Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81422 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gerhana Nurhayati Putri
"Alicia is a hot mess. She doesn't know what she's doing with her life. Swiping left, swiping right to find the perfect match. Even though she's a Londoner, born and bred, the scent of Lagos peppers her existence in the ends. "
Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2019
822 GER q
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gerhana Nurhayati Putri
Jakarta: Elex Media Komputindo , 2019
822 GER q
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Istifatun Zaka
"Apakah di antara kamu ada yang sedang merasakan kegalauan dan kebimbangan dalam hidup? Mungkin ada yang baru saja merasakan patah hati? Atau ada yang sedang bingung mengenai tujuan hidupnya? Jangan bersedih hati, kamu tidak sendiri. Semua orang pernah mengalami quarter life crisis atau krisis seperempat baya. Jika kamu sedang mengalami quarter life crisis, pas banget kamu memilih mengambil buku ini dari rak buku karena buku ini akan membantu mengurai kegalauanmu. Buku ini akan menuntunmu menghadapi masalah-masalah yang biasanya berdatangan ketika usia menginjak seperempat abad. Pertama-tama kamu akan diajak untuk mengenal dan memahami apa itu quarter life crisis. Di dalam buku ini kamu juga diajak untuk lebih dalam mengenali emosi-emosi yang ada di dalam diri.
Membaca buku ini membuat kamu menyadari bahwa masalah seharusnya dihadapi bukan dihindari. Apalagi semakin bertambahnya usia, masalah justru semakin bertambah. Maka dari itu, perlu adanya kontrol diri agar tak menyesal di kemudian hari. Jadi, mari songsong masa depan dengan bahagia."
Yogyakarta: Buku Bijak, 2022
152.4 IST w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Afifa
"Memasuki usia 20-an seringkali diliputi keresahan dan kebimbangan. Apakah saya sudah berada di jalur yang tepat? Apa yang ingin saya raih? Bagaimana kehidupan saya selanjutnya? Dalam buku Almost Adulting: Self-Help Approach to Deal With Quarter-Life Crisis, Nadhira Afifa akan mengajak para pembaca menyusuri makna quarter life crisis dan mencoba berbagi pengalamannya dalam menghadapi quarter life crisis. Buku ini dapat menjadi salah satu bentuk refleksi dan penenangan diri bagi semua yang sedang mengalami krisis yang sama. Alih-alih berat, di dalamnya banyak topik praktis dan relevan untuk para pembaca."
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2022
155.25 NAD a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rissa Amanda
"Quarter life crisis merupakan fenomena krisis emosional di usia dewasa awal akibat dari belum terselesaikannya tugas perkembangan pada usia tersebut. Ada ketidakpuasaan terhadap yang mengalaminya, karena merasa tidak sebaik lingkungan sebayanya. Oleh karena itu, penelitian ini membahas mengenai bagaimana manajemen makna terkoordinasi individu dengan quarter life crisis dalam keluarga. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan strategi analisis studi kasus. Penelitian ini dilakukan terhadap individu usia 20-30 tahun yang masih tinggal serumah dengan orang tuanya (keluarga inti). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus individu yang mengalami quarter life crisis dalam keluarga di Indonesia semakin kompleks akibat dari adanya faktor gender, tuntutan sosial dari orang tua dan lingkungan, serta budaya Indonesia yang masih konservatif dan kental dengan unsur agama. Terutama individu perempuan yang rentan mengalami tekanan karena tuntutan sosial tersebut. Mereka sulit mengekspresikan dirinya karena ruang gerak terbatas akan norma dan nilai yang ada. Selain itu, kurangnya kemampuan individu untuk mengomunikasikan hal ini terhadap orang tuanya sebagai support system, membuat mereka cenderung menghindari konflik dan hanya berpasrah pada Tuhan dan menggunakan agama sebagai alat untuk menenangkan diri dari tekanan tersebut.

