Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195059 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Septian Cahyo Putro
"ABSTRAK
Novel The Da Peci Kode karya Ben Sohib adalah novel yang menggambarkan budaya Betawi keturuan Arab yang tinggal di Condet. Penelitian ini bertujuan melihat bagaimana realitas budaya Betawi keturuan Arab yang ditampilkan dalam novel ini. Selain itu, untuk mengungkapkan kritik sosial yang disampaikan penulis dalam karyanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra untuk mengungkapkan bagaimana hubungan antara sastra dan masyarakat, bagaimana hubungan tersebut terjadi, dan bagaimana keterkaitannya. Simpulan dari penelitian ini adalah kondisi sosial Betawi keturunan orang Arab dalam novel ini ialah kentalnya pengaruh Islam dan Arab pada masyarakat tersebut. Dalam Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia novel ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Novel ini memberikan nilai-nilai positif, seperti sikap kritis, menghargai pendapat yang berbeda, dan menghormati orang tua. Nilai-nilai tersebut adalah pondasi dasar untuk membangun karakter siswa."
Jakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015
400 DIAL 2:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Taryanti
"ABSTRAK
This paper describes feminism in the novel Geni Jora by Abidah El Khalieqy and its implications toward learning of literature in schools. The data which were analyzed in this paper are the novel Geni Jora by Abidah El Khalieqy and books that are related to the object of research, such as the study of feminism. The values of feminism contained in this novel include: female characters are 1) daring to disagree, 2) having aspirations and ambitions, 3) having a desired social status, 4) daring to compete, 5) able to attempt providing insight, 6) ending the relationship with strategy, 7) rejecting the restriction of education for women, 8) rejecting the restriction of freedom for women outside the home, 9) rejecting polygamy. Those values can be applied in the learning of Indonesian language and literature at the 11th grade of high school in the aspect of reading with the Standards of Competence of understanding various tales, Indonesian novels/translated novels and Basic Competence of analyzing the intrinsic and extrinsic elements of Indonesian or translated novels with learning indicators that students are able to find the intrinsic elements (plot, theme, characterization, perspective, background and mandate) and extrinsic elements (cultural values, social values, and the value of education) in Indonesian/translated novels."
Jakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015
400 DIAL 2:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Slafi Bayu Aji Nur Alim
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gaya bahasa perbandingan dan perulangan dalam antologi puisi Kasmaran karya Usman Arrumy serta implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi yang berupa larik-larik puisi. Teknik analisis data penelitian ini adalah analisis data model interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian
data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya bahasa perulangan ditemukan sebanyak 276 data yang meliputi gaya bahasa asonansi sebanyak 194 data, gaya bahasa aliterasi sebanyak 1 data,
gaya bahasa epizeukis sebanyak 13 data, gaya bahasa kiasmus sebanyak 8 data, gaya bahasa tautotes 6 data, gaya bahasa epistrofa 4 data, gaya bahasa anafora 40 data, gaya bahasa mesodilopsis 4 data, dan gaya bahasa anadiplosis 3 data. Gaya bahasa perbandingan ditemukan sebanyak 289 data, dengan rincian sebagai berikut. Gaya bahasa metafora 88 data, gaya bahasa perumpamaan 17 data, gaya bahasa personifikasi 83 data, gaya bahasa depersonifikasi 73 data, gaya bahasa antitesis 8 data, gaya bahasa perfrasis 4 data, gaya bahasa pleonasme 10 data, gaya bahasa prolepsis 3 data, dan gaya bahasa koreksio 3 data. Hasil penelitian terhadap gaya bahasa ini dapat diimplementasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan dapatdilihat pada KD pembelajaran dalam pembelajaran teks puisi.

This study aims to describe the comparison and repetition style in the Anthology of Kasmaran's poetry by Usman Arrumy and itsimplications for learning Bahasa. This type of research is descriptive qualitative. The data collection techniquesaredocumentation techniques of poem’s coupleto. The data analysis technique of this research is an interactive model of data analysis which includes data of reductionandpresentation, and conclusions. The results of this study indicate that there are 276 repetitive language styles including194 data of asonance language styles , a data of alliterative language styles, 13 data of epiphatic language styles, 8 data of chiasmus language styles, 6 data of tautotes language style, 4 data of epistrofa language style, 40 data of anaphora language style, 4 data of mesodilopsis language style, and 3 data of anadiplosis language style. While there 289 data comparative language styleare found, with itsdetails: 88 data of metaphorical style language,17 dataoflanguage style parables, 83 data of personification language style, 73 data of depersonification language style, 8 data of antithesis language style, 4 data of language style perfrasis, 10 data of language style pleonasm, 3 data of language style prolepsis, and 3 data of language style correction. The results of research on this style of language can be implemented in learning Bahasa."
