Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172438 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Hidayati Nosi Prastiyani
"ABSTRAK
Latar Belakang: Chairside teaching merupakan salah satu metode pembelajaran di tahap klinik pendidikan dokter gigi yang memberikan perawatan secara langsung pada pasien. Meskipun telah dinyatakan kompeten dalam melakukan tindakan pada phantom gigi, namun mahasiswa tetap membutuhkan pengalaman klinis dengan bimbingan dan umpan balik konstruktif dari staf pengajar. Umpan balik konstruktif merupakan media pembelajaran yang penting dalam membantu mahasiswa menganalisis hal baik dan buruk dalam performanya sehingga dapat mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik pemberian umpan balik konstruktif pada chairside teaching
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus di FKG Universitas YARSI. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam pada pemangku kebijakan, FGD Focus Group Discussion) dengan dosen klinik dan mahasiswa tahap profesi. Triangulasi data dilakukan dengan observasi pelaksanaan pemberian umpan balik konstruktif pada chairside teaching, serta studi dokumen selama bulan Januari sampai dengan April 2019. Hasil wawancara mendalam dan FGD dituliskan dalam bentuk transkrip verbatim lalu dilakukan analisis tematik.
Hasil: Pengambilan data melalui FGD staf pengajar terlaksana dalam 2 kelompok (8 dan 6 staf), FGD mahasiswa profesi sebanyak 2 kelompok (masing-masing 8 mahasiswa), dan wawancara mendalam pada 5 staf pemangku kebijakan. Tiga tema utama disepakati oleh seluruh informan pada penelitian ini. Tema pertama yaitu peran staf dalam pendidikan profesi di kedokteran gigi. Staf pengajar klinik merasa memiliki peran sebagai pengelola pendidikan, membimbing dan melakukan supervisi, mendidik profesionalisme, dan mengevaluasi pekerjaan mahasiswa. Kedua, pembelajaran klinik dengan pasien di kedokteran gigi chairside teaching. Pada pembelajaran ini terdapat supervisi, kurikulum tahap klinik dan mahasiswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Ketiga, proses pemberian umpan balik dalam pembelajaran klinik dengan pasien. Proses pemberian umpan balik dilakukan dengan berbagai cara serta ditemukan tantangan dalam pemberian dan tindak lanjut terhadap umpan balik.
Diskusi: Proses pemberian umpan balik pada chairside teaching merupakan suatu siklus interaksi antara mahasiswa, dosen klinik, dan pasien. Siklus interaksi ini membentuk suatu sistem yang langsung berhubungan dengan mahasiswa (microsystem). Menurut Teori sistem ekologi, beberapa microsystem akan saling berhubungan membentuk mesosystem yang akan memengaruhi penerimaan dan tindak lanjut mahasiswa terhadap umpan balik yang diberikan. Berbagai sistem lain seperti kurikulum pendidikan profesi kedokteran gigi exosystem), budaya institusi macrosystem), serta berbagai pengalaman belajar yang diterima oleh mahasiswa selama pendidikannya (chronosystem) akan turut memengaruhi proses pemberian dan penerimaan umpan balik.
Simpulan: Perbedaan persepsi antara pemangku kebijakan, staf pengajar dan mahasiswa terkait proses pemberian umpan balik konstruktif pada chairside teaching diidentifikasi terutama penerimaan mahasiswa dan upaya tindak lanjut terhadap umpan balik yang diberikan. Perbedaan persepsi ini dipengaruhi oleh interaksi mahasiswa dengan berbagai sistem yang ada dalam lingkungan pembelajarannya sehingga dibutuhkan intervensi yang melibatkan dosen, mahasiswa, institusi serta intervensi terhadap interaksi antara ketiganya.

