Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110887 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Renanda Rizky Miranti
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah identifikasi dan evaluasi dapat mengurangi pemalasan sosial (social loafing) di kalangan mahasiswa. Sebanyak 38 mahasiswa dari University of Queensland (19 laki- laki, 19 perempuan) berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan desain experimen kelompok independen 2x2. Setiap peserta dialokasikan secara acak ke dalam kondisi koaktif atau kolektif, dan kemudian dialokasikan ke dalam kondisi yang dievaluasi atau tidak dievaluasi. Hasil pengujian dengan menggunakan metode Independent sample T-tes mengungkapkan bahwa peserta dalam kondisi kolektif-tidak dievaluasi menghasilkan lebih banyak jawaban daripada kondisi kolektif yang dievaluasi, sehingga dapat dikatakan bahwa orang akan menghasilkan lebih banyak ide dalam kelompok jika mereka tidak dievaluasi untuk ide tersebut. Perbaikan metodologis disarankan dalam penelitian ini. Penelitian di masa depan sebaiknya menyelidiki hubungan antara kepribadian dan pemalasan sosial.

The main aim of this paper is to discover whether identifiability and evaluation can reduce social loafing among university students. A total of 38 University of Queensland students (19 males, 19 females) participated in this study. The study used a 2x2 independent groups design. Each participant was allocated randomly into either coactive or collective condition, and then allocated into either the evaluated or non-evaluated condition. Independent groups t-tests revealed that participants in the collective-non-evaluated condition produced more responses than the collective-evaluated condition, suggesting that people would generate more ideas in a group if they were not evaluated for it. Methodological improvements are suggested. Future research should investigate the relationship between personality and social loafing."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Heny Setiawati
"ABSTRAK
Penelitian ini berusaha melihat hubungan tingkat identifikasi sosial dan identity fusion dengan kesediaan berkorban demi kelompok pada anggota SALAM UI. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi. Pengambilan sampel menggunakan metode Occidental sampling sebanyak 119 responden. Data yang terkumpul dianalisa dengan rumus korelasi parsial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat identifikasi sosial dengan kesediaan berkorban demi kelompok dan identity fusion dengan kesediaan berkorban demi kelompok pada anggota SALAM UI. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa identifikasi sosial lebih memiliki hubungan dengan kesediaan berkorban demi kelompok dibandingkan dengan identity fusion pada anggota SALAM UI.

ABSTRACT
The focus of this study discusses the relationship between social Identification and identity fusion with willingness to sacrifice on behalf of the group. Study have conducted at SALAM UI group members. Measurement of this quantitative study has used multiple correlations. Sampling has used in the study was accidental sampling to 119 respondents. Result of the study show that statistically there are a positive and significant correlation between social Identification and identity fusion with willingness to fight on behalf of the group. The result also show that there is a more significant correlation between social Identification with willingness to sacrifice on behalf of the group than identity fusion with willingness to sacrifice on behalf of the group."
2010
S3629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ichsan Malik
"Variasi individu-individu anggota kelompok kerja serta interaksi individu di dalam kelompok diyakini merupakan faktor yang mempengaruhi produktifitas kelompok. Studi ini berupaya untuk melakukan identifikasi dan mendeskripsikan tentang pengaruh dari keanekaragaman atau neterogenitas. Keragaman atau nomogenitas anggota kelompok kerja serta keterikatan individu-individu untuk tetap berinteraksi di dalam kelompok atau kohesititas kelompok ternadap produktifitas kelompok.
Pada studi ini, 30 orang aktifis Lembaga Swadaya Masyarakat yang berasal dari 8 organisasi yang bergerak dalam kegiatan penanggulangan masalan remaja dan pengembangan masyarakat di Bandung, Jawa Barat digunakan sebagai subyek. Mereka merupakan pengurus inti dari organisasi dan telah 1 tahun atau lebih, aktif mengembangkan program di organisasi.
Studi dilakukan dengan metoda eksperimen lapangan. Data dianaiisa dengan menggunakan analisa statistik non parametik. Hasil anaiisis varian ranking satu arah menunjukkan, bahwa keanekaragaman anggota kelompok kerja Serta keterikatan individu-individu untuk tetap berinteraksi di dalam kelompok berpengaruh secara signifikan terhadap produktiritas kelompok kerja.
