Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77870 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gusti Putu Arysutha Negara
"Di Jepang terdapat kegiatan perisakan (bullying) di dalam dunia pendidikan yang dinamakan ijime. Faktor utama penyebab terjadinya ijime adalah keinginan untuk menghilangkan perbedaan di dalam kelompok. Korban akan terus mendapatkan tindakan ijime sampai mereka menghilangkan perbedaan mereka dengan siswa lain. Terlebih lagi pada masa kini ijime dapat terjadi di media sosial yang digunakan oleh sebagian besar remaja Jepang. Ijime di media sosial dapat memiliki efek yang lebih buruk bagi korban karena tindakan ijime tidak berhenti di sekolah, tetapi selalu mengikuti sang korban bahkan sampai ke rumah. Tekanan dari lingkungan bagi korban ijime untuk mengubah kepribadian korban agar menjadi sama dengan anggota lain di dalam lingkungan sosial dapat menimbulkan tekanan batin bagi korban. Bila tekanan batin yang dirasakan korban ijime dapat membuat korban absen untuk bersekolah dalam waktu lebih dari 30 hari, hal tersebut diidentifikasi di Jepang sebagai futoko. Bila solusi atas perilaku futoko yang dilakukan korban ijime tidak dapat ditemukan, maka perilaku futoko dapat berkembang menjadi perilaku hikikomori. Hikikomori adalah perilaku di mana seseorang menolak untuk keluar rumah selama lebih dari enam bulan. Tulisan ini akan menjelaskan perilaku ijime dan fenomena hikikomori yang muncul sebagai dampaknya. Kemudian tulisan ini akan mengkaji langkah-langkah yang ditempuh untuk meminimalisir ijime di dalam dunia pendidikan.

In Japan, there are confirmed cases of bullying in the education system which is given the term ijime. The main factor causing ijime is the will to remove any difference that exist within a certain group. The victim will be continuously given ijime until they remove any difference they have with the other students. Nowadays ijime could happen anywhere, including in social medias which is used by the majority of Japanese teenagers. Ijime in social medias could be worse for the victims as the ijime didnt stop at school, but follows the victim anywhere. The pressure from the environment for the ijime victims to conform their personality with the other members within their group could cause stress for the victims. The stress felt by the ijime victims could cause them to be absent from school for over 30 days which is named futoko in Japan. If the solution to the victims futoko behavior couldnt be found, the futoko behavior could develop into hikikomori. Hikikomori is a behavior in which someone refuses to get out from their homes from more than six months. This article will try to explain the ijime behavior and hikikomori that appear as its impact. After that, this article will study the steps that have been taken to reduce ijime and its impact to the victims of one."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Yenny Arista
"Penelitian ini berfokus pada fenomena kasus-kasus bunuh diri yang terjadi sebagai akibat terjadinya ijime pada Anak-anak SMP di Jepang tahun 1990-2009. Ijime adalah sebuah fenomena yang terbentuk dimana terdapat seorang yang meng-ijime dan seseorang yang menjadi korban dari ijime tersebut. Di Jepang ijime menjadi salah satu masalah serius dalam dunia pendidikan sejak tahun 1970-an dan alasan utamanya dilatarbelakangi oleh kenaikan angka persentase bunuh diri anak usia sekolah. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang bersandar pada teori strukturasi yang dikemukakan oleh Anthony Giddens, konsep bunuh diri dan konsep moral, dengan metode studi pustaka.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa jenis bunuh diri yang terjadi pada penelitian ini adalah bunuh diri anomik yaitu sebanyak enam kasus. Sedangkan bunuh diri altruistik adalah sebanyak empat kasus. Dan jenis bunuh diri egoistik dan anomik adalah satu kasus. Semua kasus bunuh diri yang ada dalam penelitian ini penyebabnya adalah ijime.

This study focused on the phenomenon of suicide cases that occurred as impact of ijime among Middle School Students in Japan |990-2009. Ijime is one of the phenomenon which formed that it had been someone as actor of ijime and the victim of ijime. In Japan, ijime was become the one of seriously problem in the education since l970?s. The main reason of this problem was background on the increase of percentage of suicide in the school age children. The study was conducted with a qualitative approach that relies on the theory of structuration, the concept of suicide, the concept of moral, and library research.
