Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54616 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fajri Syamsi Alifia
"Teori relevansi membahas mengenai komunikasi dan kognisi manusia dalam berbahasa. Teori yang dikembangkan oleh Sperber dan Wilson ini mengutamakan dua hal berkenaan dengan relevansi dalam tuturan yaitu dampak kontekstual dan pemrosesan usaha. Dalam penelitian ini, teori relevansi digunakan sebagai ancangan teori dalam melihat suatu relevansi  humor dalam ceramah dan teori humor yang dikemukakan oleh Berger dan Manser. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan mekanisme pemerolehan efek humor yang dihasilkan dalam tuturan humor dalam ceramah dan menguraikan relevansi dalam tuturan humor ceramah dengan nilai keagamaan. Penelitian ini menggunakan objek berupa dua buah video ceramah K.H. Zainuddin MZ yang berjudul Peran Suami terhadap Istri dan Akhlak Kepada Allah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan merujuk pada sumber data berupa data tuturan langsung. Temuan dalam penelitian ini adalah didapati bahwa ada beberapa proses yang diperlukan agar efek humor dalam tuturan ceramah. Selain itu, ceramah K.H.Zainuddin MZ memiliki derajat relevansi yang kuat karena adanya penemuan kata yang memicu tawa audiens lebih banyak daripada frasa, klausa, dan kalimat. Kata-kata yang memicu tawa diklasifikasikan menjafi kata-kata umum, kosakata Betawi, dan kata-kata metaforis. Dalam kedua video ceramah tersebut ditemukan adanya generalisasi pesan secara tersirat disampaikan melalui pengamalan ayat-ayat Al-Quran.

The relevance theory discusses communication and human cognition in language. The theory developed by Sperber and Wilson prioritizes two things relating to relevance in speech, namely contextual impact and business processing. In this study, the theory of relevance was used as a theoretical approach in looking at the relevance of humor in the lecture and humor theory proposed by Berger and Manser. This study aims to describe the mechanism of the acquisition of humorous effects produced in humorous speeches in lectures and outlines the relevance of humorous speech lectures with religious values. This research uses objects in the form of two K.H video lectures. Zainuddin MZ entitled The Role of Husbands Against Wives and Morals to God. This study uses qualitative methods by referring to the source of data in the form of direct speech data. The findings in this study were found that there are several processes needed for the effect of humor in lecture speech. In addition, K.H.Zainuddin MZs lecture has a strong degree of relevance because of the discovery of words that trigger audience laughter more than phrases, clauses, and sentences. Words that trigger laughter are classified into common words, Betawi vocabulary, and metaphorical words. In the two lecture videos, it was found that the generalization of the message implicitly was conveyed through the practice of the verses of the Quran."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T55253
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessie Renata Angelique, Author
"ilm bergenre komedi-drama berjudul Ngeri-ngeri Sedap merupakan sebuah film keluarga yang mengangkat isu sosial tentang keluarga. Berlatar belakang masyarakat suku Batak, film ini mencakup tuturan-tuturan antartokoh yang dapat dikupas secara lebih mendalam. Berangkat dari teori prinsip kerja sama yang dicetuskan oleh Grice (1975), tuturan dalam film ini dapat dianalisis lebih lanjut menggunakan teori relevansi Sperber dan Wilson. Selain itu, film ini telah diberi label sebagai film komedi, maka dari segi humor, tuturan pun dapat dianalisis menggunakan teori humor yang dijelaskan oleh Wijana (2004) dan Curcó (1997). Teori-teori tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian (i) bagaimana bentuk humor yang diciptakan dalam tuturan para pemeran dalam film Ngeri-ngeri Sedap? dan (ii) apa maksud tuturan-tuturan itu berdasarkan teori relevansi dan kaitannya dalam masyarakat? Hasil analisis memperlihatkan bahwa tuturan-tuturan yang terdapat dalam film ini mengandung humor yang berasal dari emosi negatif yang dilepaskan (teori pelepasan ketegangan) dan pematahan asumsi-asumsi penonton setelah mendengar tuturan dari tokoh (teori ketidaksejajaran). Selain itu, dalam konteks sosial, tuturan-tuturan tokoh mengandung kritik sosial yang dirasakan oleh penonton sebagai bagian dari masyarakat ketika penonton dapat menangkap dan merasakan tuturan-tuturan dalam film ini berdasarkan kemampuan kognitifnya.