Hasil analisis ranking bertanda untuk data berpasangan mendapatkan, bahwa kelompok kerja heterogen kohesif secara signifikan lebih produktif dibandingkan kelompok kerja homogen yang kohesit. Hasil ini menunjukkan bahwa kelompok kerja yang keanggotaannya beraneka ragam, anggota kelompoknya berasal dari beberapa organisasi, Serta merasa terikat untuk tetap berinteraksi guna mencapai tujuan kelompok, akan jauh lebih produktif dibandingkan kelompok kerja yang anggota kelompoknya berasal dari satu organisasi.
Ada satu hal yang menarik sebagai hasil dari penelitian ini yaitu faktor kohesifitas kelompok ternyata tidak berpengaruh terhadap produktiiitas yang anggota-anggota kelompoknya berasal dari satu organisasi.Namun Studi ini masih perlu lebin dipertajam dan diperluas, dimana kelompok kerja yang diteliti diperbanyak dan di bandingkan kelompok kerja yang misi dan programnya juga berbeda-beda."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ichsan Malik
"ABSTRAK
Variasi individu-individu anggota kelompok kerja serta interaksi individu di dalam
kelompok diyakini merupakan faktor yang mempengaruhi produktifitas kelompok. Studi
ini berupaya untuk melakukan identifikasi dan mendeskripsikan tentang pengaruh dan
keanekaragaman atau heterogenitas. Tentang keragaman atau homogenitas anggota
kelompok kerja serta keterikatan individu- individu untuk tetap berinteraksi di dalam
kelompok atau kohesifitas kelompok terhadap produktifitas kelompok.
Pada studi ini. 30 orang aktifis Lembaga Swadaya Masyarakat yang berasal dari 8
organisasi yang bergerak dalam kegiatan penanggulangan masalah remaja dan
pengembangan masyarakat di Bandung, Jawa Barat digunakan sebagai subyek.
Mereka merupakan pengurus inti dari organisasi dan telah 1 tahun atau Iebih, aktif
mengembangkan program di organisasi.
Studi dilakukan dengan metoda eksperimen lapangan. Data dianalisa dengan
menggunakan analisa statistik non parametik. Hasil analisis varian ranking satu arah
menunjukkan, bahwa keanekaragaman anggota kelompok kerja serta keterikatan
individu- individu untuk tetap berinteraksi di dalam kelompok berpengaruh secara
signifikan terhadap produktifitas kelompok kerja.
Hasil analisis ranking bertanda untuk data berpasangan mendapatkan, bahwa
kelompok kerja heterogen kohesif secara signifikan Iebih produktif dibandingkan
kelompok kerja homogen yang kohesif. Hasil ini menunjukkan bahwa kelompok kerja
yang keanggotaannya beraneka ragam, anggota kelompoknya berasal dari beberapa
organisasi, serta merasa terikat untuk tetap beninteraksi guna mencapai tujuan
kelompok akan jauh lebih produktif dìbandingkan kelompok kerja yang anggota
kelompoknya berasal dari satu organisasi.
Ada satu hal yang menarik sebagai hasil dan penelitian ini yaitu faktor kohesifitas
kelompok ternyata tidak berpengaruh terhadap produktifitas yang anggota-anggota
kelompoknya berasal dan satu organisasi.
