 5G technology in Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>