Quarter life crisis is a phenomenon of emotional crisis in early adulthood as a result of unfinished developmental tasks at that age. There is dissatisfaction with those who experience it, because they feel they are not as good as their peers. Therefore, this study discusses how someone with a quarter life crisis in the family doing coordinated meaning management. The research method used qualitative research with case study analysis strategy. This research was conducted on individuals aged between 20-30 years old who still live at home with their parents (nuclear family). The results of the study show that cases of individuals experiencing quarter life crisis in families in Indonesia are more complex as a result of gender factors, social demands from parents and the environment, and Indonesian culture which is still conservative and have a strong religious aspect. Especially women who are more vulnerable experiencing pressure because of these social demands. They find it difficult to express themselves because the space for movement is limited by existing norms and values. In addition, the lack of ability to communicate this thing to their parents as a support system, makes them tend to avoid conflict and only surrender to God and use religion as a tool to calm themselves from this pressure."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Novianti
"Self-compassion merupakan salah satu cara adaptif untuk bersikap terhadap diri sendiri ketika sedang berada pada kondisi krisis terutama krisis pada masa dewasa awal atau emerging adult yang disebut quarter-life crisis (QLC). Periode emerging adult atau dewasa awal merupakan masa paling rentan untuk mengalami krisis yang tinggi disebabkan karakteristik- karakteristik dari mereka yang masih merasa belum menjadi dewasa sepenuhnya sehingga membutuhkan proses yang penuh lika-liku untuk memenuhi tugas perkembangan. Proses tersebut seringkali menyebabkan adanya perasaan negatif terhadap diri, putus asa, hingga kewalahan akan tujuan hidup sehingga akhirnya terjadi quarter-life crisis. Dengan itu, self-compassion dapat berperan sebagai penyangga terhadap emosi negatif, adanya penerimaan diri serta membuat seseorang lebih mungkin untuk mengambil tanggung jawab dalam situasi sulit tersebut (Leary dkk., 2007; Neff, 2007a). Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran self-compassion terhadap quarter-life crisis pada usia dewasa awal yang berusia 18-29 tahun di Indonesia (N =109) menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-compassion memiliki peran yang signifikan terhadap quarter-life crisis (R2 = 0,468, F (1, 107) = 93,96, p < 0,001). Nilai R² sebesar 0,468 berarti bahwa variabel self-compassion berperan sebesar 46,8% dari quarter-life crisis dengan arah peran self-compassion terhadap quarter-life crisis adalah negatif, artinya semakin tinggi tingkat self-compassion, maka semakin rendah tingkat quarter-life crisis (β = - 0,684, p < 0,001).

Self-compassion is an adaptive response when people are in a crisis, particularly an adult identity crisis known as a quarter-life crisis (QLC). Emerging adulthood is the most vulnerable period for a high risk of experiencing such crisis due to the characteristics of those who still experiencing a difficult transition from late adolescence to adulthood, and do not feel fully grown yet, so they require a process full of ups and downs to accomplish developmental tasks. This process often causes negative feelings towards oneself and hopelessness, to the point of being overwhelmed with future life goals, which leads to a quarter-life crisis. With that, self-compassion can act as a buffer against negative emotions, and self-acceptance also makes it more likely to take responsibility in these difficult situations. The purpose of this study is to investigate the role of self-compassion on quarter-life crisis tendencies in emerging adulthood (aged 18-29 years) in Indonesia (N = 109) using a simple linear regression analysis technique. The findings suggest that self-compassion played a significant role in emerging adulthood quarter-life crisis (R2 = .468, F (1, 107) = 93.96, p < .001). The R² value of 0.468 indicates that the self-compassion variable explains 46.8% of quarter-life crisis, with the negative direction of the role of self-compassion toward quarter-life crisis. That is, the higher the level of self-compassion, the lower the level of a quarter-life crisis (β = -0.684, p <0.001)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gemini Rosiana
"Kelompok umur yang berpeluang besar mengalami quarter-life crisis adalah individu pada masa dewasa awal, ini dikarenakan individu sedang mengalami masa transisi dalam membangun kehidupan, karir, dan hubungan interpersonal dengan individu lain secara mandiri. Akan tetapi, metode mindfulness diajukan dapat mengurangi quarter-life crisis. Penelitian dilakukan kepada 175 partisipan dengan proporsi perempuan 57,7% yang berada pada masa dewasa awal dengan rentang usia 18-25 tahun. Pengukuran dilakukan dengan cara self-report, variabel mindfulness diukur dengan MAAS (Mindfulness Attention & Awareness Scale) dan Quarter-life Crisis Scale yang sudah diadaptasi dalam Bahasa Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa mindfulness berkontribusi positif signifikan terhadap quarter-life crisis yang dialami dewasa awal (r(175) = 0,500, dengan p < 0,05) dan tidak ada perbedaan signifikan pada skor quarter-life crisis antara laki-laki dan perempuan. Implikasi penelitian adalah perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai mindfulness dan quarter-life crisis pada individu dewasa awal setelah pasca pandemi.

