Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155884 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Aryanti
"Peningkatan tekanan intrakranial merupakan suatu kondisi yang mengancam jiwa. Perawat berperan dalam manajemen peningkatan tekanan intrakranial. Tingkat pengetahuan perawat berpengaruh terhadap kualitas manajemen peningkatan Tekanan Intrakranial. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi tingkat pengetahuan perawat tentang manajemen peningkatan tekanan intrakranial. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan 49 perawat di Ruang Neurologi, Stroke Unit, dan Bedah Saraf RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dengan metode total sampling. Hasil penelitian menunjukan mayoritas responden berpengetahuan kurang (59,2%). Ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan tingkat pengetahuan perawat tentang manajemen peningkatan Tekanan Intrakranial (p=0,048). Analisa data menggunakan Chi Square. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi untuk evaluasi meningkatkan kompetensi perawat dalam manajemen peningkatan tekanan intrakranial.

Increased intracranial pressure is a life threatening condition. Nurses have a role in management of increased intracranial pressure. The knowledge level of nurses influence quality in management of increased intracranial pressure. This study aimed to identify the factors that knowledge level of nurses about the management of increased Intracranial Pressure. This study used descriptive correlation design with cross sectional method, which involved 49 nurses, in the Neurology Room, Stroke Unit, and Neurosurgery at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo using the total sampling method. The results showed a majority of respondents have less knowledge 59,2%. There is a significant association between the education level and of knowledge level about management of increased intracranial pressure p=0,048. The statistical test used the Chi Square test. This study could provide informations to increase nurses competencies in the management of increased intracranial pressure."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Syukrona
"Penyakit stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu dan penyebab kematian nomor tiga didunia. Pada saat ini stroke mulai menyerang kelompok usia dewasa muda. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor-faktor risiko stroke (hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia, dan merokok) terhadap kejadian stroke di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2013. Data penelitian menggunakan data sekunder rekam medis pasien stroke yang menjalani rawat inap di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo tahun 2013, dengan jumlah responden sebanyak 211 pasien. Pengolahan data menggunakan uji chisquare dan analisis regresi logistik. Jenis stroke terbanyak yaitu stroke iskemik sebesar 64,9%. Perbedaan proporsi faktor risiko yang bermakna (p value < 0,05) terhadap kejadian stroke iskemik didapatkan pada variabel hipertensi (p value = 0,000). Hasil analisis multivariat, didapatkan hipertensi sebagai faktor risiko utama, responden dengan hipertensi stage 1 memiliki risiko 2,64 kali lebih besar untuk mengalami stroke iskemik dibandingkan dengan responden yang tidak hipertensi (OR = 2,64; CI 95% = 1.073 ? 6,498). Tidak ada interaksi antara variabel independen dan umur didapatkan sebagai variabel konfounding.

Stroke disease is the leading cause of disability and the third cause of death in the world. Nowadays, stroke has started attacking young adults. The aim of this study is to analysis the relation of the risk factors of stroke (hypertension, diabetes mellitus, dislipidemia, and smoking) to stroke in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo 2013. The research data use medical record of 211 hospitalized patients of stroke. The data analyzed by chi-square and logistic regression. The most incidence of stroke is ischemic stroke (64,9%). The proportional difference of risk factors to stroke which significant is hypertension variable. The result of multivariate analysis that the main risk factor of stroke is hypertension (p value = 0,000). Respondents with hypertension stage 1 has 2,64 times risk to get ischemic stroke. There is no interaction betwen independen variables and it has been found that age is a counfounding variable.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41740
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisah
