Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77356 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Handayani
"ABSTRACT
lntervensi Pekerja Sosial dengan menggunakan metode pendekatan Bimbingan Sosial lndividu (Social Case Work) bagi Lanjut Usia melalui Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Sembada 9. LK3 adalah lembaga pelayanan konseling, konsultasi, pemberian informasi, penjangkauan, perllndungan. pendampingan dan pemberdayaan keluarga secara profesional, termasuk merujuk sasaran ke lembaga pelayanan yang mampu memecahkan masalahnya. Tujuannya meningkatkan kemampuan keluarga melalui pemberian konseling untuk memahami dan memiliki alternatif pemecahan permasalahan mereka sendiri, memberi informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan upaya pemecahan masalah keluarga, menumbuhkan kepedulian keluarga, kelompok, masyarakat dan organisasl terhadap permasalahan keluarga. Faktor panting dalam melaksanakan bimbingan sosial perseorangan adalah keahlian dan keterampilan dalam relasi sosial. Bentuk relasinya sering disebut sebagai ''one to one relationship" atau "face to face relationship" yaitu relasi yang terjadi secara langsung antara pekerja sosial dengan seorang klien. lntervensi seorang pekerja sosial dilakukan secara bertahap, diawali dengan bimbingan konseling profesional. Setiap orang pasti mempunyai masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh dirinya sendiri, pekerja sosial berpijak pada kode etik profesional dalam setiap langkah pertolongannya. Metode dan teknik yang diterapkan seorang pekerja sosial professional didasarkan pada kaidah-kaidah ilmiah dan standar profesi yang telah teruji secara empirik. Bimbingan sosial konselihg individu merupakan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan khusus. Proses konseling dapat dilihat dari dua sisi perspektif, yakni proses konseling berdasarkan perspektif pekerja sosial dan perspektif klien. Kedua perspektif dalam praktiknya dapat dilakukan secara bersamaan '1:Jan saling mengisi. Oleh karena itu, setiap langkah pekerja sosial harus didasarkan pada kode etik enam dasar."
Yogyakarta: Balai Besar dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta (B2P3KS), 2017
360 MIPKS 41:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Wijayani
"Pembangunan sosial adalah pendekatan pembangunan yang digunakan untuk mengatasi perrnasalahan yang timbul akibat kegagalan pembangunan ekonomi. Keberhasilan pembangunan ekonomi tidak diikuti oleh pembangunan di sektor lain, akibatnya menimbulkan permasalahan kesejahteraan sosial. Salah satunya adalah meningkatnya jumlah lanjut usia terlantar.
Kondisi demikian menuntut perhatian pemerintah, masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat dalam menyediakan pelayanan-pelayanan serta sarana dan prasarana bagi lanjut usia, khususnya bagi lanjut usia terlantar. PSTW 'Budhi Dharma' Bekasi sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Departemen Sosial mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi lanjut usia terlantar agar dapat hidup secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat.
Salah satu program PSTW ?Budhi Dharma" Bekasi adalah melaksanakan program bimbingan sosial sebagai program inti (core) yang ditujukan kepada klien agar mampu mengembangkan relasi sosial yang positif dan menjalankan peranan sosialnya dalam kehidupan berrnasyarakat. Salah satu kegiatan dalam program bimbingan sosial yang dilakukan di PSTW "Budhi Dharma? Bekasi adelah kegiatan terapi kelompok. Kegiatan terapi kelompok bertujuan untuk membantu klien meningkatkan kapaaitasnya dalam memeoahkan masalah-masalah yang dihadapinya dan meningkatkan keberfungsian sosial klien dalam rangka menciptakan hubungan sosial dan penyesuaian sosial yang serasi dan harmonis diantara sesama klien dalam satu wisma.
