Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115839 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutabarat, Joice Polanida
"Gagal jantung merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering memerlukan pengobatan ulang di rumah sakit. Tingginya tingkat readmission pada pasien gagal jantung sering terjadi karena keterlambatan dalam mengenal gejala, ketidakpatuhan terhadap diet dan pengobatan, kurangnya keterampilan dan pengetahuan dalam self care. Self care dapat mencegah terjadinya perburukan sehingga readmission tidak terjadi, selain itu self care juga berdampak terhadap kualitas hidup. Individu dalam melakukan self care dipengaruhi beberapa faktor dari dalam maupun luar individu. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan karakteristik responden, status fungsional, komorbiditas, tingkat depresi, dukungan sosial, persepsi penyakit dengan self care pasien gagal jantung yang readmission. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan tehnik purposive sampling pada 93 responden pasien gagal jantung yang readmission di Ruang Rawat Inap dan Poliklinik Jantung RSUP Persahabatan. Hasil penelitian setelah dianalisis dengan Chi-square menunjukkan status perkawinan (p 0,028; α 0,05), pendidikan (p 0,018; α 0,05), komorbiditas (p 0,034; α 0,05), tingkat depresi(p 0,006; α 0,05), dukungan sosial (p 0,000; α 0,05), dan persepsi penyakit (p 0,002; α 0,05) memengaruhi self care responden secara signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah perlunya meningkatkan follow up setelah pasien pulang dan melibatkan keluarga dalam upaya self care.

Heart failure is the chronic diseases most often requires repeat treatment at the hospital. The high level of readmission patients heart failure often occurs due to delays in recognizing symptoms, noncompliance diet and treatment, lack of skills and knowledge self care. Self care can prevent deterioration so the readmission does not occur, besides it affects the quality of life. Individuals doing self care influenced by several factors from inside and outside. The purpose of this study to know the relationship of respondent characteristics, functional status, comorbidity, depression, social support, illness perception with self care patients heart failure readmission. The study used design cross sectional with purposive sampling technique in 93 patients heart failure readmission at Inpatient and Outpatient Care RSUP Persahabatan. The results this study after being analyzed by Chi square showed marital status (p 0,028; α 0.05), education (p 0,018; α 0,05), comorbidity (p 0,034; α 0,05), depression (p 0,006; α 0,05), social support (p 0,000; α 0,05), and illness perception (p 0,002; α 0,05) significantly influenced self care. The conclusions this study need to improve follow up after the patient returns home and involves the family effort to self care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanti Farida Rachmi
"Self-care merupakan bagian penting dalam upaya peningkatan kualitas hidup pasien gagal jantung. Self-care adalah pengambilan keputusan secara natural oleh individu dalam berperilaku untuk mempertahankan kestabilan fisiologis tubuhnya dan sebagai respon terhadap tanda dan gejala yang terjadi pada diri individu. Keadekuatan individu dalam melakukan self-care dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor internal maupun eksternal dari individu. Identifikasi faktor tersebut menjadi bagian penting untuk memberikan asuhan keperawatan mengenai self-care yang efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dari karakteristik responden, status fungsional, komorbiditas, lama diagnosis, tingkat pengetahuan, tingkat depresi, serta dukungan sosial terhadap self-care. Desain penelitian menggunakan cross sectional survey pada 120 responden yang diambil dengan tehnik purposive sampling di Poliklinik Jantung. Penelitian menggunakan kuesioner SCHFI (self-care heart failure index) dalam mengukur self-care responden.
Hasil penelitian menunjukan pekerjaan (p=0,055; CI 95%), pendidikan (p=0,232; CI 95%), dan penghasilan (p=0,027; CI 95%) mempengaruhi self-care individu secara signifikan. Responden yang bekerja, berpendidikan tinggi, dan berpenghasilan lebih dari Rp. 2.000.000 memiliki self-care yang lebih adekuat.