"Cedera serebrovaskuler (CVA) merupakan berhentinya aliran darah ke otak yang mengakibatkan terjadi kehilangan fungsi dari otak tersebut,defisit yang umumnya terjadi yaitu kesulitan bicara dan mobilitas. Stroke juga berdampak pada kesehatan fisik dan kognitif sehingga mempengaruhi kemampuan dalam melakukan mobilisasi fisik. Kemampuan mobilisasi fisik pasien stroke iskemik fase rehabilitasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang berhubungan dengan kemampuan mobilisasi fisik pasien stroke iskemik fase rehabilitasi di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Sebanyak 100 pasien stroke iskemik yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien stroke iskemik memiliki kemampuan mobilisasi fisik cukup baik (75%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan mobilisasi fisik pada pasien stroke iskemik fase rehabilitasi adalah usia (p=0,003), jenis kelamin (p=0,124), tingkat keparahan stroke (p=0,0001), fatigue (p=0,159), kekuatan otot(p=0,0001), cemas (p=0,047), efikasi diri (p=0,001), dukungan keluarga (p=0,0001) dan dukungan sosial (p=0,001). Hasil analisis multivariat menunjukkan variabel yang paling berhubungan dengan mobilisasi fisik pasien stroke iskemik pada fase rehabilitasi yaitu usia (OR=0,134; CI 95% 0,031-0583), tingkat keparahan stroke (OR= 63,565; CI 95% 5,386-532,719), kekuatan otot (OR=67,699; CI 95% 7,303-627,581), dan efikasi diri (OR=189,718; CI 95% 3,402-3668,197) danfaktor yang paling dominan berhubungan dengan kemampuan mobilisasi fisik pasien stroke iskemik fase rehabilitasi adalah efikasi diri dengan nilai OR 189,718 (CI 95%= 3,402 ; 3668,1971). Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi perawat untuk mencermati efikasi diri pada pasien stroke dan mengatasi pasien pasca stroke yang mengalami gangguan efikasi diri agar dapat melakukan mobilisasi fisik dengan rasa percaya diri.

Cerebrovascular injury (CVA) is the cessation of blood flow to the brain which results in loss of function of the brain, a deficit that generally occurs namely speech difficulties and mobility. Stroke also has an impact on physical and cognitive health which affects the ability to carry out physical mobilization. The ability to physically mobilize ischemic stroke patients in the rehabilitation phase is influenced by several factors. The purpose of this study was to identify factors related to the ability of physical mobilization in the rehabilitation phase of ischemic stroke patients at Dr. RSUPN. Cipto Mangunkusumo. This study uses a cross sectional method. A total of 100 ischemic stroke patients were selected using consecutive sampling technique.
The results showed that the majority of ischemic stroke patients had good physical mobilization ability (75%). Factors related to physical mobilization ability in ischemic stroke patients in the rehabilitation phase were age (p = 0.003), gender (p = 0.124), stroke severity (p = 0.0001), fatigue (p = 0.159), strength muscle (p = 0,0001), anxiety (p = 0,047), self efficacy (p = 0,001), family support (p = 0,0001) and social support (p = 0,001). The results of multivariate analysis showed that the variables most associated with physical mobilization of ischemic stroke patients in the rehabilitation phase were age (OR = 0.134; 95% CI 0.031-0583), stroke severity (OR = 63.565; 95% CI 5,386-532,719), muscle strength (OR = 67,699; CI 95% 7,303-627,581), and self-efficacy (OR = 189,718; CI 95% 3,402-3668,197) and the most dominant factor related to the ability of physical mobilization of ischemic stroke patients in the rehabilitation phase is self-efficacy with value OR 189,718 (95% CI = 3,402; 3668,1971). This study can be used as a reference for nurses to examine self-efficacy in stroke patients and overcome post-stroke patients who experience impaired self-efficacy in order to be able to carry out physical mobilization with confidence.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53203
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Violine Martalia
"atar belakang: Prevalensi penyakit Parkinson di Indonesia terus meningkat, khususnya pada lansia. Namun, penyakit Parkinson seringkali hanya dikaitkan dengan gangguan motoriknya saja, gangguan non-motoriknya sering diabaikan. Padahal, gangguan non-motorik dapat memengaruhi kualitas hidup. Salah satu gangguan non-motorik yang sering terjadi adalah gangguan tidur. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran gangguan tidur pada pasien penyakit Parkinson di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Metode: Metode penelitian ini adalah cross-sectional yang dilakukan di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo pada Mei sampai September 2022. Instrumen yang digunakan merupakan kuesioner dengan teknik consecutive sampling yaitu 31 pasien penyakit Parkinson. Uji univariat digunakan untuk melihat distribusi prevalensi penyakit Parkinson, uji Chi Square untuk menilai hubungan antarvariabel, dan uji Fisher’s exact untuk menilai hubungan status depresi dengan gangguan tidur. Hasil: Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa 61.3% subjek memiliki gangguan tidur berdasarkan PSQI dan 35.5% memiliki EDS berdasarkan ESS. Terdapat hubungan yang bermakna antara faktor depresi dengan gangguan tidur berdasarkan PSQI dan ESS. Status depresi memengaruhi bermakna kejadian EDS dengan mayoritas pasien depresi ringan. Kesimpulan: Disimpulkan bahwa gangguan tidur pada pasien penyakit Parkinson di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo dipengaruhi oleh faktor sosiodemografi dan klinis.