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019
400 JIKKT 7:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bahroni
"Novel Korupsi karya Pramoedya Ananta Toer dan Korupsi karya Tahar Ben Jelloun adalah dua karya sastra sastrawan dunia yang memilikki persamaan dari sisi judul dan tema. Penelitian ini bertujuan mengetahui dan mendeskripsikan struktur unsur pembangun, persamaan dan perbedaan struktur, serta kesesuaian kedua novel tersebut sebagai bahan pembelajaran sastra di sekolah. Objek penelitian ini adalah novel adaalah novel Korupsi Karya Pramoedya Ananta Toer dan novel Korupsi Karya Tahar Ben Jelloun. Melalui paradigma penelitian kualitatif, penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif analisis komparatif dan pendekatan objektif yang didasarkan pada karya sastra itu sendiri. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan studi kepustakaan. Berkaitan dengan langkah kerja sastra bandingan, penelitian menerapkan analisis struktural dengan menerapkan teori strukturualisme Robert Stanton untuk mengungkap persamaan dan perbedaan yang terkandung di kedua novel. Bedasarkan hasil analisis perbandingan struktur tekstual didapatkan deskripsi perbedaan dan persamaan dari dua sumber ata sehingga dapat disimpulkan bahwa novel Korupsi Karya Pramoedya Ananta Toer mempengaruhi novel Korupsi Karya Tahar Ben Jelloun yang ditunjukan dengan penggunan judul, tema, alur, tokoh dan penokohan yang memilikki persamaan. Hasil kajian perbandingan kedua novel dimanfaatkan untuk rekomendasi sebvagai bahan pembelajaran sastra di sekolah. Novel Korupsi Karya Pramoedya Ananta Toer sesuai sebagai bahan pembelajaran sastra di sekolah, sementara novel korupsi Tahar Ben Jelloun tidak sesuai karena tidak memenuhi 3 kriteria dan aspek pemilihan bahan ajar, yakni aspek bahasa, budaya, dan psikologi."
Banten: Kantor Bahasa Provinsi Banten, 2019
400 BEBASAN 6:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhaputri Widiantini
"Sekitar tahun 2003, muncul sebuah novel yang cukup menggemparkan di penjuru tempat, yakni The Da Vinci Code oleh Dan Brown. Kualitas dari novel itu mungkin memang tidak sehebat beberapa karya yang telah muncul sebelumnya seperti The Name of The Rose, karya Umberto Eco. Tetapi pemilihan topiknya cukup kontroversial sehingga membuat banyak pihak _kalang-kabut_ dan berusaha membuat pembenaran pernyataan atas novel fiksi ini, dari pemberian keterangan atas fakta_fakta yang ada hingga pemberaan atas beberapa topik yang menjadi bagian dari novel tersebut. Kernudian terlihat sebuah kunci pembuka sejarah yang selama ini termanipulasi. Sejarah yang kita kenal selalu ditulis melalui pena dan sudut pandang maskulin. Hal ini membuat adanya kisah-kisah yang feminin justru dilupakan. Ketidakseimbangan ini justru membuat keadaan dalam masyarakat, termasuk kebudayaannya, sangatlah timpang dan tidak adil terhadap posisi perempuan. Ketika masuk dalam pembongkaran semiotik, kita akan lebih dapat melihat tanda-tanda sebagai sesuatu yang menghasilkan berbagai interpretasi baru karena dalam tanda kita dapat berpikir dengan kritis. Sekeliling kita dipenuhi dengan tanda, oleh sebab itu kita harus berani membongkarnya untuk menghasilkan sesuatu yang baru bagi pengetahuan juga bagi sejarah. Oleh karena itu teori yang sangat cocok dipakai adalah teori dari Peirce dimana interpretasi sangat berperan penting dalam menghasilkan sebuah tanda baru dalam kehidupan. Ketika memandang dengan perspektif feminis, maka akan dihasilkan sebuah sejarah baru, yang bukan lagi milik budaya patriarki (_His_story) melainkan menjadi sebuah sejarah yang dimiliki juga oleh perempuan (_Her_story). Bagaimana kita mampu memandang simbol yang begitu sarat unsur feminin tanda adanya bantuan teori feminisme? Teori Julia Kristeva mengenai chora feminine dan Maternity merupakan jawaban yang tepat dalam mengupas simbol-simbol yang mewakili unsur feminine. Dengan intertekstualitasnya, ia mengingatkan bahwa setiap pengalaman