Adherence to self-care is important for heart failure patients to improve their quality of life. Self-care defined as individual naturalistic decision making process that's patients use in the choice of behaviors that maintain physiological stability and as a respons to underlying sign and symptoms. Understanding the factors that enable or inhibit self-care is essential in developing effective health care interventions.
The Aim of study was to analyze and identified factors (characteristic, functional class, comorbidity, time was diagnosed, knowledge, depression, and social support) influencing self-care. Cross sectional design used in this study to measure 120 outpatients using Self-Care Heart Failure Index (SCHFI) Indonesian version questioner.
The result of the study indicated employe/e patients (p=0,055; CI 95%), have education higher than junior high school (p=0,232; CI 95%), and have income higher than Rp. 2.000.000 (p=0,027; CI 95%) showed more adequate in self-care behaviour. Self-care strategies for HF should targeted for patient with lower education, unemployed, and have an income lower than Rp. 2.000.000 to improve their quality of life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42493
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Joko Purwanto
"Self-care pasien gagal jantung merupakan fokus utama strategi non farmakologi dalam menurunkan angka morbiditas, mortalitas, rehospitalisasi dan meningkatkan kualitas hidup. Kemampuan self-care pasien jantung masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengenali faktor yang berhubungan dengan kemampuan self-care pasien gagal jantung. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan 132 responden. Analisa data menggunakan analisis deskriptid, uji Chi Square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kemampuan self-care maintenance yang tidak adekuat, tetapi memiliki kemampuan self-care monitoring dan self-care management yang adekuat. Karakteristik sosisodemografik responden menunjukkan bahwa sebagian besar dewasa akhir yang berumur 46-65 tahun, laki laki, berpendidikan tinggi, penghasilan yang cukup; dan secara karakteristik klinis memiliki derajat gagal jantung kelas fungsional NYHA 2, FEVki > 50 %, lama sakit > 3 tahun dan memiliki ko-morbid ringan. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik, efikasi diri adekuat, tidak depresi dan dukungan pelaku rawat di keluarga yang adekuat. Terdapat hubungan yang signifikan antara derajat gagal jantung, lama sakit, ko-morbid dan efikasi diri dengan kemampuan self-care maintenance, dimana derajat gagal jantung adalah faktor yang paling dominan. Terdapat hubungan yang bermakna antara derajat gagal jantung, ko-morbid, pengetahuan dan dukungan pelaku rawat di keluarga dengan kemampuan self-care monitoring, dimana faktor yang paling dominan adalah derajat gagal jantung. Terdapat hubungan yang bermakna antara efikasi diri dan dukungan pelaku rawat di keluarga dengan kemampuan self-care management, dimana efikasi diri adalah faktor yang paling dominan. Perlunya dilakukan intervensi keperawatan spesifik terkait gagal jantung pada pasien untuk meningkatkan kemampuan self-care.

Self-care of heart failure patients is a main focus of non-pharmacological strategies to decrease morbidity, mortality, rehospitalization, and improve quality of life. Self-care ability of heart failure patients is still low. This study aims to identify factors related to self-care ability of patients with heart failure. This is a quantitative study with a descriptive analytic design using a cross sectional approach involving 132 respondents. Data were analyzed using descriptive analytic, Chi Square and logistic regression test. The results showed that most of the respondents have inadequate self-care maintenance, but have adequate self-care monitoring and self-care management abilities. Sociodemographic characteristics indicated that most of the respondents are late adulthood aged 46-65 years, male, have a fairly high income; and clinically characterized by a degree of heart failure NYHA functional class 2, LVEF > 50%, duration of illness > 3 years and have mild co-morbidities. Most of the respondents have a good level of knowledge, adequate self-efficacy, are not depressed and have adequate support from caregivers in their families. There is a significant relationship between the degree of heart failure, duration, co-morbidities and self-efficacy with self-care maintenance ability, whereas the degree of heart failure is the most dominant factor. There is a significant relationship between the degree of heart failure, co-morbidities, knowledge and support of caregivers in the family with the self-care monitoring ability, meanwhile the most dominant factor is the degree of heart failure. There is a significant relationship between self-efficay and caregiver support in the family with self-care management ability, and self-efficacy is the most dominant factor. Specific nursing interventions related to heart failure need to be carried out to improve self-care abilities."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adianto Dwi Prasetio Zailani
"Latar belakang: Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit baru. Infeksi saluran napas akibat virus yang disertai infeksi bakteri akan meningkatkan derajat keparahan dan angka mortalitas. Insidens ventilator associated pneumonia (VAP) pada kelompok COVID-19 yaitu 21-64%. Kasus VAP dapat menjadi penyebab tingginya mortalitas pada pasien COVID-19 terintubasi.