Namun studi ini masih perlu lebih dipertajam dan diperluas, dimana kelompok
kerja yang diteliti diperbanyak dan dibandingkan dengan kelompok kerja yang misi dan
Programnya juga berbeda-beda.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reandra Fasdityo Poerba
"Perbedaan budaya ditemukan memiliki pengaruh dalam perilaku kemalasan sosial. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dibandingkan dengan individu dari budaya individualistis, individu dari budaya kolektivis lebih cenderung mengalami masalah sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah kemalasan sosial terjadi ketika individu dari budaya kolektivis bekerja dengan individu dari budaya individualistis. Dengan menggunakan eksperimen dengan desain 3-tingkat antar kelompok, 36 mahasiswa Universitas Queensland (22 orang berasal dari Indonesia & 14 orang dari Australia) secara acak ditugaskan untuk bekerja secara individu (koaktif), dalam kelompok tiga orang Indonesia (orang Indonesia dianggap memiliki budaya kolektif), atau dalam kelompok yang terdiri dari satu orang Indonesia dan dua orang Australia (campuran kolektif). Secara total, dalam penelitian ini ada empat kelompok individu, empat kelompok kolektif Indonesia, dan empat kelompok kolektif campuran. Mereka diminta untuk menuliskan nama-nama negara sebanyak mungkin di selembar kertas, di mana skor mereka digunakan untuk mengukur kemalasan sosial (variabel dependen). Hasil pengujian teknik statistik dengan menggunakan independent sample t-test menemukan bahwa peserta dalam kondisi koaktif secara signifikan menuliskan lebih banyak negara dibandingkan dengan peserta dalam kondisi kolektif. Selain itu, ditemukan pula bahwa ada perbedaan yang tidak signifikan antara peserta dalam kondisi kolektif Indonesia dan peserta dalam kondisi kolektif campuran. Hal ini  menunjukan bahwa kemalasan sosial lebih banyak terjadi dalam kerja kelompok, dan bahwa nilai-nilai budaya tidak mempengaruhi kemalasan sosial. Untuk penelitian lebih lanjut, perbaikan dalam hal  metode penelitian harus dilakukan, misalnya dengan  menghindari menempatkan peserta yang akrab dalam kelompok yang sama, menguji peserta dari negara kolektivis yang berbeda, menganalisa kepribadian peserta yang berbeda-beda, dan membuat tugas agar tidak menarik.
Cultural differences have been found to have an influence in the behaviour of social loafing. Previous research indicates that compared to individuals from individualistic cultures, individuals from collectivist cultures are more likely to do social loafing. This study objective is to examine whether social loafing occurs when individuals from collectivist culture work with individuals from individualist culture. Using experimental with 3-level between groups design, 36 University of Queensland students (22 Indonesians & 14 Australians) were randomly assigned to either work individually (coactive), in groups of three Indonesians (collective Indonesians), or in groups of one Indonesian and two Australians (collective mixed). In total, there were four groups of individuals, four groups of collective Indonesian, and four groups of collective mixed. They were required to list as many countries as they could on a piece of paper, where their scores were used to measure social loafing (dependent variable). Independent-groups t-tests revealed that participants in the coactive condition listed significantly more countries compared to participants in the collective condition. It was also revealed that there was a non-significant difference between participants in the collective Indonesian condition and participants in the collective mixed condition. This means that social loafing occurred more in group work, and that cultural values did not influence social loafing. Improvements regarding methodological issues have been recommended. Future research should avoid putting familiar participants in the same group, test participants from several collectivist countries, analyse the different personalities within participants, and make the task uninteresting."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Saurma Imelda Christina
"Penelitian yang dilakukan beranjak dari pengamatan dan kajian literatur yang dilakukan oleh peneliti terhadap kelompok gay di Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap penerimaan lingkungan (orang tua, rekan kerja, dan lingkungan sosial secara umum) dengan kesejahteraan subjektif pada kelompok gay. Seperti diketahui, lingkungan sosial pada umumnya masih bersikap negatif dan menolak keberadaan kelompok homoseksual, khususnya kelompok gay. Kelompok ini dikatakan sebagai kelompok minoritas yang sering mendapatkan sikap dan perlakuan negatif dari masyarakat di sekitarnya.
Pada umumnya, setiap manusia mendambakan hidup bahagia. Bahkan menurut Aristoteles, pada dasarnya ‘kebahagiaan’ merupakan tujuan hidup dari setiap manusia (Aristoteles, dalam Waterman, 1993). Lebih jauh Diener dkk (Pavot & Diener, 1993; Diener, Suh, Oishi, 1997; Diener & Diener, 2000) mengatakan bahwa konsep kesejahteraan subjektif merupakan konsep yang paling tepat untuk mengukur ‘kebahagiaan` seseorang. Kesejahteraan subjektif itu sendiri terdiri dari aspek kepuasan hidup, afek positif afek negatif dan penerimaan diri.