From the research, it was found that the kind of suicide in this study is the anomic suicide which found six cases, the altruistic suicide is four cases and the egoistic and anomic suicide is one case. The anomic suicide is more occurred in this study. All of the cases of suicide in this study was occurred because ijime.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33281
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Ijime yang terjadi di lingkungan sekolah Jepang muncul dan berlangsung di dalam kelompok pertemanan anak. Dengan menggunakan konsep amae sebagai bagian dari kebudayaan Jepang, skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami makna Ijime dalam kelompok pertemanan anak Jepang dewasa ini. Hal ini dilakukan dengan menganalisis sejumlah data mengenai kasus-kasus Ijime yang terjadi di lingkungan sekolah dasar di Jepang. Hasilnya menunjukkan bahwa Ijime yang terjadi dalam kelompok pertemanan sebenarnya bertujuan untuk menjaga keutuhan kelompok. Rasa kebersamaan dan rasa kesatuan para anggota kelompok untuk menjaga keutuhan kelompok merupakan unsur dari amae yang menunjukkan nilai budaya masyarakat Jepang. Amae berperan menunjukkan kesadaran berkelompok pada diri anak. Ijime kelompok pertemanan anak yang didasari amae menunjukkan keinginan untuk melestarikan kehidupan kelompok melalui tindakan kebersamaan untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan yang ada pada teman-temannya."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S13716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Madubrangti
"ABSTRAK
Nojuu Shinsaku, dari Pusat Penelitian Bimbingan Kehidupan Anak di Jepang mengatakan tentang apa yang disebut ijime sebagai berikut : ( 1989: 44 )
Penjelasannya:
"Yang disebut ijime berbeda dengan perkelahian, tetapi merupakan suatu perbuatan seseorang yang mempunyai kekuatan dalam beberapa bentuk untuk dapat melakukan penyerangan searah terhadap yang menjadi lawannya. Orang yang berada dalam posisi yang kuat menyerang orang yang berada dalam posisi yang lemah baik seoara fisik maupun mental, dan mempunyai ciri bahwa yang melakukan itu merasa senang apabila melihat lawannya menderita atau menjadi kesal. Ijime mempunyai ciri bukan dilakukan dengan berakhir dalam satu kali perbuatan seperti halnya dalam suatu perkelahian, tetapi dilakukan dalam masa yang panjang.
Ijime berbeda dengan apa yang disebut perkelahian, karena berkelahi di dalam suatu perkelahian biasanya dilakukan oleh satu lawan satu orang, tetapi ijime kelihatannya semacam perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok besar orang terhadap sekelompok kecil orang atau oleh beberapa orang terhadap satu orang. Selain itu, ijime tidak hanya dilakukan satu kali perbuatan, tetapi dilakukan berkali-kali dalam masa yang panjang.
Ijime sekarang menunjukkan bentuk tersendiri pada masyarakat anak sekolah di Jepang akhir-akhir ini dalam melakukan suatu perbuatan atau tindakan di lingkungan sekolahnya sendiri dalam bentuk gendai no ijime `ijime masa kini'. Di dalam gendai no ijime lebih menunjukkan adanya dochokeiko 'kebersamaan yang kolektif' dalam melakukan suatu perbuatan atau tindakan secara bersama yang disebut doohokodo 'perbuatan secara bersama-sama.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakuntala K.E. Imma
"Dari sekian banyak masalah yang ada di Jepang dan dari berbagai macam judul yang diajukan, saya merasa tertarik akan masalah, Perubahan Sosial Dan Ijime yang merupakan suatu kajian budaya tentang dampak perubahan sistem keluarga dan sistem pendidikan bagi gejala penyimpangan prilaku remaja Jepang masa kini, yang telah saya tetapkan sebagai tema penulisan skripsi. Apa yang dimaksud dengan penyimpangan prilaku remaja Jepang-khususnya anak-anak di bawah umur 15 tahun adalah suatu kasus perbuatan-perbuatan keji yang banyak dilakukan oleh anak-anak muda Jepang masa kini, yang dikenal dengan ijime. Ijime, bila diartikan secara harafiahnya mengandung arti penyiksaan, penganiayaan, yang kemudian saya definisikan sebagai: masalah kenakalan anak-anak Sekolah Tingkat Pendidikan Dasar & Menengah, berupa penganiayaan, panghinaan, penyiksaan baik di segi mental maupun fisik, yang mereka lakukan di antara mereka sendiri. Masalah ijime di Jepang dewasa ini merupakan masalah yang cukup rumit, karena menyangkut jiwa seseorang banyak kasus bunuh diri di kalangan anak muda Jepang diakibatkan masalah ijime sehingga pemerintah Jepang mulai menggalak-kan tindakan-tindakan pencegahan, terutama di sekolah-_sekolah. Dengan adanya masalah ini, timbul pertanyaan-perta_nyaan seperti: apakah yang melatar belakangi hingga timbul masalah ini? Apakah anak-anak itu yang harus dipersa_lahkan? Atau adakah penyebab lain yang mempengaruhi mereka hingga mereka melakukan hal tersebut? Masih banyak pertanyaan yang tidak terungkapkan di sini, tetapi saya akan mencoba membahas dan menjawab per_tanyaan-pertanyaan di atas sesuai dengan kemampuan saya di dalam penulisan skripsi ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"NURYANTI. Dampak Ijime sebagai Permainan Kelompok yang Dilakukan oleh Siswa-Siswi SLTP Di Jepang. (Di bawah bimbingan Dr. Diah Madubrangti M.Hum.).Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005. Penelitian mengenai ijime sebagai permainan kelompok pada siswa-siswi SLTP di Jepang telah dilakukan sejak bulan Maret 2004, tujuannya ialah untuk mengetahui dampak Ijime sebagai permainan kelompok pada pembentukan sikap para anggota kelompok tersebut. Pengumpulan data yang mendukung untuk tujuan pencapaian penulisan dilakukan melalui metode kepustakaan, dengan cara menelusuri referensi-referensi yang terkait dengan teman permasalahan, dengan acuan utama sebuah buku yang berjudul Ijime Sakai no Kodomotachi yang ditulis oleh Fukaya Kazuko. Konsep yang dipakai adalah konsep permainan dari Caillois dan konsep nakama shudan (kelompok pertemanan) dari Profesor Shimizu Yoshihiro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Ijime terdapat nilai-nilai kepemimpinan, kebersamaan, dan kesadaran sebagai anggota kelompok. Kelompok memiliki arti yang sangat penting, terutama pada anak yang berada pada masa shishunki (usia 12-16 tahun) yang sebagian besar merupakan siswa SLTP. Kelompok turut mempengaruhi sikap anak terhadap Ijime. Selain itu, Ijime yang dilakukan dalam suatu kelompok pertemanan juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada pembentukan sikap anak-anak yang terlibat di dalamnya."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S13763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aurelia Putri Dehars
"Skripsi ini membahas tentang berbagai bentuk ketidaksetaraan gender di Jepang dengan fokus utama adalah matahara atau maternity harassment yang terjadi di lingkungan kerja Jepang. Penulis menggunakan teori feminisme radikal untuk menganalisa bagaimana budaya masyarakat Jepang terkait dengan matahara. Analisis menunjukkan bahwa sistem patriarki dalam masyarakat Jepang bukan menjadi pemicu utama terjadinya matahara, tetapi faktor ekonomi lah yang menjadi faktor utama terjadinya matahara di perusahaan Jepang. Matahara dan ekonomi saling berhubungan karena matahara menyebabkan penurunan populasi dan menurunnya populasi menyebabkan ekonomi Jepang dalam kondisi stagnan.

This undergraduate thesis examines about forms of gender inequality in Japan and focusing on matahara or maternity harassment that happens on Japanese work environment. The writer uses radical feminism theories to analyze how Japanese culture relates with maternity harassment. The analysis shows that patriarchy in Japanese society is not the main cause of maternity harassment. It is economic factor which becomes the main factor of maternity harassment in Japanese companies. Maternity harassment and economy corresponds to each other because maternity harassment causes the declining of youth population and this declining population causes Japan economy stuck in a stagnant condition.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S62956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Madubrangti
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Elfirda Harry Esti
"Penelitian ini mempunyai tiga tujuan. Yang pertama adalah untuk mengetahui apakah kasus ijime yang digambarkan dalam novel Ijime 14 sai no Message karya Hayashi Miki ini bisa dianggap sebagai gambaran yang dengan baik merefleksikan kasus ijime yang ada pada masyarakat Jepang. Tujuan penelitian yang kedua adalah untuk mengetahui apakah pengalaman pribadi pengarang tercermin dalam karyanya tersebut. Dan tujuan ketiga adalah untuk mengetahui pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13653
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reno Mauly Adi Nugraha
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai sebuah kejadian ijime yang dialami oleh Nakamura Tsuyoshi di dalam drama Samurai High School melalui pendekatan eksistensialisme yang diperkuat dengan teori bad faith. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis tentang keadaan psikologis Nakamura Tsuyoshi yang menyebabkan terjadinya dan juga berhentinya sebuah ijime. Upaya mengamati keadaan psikologis ini dapat ditunjukkan melalui dialog antar tokoh, tingkah laku, dan penampilan tokoh. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang merupakan ciri-ciri keadaan bad faith didalam pribadi Nakamura Tusyoshi yang menyebabkan terjadinya ijime terhadap dirinya.

ABSTRACT
The focus of this study is the ijime that have befall on Nakamura Tsuyoshi in a Samurai High School movie drama through the approach of existentialism that backed up by bad faith theory. This study aims to analyze the psychological condition of Nakamura Tsuyoshi that triggering the ijime itself and also made it stop. To observe the transformation in the character can be shown through dialogue among characters, behavior, and appearance of the character. The analysis shows that there are few things that representing a bad faith conditions inside Nakamura Tsuyoshi persona that causing the ijime upon himself.
"
2014
S61500
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>