Ngeri-ngeri Sedap is a comedy-drama movie that raises family issues. Based on Batak ethnicity and cultural custom, the utterances displayed in this movie can be explored in more depth. Relying upon the cooperative principle theory proposed by Grice in 1975, the utterances can be further analyzed using Sperber and Wilson's relevance theory. As a comedy movie, the utterances in Ngeri-ngeri Sedap will also be interpreted from the humor perspective using the theory of humor from Wijana (2004) and Curcó (1997). Thus, these theories are used to answer two research questions: (i) how is the humor created from the utterances in Ngeri-ngeri Sedap? and (ii) what is the meaning of the utterances based on the relevance theory and its relation to society? This research shows that the utterances in this movie contain humor from the released negative emotions (relief theory) and the breaking of the audience's assumptions right after hearing the characters' utterances (incongruity theory). Furthermore, in a social context, the characters' speeches contain social criticism that the audience relates as a part of society when the utterances are perceived by their cognitive ability."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Niken Fatma Putri
"Topik penelitian ini adalah tuturan humor dalam pidato Presiden Barack Obama. Humor evaluatif ditemukan dalam pidatonya pada acara kenegaraan Asosiasi Koresponden Gedung Putih tahun 2013 hingga 2016. Penelitian ini memiliki pokok bahasan yaitu humor evaluatif dalam wacana pidato. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan 3 langkah metode yaitu, transkripsi, identifikasi dan analisis yang akan disampaikan secara deskriptif dari data yang terkumpul. Penelitian ini menggunakan 130 tuturan humor evaluatif yang kemudian diklasifikasikan ke dalam 7 jenis humor evaluatif. Jenis tuturan yamg dianalisis yaitu 1) kontradiktif, 2) asosiatif, 3) pemarkah afiksasi, 4) metaforis, 5) ilustratif, 6) leksikalisasi dan 7) konteksasi. Konteksasi ini terbagi ke dalam 2 bahasan yaitu konteksasi verbal dan nonverbal. Pola yang ditemukan dalam setiap jenis tuturan kemudian disebut sebagai faktor pembentuk humor dalam variabel linguistik. Pola ini digunakan Presiden Obama sebagai sebuah strategi dalam penyampaian evaluasi atas isu sosial, ekonomi, maupun politik yang terjadi di sekitar partisipan terlibat. Prosses humor terjadi berdasarkan pemahaman bersama yang dimiliki oleh setiap partisipan terlibat atau disebut sebagai common ground.

The topic of this research is the utterance of humor in President Barack Obama's speech. Evaluative humor is found in his speech at state events of the White House Correspondents Association from 2013 to 2016. This study has the main topic of evaluative humor in speech discourse. This research is qualitative by using 3 steps method, namely, transcribing, identifying and analyzing which will be delivered descriptively from the collected data. This study uses 130 evaluative humor utterances which are then classified into 7 types of evaluative humor. The types of utterances analyzed are 1) contradictory, 2) associative, 3) affixation markers, 4) metaphorical, 5) illustrative, 6) lexicalization and 7) contextualization. This context is divided into verbal and nonverbal contexts. The patterns in each type of speech are then referred to as humor-forming factors based on the linguistics variables found in speech. President Obama used this pattern as a strategy in conveying an evaluation of social, economic, and political issues that occurred around the audiences. The humor process occurs based on a common understanding shared by each participant who is involved. It is referred as a common ground."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Anggria Resticka
"ABSTRACT
Pemakaian bahasa dalam masyarakat ditentukan oleh faktor linguistik dan sosial. Hal ini juga berlaku pada karikatur. Karikatur tersebut ditampilkan dengan berbagai gambar yang lucu dan menarik serta diikuti kalimat singkat. Penggunaan bhasa yang khas dalam karikatur menjadikan karikatur sebagai suatu register dalam kebahasaan yang menarik untuk diteliti. Untuk mengetahui maksud karikatur dalam tiap gambar, hal ini dapat dijaji secara pragmatik. Wijana (2004) mengatakan bahwa karikatur secara sengaja menciptakan tuturan yang menyimpangkan prinsip-prinsip dan parameter pragmatik secara langsung atau lewat perantara tokoh atau tokoh-tokoh rekaannya yang berperan sebagai peserta tindak tutur yang irrasional. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan menekankan pada masalah proses dan makna (tindak tutur). Dalam sebuah karikatur, untuk sampai pada pemahaman humor yang sebenarnya, hal yang perlu dilacak adalah berbagai jenis tindak tutur; fungsi pragmatis; implikatur percakapan dan kategorinya yang dikandung oleh berbagai jenis tuturan dalam wacana karikatur tersebut."
Surakarta: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret, 2017
805 HSB 1:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Stanley Bratawira
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1981
S2842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurul Hikmah Khairunnisa
"Meme adalah perwujudan unit dalam suatu budaya yang dapat berupa lagu, ide, slogan, atau mode pakaian, yang tertanam dalam pikiran manusia dan tersebar melalui proses imitasi. Seiring dengan maraknya penggunaan internet, meme menyebar dalam dunia maya dan membentuk internet meme. Salah satu internet meme bernama "Y U NO Guy" terindikasikan sebagai gambar berkalimat yang memiliki tindak tutur beragam dan menunjukkan nuansa humor. Penelitian dalam skripsi ini kemudian menjadikan "Y U NO Guy" sebagai sebuah wacana untuk mengetahui tindak tutur apa saja yang sebenarnya terdapat dalam kalimat pada "Y U NO Guy", dan bagaimana humor dibangun di dalamnya. Dengan menggunakan metode analisis wacana dengan pendekatan linguistik dan humor, penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas data merupakan tindak ilokusi ekspresif yang menunjukkan sikap psikologis para pengguna "Y U NO Guy", dan terdapat kecenderungan pemakaian teknik imitasi dalam membangun nuansa humor di dalamnya.