Introduction: The prevalence of Parkinson's disease in Indonesia is increasing, especially in elderly. However, Parkinson's disease is often only associated with motor disorders, non-motor disorders are often neglected even though it can also affect quality of life. One of the non-motor disorders that often occurs is sleep disorders. Therefore, this study aims to provide an overview of sleep disorders in Parkinson's disease patients and factors that influence it. Method: A cross-sectional study was conducted at RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo from May to September 2022. The instrument used was questionnaires with a consecutive sampling technique, namely 31 Parkinson's disease patients. Univariate test was used to see the distribution of Parkinson's disease, Chi Square test to assess the relationship between variables, and Fisher's exact test to assess the relationship between depression status and sleep disorders. Result: Statistical analysis showed that 61.3% subjects experienced sleep disorders (PSQI) and 35.5% experienced EDS (ESS). The relationship between depression and sleep disorders based on PSQI and ESS is significant. Depressive status is associated with EDS with the majority being mild depression. Conclusion: Sleep disorders in Parkinson's disease patients at dr. Cipto Mangunkusumo is influenced by sociodemographic and clinical factors."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilujeng
"Tekanan tinggi intrakranial (TTIK) merupakan salah satu penentu prognosis pada pasien dengan kasus pada sistem neurologi seperti stroke dan trauma kepala karena dapat menyebabkan morbiditas atau bahkan mortalitas pada pasien. Pengetahuan yang cukup pada perawat akan berhubungan dengan kualitas dan keamanan intervensi keperawatan yang diberikan pada pasien dengan tekanan tinggi intrakranial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan perawat RS Pusat Otak Nasional tentang penanganan pasien dengan tekanan tinggi intrakranial. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan metode penelitian cross-sectional pada 73 perawat di ruang Critical Care Unit (CCU), High Care Unit (HCU), dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) IGD RS Pusat Otak Nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 75, 34% responden yang diteliti memiliki pengetahuan cukup tentang penanganan pasien dengan tekanan tinggi intrakranial. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian selanjutnya dengan topik pengetahuan perawat atau penelitian dengan topik tekanan tinggi intracranial dan agar dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi rumah sakit untuk meningkatkan pengetahuan perawat.