individu adalah sebuah keunikan yang takkan dimengerti oleh subjek lain. Justru dengan saling mengaitkan, maka pemahaman subjek akan menjadi beragam. Untuk dapat mengembangkan sebuah makna, maka hasrat subjek juga sangat berperan. Kristeva selalu menginginkan untuk mengangkat hal-hal yang posmoic, yang terlupakan. Karena justru dengan mengangkat yang terlupakan, kekayaan makna akan semakin beragam dan kemutlakan akan menghilang. Sejarah ini merupakan pengangkatan terhadap yang marginal, yang biasanya selama ini selalu dilupakan. Dan melalui penulisan ini dan pembongkaran terhadap novel The Da Vinci Code, akan terbukti bahwa novel ini merupakan salah satu upaya untuk berpikir melalui tanda dan dengan memandang sebuah permasalahan dengan paradigma baru yang ramah gender, maka pemikiran kritis akan mungkin terjadi, sehingga tidak ada lagi unsur penindasan terhadap kaum marginal. Pemikiran yang berpengaruh dalam masyarakat merupakan bentukan dari budaya pemenang, sehingga dengan adanya usaha pembongkaran yang sarat dengan pemikiran feminisme, kebudayaan yang berkembang itu dapat dibongkar pula sehingga menghasilkan sebuah keseimbangan dalam kehidupan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S16145
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soenarjati Djajanegara
"A number of literary works may be classified as social criticism, raising issue that are fell to disturb or oven threaten deeply rooted values. Some of the writing have received positive response, mainly from contemporary authorities, as concrete actions have been taken to address. In the history of American literature Nathaniel Hawthorne's The Scarlet Letter may be the earliest novel lo criticize a fanatically religious society. Published In 1850, the work tells of an illicit relationship between a priest and a married woman, amid a society that radically follows pious norms. Though this society lived some 1 50 years before his time, Hawthorne must have felt the relevance the story bore in his days. In fact, even today radicalism can hardly be tolerated. Other novels discussed in this treatise are those that have significant impact on people, including the authorities, inducing them lo lake remedial actions or at least lo question their disposition hitherto. Harriet Beecher Stowe's Uncle Tom's Cabin (1853), for example, sparked the Civil War The Jungle [1910} by Upton Sinclair caused the government to issue the Food and Drug Act. Some thirty years later John Steinbeck published his phenomenal The Grapes of Wrath, describing victims of the Great Depression and inducing President Roosevelt to instruct banks to provide soft loans to farmers badly stricken by the crisis, In 1 949 Richard Wright wrote Native Son, raising the racial discrimination issue, a social problem which persists till today This writing concludes with the novel The Color Purple (1963) in which feminist writer Alice Walker very aptly deals with the gender issue."
2005
JSAM-X-1-JanJun2005-14
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syaidah
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan nilai pendidikan karakter dalam novel Ayah karya Andrea Hirata. Novel Ayah sebagai sumber data penelitian dan kutipan teks berbentuk narasi yang mengandung nilai pendidikan sebagai data. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, baca, dan catat. Tahapan teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, serta penyimpulan dan verifikasi hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) temuan nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Ayah karya Andrea Hirata terdiri dari lima belas nilai yakni: religius, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, dan tanggung jawab (2) kontribusi novel Ayah karya Andrea Hirata terhadap pengajaran Sastra Indonesia adalah pemanfaatan novel sebagai bahan untuk pengembangan nilai pendidikan karakter di sekolah terutama dalam pengajaran Sastra Indonesia khususnya teks novel.