Metode penelitian : Penelitian ini adalah penelitian retrospektif di RS Persahabatan. Seluruh sampel yang digunakan adalah kelompok pasien COVID- 19 terintubasi >48 jam dalam periode tahun 2020-2022 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil penelitian : Penelitian ini meliputi 196 data penelitian yang memenuhi kriteria inklusi. Proporsi laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan dan hanya 29% adalah populasi usia lanjut. Proporsi VAP pada COVID-19 terintubasi pada tahun 2020-2022 mencapai 60% dengan VAP rates 92,56. Terdapat dua faktor bermakna terhadap VAP pada pasien COVID-19 terintubasi yaitu penggunaan azitromisin (OR 2,92; IK95% 1,29-6,65; nilai-p 0,01) dan komorbid penyakit jantung. (OR 0.38; IK95% 0,17-0,87; nilai-p 0,023). Proporsi terbesar biakan mikroorganisme aspirat endotrakeal adalah Acinetobacter baumannii (44%), Klebsiella pneumoniae (23%), Escherichia coli (9%).
Kesimpulan : Proporsi VAP pada COVID-19 terintubasi adalah 60%. Terdapat hubungan bermakna pada penggunaan azitromisin dan komorbid penyakit jantung sedangkan usia lanjut dan penggunaan steroid tidak memiliki hubungan bermakna terhadap VAP pada pasien COVID-19 terintubasi.

Background : Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is a novel disease. Viral respiratory infection following bacterial infection could increase the severity and mortality of the disease. The incidence of Ventilator (VAP) in COVID-19 group is 21-64%. VAP might be the leading cause of high mortality in intubated COVID-19 patient.
Methods : This research is a retrospective study at Persahabatan hospital. The collected samples is a group of COVID-19 patient intubated for >48 hours in the period of 2020 to 2022 that meet the inclusion and exclusion criteria.
Results : This study consist of 196 data fulfilling the inclusion criteria. Male proportion much greater than female and only 29% is an elderly population. The proportion of VAP in the period of 2020-2022 is 60% with the VAP rates 92,56. There are two factors significantly affected VAP in intubated COVID-19 patient which are the usage of azitromisin (OR 2,92; CI95% 1,29-6,65; p-value 0,01) and cardiovascular disease comorbidity(OR 0.38; CI95% 0,17-0,87; p-value 0,023). The most abundance proportion of endotracheal aspirate microorganism culture are Acinetobacter baumannii (44%), Klebsiella pneumoniae (23%), and Eschrichia coli (9%).
Conclusion : The proportion of VAP in intubated COVID-19 is 60%. There are significant association of azitromicin usage and cardiovascular comorbidity while elderly and the usage of steroid are not significantly associated to VAP in intubated COVID-19 patient.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rinawati
"Gagal jantung merupakan istilah yang menunjukkan karakteristik gejala klinis yang dimanifestasikan dengan kelebihan volume cairan, tidak adekuatnya perfusi jaringan dan intoleransi aktifitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan pasien gagal jantung dalam manajemen perawatan diri. Penelitian ini menggunakan metode cross sectionaldengan melibatkan 43 responden.
Hasil analisis univariat berdasarkan karakteristik menunjukkan ketidakpatuhan dalam manajemen perawatan diri pada sebagian besar responden. Pada program pengobatan, sebagian besar responden menunjukkan kepatuhan, yaitu sebesar 74,4%. Sedangkan untuk manajemen cairan, aktifitas, diet, dan psikososialmayoritas responden menunjukkan ketidakpatuhan. Perbaikan dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan bagi pasien gagal jantung yang dirawat diharapkan dapat membantu mengurangi angka kekambuhan pasien.