Berkaitan dengan kondisi kesejahteraan subjektif pada kelompok gay, Rotblum(1994) serta Gasiorek & Weinrich (1991) berpendapat bahwa kelompok tersebut tampaknya kurang bahagia dan sering merasa tertekan dalam hidupnya. Lebih jauh beberapa peneliti mengatakan perlunya penelitian tentang kesejahteraan subjektif pada kelompok. Topik penelitian tentang kesejahteraan subjektif itu sendiri merupakan topik yang masih jarang diteliti pada kelompok gay (Dew) Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini dilakukan untuk melihat kaitan antara persepsi terhadap penerimaan orang tua, rekan kerja, dan lingkungan sosial secara umum, dengan kesejahteraan subjektif pada kelompok gay.
Masalah dalam penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap penerimaan orang tua., rekan kerja, dan lingkungan sosial secara umum, dengan kesejahteraan subjektif pada kelompok gay. Secara khusus, penelitian ini hendak melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap penerimaan orang tua, rekan kerja, dan lingkungan sosial secara umum, dengan aspek-aspek dalam kesejahteraan subjektif yaitu: kepuasan hidup,afek positif afek negatif dan penerimaan diri.
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kuantitatif dan merupakan penelitian yang bersifat non-eksperimental dengan tingkat kepercayaan 95%. Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang, yaitu kaum gay yang berusia 20-40 tahun, berpendidikan minimal tamat SMP dan telah bekerja. Alat ukur yang digunakan adalah: Satisfaction with The Life Scale yang disusun oleh Diener dkk (dalam Pavot & Diener, 1993), Positive Affect and Negative Affect Scale yang disusun oleh Diener, Smith & Fujita (1995), serta Self-Acceptance Scale yang disusun oleh Ryff dkk (Ryff 1989; Ryff & Keyes, 1995)- Sedangkan analisis statistik yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian adalah uji korelasi antara variabel-variabel bebas dan variabel-variabel terikat dalam penelitian.
Hasil uji korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap penerimaan orang tua dengan kesejahteraan subjektif pada kelompok gay. Namun, hasil uji korelasi menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap penerimaan rekan kerja dan lingkungan sosial secara umum, dengan kesejahteraan subjektif pada kelompok gay tersebut.
Peneliti berasumsi bahwa hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap penerimaan lingkungan dengan kesejahteraan subjektif pada kelompok gay, hanya akan terjadi pada lingkungan yang memiliki interaksi secara langsung dengan kelompok gay (dalam hal ini adalah rekan kerja dan lingkungan sosial secara umum). Persepsi terhadap penerimaan orang tua tidak berhubungan secara signifikan dengan kesejahteraan subjektif pada kelompok gay, sebab (berdasarkan data penelitian) pada umumnya para responden tidak lagi tinggal bersama dengan orang tua mereka. Berdasarkan asumsi ini, peneliti berpendapat bahwa persepsi terhadap penerimaan kelompok (yaitu kelompok gay) tentunya juga akan berhubungan secara signifikan dengan kesejahteraan subjektif kelompok gay tersebut.
