Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12145 dokumen yang sesuai dengan query
cover
La Usman
"ABSTRAK
Warga kampung Skouw Sae, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura sering melakukan kegiatan pewarisan pengetahuan pada rumah adat. Pertanyaan yang ingin dijawab berkaitan dengan judul di atas adalah apa saja fungsi kegiatan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologi dengan menggunakan beberapa teknik yaitu studi pustaka, observasi, wawancara. Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul kemudian dideskripsikan, dianalisis dan diinterpretasikan, dan ditarik suatu kesimpulan Hasil penelitian menemukan terdapat tujuh fungsi kegiatan di atas. Pertama, pewarisan pengetahuan kegiatan ekonomi (tegalan, beternak, nelayan, serta berburu) untuk pemenuhan kebutuhan dasar. Kedua, pengenalan perkawinan untuk pemenuhan kebutuhan reproduksi guna keberlangsungan kehidupan individu, keluarga, klan serta komunitas. Ketiga, pengenalan pembayaran kepala (denda) dari keluarga suami kepada kepada keluarga istri untuk pemenuhan kebutuhan kenyaman dan kesejahteraan tubuh. Keempat, pengenalan kegiatan Natal dan Paskah untuk pemenuhan kebutuhan keselamatan. Kelima, pengenalan kegiatan kunjungan keluarga ke wilayah Wutung untuk pemenuhan kebutuhan relaks individu. Keenam, pengenalan peran kepemimpinan kampung untuk pemenuhan kebutuhan gerakan. Ketiga, pengenalan pentingnya pendidikan formal untuk pemenuhan kebutuhan pertumbuhan."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2018
959 PATRA 19:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Rumah adal suku Lamaholot korke merupakan salah satu jenis rumah adat yang terdapat di wilayah Indonesia, dengan keunikan dan kekhasannya yang dapat dilihat dari bentuk dan fungsinya. Penelitian yang dilakukan secara deskriplif rumah adat tersebut agar dapat melestarikan apa yang telah dimiliki sebagai warisan leluhur yang sangat sarat dengan kandungan nilai-nilai luhur dan adiluhung serta dapat mewariskan kepada generasi berikutnya. Penelitian ini mempergunakan teori fungsionalisme untuk membahas tentang rumah adal tersebut. Hasil penelilian ini menunjukkan bahwa rumah adat tersebut memiliki bentuk yang unik yaitu berbentuk rumah panggung dengan 6 (enam) liang induk, 6 (enam) liang penyangga kerangka atap, liangliang alas lantai, lantai dari bambu, atapnya dari daun lontar dan tidak berdinding. Mempunyai beberapa fungsi yailu : fungsi religius, fungsi sosial, fungsi kspresi dan fungsi simbolis."
902 JPSNT 21(1-2) 2014
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Masgaba
"ABSTRAK
Artikel ini mendeskripsikan prosesi upacara kalomba dan mengalisis makna dan fungsi upacara kalomba bagi kehidupan komunitas adat ammatoa. Artikel ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu menyajikan data deskruptif berupa hasil wawancara dan perilaku orang-orang yang diamati pada saat berlangsungnya upacara ritual kalomba. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: wawancara, observasi, dokumentasi dan pustaka. Hasil penelitian menunjukan kata kalomba merupakan istilah dalam bahasa Konjo yang berarti pesta yang bertujuan memohon keselamatan bagi si anak, terutama bila sakit0sakitan. Profesi upacara ritual diawali dengan pembacaan doa oleh pusanro, andingingi, dan ditutup dengan pemberian sumbangan (solo) dari keluarga dan kerabat. Di dalam ritual terdapat beberapa simbol yang mengandung makna, baik dalam sajian maupun dalam tindakan. Ritual ini memeliki fungsi sosial, fungsi tolak bala dan fungsi spiritual bagi komunitas adat ammatoa."
Bali: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, NTB dan NTT , 2017
902 JNANA 22 : 2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Murdani
"ABSTRAK
Komunitas Adat Terpencil (KAT) merupakan salah satu program untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat terpencil, sejalan dengan tujuan petnbangunan nasional untuk menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Tulisan ini merupakan pemberdayaan sosial ko1nunitas terpencil dengan tujuan untuk, memahami kondisi sosial dan menjaring aspirasi masyarakat tentang kebutuhan kesejahteraan sosial; Menganalisis bentuk pemberdayaan sosial bagi komunitas setempat. Pengamatan dilakukan di Dusun Pantan Kriko, Gampong Pantan Sinaku, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah. Berdasarkan studi lapangan masyarakat setempat hidup sebagai petani kebun kopi, kondisi permukiman penduduk sangat memprihatinkan, masih ada rumah tidak layak huni, terbatasnya akses terhadap pelayan sosial seperti kesehatan dan pendidikan. Kebutuhan utama adalah pembangunan rumah layak huni, sarana peribadatan, gedung serbaguna
untuk pertemuan dan sarana pendukung Iainnya. Kondisi sosiologis masyarakat sangat antusias dan siap untuk diberdayakan, kondisi lingkungan sangat baik untuk mengembangkan berbagai pertanian. Pemerintah daerah Bener Meriah menegaskan komitmennya siap
berdampingan dengan program pemberdayaan sosial komunitas setempat."
Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS), 2017
300 JPKS 16:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 2007
305.8 IND g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Raymond Bona Tua
"Paradigma pembangunan sekadar berbasis materialistis dan hanya berfokus pada capaian pertumbuhan ekonomi telah meminggirkan manusia sebagai subjek khususnya perempuan. Pembangunan infrastruktur energi dan kelistrikan yang buta gender bukan memberikan manfaat kepada perempuan melainkan menghasilkan tekanan tambahan. Penelitian ini bertujuan mengungkap implikasi pembangunan fasilitas listrik berbasis komunitas terhadap kapabilitas perempuan di kampung adat, utamanya persoalan akses dan partisipasi dalam pembangunan, pemaknaan perubahan dari listrik dan pembentukan kapabilitas perempuan. Penelitian ini menggunakan teori kapabilitas yang disandingkan dengan teori interseksionalitas dan pemikiran feminisme postkolonial untuk menganalisis temuan-temuan empirik. Metodologi penelitian kualitatif dilakukan melalui analisis data sekunder, observasi, dan wawancara mendalam terhadap lima perempuan subjek utama serta dua orang subjek pendukung. Lokasi penelitian dilakukan di kampung adat Ubu Oleta, desa Weetana, kecamatan Laboya Barat, Sumba, Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini menemukan bahwa akses dan prasarana masih buruk dan minim partisipasi perempuan dalam proses pembangunan. Perempuan di kampung adat masih belum dapat memanfaatkan kehadiran listrik secara optimal. Aturan adat berupa belis merupakan hambatan dalam pertisipasi, akses, dan pemanfaatan listrik bagi perempuan. Perempuan di kampung adat selain mengalami diskriminasi akibat aturan adat, sebagai individu dengan beragam identitas, juga mengalami tekanan secara interseksionalitas struktural, politik, dan representasional. Temuan yang juga penting adalah perempuan tetap mampu mengaktifkan faktor-faktor konversi lingkungan, sosial, dan personal dalam mencapai fungsi kapabilitas mereka sebagai perwujudan penggunaan listrik. Kendala struktural aturan adat dan belis menjadi hambatan utama dalam mencapai fungsi kapabilitas mereka, karena berbagai diskriminasi yang muncul dari praktik adat tersebut, menyebabkan beban ekonomi yang menjurus ke pemiskinan terstruktur. Rekomendasi utama adalah mengupayakan revitalisasi aturan adat terkait belis dan meningkatkan peran partisipasi perempuan yang hakiki dalam proses pembangunan energi.

The development paradigm that based on materialism is only focuses on achieving economic growth, which has tendency to marginalize people especially women. Gender- blind development of energy and electricity infrastructure does not provide benefits to women but creates additional pressure. This study aims to reveal the implications of the development of community-based electricity facilities on women's capabilities in traditional villages, especially the issues of access and participation in development, the significant of changes from electricity and the development of women's capabilities. This study utilize capability theory alongside intersectionality theory and postcolonial feminist thinking to analyze empirical findings. The qualitative research methodology was carried out through secondary data analysis, observation, and in-depth interviews with five women as the main subjects and two informants as supporting subjects. The research location was carried out in the Kampung Adat Ubu Oleta, Desa Weetana, kecamatan Laboya Barat, kabupaten Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur. This research found that access and infrastructure were poor and women's participation in the development process was insignificant. Women in kampung adat are still unable to optimized utilization of electricity. The customary rule in the form of belis is an obstacle in the participation, access and utilization of electricity for women. In addition women are experiencing discrimination due to customary rules, women in kampung adat, as individuals with various identities, also experience pressure from structural, political and representational intersectionality. An important finding is that women are still able to activate environmental, social and personal conversion factors in achieving their capability function as a result utilization of electricity. Structural constraints on customary rules and belis are the main obstacles in achieving their capability function, because various discriminations that arise from these customary practices cause an economic burden that leads to structured impoverishment. The main recommendations are seeking to revitalize customary rules regarding belis and increase the role of women's participation in the energy development process."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frida Federika Arwan
"ABSTRAK
Penelitian tentang "Sosialisasi Anak di Daerah Skouw, Kotamadya Jayapura" difokuskan pada 3 (tiga) desa yaitu : Desa Skouw Sae, Desa Skouw Mabu dan Desa Skouw Yambe di Kecamatan Muara Tami yang merupakan daerah perbatasan negara kesatuan Republik Indonesia dengan negara tetangga Papua New Guinea.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk sosialisasi anak di daerah Skouw, kaitannya dengan latar belakang sosial budaya. Untuk mencapai tujuan dimaksud, digunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah holisme yang bersifat deskriptif dan prosesual.
Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah "purposive sampling" dengan jumlah sampel sebanyak 30 kepala keluarga (KK) dari populasi yang ada. Teknik ini digunakan dengan,pertimbangan bahwa karakteristik populasi yang ada bersifat homogen, sehingga dapat dianggap representatif. Sementara itu pusat perhatian lebih difokuskan pada keluarga dalam suatu rumah tangga, khususnya yang telah mempunyai anak.
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan seperti pengasuhan dan perawatan anak, serta penyampaian informasi kepada anak tentang nilai-nilai, normanorma dan aturan-aturan yang disepakati bersama dalam kebudayaan orang Skouw merupakan titik perhatian dari kajian ini. Melalui proses pembelajaran ini pula, sifat-sifat seperti bekerja sama (gotong royong), bertanggung jawab, patuh dan taat, sopan dalam pergaulan, minta dilayani dan sifat agresif dapat dikembangkan pada diri anak sesuai dengan lingkungan sosial budaya di mana anak lahir, tumbuh dan berkembang menjadi dewasa."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsujimura, Mizuki
"Tinggal di Pulau Sae yang terpencil di tengah Laut Seto, Jepang, setiap hari Akari, Kinuka, Genki, dan Arata harus naik feri menuju daratan utama untuk bersekolah. Lahir dan besar di pulau itu, mereka akrab dengan penduduk desa, termasuk dengan para pendatang yang memulai hidup baru di Pulau Sae"
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2017
895.6 TSU p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rahmah Amania
"Kayu merupakan salah satu material dalam teknologi bangunan rumah. Dalam Serat Titika Wisma, KR.35-A 9.06, masing-masing kayu memiliki nama-nama yang mengidentifikasikan jenis, ciri-ciri, maupun ketepat-gunaannya sebagai bahan untuk membangun rumah. Setiap jenis kayu memiliki baik dari sisi kekuatan kontruksi maupun angsar, yakni pengaruh daya keberuntungan terhadap penghuni bangunan rumah itu. Sumber data penelitian ini adalah naskah Serat Titika Wisma koleksi perpustakaan FSUI. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semiotik pragmatik C.S. Peirce tentang proses semiosis. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak dan catat. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan tahapan: 1) analisis representamen terhadap makna nama-nama kayu berdasarkan teks yang mengandungi kata/nama kayu; 2) deskripsi karakteristik kayu; 3) interpretasi semiotis terhadap penggunaan jenis-jenis kayu pada konstruksi bangunan. Hasil pemaknaan dalam proses semiosis menunjukkan bahwa nama-nama jenis kayu bangunan, selain menandai karakteristik kayu juga menandai kedaya-gunaan jenis-jenis kayu sebagai bagian dari konstruksi bangunan rumah. Ketepatan penggunaan dan penempatan jenis-jenis kayu pada bagian-bagian konstruksi bangunan rumah diyakini dapat menimbulkan sebuah manfaat berupa angsar sae.

Wood is one of the materials in home building technology. In Serat Titika Wisma, KR.35- A 9.06, each wood has a name that identifies its type, characteristics, and usage as a material for building a house. Each type of wood has both the strength of construction and angsar, namely the effect of the power of luck on the occupants of the house building. The data source of this research is the Fiber Titika Wisma manuscript, a collection of the FSUI library. The theory used in this research is the pragmatic semiotic theory of C.S. Peirce on the process of semiosis. The method used is a qualitative research method with data collection techniques using the observation and note technique. Data analysis was performed using descriptive methods with the following stages: 1) analysis of representations of the meaning of wooden names based on the text containing the word / name of wood; 2) description of wood characteristics; 3) semiotic interpretation of the use of wood types in building construction. The results of the meaning in the semiosis process show that the names of building wood types, besides marking the characteristics of the wood, also mark the usefulness of the types of wood as part of the construction of the house building. It is believed that the accuracy of using and placing the types of wood in parts of the construction of a house building can give rise to a benefit in the form of angsar sae."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
UI-IJIL 6 (1-4) 2008/2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>