Heart failure is a term that indicates the characteristic clinical symptoms manifested by excess fluid volume, inadequate tissue perfusion and activity intolerance. This study aims to describe the level of compliance in heart failure patient’s self-care management. This study used cross-sectional method by involving 43 respondents.
The results of univariate analysis according to characteristics indicated most of the respondents had non-compliance in self-care management. In term of medical treatment, the majority of respondents (74.4%) indicated compliance.However in term of fluids restriction, activity, diet, and psychosocial managements majority of respondents were non-compliance. The improvement of health education for heart failure patients will be expected to reduce the recurrence rate of heart failure patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Anggun Pratiwi
"Latar Belakang: Pandemi COVID-19 telah menjadi tantangan besar bagi dunia kesehatan. Tenaga kesehatan merupakan populasi yang sangat rentan tertular dikarenakan tingginya intensitas dan frekuensi pajanan SARS-CoV-2. Risiko penularan meningkat apabila tenaga medis melakukan tindakan yang memicu aerosilisasi, salah satunya adalah intubasi endotrakeal karena tingginya viral load pada saluran napas. Sebanyak 3,2% pasien COVID-19 memerlukan tindakan intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanis. Intubasi endotrakeal yang efektif pada pasien COVID-19 penting dilakukan untuk menurunkan mortalitas dan risiko penularan. Penelitian ini bertujuan intuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas intubasi endotrakeal pada pasien terkonfirmasi COVID- 19 di RSUP Persahabatan.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang menggunakan desain potong lintang yang dilakukan di IGD, ICU Rasmin Rasjid dan ICU PINERE RSUP Persahabatan pada bulan Juni 2021 – Juni 2022. Subjek peneltian ini adalah pasien terkonfirmasi COVID-19 yang dilakukan tindakan intubasi endotrakeal yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Tindakan intubasi endotrakeal dinilai dari observasi rekaman CCTV. Selanjutnya karakteristik subjek, karakteristik intubasi endotrakeal dan faktor-faktor yang memengaruhi intubasi endotrakeal dievaluasi.
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan 59 subjek penelitian. Proporsi intubasi endotrakeal efektif pada pasien COVID-19 sebesar 20,34%. Median lama waktu tindakan intubasi endotrakeal adalah 38 (19-189) detik. Sebanyak 32 (54,24%) tindakan intubasi endotrakeal dilakukan oleh spesialis anestesi dan 27 (45,76%) oleh PPDS Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. Hasil analisis bivariat didapatkan hasil bermakna secara statistik pada variabel penyakit kardiovaskular+DM (OR 0,24 (IK 95% 0,06-0,91), p=0,028) dan variabel operator (OR 0,07 (IK 95% 0,01-0,62), p=0,004). Hasil analisis multivariat menunjukkan hasil bermakna secara statistik hanya pada variabel operator (adjusted OR 0,06 (IK 95% 0,01-0,60), p=0,016).
Kesimpulan: Terdapat hubungan penyakit kardiovaskular+DM dan operator terhadap intubasi endotrakeal efektif pada pasien COVID-19 di RSUP Persahabatan.

Background: The COVID-19 pandemic has become a major challenge for the healthcare system. Healthcare workers are vulnerable population of COVID-19 transmission due to high intensity and frequency of exposure to SARS-CoV-2. The risk of transmission increases in aerosolization procedure such as endotracheal intubation because of the high viral load in the airways. Approximately 3.2% of COVID-19 patients require endotracheal intubation and mechanical ventilation. Effective endotracheal intubation in COVID-19 patients is important parameter to reduce mortality and the risk of transmission to healthcare workers. This study aims to determine the factors that influence the effectiveness of endotracheal intubation in patients with COVID-19 in National Respiratory Center, Persahabatan Hospital.