Increased intracranial pressure is one factor that can show patient prognosis in neurologic cases like stroke and brain injury because it can cause morbidity and mortality in patient. Good knowledge in nurses will influence quality and safety of nursing intervention to people with increased intracranial pressure. The purpose of this research is to know knowledge of nurse in RS Pusat Otak Nasional about treatment of increased intracranial pressure. This research design is descriptive with cross - sectional method and the respondents in this research are 73 nurses from Critical Care Unit (CCU) Room, High Care Unit (HCU) Room, and Emergency Room. The result of this research shows that 75,34% respondents has enough knowledge about patient treatment with increased intracranial pressure. This research expected can be resource for another research with topic nurse's knowledge or another research with topic increased intracranial pressure and to become one of information sources for hospitals to increase knowledge for nurses in their hospital.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S70191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilujeng Mugi Sri Mulyaningsih
"Tekanan tinggi intrakranial TTIK merupakan salah satu penentu prognosis pada pasien dengan kasus pada sistem neurologi seperti stroke dan trauma kepala karena dapat menyebabkan morbiditas atau bahkan mortalitas pada pasien. Pengetahuan yang cukup pada perawat akan berhubungan dengan kualitas dan keamanan intervensi keperawatan yang diberikan pada pasien dengan tekanan tinggi intrakranial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan perawat RS Pusat Otak Nasional tentang penanganan pasien dengan tekanan tinggi intrakranial. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan metode penelitian cross-sectional pada 73 perawat di ruang Critical Care Unit CCU , High Care Unit HCU , dan Instalasi Gawat Darurat IGD IGD RS Pusat Otak Nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 75, 34 responden yang diteliti memiliki pengetahuan cukup tentang penanganan pasien dengan tekanan tinggi intrakranial. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian selanjutnya dengan topik pengetahuan perawat atau penelitian dengan topik tekanan tinggi intracranial dan agar dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi rumah sakit untuk meningkatkan pengetahuan perawatTekanan tinggi intrakranial TTIK merupakan salah satu penentu prognosis pada pasien dengan kasus pada sistem neurologi seperti stroke dan trauma kepala karena dapat menyebabkan morbiditas atau bahkan mortalitas pada pasien. Pengetahuan yang cukup pada perawat akan berhubungan dengan kualitas dan keamanan intervensi keperawatan yang diberikan pada pasien dengan tekanan tinggi intrakranial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan perawat RS Pusat Otak Nasional tentang penanganan pasien dengan tekanan tinggi intrakranial. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan metode penelitian cross-sectional pada 73 perawat di ruang Critical Care Unit CCU , High Care Unit HCU , dan Instalasi Gawat Darurat IGD IGD RS Pusat Otak Nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 75, 34 responden yang diteliti memiliki pengetahuan cukup tentang penanganan pasien dengan tekanan tinggi intrakranial. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian selanjutnya dengan topik pengetahuan perawat atau penelitian dengan topik tekanan tinggi intracranial dan agar dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi rumah sakit untuk meningkatkan pengetahuan perawat

Increased intracranial pressure is one factor that can show patient prognosis in neurologic cases like stroke and brain injury because it can cause morbidity and mortality in patient. Good knowledge in nurses will influence quality and safety of nursing intervention to people with increased intracranial pressure. The purpose of this research is to know knowledge of nurse in RS Pusat Otak Nasional about treatment of increased intracranial pressure. This research design is descriptive with cross ndash sectional method and the respondents in this research are 73 nurses from Critical Care Unit CCU Room, High Care Unit HCU Room, and Emergency Room. The result of this research shows that 75,34 respondents has enough knowledge about patient treatment with increased intracranial pressure. This research expected can be resource for another research with topic nurse rsquo s knowledge or another research with topic increased intracranial pressure and to become one of information sources for hospitals to increase knowledge for nurses in their hospital."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cita Wulan Pasa
"Pengetahuan perawat mengenai MARSI dan cara mencegah MARSI sangat penting untuk mengurangi kejadian MARSI. Anak merupakan populasi yang rentan terhadap MARSI karena lapisan kulit yang lebih tipis dibandingkan dengan orang dewasa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross- sectional. Sampel penelitian berjumlah 153 perawat dengan rentang usia 23-56 tahun di IPTKIA Kiara RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Sampel didapatkan dengan teknik probability sampling jenis simple random sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dengan nilai r> 0,361 dan telah diuji reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha >0,7. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan perawat dengan terjadinya MARSI pada pasien anak dengan hasil p value 0,001 (P< 0,05). Rekomendasi berkaitan dengan penelitian ini ialah disusunnya standar operasional prosedur tentang teknik pemasangan dan pelepasan perekat medis.