ABSTRACT
Background: Chairside teaching is one of the teaching-learning methods used in clinical stage of dentistry that enable students to provide direct care to patients under supervision. Despite being deemed competent after training with phantom head, real clinical experiences are still needed in which one of the roles of teachers is to give constructive feedback. Constructive feedback is an essential and powerful learning tool that gives opportunity for students to analyze what went well and what to improve. This study aimed to explore the practice of giving constructive feedback in the chairside teaching.
Methods: This qualitative study, adopting a case study design, obtained participants' perspectives on feedback through in-depth interview with leaders and focus group discussion (FGD) with students and clinical teachers. Data triangulation was carried out by observing the implementation of chairside teaching, as well as document analysis in January to April 2019. A thematic analysis was conducted to identify recurrent themes in relation to experiences of giving or receiving constructive feedback during chairside teaching.
Results: A total of 5 in-depth interviews, 2 FGDs with clinical teachers (8 and 6 teachers), and 2 FGDs with clinical students (8 students per group), were completed. Three main themes were identified. The first theme was the role of clinical teacher in dentistry. Clinical teachers realized the role as manager, giving guidance and supervision, teaching professionalism, and evaluating students' performance. Second, clinical learning with patients in dentistry. Supervision, the curriculum of clinical phase, and active involvement of students in the learning process, were discussed. Third theme was on feedback provision in chairside teaching. The feedback was provided in various ways and various challenges were identified in giving and receiving feedback.
Discussion: The process of giving feedback on chairside teaching is a cyclical interaction between students, clinical teachers, and patients. This interaction forms a system that is directly related to students (microsystem). According to the ecological system theory, several microsystems will be interconnected to form a mesosystem that will affect the acceptance and students' follow-up to the feedback. The other systems such as the curriculum of dental clinical stage (exosystem), institutional culture (macrosystem), and various learning experiences received by students during their education (chronosystem) might also influence the process of giving and receiving feedback.
Conclusion: There were differences in perceptions among respondents regarding the process of providing constructive feedback, especially on students' acceptance and follow-up efforts on the feedback given. It is influenced by student interaction with various systems that exist in the clinical learning environment so that a comprehensive intervention involving lecturers, students, institutions and interventions for interactions between those three aspects, is needed."
2019
T55518
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoanita Widjaja
"Latar Belakang: Umpan balik merupakan komponen penting dalam pendidikan kedokteran yang dapat meningkatkan pembelajaran. Umpan balik pada tahap akademik memegang peran penting dalam pembelajaran konsep dasar untuk persiapan tahap klinik. Banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas proses umpan balik ini, salah satu di antaranya yaitu aspek budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi aspek budaya dalam proses umpan balik pada peserta didik dan staf pengajar di pendidikan kedokteran tahap akademik.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Pengumpulan data dilakukan selama bulan Februari sampai Maret 2016 melalui Focus Group Discussion (FGD) peserta didik angkatan 2009 hingga 2014, observasi latihan KKD dan wawancara mendalam staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (FK UNTAR). Hasil FGD dan wawancara dituliskan dalam bentuk transkrip verbatim, kemudian dilanjutkan dengan analisis tematik dan koding. Analisis hasil observasi dilakukan dengan analisis tematik. Selanjutnya dilakukan reduksi dan penyajian data.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan banyaknya faktor yang berperan dalam proses umpan balik, baik pada saat pencarian maupun pada saat penerimaan dan pemberian umpan balik yang selanjutnya akan menentukan efektivitasnya. Aspek budaya berperan dalam beberapa hal. Budaya collectivism, high power distance dan sopan santun berperan dalam perilaku mencari umpan balik. Budaya femininity, masculinity pada peserta didik, serta terdapatnya kompetensi budaya pada staf pengajar dan dipegangnya prinsip pendidikan nasional Indonesia, Tut Wuri Handayani, berkontribusi dalam efektivitas umpan balik.