Methods: This study is an observational study using a cross-sectional design which was carried out in the emergency department, ICU Rasmin Rasjid and ICU PINERE of National Respiratory Center, Persahabatan Hospital in June 2021 – June 2022. The subjects of this study were COVID-19 patients who underwent endotracheal intubation who met the criteria inclusion and exclusion. The endotracheal intubation procedure was assessed from the observation of CCTV recordings. The characteristics of the subject, the characteristics of endotracheal intubation and the factors that influence endotracheal intubation were evaluated.
Results: In this study, there were 59 subjects. The proportion of effective endotracheal intubation in COVID-19 patients was 20.34%. The median length of time for endotracheal intubation was 38 (19-189) seconds. Among the subjects, 32 (54.24%) endotracheal intubation were performed by anesthesiologists and 27 (45.76%) were performed by Pulmonology and Respiratory Medicine residents. The results of the bivariate analysis showed statistically significant results on the cardiovascular disease + DM comorbid (OR 0.24 (95% CI 0.06-0.91), p=0.028) and operator (OR 0.07 (95% CI 0.01-0.62), p=0.04). The results of the multivariate analysis showed statistically significant results only for operator (adjusted OR 0.06 (95% CI 0.01-0.60), p=0.016).
Conclusion: There is relationship of cardiovascular disease + DM comorbid and operator with effective endotracheal intubation in COVID-19 patients at National Respiratory Center, Persahabatan Hospital.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Majid
"Penelitian cross sectional dengan sampel 96 responden di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUD Kota yogyakarta dan RSUD Sleman. Tujuannya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian rawat inap ulang di rumah sakit pada pasied dengan CHF. Analisis chi-square dan multiple logistic regression. Hasil menunjukkan, ada hubungan yang signifikan antara faktor kepatuhan terhadap terapi, riwayat hipertensi, usia, kepatuhan terhadap diet, kepatuhan terhadap cairan dan tingkat kecemasan dengan kejadian rawat inap ulang di rumah sakit pada pasien dengan gagal jantung kongestif. Faktor yang paling dominan adalah riwayat hipertensi.

The cross sectional study on 96 samples. Its target to know factors related to readmission on patient with CHF, was taken from RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUD Yogyakarta and RSUD Sleman. The objectives in to know factors related to readmission patient with CHF. Multiple Logistic Regression analysis abd chi square, at CI 95%. Result: there is a significant relation between compliance factor to therapy, hypertensionhistory, age, compliance to diet, compilance diution, and anxiety level with readmission CHF patient. The most dominant factor is hypertension history."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T29362
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Artati
"Latar belakang: Penyakit katup jantung merupakan penyakit yang disebabkan ketidakmampuan katup dalam menjalankan fungsinya dengan penyebab penyakit katup jantung yang paling umum yaitu demam rematik. Walaupun telah dilakukan pembedahan, readmisi terjadi dengan angka kejadian yang terus meningkat pada pasien pasca operasi katup jantung.. Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan readmisi pasien pasca operasi katup jantung. Desain yang digunakan yaitu crossectional dengan pendekatan retrospektif dengan sampel sebanyak 111 responden. Uji statistik menggunakan Chi Square alternatif exact fisher dengan signifikasi (α < 0,050) menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan, dukungan keluarga, aktivitas fisik dan fleksibilitas, kepatuhan minum obat pengencer darah (warfarin) dengan  readmisi pasien pasca operasi katup jantung (p=0,047, p= 0,030, p= 0,030, p=0,029, p= 0,024). Direkomendasikan untuk pendidikan kesehatan pada pasien pasca operasi katup jantung dilakukan oleh perawat pendidik yang dapat memberikan edukasi kesehatan yang tepat sesuai dengan kondisi, dan mengembangkan metode untuk mencegah atau meminimalisir terjadinya readmisi, serta meningkatkan  pengetahuan dan pemahaman pasien readmisi pascaoperasi katup jantung.