Peneliti tertarik untuk memilih kegiatan terapi kelompok di PSTW "Budhi Dharma" Bekasi sebagai fokus penelitian didasarkan oleh tiga hal yaitu : 1) Kegiatan ini sangat dibutuhkan oleh klien dalam menjalani masa tuanya di panti, mengingat karakteristik klien yang dilayani di PSTW berbeda dengan panti-panti sosial lainnya dimana klien akan menjadi klien panti sampai mereka meninggal dunia, 2) PSTW "Budhi Dharma" Bekasi setama ini belum pemah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan terapi kelompok per tahunnya secara berkala dan tertulis, sehingga sultt untuk menilai pencapaian tujuan kegiatan tersebut, 3) Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan terapi kelompok ditakukan untuk memperoleh infomlasi secara rinci dan jelas bagaimana kegiatan tersebut bekerja.
Penelitian ini benujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan terapi kelompok dan faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaannya.
Tipe evaluasi yang digunakan dalam penelltian ini adalah evaluasi formatif (formative evaluations) dengan mengacu pada Program Outcome Model yang mencakup komponen inputs-activities-outputs dan outcomes, sedangkan impacts dilihat sebagai tujuan ideal yang ingin dicapai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan tipe penelitian deskriptif untuk memperoleh informasi seputar pelaksanaan kegiatan terapi kelompok meliputi input, activity, output, outcome faktor pendukung dan faktor penghambat dari para pejabat struktural, penanggung jawab dan para petugas terapi kelompok. lnformasi mengenai proses pelaksanaan kegiatan tersebut juga diperoleh dari klien yang telah mengikuti kegiatan terapi kelompok, mewakili masing-masing kelompoknya dan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
Hasil penelitian pada komponen input menunjukkan sumber-sumber yang diperlukan ada yang cukup memenuhi standar profesionalisme dan ada juga yang belum. Begitu juga dalam komponen activity, walaupun cukup memenuhi prosedur namun untuk optimatisasi pencapaian tujuan pertu dilakukan perbaikan-perbaikan Output dan outcome mengacu pada tujuan kegiatan, namun output dan outcome yang dihasilkan belum sesuai dengan yang direncanakan. Belum optimalnya outcome yang dihasilkan terkait dengan karakteristik klien yang berusia lanjut dan juga perbedaan status sosial ekonomi dan Iatar belakang klien sebelum masuk panti (karakteristik partisipan/participant characteristic) yang sekaligus juga menjadi Salah satu penghambat kegiatan ini. Aspek lainnya yang menghambat pelaksanaan kegiatan ini adalah kurangnya frekuensi pelaksanaan kegiatan ini di setiap wismanya dan terbatasnya dana yang tersedia (karakteristik keadaan/context characteristic), terbatasnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, kurang maksimalnya peran pekerja sosial dan belum adanya panduan pelaksanaan yang rinci dan jelas (karakteristik program yang dilaksanakan/charactertstic of program implementation). Selain itu juga, belum tersedianya atat perekam (tape recorder), alat-alat terapi (outcome program/program outcome), serta belum pemah dilakukannya evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan ini menyebabkan sulit untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan kegiatan selama ini. Hambatan-hambatan tersebut pertu segera diatasi, karena sangat mempengaruhi keefektifan petaksanaan kegiatan ini. Elemen input seperti sumber daya manusia, sarana dan prasarana menjadi daya dukung kegiatan ini. Walaupun kegiatan ini cukup memenuhi prosedur ilmiah, namun belum cukup efektif daiam mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu masih sangat diperlukan perbaikan dan penyempurnaan komponen-komponen kegiatan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian maka diberikan rekomendasi sebagai perbaikan atau penyempurnaan kegiatan, terkait dengan faktor penghambat pelaksanaan kegiatan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang peran pekerja sosial dalam memberikan pelayanan terhadap lanjut usia. Keterlantaran yang disandang lanjut usia membutuhkan perhatian karena berbagai kemunduran dan ketidakberdayaan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Tempat tinggal yang layak merupakan salah satu kebutuhan dasar lanjut usia yang harus dipenuhi guna menjamin kesejahteraan hidupnya agar lanjut usia dapat menikmati hari tuanya dalam suasana yang diliputi rasa aman, terpenuhi kebutuhan hidupnya sehingga lanjut usia dapat menikmati sisa hidupnya dengan tenang. Lanjut usia terlantar yang tidak mempunyai rumah dan tidak ada yang mau memberikan tempat tinggal apabila tidak mendapatkan pelayanan sosial bisa bertambah parah kondisi keterlantarannya, pekerja sosial dibutuhkan untuk meminimalisir keterlantaran. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive yaitu Panti Wredha Budhi Dharma dengan pertimbangan di panti ini dalam memberikan pelayanan telah melibatkan pekerja sosial. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Informan terdiri dari lanjut usia, petugas dan pekerja sosial yang memberikan pelayanan sosial terhadap lanjut usia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja sosial berperan dalam memberikan pelayanan sosial terhadap lanjut usia, dengan berbagai peran yang dilakukan menjadikan lanjut usia dapat menerima kondisi dirinya sebagai bagian keluarga besar panti sehingga dapat menikmati hari tuanya dengan tenang dalam suasana sejahtera yang diliputi rasa aman terpenuhi kebutuhan hidupnya serta mendapatkan kepuasan secara psikologis dengan adanya pelayanan yang diberikan oleh pekerja sosial dan juga seluruh aparat panti. Berdasarkan hasil penelitian tersebut direkomendasikan kepada Kementerian Sosial untuk memberikan perhatian dan dukungan terhadap pekerja sosial di panti karena meskipun tidak berlatar belakang pendidikan pekerjaan sosial namun kenyataannya melaksanakan pekerjaan sosial dalam tugasnya. Dukungan dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan kepada pekerja sosial guna meningkatkan kapasitasnya yang akan berdampak dalam menjalankan tugasnya sebagai pekerja sosial yang erat kaitannya dengan nilai kemanusiaan."
JPKSY 14:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nelam
Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 1998
362.6 NEL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pairan
"Jumlah keluarga yang bermasalah di Jakarta cenderung meningkat. Salah satu indikatornya adalah semakin meningkatnya jumlah perceraian. Terjadinya masalah keluarga tersebut antara lain disebabkan oleh perubahan fungsi keluarga, perubahan pola keluarga dan pekerjaan keluarga, perubahan relasi peran suami-istri. Keadaan ini memerlukan peran serta masyarakat untuk membantu memecahkan masalah tersebut melalui Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Sosial atau Lembaga Sosial Masyarakat (LSM). Salah satu diantara Lembaga-lembaga tersebut adalah LKBIIuWK Jakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat menerangkan yang bertujuan untuk melihat efektivitas pelayanan Konsultasi Keluarga yang diberikan oleh LKBHIuWK dalam membantu Klien memecahkan masalahnya. Efektivitas pelayanan diukur dengan cara membandingkan keadaan keluarga klien yang sudah mendapatkan pelayanan dengan keluarga klien yang belum mendapatkan pelayanan dengan menggunakan pendekatan Model Sirkumpleks, yang terdiri dan dimensi kohesi keluarga (family cohesion) dan adaptabilitas keluarga (family adaptability). Menurut Model ini keluarga dihipotesakan fungsional dan tidak bermasalah apabila kohesi dan adaptabilitas keluarganya seimbang, sebaliknya apabila kedua dimensi tersebut ekstrim maka keluarga tersebut cenderung bermasalah dan tidak fungsional.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (a) Kohesi keluarga klien yang sudah mendapatkan pelayanan dengan kohesi keluarga klien yang belum mendapatkan pelayanan perbedaannya signifikan. (b) Adaptabilitas keluarga klien yang sudah mendapatkan pelayanan dengan adaptabilitas keluarga klien yang belum mendapatkan pelayanan perbedaannya signifikan. (c) Kohesi keluarga dan Adaptabilitas keluarga klien yang sudah mendapatkan pelayanan cenderung seimbang, sedangkan kohesi keluarga dan adaptabilitas keluarga klien yang belum mendapatkan pelayanan cenderung ekstrim.