Kesimpulan: Aspek budaya memegang peran penting dalam proses umpan balik. Peran budaya tampak pada perilaku mencari umpan balik dan merupakan faktor penting untuk meningkatkan efektivitas umpan balik. Institusi perlu meningkatkan kemampuan staf pengajar dan peserta didik dalam memaknai proses umpan balik yang sadar budaya. Kompetensi budaya merupakan salah satu kemampuan yang dapat mendukung hal tersebut. Selain itu, institusi perlu menyusun kebijakan untuk membudayakan umpan balik pada lingkungan pendidikan kedokteran.

Background: Feedback is an important element in medical education since it can improve learning. Feedback has a significant role in learning in basic concepts during undergraduate medical program as a preparation for learning in the clinical years. A lot of factors influencing feedback process effectiveness, one of them is cultural aspect. This research was aimed at exploring cultural aspect related to feedback process within medical students and faculty in undergraduate medical education program.
Method: A qualitative study using an ethnography approach was applied as a research method. Data collection was conducted between February and March 2016 through Focus Group Discussion (FGD) with 2009-2014 batch of medical, direct observation of skills teaching in clinical skills laboratory and in-depth interview with the faculty members of Faculty of Medicine Tarumanagara University. Thematic analysis and coding were used to analyze FGD and in-depth interview transcripts and also observational data. Data reduction and presentation were then conducted.
Results: The themes emerged are related to influencing factors in feedback-seeking behaviour, feedback process and feedback effectiveness. Cultural aspects play an important role at some points within the feedback process. Collectivism, high power distance and politeness are cultural aspects found in feedback-seeking behaviour. Femininity-masculinity in medical students along with cultural competence of faculty members and also the principle of ?Tut Wuri Handayani? (the identity of Indonesian national education) are contributing factors in feedback effectiveness.
Conclusion: Cultural aspects are the key to understand the influencing factors in feedback-seeking behaviour and feedback effectiveness. There is a need for medical education institution to encourage faculty and medical students‟ cultural awareness within the feedback process. Cultural competence is an important component fit for that purpose. Moreover, institution needs to set a policy in order to establish feedback culture in medical education.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T55671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christine Diah Pramana
"ABSTRAK
Menurut model sistem seksual Abramson, faktor yang mempengaruhi struktur kognitif seseorang sehingga ia
menampilkan perilaku seksual tertentu adalah faktor
kematangan, faktor norma sosial (narma agama, masyarakat,
teman sebaya), faktor standar yang ditanamkan orang tua,
faktor pengalaman seksual sebelumnya, faktor peristiwa
endukrinologis, faktor rangsang yang dikondisikan dan tak
dikondisikan, faktor fisiologis serta faktor parameter
situasi.
Dalam penelitian ini akan dilihat faktor-faktor
tersebut pada subyek, faktur yang
dirasakan/muncul/terlintas sesaat sebelum subyek terlibat
dalam perilaku hubungan seks pranikah serta bagaimana
faktor yang dirasakan/muncul/terlintas itu mempengaruhi struktur kognitif subyek sehingga subyek akhirnya terlibat
dalam perilaku tersebut. Selain itu akan dilakukan juga
tinjauan terhadap tiga hal yang dianggap berkaitan dengan
perilaku hubungan seks pranikah. Ketiga hal tersebut
adalah: situasi keluarga, ketaatan beribadah, dan hal-hal
yang berkaitan dengan pengetahuan dan pendidikan seksual.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang
dilakukan terhadap 5 orang remaja puteri yang berusia
antara 11 - 24 tahun dan belum menikah. Teknik
pengumpulan datanya adalah dengan wawancara mendalam.
Analisis dilakukan pada setiap kasus secara individual dan
rangkuman analisis dalam bentuk tabel.
Dari hasil analisis terhadap lima kasus dengan model
sistem seksual Abramson diperoleh hasil bahwa
faktor-faktor yang dirasakan/muncul/terlintas sesaat
sebelum subyek terlibat dalam hubungan seks pranikah
adalah hal-hal yang berkaitan dengan norma sementara
hal-hal yang bersifat biologis umumnya tidak disadari.