This study aims to describe the value of character education in Andrea Hirata's-Ayah. Ayah as a sourceof research data and narrative text quotations that contain educational value as data. The technique of data collection is done by the documentation, reading,and note taking techniques. Stages of data analysis techniques are carried out by means of data reduction, data presentation, the conclusion and verification of research results. The results showed that (1) the values of character education in Andrea Hirata's-Ayah-consisted of fifteen values namely: religious, honest, disciplined, hard work, creative, independent, democratic, curiosity, love of the motherland, respect achievement, friendly / communicative, peace-loving, fond of reading, social care, and responsibility (2) the contribution of Andrea Hirata's –Ayah-teaching of Indonesian Literature is the use of novels as material todevelop the value of character education in schools especially text novel."
Ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019
400 JIKKT 7:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Leli Dwirika
"Singkatan-singkatan atau akronim-akronim dalam Bahasa Indonesia semakin hari kemunculannya semakin sering. Bentuknya sangat beraneka ragam dan biasanya menjadi penghalang bagi para pemelajar Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing, karena tidak memperhatikan bentuk kepanjanganya dan tidak ada peraturan atau ketentuan yang pasti dalam pembentukannya. Penelitian tentang singkatan dan akronim dalam Bahasa Indonesia, permasalahan dan implikasinya terhadap pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing telah dilakukan pada kurun waktu April 1999 sampai dengan Maret 2000 dengan menggunakan metode penelitian kwalitatif dan kepustakaan.
Hasil-hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Singkatan yang ditemukan dapat dikelompokkan ke dalam 17 sub-klasifikasi baru ditambah dengan satu kelompok singkatan yang di dalamnya terkandung singkatan lain. Bentuk akronim dapt diklasifikasikan ke dalam 112 kelompok baru dengan tambahan bentuk-bentuk akronim yang mempunyai pola dan struktur yang lebih beragam, rumit, tidak memperhatikan bentuk kepanjangannya atau tidak bisa langsung ditebak apa kepanjangannya. Selain itu ditemukan pula akronim yang bentuknya atau bunyinya lama dengan kata yang sudah ada dalam perbendaharaan kata Bahasa Indonesia, bentuk akronim yang di dalamnya terkandung singkatan atau akronim lain, dan ada juga kombinasi antara singkatan dan akronim. Selain itu ada pula tendensi baru dalam pembentukan singkatan atau akronim yang menggunakan bahasa asing dalam hal ini bahasa Inggris.
Bentuk singkatan atau akronim ini dalam pengajaran bahasa memang jarang diperlakukan sebagai salah satu, hasil proses pembentukan kata, meskipun proses ini termasuk yang sangat produktif. Namun, bila penggunaannya terlalu banyak dari pembentukannya sukar dirumuskan, dapat mengganggu komunikasi dan terutama pula dapat mengganggu kelancaran proses belajar mengajar Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing. Oleh karena itu, Aturan tentang proses pembentukan singkatan atau akronim dalam Bahasa Indonesia yang sangat menarik ini harus disusun untuk dijadikan pegangan. Misalnya singkatan dan akronim yang mempunyai pola sederhana, yang dapat dirumuskan dengan mudah, kepanjangannya dapat ditebak dengan mudah dan tentunya harus dapat dipelajari dengan mudah. Dengan demikian orang tidak seenaknya dapat membentuk singkatan atau akronim yang dapat membingungkan pemakai bahasa terutama pemelajar Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Bayu Salam
"Bahasa merupakan alat yang penting untuk berkomunikasi antara sesama manusia. Ragam bahasa pada setiap orang dapat berbeda karena banyak faktor. Ragam bahasa laki-laki dan perempuan memiliki karakteristik masing-masing menurut para ahli. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan antara ragam bahasa remaja laki-laki dan perempuan melalui ujaran-ujaran tokoh didalam novel Ik ben jouw vriend niet meer karya Peter van Beek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka. Setelah dianalisis, ditemukan bahwa terdapat beberapa ujaran yang tidak sesuai dengan ciri ragam bahasa laki-laki dan perempuan menurut para ahli linguistik didalam novel remaja ini.