Background: Heart valve disease is a disease caused by the inability of the valve to carry out its function with the most common cause of heart valve disesase, rheumatic fever. Despite surgery, readmissions occur with an increasing incidence. This study aims to identify the factors associated with patient readmissions after heart valve surgery. This research design used a cross -sectional with a retrospective approach with a sample of 111 respondents. Statictical test using Chi Square alternative exact fisher with significant ( α < 0,050) showed a significant relationship between education level, family support, physical activity and flexibility, adherence to taking blood thinners (warfarin) with patient readmission after heart valve surgery (p=0,047, p= 0,030, p= 0,030, p=0,029, p= 0,024). It is recommended that health education for post-heart valve surgery patients be carried out by educating nurses who can provide proper health education according to the conditions, and develop methods to prevent or minimize readmissions, as well as increase the knowledge and understanding of patients with postoperative heart valve readmissions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Salma Fadhila
"Gagal jantung kongestif (CHF) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang progresif dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi baik di negara maju maupunun berkembang, seperti Indonesia. Pasien gagal jantung biasanya menderita penyakit penyerta yang lain sehingga membutuhkan berbagai macam obat dalam terapinya. Pemantauan Terapi Obat (PTO) bertujuan untuk meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan risiko Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD). Pasien dengan diagnosa gagal jantung kongestif akibat hypertensive heart disease dengan penyakit penyerta lainnya, seperti diabetes mellitus Tipe 2 dan gagal ginjal akut, dan anemia di RSUP Persahabatan perlu dilakukan monitoring karena agar dapat mendapatkan obat yang rasional dan meningkatkan efektivitas terapi obat pasien. Berdasarkan PTO penulis, pasien mengetahui dan memantau terapi pasien. Kemudian mengidentifikasi permasalahan terkait interaksi obat pada terapi pasien. Rekomendasi yang diberikan terhadap pasien adalah monitoring pendarahan (contoh: Hb, trombosit, feses berwarna gelap dan lembek, muntah darah), monitoring kadar gula darah, dan monitoring tekanan darah.

CHF (congestive heart failure) is a progressive public health problem with high morbidity and mortality rates in both developed and developing countries, such as Indonesia. Heart failure patients usually suffer from other comorbidities so they require various kinds of drugs in their therapy. Drug Therapy Monitoring (PTO) aims to increase the effectiveness of therapy and minimize the risk of Undesirable Drug Reactions (ROTD). Patients diagnosed with congestive heart failure due to hypertensive heart disease with other comorbidities, such as Type 2 diabetes mellitus and acute kidney failure, and anemia at Persahabatan Hospital need to be monitored because they can get rational medication and increase the effectiveness of the patient's drug therapy. Based on the author's PTO, the patient knows and monitors the patient's therapy. Then identify problems related to drug interactions in patient therapy. Recommendations given to patients are monitoring bleeding (for example: Hb, platelets, dark and soft stools, vomiting blood), monitoring blood sugar levels, and monitoring blood pressure."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sucitra Melani
"ABSTRAK
Nama : Sucitra MelaniProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatPeminatan Mutu Layanan KesehatanJudul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan PenulisanResume Medis Pasien JKN di RSUP Persahabatan tahun 2017Pembimbing : Dr. Dian Ayubi, SKM, MQIHKelancaran dalam pengajuan dan pembayaran klaim pasien JKN dari dan kerumah sakit sebagai provider pelayanan kesehatan untuk peserta BPJS Kesehatanmerupakan bagian penting dalam pelaksanaan Program JKN. RSUP Persahabatansebagai salah satu provider dalam pelayanan untuk pasien JKN memiliki angkakunjungan pasien JKN sebesar 95 sehingga sumber pendapatan terbesar didapatkandari pembayaran klaim pasien JKN. Sampai bulan Agustus 2017, masih terdapat lebihdari 50 