Tidak dipungkiri, faktor emosional dan situasional
berperan dalam keterlibatan subyek dengan hubungan seks
pranikah.
Dari analisis terhadap situasi keluarga diketahui
kurangnya pengawasan orang tua, pola asuh orang tua yang
permisif berpengaruh terhadap keterlibatan subyek dalam
perilaku hubungan seks pranikah. Terlihat pula adanya
gangguan komunikasi antara orang tua anak yang tampil
dalam perilaku negatif dari orang tua anak atau sebaliknya. Ketaatan beribadah dan latar belakang
keluarga yang religius tidak menjamin subyek tidak
terlibat dalam perilaku tersebut. Semua subyek tidak
pernah mendapat pendidikan seks dari orang tuanya. Subyek
lebih suka membicarakan masalah seksual bukan dengan orang
tua melainkan dengan teman.
Berdasarkan hasil tersebut, dirasakan pentingnya
pendidikan seks tidak hanya untuk remaja tapi juga untuk
orang tua.

"
1996
S2034
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anyta Pinasthika
"Pendahuluan: Umpan balik yang efektif menjadi semakin penting dalam pembelajaran tahap klinis. Umpan balik dapat tersedia di berbagai bentuk, isi dan diberikan oleh berbagai pihak untuk perbaikan performa mahasiswa. Umpan balik yang efektif hanya dapat dicapai dengan melibatkan mahasiswa sebagai pemeran aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana umpan balik dimanfaatkan oleh mahasiswa kedokteran tahap klinik.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi fenomenologi pada mahasiswa kedokteran tahap klinik, staf pengajar klinis dan pengelola modul tahap klinik di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang dipilih dengan pendekatan maximum variation sampling. Sebanyak tujuh focus group discussion dan empat in-depth interview dilakukan hingga saturasi data tercapai. Studi dokumen buku rancangan pengajaran dilakukan sebagai triangulasi. Analisis data dilakukan menggunakan analisis tematik.
Hasil Penelitian: Mahasiswa memanfaatkan umpan balik melalui proses identifikasi, penerimaan dan tindak lanjut umpan balik. Performa mahasiswa menjadi indikator untuk identifikasi umpan balik. Proses penerimaan umpan balik diawali dengan reaksi emosi, refleksi konten umpan balik dan refleksi pengalaman, yang dipengaruhi oleh faktor mahasiswa dan staf pengajar. Umpan balik dapat diterima, ditolak, diterima atau dilupakan. Umpan balik yang diterima akan ditindaklanjuti oleh mahasiswa. Keseluruhan proses ini dipengaruhi oleh faktor sosial budaya, seperti adaptasi pembelajaran klinis saat pandemi, lingkungan pembelajaran (termasuk hubungan antar staf pengajar, budaya, regulasi dan kurikulum modul serta institusi), supervisi dan evaluasi proses pembelajaran. Pencarian umpan balik juga ditemukan sebagai proses umpan balik, namun terbatas akibat faktor budaya.
Kesimpulan: Penelitian ini memberikan gambaran mengenai bagaimana mahasiswa kedokteran tahap klinik memanfaatkan umpan balik yang dipengaruhi oleh faktor sosial budaya, yang perlu dipertimbangkan saat memberikan umpan balik dan pengembangan budaya umpan balik di fakultas.
Kata Kunci: pemanfaatan umpan balik, mahasiswa kedokteran, pembelajaran klinis, faktor sosial budaya umpan balik

Background: Effective feedback has become even more important in clinical rotations, as feedback comes in many forms, contents, and providers to aid improvement of performance. This could only be achieved by acknowledging students’ active role in feedback. This study aims to explore how feedback is utilized in undergraduate clinical settings.