Penelitian ini hanya membatasi pengukuran pada persepsi kaum gay terhadap penerimaan lingkungan. Menurut peneliti, akan lebih baik jika juga dilakukan pengukuran penerimaan dari lingkungan secara obyektif (orang tua, rekan kerja,dan lingkungan sosial secara umum) terhadap kelompok gay tersebut. Dari hal ini diharapkan akan diperoleh data penelitian mengenai persepsi lingkungan terhadap kaum gay serta persepsi kaum gay terhadap lingkungan tersebut, dan dengan demikian diperoleh deskripsi yang lebih akurat mengenai sikap lingkungan terhadap kelompok gay serta sikap kelompok gay terhadap lingkungan, khususnya kelompok gay di Jakarta. Akan lebih baik jika juga dilakukan penelitian yang mengukur kondisi kesejahteraan subjektif pada kelompok gay yang telah coming out dan kelompok gay yang masih tertutup. Kendala dalam penelitian ini adalah minimnya data penelitian mengenai sikap lingkungan terhadap kelompok gay, Serta gambaran kondisi kesejahteraan subjektif pada kelompok gay di Jakarta. Menurut peneliti, akan lebih baik jika
dilakukan penelitian-penelitian yang bersifat kualitatif tentang hal tersebut, agar diperoleh gambaran yang lebih mendalam mengenai sikap lingkungan dan kondisi kesejahteraan subjektif pada kelompok gay di Jakarta."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Sanubari
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang Gambaran Keberfungsian Sosial pada Penderita Skizofrenia di dalam Keluarga, Organisasi, dan Kelompok Kerja dan Sosial Penelitian ini berfokus untuk mencari tahu peran penderita skizofrenia di dalam keluarga, organisasi, dan kelompok kerja dan sosial. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Metode yang digunakan yaitu wawancara mendalam, observasi, studi literature, dan life history. Hasil penelitian ini menunjukkan orang dengan skizofrenia mampu berperan di dalam keluarga, organisasi dan kelompok kerja dan sosial.

ABSTRACT
This study discusses Description of Social Functioning on Schizophrenic Sufferer in Family, Organization and Work and Social Groups. This study focuses on finding out the role of schizophrenic sufferer in family, organization, and work and social groups. This research is descriptive research with qualitative method. The method used is indepth interview, observation, and literature study. The results of this study people with schizophrenia can play a role in family, organization and work and social groups."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Chaerani
"Pesangon merupakan biaya yang sangat ditakuti oleh pengusaha, sehingga banyak pengusaha yang enggan untuk menginvestasikan modalnya di Indonesia. Untuk terciptanya ketenangan dalam berusaha dan bekerja, sebaiknya dilakukan pengembangan program JAMSOSTEK dengan memberlakukan Sistim Jaminan Sosial Nasional, suatu sistem yang berdasarkan asas gotong royong, melalui pengumpulan iuran dan dikelola melalui mekanisme asuransi sosial yang bersifat wajib yang akan membantu meringankan beban pengusaha. Pokok permasalahan dalam penelitian ini, mengapa pengusaha bertanggung jawab terhadap resiko sosial yang dialami pekerja? bagaimana upaya mengembangkan program JAMSOSTEK, alternatif apa sebagai upaya untuk mengurangi beban pengusaha atas pembayaran pesangon. Penelitian yang digunakan, penelitian kepustakaan yang bersifat juridis normatif, suatu penelitian yang menekankan pada ilmu hukum, juga menelaah kaidah-kaidah hukum yang berlaku dalam masyakat, ketentuan perundang-undangan KUHPerdata, UU Ketenagakerjaan, UU JAMSOSTEK dan UU SJSN. Berdasarkan KUH Perdata, apabila terjadi kejadian diluar kemampuan pekerja seperti PHK, maka yang bertanggung jawab adalah pengusaha, karena peng saha telah memanfaatkan tenaga dari pekerja. Selain itu, Pemerintah juga harus turut bertanggung jawab atas peritiwa hukum tersebut (tanggung jawab publik). Berdasarkan UU No.3 /1992, JAMSOSTEK hanya meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Kematian dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Untuk itu perlu memberlakukan SJSN, dimana akan dikembangkan antara lain program Jaminan PHK. Sekarang ini yang sedang menunggu tanda tangan Presiden adalah RPP Pesangon dan RPP Jaminan Kompensasi PHK, ini adalah alternatif upaya untuk mengurangi beban pengusaha atas pembayaran pesangon yaitu dengan memasukkan Uang Pesangon sebagai salah satu unsur dalam gaji. Bila semua program yang ada dalam UU SJSN dijalankan maka tanggung jawab pengusaha akan terasa ringan. Sementara semua program dalam SJSN belum bisa dijalankan, maka rencana pembuatan PP Pesangon dan PP Kompensasi PHK bisa dilaksanakan terlebih dahulu."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
S21316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Enoch Markum
Jakarta: UI-Press, 2006
PGB 0399
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S8516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>