Milyar rupiah klaim pasien JKN yang belum dibayar oleh BPJS Kesehatankarena sebagian besar harus dikembalikan ke Rumah Sakit untuk konfirmasikelengkapan resume medis yang ditulis DPJP. Kelengkapan penulisan resume medis,salah satu tugas pokok DPJP dalam pelayanan kesehatan, sangat mempengaruhikelancaran pembayaran klaim pasien JKN sehingga tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan penulisan resumemedis pasien JKN di RSUP Persahabatan.Jenis penelitian ini adalah observasional, dengan pengambilan data secaracrossectional. Dilakukan pengisian kuisioner oleh 50 orang DPJP yang dipilih secaraacak untuk menjadi sampel penelitian dan dilakukan observasi terhadap kelengkapan250 buah resume medis bulan layanan Oktober yang telah ditulis oleh DPJP yangmenjadi sampel penelitian.Hasil penelitian ini didapatkan 24 DPJP telah menulis resume dengan lengkap.DPJP yang bekerja di RSUP Persahabatan 70 diantaranya berstatus sebagai PNSdengan 92 memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun dengan 86 diantaranya telahmemiliki pengetahuan yang baik mengenai resume medis dan 88 memiliki sikap yangbaik mengenai resume medis. Namun hanya 42 DPJP yang memiliki persepsi yangbaik mengenai format resume medis yang dipakai saat ini dan hanya 50 yangmemiliki persepsi baik mengenai kebijakan Rumah Sakit tentang resume medis. Dalampenelitian ini tidak ditemukan hubungan antara semua variabel bebas dan variabelterikat. Manajemen rumah sakit disarankan untuk rutin melakukan sosialisasi kepadaDPJP mengenai tugas pokok dan fungsinya secara etiko-medikolegal, aturan JKN dantata cara pengisian rekam medis, melakukan revisi format resume medis manualmenjadi e-resume medis, membuat kesepakatan bersama antara Rumah Sakit dan BPJSmengenai standar kelengkapan resume medis yang dibutuhkan dalam klaim sertamelakukan review dalam sistem penilaian kinerja pegawai remunerasi .Kata Kunci : Klaim JKN; Resume Medis; Sikap DPJP, Kebijakan Rumah Sakit

ABSTRACT
Name Sucitra MelaniStudy Program Public Health ScienceSpecialization Healthcare QualityTitle Factors that Influence Writing Completeness of MedicalResume of JKN Patients in RSUP Persahabatan Year 2017Advisor Dr. Dian Ayubi, SKM, MQIHContinuity of Nasional Health Care Program NHC claims and payment is animportant part in the implementation of the NHC Program. Persahabatan Hospital as aproviders in service for NHC has visit number around 95 , therefore the biggestsource of income come from the NHC claim payment. Until August 2017, there are stillmore than 50 billion rupiah of unpaid NHC claims by BPJS Kesehatan because claimneeds to be returned to the hospital to confirm the completeness of the medical resumewritten by the doctors. Complete writing of medical resume as one of main duty doctorsin health service has a significant affect in continuity of NHC claim payment, thereforethe purpose of this research is to know the factors that influence writing completenessof medical resume of NHC patient in Persahabatan Hospital.This research is an observational study, with cross sectional data takingmethode. Questionnaires were conducted by 50 doctors randomly selected as thesample of this study and observed the completeness of 250 October medical resumeswhich had been written by doctors which became the research sample.The results of this study are 24 of doctors has write a complete resume. 70 of doctors in Persahabatan Hospital work as a civil servant with 92 doctors havework more than 5 years in the hospital. 86 of doctors have good knowledge aboutmedical resume and 88 have good attitude about medical resume. Yet only 42 ofdoctors has a good perception of the current medical resume format and only 50 havea good perception of hospital policy regarding medical resumes. In this research, thereis no relationship between all independent variables and dependent variable. Hospitalmanagement is advised to routinely disseminate to doctors on their main duty andfunction on an ethico medicolegal basis, disseminate to doctors regarding NHC andhow to fill medical records, revise manual medical resume format to e medical resumeand conduct review in employee performance appraisal system.Key Words Doctor attitude, Hospital regulation, NHC filling,Medical Resume"
2017
T49387
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>