Methods: This study is a qualitative phenomenology study involving medical students on their clinical clerkships, clinical teachers, and clinical rotation coordinators in Faculty of Medicine Universitas Indonesia. Respondents were selected through maximum variation sampling approach. A total of seven focus groups and four in-depth interviews were conducted and data saturation was reached. Document study was conducted as triangulation. Thematic analysis approach was used in data analysis.
Results: Students use feedback by identifying, receiving, and acting on feedback. Performance was used as indicators to identify feedback. Receiving feedback involved a process of emotional reaction, reflection of feedback content and reflection of performance, also influenced by student and teacher factors. Feedback might be accepted, rejected, remembered, or forgotten. Accepted feedback could be acted upon by students. The process of using feedback was influenced by sociocultural factors, such as modified learning opportunities driven by pandemic, learning environment (including relationship between students and supervisors, culture, clinical rotation, and faculty regulations also curriculum), supervision, and evaluation of learning process. Feedback-seeking behavior was found to be limited due to cultural factors.
Conclusion: This study provides insights on how students use feedback in clinical setting influenced by sociocultural factors, which must be considered in feedback provision and development of feedback culture in the faculty.
Keywords: using feedback, medical students, clinical education, sociocultural factors of feedback
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ansari Adista
"Latar Belakang:Presentasi kasus merupakan bagian dari experiential learning dalam Kolb's learning cylce yaitu dalam fase refleksi. Pelaksanaan presentasi kasus saat ini tidak optimal sehingga terjadi penurunan kualitas. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan persepsi antara peserta didik dan dosen klinik mengenai manfaat pelaksanaan presentasi kasus. Penelitian ini menggali secara mendalam proses pelaksanaan presentasi kasus dan mengidentifikasi kendala pelaksanaannya di rumah sakit pendidikan FK Unsyiah.
Metode: Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif, dengan rancangan studi kasus. Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam terhadap 6 koordinator pendidikan dan 18 dosen klinik, Focus Group Discussion FGD terhadap 57 peserta didik, studi dokumen dan observasi dari 6 Bagian yang diteliti, yaitu Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Bedah, Obstetri dan Ginekologi, Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Ilmu Penyakit Saraf. Data dianalisis melalui tiga tahapan yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil: Presentasi kasus merupakan metode pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi peserta didik dan dosen klinik. Namun, dalam pelaksanaannya terdapat kendala yang dapat mempengaruhi kualitas presentasi kasus. Kendala utama yang teridentifikasi dari dosen klinik adalah kurangnya waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan presentasi kasus. kendala dari peserta didik yaitu kesungguhan dalam mengerjakan dan pemahaman mengenai manfaat terhadap presentasi kasus. Kendala sarana dan prasarana berupa ruangan diskusi yang masih kurang serta format penyusunan dan format penilaian belum dimiliki oleh seluruh Bagian. Kendala dari rumah sakit berupa variasi kasus yang kurang bervariasi karena sistem rujukan bertingkat.
Kesimpulan: Kendala dalam pelaksanaan presentasi kasus harus menjadi bahan evaluasi bagi pengelola program pendidikan profesi dokter, agar manfaat presentasi kasus dapat maksimal diraih oleh peserta didik tahap klinik.

Background: Case presentation is a part of reflection in experiential learning in Kolb rsquo s learning cycle. Literatures demonstrates many benefits that students can reach with a good case presentation. But, there is a mismatch between clinical educators rsquo expectation and students rsquo perceptions of case presentation, so that the students cannot obtain an optimum benefits of case presentation. This research was conducted to explore in depth process of case presentation implementation and also to identify its implementation barriers in teaching hospital of Unsyiah Medical School.
Methods: Qualitative research with case study design was used for this research. Study casetheme used is case presentation implementation in Dr.Zainoel Abidin teaching hospital Banda Aceh. Data were taken using in depth interview with 6 education coordinators and 18 clinical teachers, focus group discussions with 57 students, observation, and documentation studies, from six departments. Followed by analysis through three stages including data reduction, data presentation, and conclusions.