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan konsultasi keluarga yang dilakukan oleh LKBHIuWK efektif dalam membantu klien memecahkan masalahnya. Berdasarkan kesimpulan tersebut kiranya perlu diperbanyak Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Sosial atau Lembaga Sosial Masyarakat yang berusaha membantu memecahkan masalah keluarga yang cenderung semakin meningkat. Untuk lebih meningkatkatkan hasil pelayanan, lembaga pelayanan perlu mengadakan evaluasi secara rutin baik evaluasi pada tingkat program, evaluasi pada tingkat proses maupun evaluasi pada tingkat hasil pelayanan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kondisi lansia yang dirawat di panti wredha secara teoritis dapat mengalami
gangguan psikologis yang akan berakibat terhadap perubahan status kesehatan jiwa lansia.
Keadaan ini akan menjadi lebih buruk apabila keluarga kurang memberikan dukungan
selama di panti wredha. Malta sebenarnya dibutuhkan kerjasama antara keluarga dan pihak
panti wredha untuk bisa mempertahankan kesehatan jiwa Iansia. Beberapa tindakan yang
sebaiknya dilakukan keluarga adalah (JKI, 1999 ): ( bisa dilakukan di panti wreda melalui
kunjungan yang rutin dan oleh petugas panti wredha ), dapat dikelompokan berdasarkan
jenis gangguan yaitu tindakan dalam rnengatasi dan mencegah gangguan proses pikir lansia,
tindakan dalam mengatasi dan mencegah gangguan perasaan lansia, tindakan dalam
mengatasi dan mencegah gangguan fisik/somatik lansia, dan tindakan dalam mengatasi dan
mencegah gangguan prilaku pada lansia.
Pada penelitian ini pertanyaan penelitian yang ada berdasarkan konsep terkait
adalah peran dan tindakan keluarga dalam meningkatkan kesehatan jiwa lansia di panti
sosial tresna wredha. Penelitian dilakukan kepada keluarga yang memilki lansia di Panti
Sosial Tresna Wredha Karya Bakti Riya Pembangunan, Jakarta Timur selama bulan Maret
dan April 2002. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif sederhana,
dimana jumlah responden 20 orang dengan kriteria yang ditetapkan. Pada penelitian ini
digunakan instrumen alat pengumpul data berupa lembar kuesioner yang dibuat Oleh
peneliti. Analisa data dilakukan dengan membuat tabulasi dari data kuesioner yang
dikumpulkan, kemudian dihitung dalam bentuk presentase untuk setiap kategori,
selanjutnya dilakukan perhitungan statistik berupa distribusi prekuensi dari masing-masing
kriteria variabel dan mepgambil kesimpulan dari hasil perhitungan tersebut.
Hasil yang diperoleh ternyata 66 % keluarga telah melakukan peran dan tindakan
dalam mencegah dan mengatasi gangguan proses pilcir lansia. Terdapat 80 % keluarga
telah melakukan peran dan tindakan dalam mencegah dan mengatasi gangguan perasaan
Iansia. Didapatkan data juga sekitar 77,5 % keluarga telah berperan dalam mencegah dan
mengatasi gangguan fisik dan somatik lansia. Kemudian keluarga juga hampir 65 % telah
berperan dan bertindak dalam mencegah dan mengatasi gangguan prilaku lansia yang
berada di Panti Sosial Tresna Wredha Karya Bakti Riya Pembangunan"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5240
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Dampak krisis multidimensosial telah meninbulkan berbagai macam permasalahan sosial di masyarakat yang semakin komplek....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengkajian ini bertujuan mengetahui strategi peningkatan kesejahteraan sosial keluarga melalui kerajinan kulit (home industry) boneka wayang dan sovenir sebagai alternatif peningkatan hidup bagi keluarga pengrajin di Desa Karangjati...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Home industry merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga bergabagi upaya telah dilaksanakan seperti halnya usaha home industry berskala kecil yaitu pengembangan home industry. Untuk mengetahui berbagai upaya yang dilakukan oleh keluarga mempunyai usaha kecil, yang mana usaha tersebut sebagai suatu usaha untuk menmgatasi pengangguran dan kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan keluarga...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>