Language plays an important role in communication among people. Variety of language on every person can vary due to many factors. Language varieties of men and women have their own characteristics, according to experts. This study aims to look at the differences between the various languages of teenage boys and girls through the utterances of the characters in the novel Ik ben jouw vriend niet meer by Peter van Beek. The method used in this study is a literature review. Once analyzed, it was found that there are several utterances that do not fit with the explanation of the notion based on the experts in the novel."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chrisna Bhuana Marthinovianto
"Penelitian ini membahas masalah penilaian terjemahan dialog novel The Da Vinci Code (DVC) karya Brown (2003) dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia melalui pemerian kegagalan pragmalinguistis dan kegagalan sosiopragmatis yang ada di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai baik-buruknya terjemahan dialog DVC dengan menggunakan ancangan pragmatis yang terkait dengan kegagalan pragmalinguistis dan kegagalan sosiopragmatis.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mencari dan menjelaskan bentukbentuk kegagalan pragmalinguistis di dalam terjemahan dialog DVC yang terkait dengan empat kriteria: (1) kegagalan mengalihkan frasa atau klausa; (2) kegagalan mengalihkan ungkapan rutin; (3) kegagalan mengalihkan deiksis eksofora; dan (4) kegagalan mengalihkan deiksis endofora. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mencari dan menjelaskan bentuk-bentuk kegagalan sosiopragmatis di dalam terjemahan dialog DVC yang terkait dengan tiga kriteria, yaitu (1) kegagalan mengalihkan honorifik petutur; (2) kegagalan mengalihkan pagar; serta (3) kegagalan mengalihkan ungkapan formal.
Penelitian didasari atas metode error analysis, yang dimodifikasi menjadi analisis kegagalan pragmatis. Dialog-dialog di dalam teks sasaran (TSa) DVC diperbandingkan dengan dialog-dialog di dalam teks sumber (TSu) DVC untuk mencari kegagalan pragmalinguistis dan kegagalan sosiopragmatisnya. Setelah ditemukan, empat puluh percontoh data dianalisis dengan menggunakan tilikantilikan pragmatis. Di akhir analisis, usulan terjemahan yang dapat meminimalkan kegagalan pragmatis juga diberikan.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terjemahan dialog DVC belum memenuhi kriteria ketepatan, kejelasan, dan kewajaran sehingga dinilai tidak baik. Analisis data dan simpulan yang didapat dari setiap data itu membuktikan bahwa tilikan-tilikan pragmatis, seperti daya ilokusioner, tindak tutur tidak langsung, ungkapan rutin, kesantunan positif, kesantunan negatif, deiksis, dan pagar, dapat digunakan sebagai pisau analisis untuk menilai baik-tidaknya terjemahan.

This research discusses the translation evaluation of the dialogues in a novel written by Brown (2003), The Da Vinci Code (DVC), by explaining pragmalinguistic failures and sociopragmatic failures found in DVC translation from English to Indonesian. This research is aimed at evaluating the correctness of the translation of the dialogues in DVC by using a pragmatic approach related to pragmalinguistic failures and sociopragmatic failures.
This research is specifically aimed at seeking and explaining the forms of pragmalinguistic failures by using four criteria: (1) failures in translating phrases and clauses; (2) failures in translating conversational routines; (3) failures in translating exophoric deixis; and (4) failures in translating endophoric deixis. In addition, this research is also aimed at seeking and explaining the forms of sociopragmatic failures by using three criteria: (1) failures in translating addressee honorifics; (2) failures in translating hedges; and (3) failures in translating formal expressions.
This research is based on error analysis method, which is modified into pragmatic failure analyses. The dialogues in the target text (TT) DVC are compared with those of the source text (ST) DVC in order to seek for the pragmalinguistic failures and sociopragmatic failures. After the comparison stage, forty data are selected as samples and are analyzed by using some pragmatic insights. In the final stage of the analysis, each data is given an alternative translation of the TT as an attempt to minimize the pragmatic failures.
The results of this research show that the dialogues in TT have not fulfilled the criteria of accuracy, clarity, and naturalness; hence, they are considered as poorly translated. The data analysis and the conclusion of each data prove that pragmatic insights, such as illocutionary force, indirect speech acts, conversational routines, positive politeness, negative politeness, deixis, and hedges, can be used as tools to evaluate the correctness of a translation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T19232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>