Results: Case presentation is an useful and effective teaching method in clinical eduation. But, there were various barriers from clinical teacher, students, teaching hospital and learning support that can influence the benefit of case presentation identified. Factors identified in the clinical teachers are lack of time allotted. Factors identified in the students are lack of preparations about case presentation, and also lack understanding about case presentation method. Factors identified in the teaching hospitals are less variation of patients in some cases. Means of learning support in the form of modules containing learning outcomes and objectives clearly, form of assessment and also comfortable rooms supporting case presentation is yet exist.
Conclussion: There are various barrier factors of case presentation implementation which have been identified in this qualitative study. This barriers must becoming parameters on monitoring and program evaluation to improve the quality of a case presentation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hassan
"This book is a comprehensive study, which provides informed knowledge within the field of Islamic economics. The authors lay down the principal philosophical foundation of a unique and universal theory of Islamic economics by contrasting it with the perspectives of mainstream economics. The methodological part of the theory of Islamic economics arises from the ethical foundations of the Qur'an and the Sunnah (tradition of the Prophet) along with learned exegeses in an epistemological derivation of the postulates and formalism of Islamic economics. This foundational methodology will be contrasted with the contemporary approaches of the random use of mainstream economic theory in Islamic economics.
The book establishes the methodological foundation as the primal and most fundamental premise of the study leading to scientific formalism and the prospect of its application. By way of its Islamic epistemological explanation (philosophical premise) in the form of logical formalism and the use of simple real-world examples, the authors show the reader that the scientific nature of economics in general and Islamic economics in particular rests on the conception of the scientific worldview.
With its uniquely comparative approach to mainstream economics, this book facilitates a greater understanding of Islamic economic concepts. Senior undergraduate and graduate students will gain exposure to Islamic perspectives of micro- and macroeconomics, money, public finance, and development economics. Additionally, this book will be useful to practitioners seeking a greater comprehension of the nature of Islamic economics. It will also enable policymakers to better understand the mechanism of converting institutions, such as public and social policy perspectives."
London: Routledge, 2019
e20534347
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Tarine Aru Ariadno
"Latar Belakang: Epidemi HIV/AIDS masih menjadi salah satu sorotan di
masalah kesehatan di dunia, khususnya Indonesia menduduki peringkat
5 sebagai negara paling berisiko HIV/AIDS di benua Asia. Level tinggi
Replikasi virus HIV secara terus menerus akan menurunkan jumlah limfosit T CD4 dalam tubuh, hingga suatu saat sistem kekebalan tubuh akan menurun drastis yang memudahkan terjadinya gejala infeksi oportunistik hingga berakhir dengan kematian. Memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan gigi primer yang diperoleh melalui pengenalan Manifestasi oral tertentu menjadi tolak ukur dalam menegakkan diagnosis dini infeksi HIV yang nantinya akan menunjang kualitas hidup ODHA. Penguasaan pengetahuan serta sikap komprehensif yang dibutuhkan oleh dokter gigi dalam memberikan perawatan pada ODHA. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan siswa klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKGUI) tentang HIV/AIDS. Metode: Penelitian statistik deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan mengambil data primer secara langsung pada keseluruhan responden siswa klinik FKGUI. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang menilai tiga komponen HIV/AIDS, meliputi tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan perawatan gigi. Hasil Penelitian: Dari total 275 responden, mayoritas dalam populasi penelitian (84,4%)