Meme is a manifestation of a unit of a culture such as songs, ideas, catch-phrases, or clothes fashions, that exist in people’s mind and spread via imitation process. As internet grows rapidly, meme appears in cyber world and becomes internet meme. One of the internet memes namely "Y U NO Guy" is indicated as a captioned image which has several speech acts and depicts a sense of humor. This paper then perceives "Y U NO Guy" as a discourse in order to found out what speech acts are actually performed and how humor is build within it. Using discourse analysis as a method with linguistic and humor approaches, this paper concludes that the majority of datas are expressive illocutionary act which depicts the psychological attitude of the "Y U NO Guy" user, and there is a tendency of using imitation technique to build a sense of humor within it.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jumsari Jusuf
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1984
899.221 JUM a (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yuuki Canna
"Penelitian ini mengeksplorasi teknik humor audiovisual dalam anime Asobi Asobase. Penelitian ini menggunakan teknik humor audiovisual, benign violation theory (teori pelanggaran tanpa ancaman), wacana kishotenketsu, dan prinsip kerjasama Grice sebagai kerangka teoritisnya. Teori benign violation menjelaskan humor sebagai respon terhadap situasi yang melibatkan pelanggaran yang tidak mengancam, sedangkan wacana Kishotenketsu digunakan untuk menjelaskan penyampaian humor dalam anime. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah setiap situasi yang melibatkan ketidaksesuaian secara otomatis menciptakan humor, dan bagaimana wacana kishotenketsu menjelaskan penyampaian adegan lucu dalam media audiovisual Jepang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan pengumpulan data dari anime Asobi Asobase untuk menganalisis elemen humor dalam konteks kerangka teori. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman yang lebih dalam tentang korelasi antara ketidaksesuaian linguistik dan humor dalam konteks media audiovisual Jepang, khususnya anime. Penggunaan teknik seperti peculiar voice, exaggeration, dan peculiar music menunjukkan bahwa media audiovisual memiliki keunggulan dalam menghadirkan humor dengan beragam teknik audiovisual.

This study explores audiovisual humor techniques in the anime Asobi Asobase. This study uses audiovisual humor techniques, benign violation theory, kishotenketsu discourse, and Grice's cooperative principle as its theoretical framework. Benign violation theory explains humor as a response to situations involving non-threatening violations, while Kishotenketsu discourse is used to explain the delivery of humor in anime. This study aims to analyze whether every situation involving incongruity automatically creates humor, and how kishotenketsu discourse explains the delivery of humorous scenes in Japanese audiovisual media. This research uses a qualitative descriptive method and data collection from the anime Asobi Asobase to analyze humor elements in the context of the theoretical framework. This research contributes to a deeper understanding of the correlation between linguistic incongruity and humor in the context of Japanese audiovisual media, particularly anime. The use of techniques such as peculiar voice, exaggeration, and peculiar music shows that audiovisual media has the advantage of presenting humor with a variety of audiovisual techniques."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>