Nurses' knowledge about MARSI and how to prevent MARSI is very important to reduce the incidence of MARSI. Children are a population that is susceptible to MARSI because the skin layer is thinner than adults. This research is a quantitative research with a cross-sectional research design. The research sample consisted of 153 nurses with an age range of 23-56 years at IPTKIA Kiara RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. The sample was obtained using a simple random sampling type probability sampling technique. This research uses a questionnaire that has been tested for validity with an r value > 0.361 and has been tested for reliability with a Cronbach Alpha value > 0.7. The results of the study were analyzed using the chi-square test, showing that there was a relationship between the level of knowledge of nurses and the occurrence of MARSI in pediatric patients with a p value of 0.001 (P < 0.05). Recommendations related to this research are the preparation of standard operating procedures regarding techniques for installing and removing medical adhesives."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati
"Transplantasi ginjal TG merupakan salah satu terapi pilihan utama pada pasien Gagal Ginjal Terminal GGT . TG dapat meningkatkan kualitas hidup pasien GGT. Kualitas hidup dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor fisik, psikologis dan mental.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien TG. Desain Penelitian menggunakan Cross Sectional Study, Sampel dalam penelitian ini berjumlah 110 pasien TG dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Instrumen penelitan menggunakan kuesioner kualitas hidup WHOQoL ndash; BREF, yaitu kuesioner yang telah banyak digunakan dalam mengukur kualitas hidup di dunia dan secara validitas dan reabilitas merupakan kuesioner yang valid dan reliabel. Analisi data menggunakan: proporsi, chi- square dan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas hidup pasien TG di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo adalah baik 71, 8 . Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien adalah: usia p = 0,002 , pendidikan p = 0,001 pekerjaan p = 0,010 , dukungan keluarga p = 0,024 , dan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat immunosupressant p = 0,009 , faktor yang dominan mempengaruhi kualitas hidup adalah: pendidikan OR= 11, 490 dan kepatuhan dalam mengkonsumsi obat immunosuppressant OR= 10, 530.
Kesimpulan: Kualitas hidup pasien TG dipengaruhi oleh, usia, pendidikan, pekerjaan, dukungan keluarga dan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat immunosupressant Rekomendasi: Penelitian lebih lanjut terkait dimensi kualitas hidup: dimensi fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan dan pemberian intervensi keperawatan berupa edukasi sebelum dan sesudah TG.

Kidney transplantation KT is one of the major therapies in terminal renal failure. KT can increase Quality of Life QoL of the patients with terminal renal failure. QoL can be affected by several factors, such as physical, psychological and mental factors.
The aim of this research is to identify the factors that affects QoL of KT patients. The research design used Cross Sectional Study, with purposive sampling. The samples of study is 110 KT patients. The research instrument uses WHOQoL ndash BREF, instrument WHOQoL ndash BREF has been widely used in measuring the QoL in the world and the validity and reliability is a valid and reliable questionnaire. Data analysis uses proportion, chi square and multiple logistic regression.
The results of this research showed that the QoL of KT patients at General Hospital Cipto Mangunkusumo is good 71, 8 . The Factors influencing of the QoL of the patients were age, p 0,002, education p 0,001 occupation p 0,010 , family p 0,024 , and patient adherence to taking immunosuppressant drugs p 0,009.
Conclusions The QoL of patients affected by age, education, occupation, family and patient adherence to taking immunosuppressant drugs. Recommendations Further research related to the dimensions of the Qol with are physical, psychological, social and environmental dimensions and Intervention of Nursing through prre and post opertif education of KT."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Kperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Juliandi
"ABSTRAK
Stroke iskemik berdampak negatif berupa cacat tetap. Cacat ini dapat dihindari dengan trombolisis cepat dengan aktivator plasminogen tipe rekombinan (rtPA). Pasien yang datang dengan onset > 6 jam dinyatakan mengalami pre-hospital delay. Keluarga sebagai orang terdekat dengan pasien berperan penting dalam membantu pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan keluarga dengan keterlambatan pra-rumah sakit pada pasien stroke iskemik. Penelitian dengan desain cross sectional ini melibatkan 154 keluarga pasien stroke iskemik yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan keluarga dengan keterlambatan pra-rumah sakit pada pasien stroke iskemik (p = 0,000; <0,05). Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa keluarga pasien yang memiliki tingkat pengetahuan baik memiliki peluang 14,6 kali untuk tidak mengalami keterlambatan pra-rumah sakit dibandingkan dengan keluarga yang memiliki pengetahuan kurang baik. Penelitian ini membuktikan bahwa pengetahuan keluarga merupakan faktor penting dalam membantu pengambilan keputusan pasien stroke iskemik untuk dibawa ke IGD.