adalah perempuan. Tingkat pengetahuan mahasiswa klinik FKGUI cukup baik (70,2% responden) dengan kecenderungan meningkat seiring bertambahnya usia serta meningkatkan tingkat studi di klinik dilihat dari angkatan masuk. Dari total tujuh indikator pada komponen pengetahuan, hanya indikator penularan dan cara penularan HIV/AIDS menunjukkan tingkat pengetahuan yang rendah, dengan jumlah lebih dari setengah dari responden. Berbeda dengan tingkat pengetahuan, sikap mahasiswa klinis FKGUI tentang HIV/AIDS cukup memadai dengan persentase 84% responden total ke dalam kategori sikap netral. Kemudian, sikap negatif hanya dimiliki oleh responden wanita dengan rentang usia 21-23 tahun yang memasuki tahun 2017- 2018. Tindakan responden terhadap HIV/AIDS tergolong positif (91,6%) dan tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan, baik berdasarkan jenis kelamin, usia dan generasi dalam variabel tindakan. Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun tingkat pengetahuan dan tindakan responden tentang HIV/AIDS baik, sikap responden masih tergolong netral terhadap ODHA.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gladys Dwiani Tinovella Tubarad
"Latar Belakang : Pembelajaran keterampilan komunikasi pada tahap akademik seringkali tidak diterapkan di tahap klinik. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi proses komunikasi mahasiswa dalam melakukan anamnesis di Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta PSKD FKK UMJ secara mendalam.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan terhadap mahasiswa yang sedang melakukan anamnesis dengan pasien di klinik penyakit dalam, dan focus group discussion FGD dengan mahasiswa di stase penyakit dalam. Triangulasi data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam dengan staf pengajar di stase penyakit dalam. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan The Calgary Cambridge Observation Guide. Hasil FGD dan wawancara dituliskan dalam bentuk transkrip verbatim lalu dilakukan analisis tematik dan koding. Selanjutnya dilakukan reduksi dan penyajian data.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki kekurangan dalam mengumpulkan informasi, membangun struktur anamnesis, membangun hubungan, dan mengakhiri anamnesis, yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan mahasiswa seperti pelatihan keterampilan komunikasi yang meliputi pelatihan pada tahap klinik dan tahap akademik, faktor pesonal, role model, faktor kepercayaan diri, faktor pengetahuan, faktor psikologis, faktor waktu, dan faktor yang berhubungan dengan pasien. Hal ini juga disebabkan karena belum adanya panduan khusus yang digunakan untuk melakukan keterampilan komunikasi.
Kesimpulan : Pembelajaran keterampilan komunikasi di PSKD FKK UMJ sudah diberikan sejak awal pendidikan sampai tahap klinik dan terintegrasi dalam keterampilan anamnesis, namun masih banyak mahasiswa kepaniteraan klinik yang tidak melakukan proses komunikasi dengan baik, yang dipengaruhi oleh faktor mahasiswa dan faktor pasien.

Background: Learning communication skill in undergraduate medical student are not applied into the clinical phase. This study is aimed to explore of clinical clerkship student rsquo s communication process during the medical interview at Faculty of Medicine Muhammadiyah University of Jakarta.
Method: This study used qualitative research methods with phenomenological approach. Data was collected through observation to student clinical clerkship during the medical interview with patient rsquo s polyclinic in internal medicine and focus group discussion with students in internal medicine. Triangulation data through in depth interview with faculty polyclinic in internal medicine. Observation used The Calgary Cambridge Observation Guide. The result of FGD and interview were transcribed verbatim, analysed thematically and coded, to reduce and present the data.
Result: The results obtained in this study indicate that the student has some weakness in gathering information, providing structure, building relationship, and closing the session which can be caused doctor related factors such as communication skill training in academic phase and clinical phase, personality, role model, self confidence, knowladge factors, psychological factors, time factors, and patient related factors. It can also be caused due to the absence of spescific guidelines that are used to perform communication skills.