Individual in emerging adulthood period are the age group that most likely to experience quarterlife crisis; this mainly caused by individual that experiencing a transitional period whereas trying to build a life, career, and interpersonal relationships with other individuals. However, the mindfulness method is proposed to reduce quarter-life crises. The study was conducted on 175 participants, with a total proportion of 57.7% females who were in their early adulthood with an age range of 18–25 years. The measurement was carried out by utilizing a self-report questionnaire which has been adapted to Bahasa. While the mindfulness variable is measured by the MAAS (Mindfulness Attention and Awareness Scale), the quarter-life crisis variable is measured by a Quarter-life Crisis Scale. The results of the analysis showed that mindfulness made a significant positive contribution to the quarter-life crisis experienced by early adulthood (r(175) = 0.500, with a p<0.05) while there is no significant differences between man and woman for quarter-life crisis score. The results implied the urgency to conduct further research upon post-pandemic period on mindfulness and quarter-life crisis in emerging adulthood."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Tasya
"Peralihan dari masa remaja menuju dewasa dinilai krisis karena individu mengalami banyak perubahan. Individu yang tidak dapat mengatasi perubahan ini dapat menyebabkan individu bingung hingga menimbulkan rasa cemas, khawatir, dan takut terhadap kegagalan. Kondisi tersebut dikenal dengan quarter life crisis. Individu dapat mempersiapkan diri menghadapi quarter life crisis jika mengetahui faktor-faktor yang dapat menjelaskan quarter life crisis. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang menjelaskan quarter life crisis serta menganalisis profil dari mahasiswa yang memiliki tingkat quarter life crisis yang tinggi. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara online kepada 250 mahasiswa aktif S1 Departemen Matematika FMIPA UI tahun ajaran 2021/2022 semester genap yang terpilih menjadi sampel menggunakan metode sampling proportionate stratified random sampling. Untuk mencapai tujuan, metode analisis data yang digunakan adalah metode Partial Least Square (PLS) dan Classification and Regression Tree (CRT). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa faktor yang menjelaskan quarter life crisis secara signifikan adalah variabel self-awareness, self-esteem, dan jenis kelamin. Selain itu, hasil analisis profil untuk mahasiswa yang memiliki tingkat quarter life crisis yang tinggi adalah apabila mahasiswa memiliki self-awareness yang rendah atau mahasiswa memiliki self-awareness yang tinggi dan self-esteem yang rendah atau mahasiswa memiliki self-awareness yang tinggi, self-esteem yang tinggi, serta berjenis kelamin perempuan.

The transition from adolescence to adulthood is considered a crisis because individuals experience many changes. Individuals who cannot overcome these changes can cause individuals to be confused to cause anxiety, worry, and fear of failure. This condition is known as a "quarter-life crisis." Individuals can prepare themselves to face quarter life crisis if they know the factors that can explain quarter life crisis. Therefore, this study aims to analyze the factors that explain the quarter life crisis and the profiles of students who have a high level of this crisis. The data used is primary data obtained through the distribution of questionnaires online to 250 active students of the Mathematics Department of FMIPA UI academic year 2021/2022 even semester selected as a sample using the proportionate stratified random sampling method. To achieve goals, the data analysis method used are the Partial Least Square (PLS) and Classification and Regression Tree (CRT) methods. The results obtained indicate that the factors that significantly explain the quarter life crisis are self-awareness, self-esteem, and gender variables. In addition, the results of the profile analysis for students who have a high level of quarter life crisis are if students have low self-awareness or students have high self-awareness and low self-esteem or students have high self-awareness, high self-esteem, and female"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Murfid Nur Aziz
"Dewasa awal memasuki masa transisi yang menimbulkan perasaan negatif terkait masa depan yang dikenal dengan quarter life crisis dan sebagai kelompok usia yang paling banyak menggunakan media sosial. Penggunaan media sosial dapat menyebabkan penggunanya mengalami perbandingan sosial yang berisiko meningkatkan terjadinya quarter life crisis. Self-compassion merupakan sikap positif yang dapat mengurangi dampak negatif dari situasi stres dan juga dibutuhkan saat quarter life crisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas penggunaan media sosial dan self-compassion dengan quarter life crisis pada dewasa awal. Desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dan metode kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 473 dewasa awal di Jakarta Timur yang diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan Social Media Use Integration Scale (SMUIS), Skala Welas Diri (SWD), dan Skala Quarter Life Crisis (SQLC). Analisis meggunakan Spearman’s Rho dengan hasil yang menunjukkan tidak terdapat hubungan (p>0,05) antara intensitas penggunaan media sosial dengan quarter life crisis dan terdapat hubungan (p<0,05) antara self-compassion dengan quarter life crisis. Berdasarkan hasil  penelitian ini, diharapkan dewasa awal dapat memanfaatkan self-compassion selama menghadapi quarter life crisis serta tetap bijak dalam menggunakan media sosial. Penelitian selanjutnya dapat meneliti terkait variabel lain yang berkaitan dengan quarter life crisis

Emerging adulthood are entering a transitional period that raises negative feelings about the future known as the quarter life crisis and as the age group that mostlu uses social media. The use of social media could cause users to experience social comparisons that increase the risk of a quarter life crisis.  Self-compassion is a positive attitude that could reduce the negative impact of stressful situations and also needed during quarter life crises. This study aims to determine the relationship between the intensity of social media use and self-compassion with quarter life crisis in emerging adulthood. The research design used a cross sectional approach and quantitative methods. The research sample consisted of 473 emerging adults in East Jakarta who were taken through purposive sampling technique. The research instruments used the Social Media Use Integration Scale (SMUIS), Self-Compassion Scale (SWD), and Quarter Life Crisis Scale (SQLC). Analysis using Spearman's Rho with results showing there is no relationship (p>0.05) between the intensity of social media use and quarter life crisis and there is a relationship (p<0.05) between self-compassion and quarter life crisis. Based on the results of this research, it is expected that emerging adults can utilize self-compassion when facing a quarter life crisis and must use social media wisely. Future research could examine other variables related to the quarter life crisis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Setiyo Wibowo
Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2017
153.8 AGU m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>