ABSTRACT
Ischemic stroke has a negative impact in the form of permanent disability. This defect can be avoided by rapid thrombolysis with recombinant type plasminogen activator (rtPA). Patients who came with onset > 6 hours were stated to have pre-hospital delay. The family as the closest person to the patient plays an important role in helping decision making. This study aims to determine the relationship between family knowledge and prehospital delay in ischemic stroke patients. This study with a cross sectional design involved 154 families of ischemic stroke patients obtained through purposive sampling technique. The results of this study found that there was a significant relationship between family knowledge and prehospital delay in ischemic stroke patients (p = 0.000; <0.05). Further analysis showed that the patient's family who had a good level of knowledge had a 14.6 times chance of not experiencing pre-hospital delays compared to families who had poor knowledge. This study proves that family knowledge is an important factor in helping ischemic stroke patients make decisions to be brought to the ER."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nismara Datyani
"Latar Belakang Nyeri merupakan salah satu gejala yang paling banyak dirasakan pasien sesudah menjalani operasi. Sebanyak lebih dari 80% pasien melaporkan nyeri akut pascabedah. Nyeri akut pascabedah dipengaruhi oleh banyak faktor preoperatif seperti usia, jenis kelamin, komorbiditas, tingkat pendidikan, jenis analgesia, nyeri prabedah, dan jenis pembedahan. Maka dari itu, peneliti ingin menginvestigasi faktor-faktor yang memengaruhi derajat nyeri akut pascabedah elektif pada pasien dewasa di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Metode Penelitian kohort retrospektif dilakukan dengan mengambil rekam medis pada bulan 15 Juni—14 Juli 2022. Didapatkan sejumlah 137 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data rekam medis dianalisis dengan uji Chi-square untuk melihat hubungannya. Hasil Faktor preoperatif yaitu jenis analgesia dan nyeri prabedah bermakna signifikan secara statistik terhadap derajat nyeri akut 24 jam pascabedah (p<0,05). Faktor lain seperti usia, jenis kelamin, komorbiditas, dan tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan bermakna yang signifikan terhadap derajat nyeri akut 24 jam pasacabedah (p>0,05). Kesimpulan Faktor preoperatif seperti jenis analgesia dan nyeri prabedah mampu memengaruhi derajat nyeri akut 24 jam pascabedah elektif pada pasien dewasa di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

Introduction Pain is one of most common symptoms experienced by patients after undergoing surgery. More than 80% of patients report acute postoperative pain. Acute postoperative pain if influenced by many preoperative factors, such as age, gender, comorbidities, education level, type of analgesia, preoperative pain, and types of surgery. Therefore in this study, researcher wants to investigate the factors that influence the degree of acute postoperative pain after elective surgery in adult patients at RSUPN Dr. Cipto Mangunkosomo. Methods A retrospective cohort study was conducted by taking medical records from 15 June to 14 July 2022. A total of 137 samples that met the inclusion and exclusion criterias were obtained. Medical records data was analyzed using the Chi-square test to see the relationship between factors and acute postoperative pain. Results Preopetaive factors, such as the type of analgesia and preoperative pain, were statistically significant on the degree of acute pain 24 hourse after surgery (p<0,05). Other factors such as age, gender, comorbidities, and education level do not have a significant relationship to the degree of acute pain 24 hours after surgery (p>0,05). Conclusion Preoperative factors such as the type of analgesia and preoperative pain can influence the degree of acute pain 24 hours after elective surgery in adult patients at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>