Conclusion: Communication skill learning in PSKD FKK UMJ were conducted since in undergraduate and clinical phase by integrated in medical interview skills, but students rsquo performance during clerkship showed that their communication skill still need improvement.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julio Fath Irmawan
"Berdasarkan teori sosiologi, sebuah grup bisa di definisikan sebagai gabungan dua orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lain, mempunyai karakter yang mirip dan juga mempunyai keinginan untuk bersatu. Makalah ini akan membahas tentang grup yang terdiri dari individual individual yang tinggal di 3/37 Sandford Street, St Lucia, Brisbane, Australia, yang terdiri dari tiga orang teman saya dan saya sendiri, yang semuanya berasal dari Indonesia. Makalah ini akan membahas tentang informasi umum grup ini (sejarah, perspektif, guna, dan tujuan) dan saya juga akan membahas hal ini secara analitikal.

Based on sociology theory, a group can be defined as two or more humans who interact with one another, share similar characteristic and collectively have sense of unity. In this paper I am going to discuss about a group of people who live in 3/37 Sandford Street, St Lucia, which are my three friends and I, who come from Indonesia. I am going to discuss about the general information (historical perspective, functions, and objectives) and I will also put the analytical discussion of this group.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Dwi Kristiyowati
"ABSTRAK
Kemungkinan terjadinya stroke berulang setelah stroke pertama adalah lebih dari 3 sampai 10 pada bulan pertama dan 5 sampai 14 dalam tahun pertama. Klopidogrel terbukti menjadi obat yang aman dan efektif untuk pencegahan sekunder kejadian vaskular. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh klopiogrel dalam pencegahan stroke berulang. Studi ini menggunakan rancangan kasus kontrol. Data diambil dari rekam medis pasien di instalasi rekam medis RSUD Dr. Moewardi Surakarta periode Januari 2013-Februari 2017. Kelompok kasus adalah pasien stroke berulang yang menerima asetosal atau klopidogrel. Kelompok kontrol adalah pasien stroke tidak berulang yang menerima asetosal atau klopidogrel. Sebanyak 105 rekam medis memenuhi kriteria inklusi. Pasien yang menggunakan klopiogrel mempunyai risiko pencegahan terhadap stroke berulang. Namun secara statistik tidak signifikan berbeda. Analisis bivariate menunjukkan bahwa jenis kelamin, riwayat DM dan riwayat hipertensi mempunyai pengaruh terhadap kejadian stroke berulang. Dari analisis multivariate didapatkan hasil bahwa laki-laki mempunyai risiko 2,328 kali untuk stroke berulang p=0,047 , riwayat DM mempunyai risiko 3,975 kali untuk stroke berulang p=0,016 , riwayat hipertensi mempunyai risiko 4,021 kali untuk stroke berulang p=0,03 . Klopidogrel tidak mempunyai pengaruh terhadap stroke berulang, laki-laki, riwayat hipertensi, diabetes melitus mempunyai pengaruh terhadap kejadian stroke berulang.

ABSTRACT
The likelihood of recurrent stroke after the first stroke is more than 3 to 10 in the first month and 5 to 14 within the first year. Clopidogrel proves to be a safe and effective drug for the prevention of secondary vascular events. The purpose of this study was to determine the effect of clopidogrel in the prevention of recurrent stroke. This study used case control design. Data taken from patient 39 s medical record at medical record installation of RSUD Dr. Moewardi Surakarta period January 2013 February 2017. Case group is a recurrent stroke patient receiving an acetosal or clopidogrel. The control group is a non recurrent stroke patient who receives an acetosal or clopidogrel. A total of 105 medical records meet the inclusion criteria. Patients who use clopidogrel have a risk of prevention of recurrent stroke. But statistically not significantly different. Bivariate analysis showed that gender, history of DM and history of hypertension had an effect on recurrent stroke events. From the multivariate analysis, it was found that men had a risk of 2.328 for recurrent stroke p 0.047 , the history of DM had a risk of 3.975 times for recurrent stroke p 0.016 , history of hypertension was 4.021 times for recurrent stroke p 0.03 . Clopidogrel has no effect on recurrent stroke, male history of hypertension, history of hypertension has an effect on recurrent stroke events."
2017
T48807
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>