Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137084 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prananingrum
"Penelitian ini mengenai Perempuan sebagai liyan atau objek yang tergantung pada subjek, adalah pandangan patriarki, dampak dari pandangan tersebut perempuan mengalami diskrimiasi, stereotype dan pelecehan .Seorang perempuan yang mengalami KTD (Kehamilan Tidak Direncanakan) memutuskan melanjutkan kehamilan, membesarkan anaknya dan tidak menikah adalah fenomena yang melawan norma masyarakat.Tujuan :Tujuan dari penelitian ini (1) Mengkaji proses negosiasi nilai yang dialami oleh “Ibu lajang”, (2)Mengkaji proses pengambilan keputusan dalam menyikapi tuntutan moral agar mampu menjalani kehidupannya di tengah tengah masyarakat, (3) Mengkaj proses ‘menjadi diri’ yang dialami perempuan, melalui masa krisis yang dialaminya, (4)Mengkaji peran peer , keluarga dan gereja dalam pendampingan “ibu lajang”. Dampingan yang mendukung negosiasi nilai-nilai baru yang dihidupi oleh “ibu lajang” Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif di analisis dengan perspektif Feminis, menggunakan teori Simone de’ Beauvoir, Kathryn Abrams dan Carol Gilligan. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mengenai life story narasumber. Mempelajari pengalaman 2 ibu lajang yang mengalami Kehamilan tidak direncanakan (KTD), namun memutuskan mempertahankan kehamilan, memelihara anaknya dan tidak menikah. Ibu lajang dalam menjalani kehidupannya membutuhkan berbagai cara negosiasi agar bisa diterima, karena subordinasi dan stereotype oleh masyarakat, lingkungan kerja dan gereja. Negosiasi nilai dilakukan dengan berbgai cara untuk mmepertahankan pekerjaan, membnagun relasi dengan masyarakat, rekan kerja dan umat. Agensi definisi diri yang dilakukan ibu lajang untuk membangun rekonsiliasi dengan Tuhan dan rekonsiliasi dengan diri sendiri. Agensi pengarahan diri dengan menetapkan tujuan mempertahankan pekerjaan agar mampu mengatur kehidupan sendiri.

The research studied about Woman as other or as an object that depends on a subject is a patriarchal view. The impact of this view is that women experience discrimination, stereotyping, and harassment. A woman who experiences unplanned pregnancy (KTD), decides to continue the pregnancy, raises her child, and chooses not to marry is a phenomenon that against the norm in society. Based on this phenomenon, this study aimed to (1) examine the process of value negotiation that is experienced by single mother; (2) assess the decision-making process in responding the moral demands so that the single mothers can live in society; (3) examine the process of self-being that is experienced by women, through their crisis period; and (4) examine the role of peer, family, and church in supporting single mother. The assistants that can support the negotiation of new values of a single mother. The research used qualitative approach and was analyzed with a feminist perspective by using the theory of Simone de Beauvoir, Kathryn Abrams, and Carol Gilligan. Data was collected by interviewing the life story of the interviewees. Then, learning about the experiences of two single mothers who have an unplanned pregnancy (KTD), but decide to maintain the pregnancy, keep their child, and choose not to get married. Single mothers need various ways in negotiating their values to be accepted because of subordination and stereotypes by society, work environment, and church. The value negotiation is done in various ways to maintain work, build relationships with society, colleagues, and others. The self-agency was done by single mother to build the reconciliation with God and the reconciliation with themselves. Then, self-direction agency is done by setting the goal to keep their job as a way to manage their lives."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T54160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanna
"Interaksi sosial pada awal kehidupan berperan penting bagi seluruh aspek perkembangan anak. Salah satu aspek penting dari perkembangan anak adalah kemampuan meregulasi diri. Studi di ranah perkembangan anak telah menunjukkan bahwa interaksi dan hubungan yang positif menjadi media bagi perkembangan dan peningkatan kemampuan regulasi diri pada anak. Pendekatan Developmental, Individual Differences, Relationship-Based (DIR) merupakan salah satu intervensi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas interaksi antara caregiver dan anak. Maka dari itu, penelitian ini bermaksud untuk mengevaluasi efektivitas DIR/Floortime untuk meningkatkan kualitas interaksi antara seorang ibu dan anak laki-lakinya yang berusia enam tahun yang menunjukkan beberapa gejala psikotik. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa pendekatan DIR/Floortime efektif untuk meningkatkan kualitas interaksi ibu dan anak serta kemampuan regulasi diri anak yang terukur dari peningkatan skor pada skala FEAS, CBCL dan Self Regulation Questionnaire.

Early social interaction plays a vital role in the overall development of the child. One of the important aspects of child development is self-regulation. Many studies on child development have indicated that positive interaction/relationship served as a medium for developing and improving self-regulation in children. The Developmental Individual Diferences and Relationship (DIR) is one of the interventions that have been used to improve the quality interaction between a caregiver and child. Thus, this study is interested in evaluating the effectiveness of DIR/ Floortime approach to improve the quality of interaction between a mother and six-year-old Indonesian boy who displays psychotic symptoms. This results showed that DIR/ Floortime approach is effective in improving the quality of mother-child interaction as well as self-regulation ability in a child as reflected in the increase scoring of the child?s FEAS, CBCL and Self-Regulation Questionnaire."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T32615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ami Puspasari
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiona Valerie Muskananfola
"Tidur merupakan aspek substansial dalam tumbuh kembang anak, mulai dari aspek kesehatan hingga fungsi sehari-hari anak. Salah satu faktor yang diduga memengaruhi adalah kualitas bonding ibu-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas bonding ibu-anak terhadap kualitas tidur anak usia batita (0-36 bulan) serta mencari proporsi kedua variabel tersebut.
Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan subjek penelitian yaitu ibu beserta anak usia batitanya. Sebanyak 63 ibu beserta anak usia batitanya ikut dalam penelitian ini. Pemilihan subjek penelitian sampel secara konsekutif melalui kesediaan ibu untuk mengikuti penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan dua buah kuesioner dalam bahasa Indonesia yaitu, Mother-Infant Bonding Scale (MIBS) untuk menilai bonding ibu-anak dan Brief Infant Sleep Questionnaire (BISQ) untuk menilai kualitas tidur anak usia batita. Pengisian kuesioner dilakukan oleh ibu. Analisa data dilakukan dengan uji korelasi Spearmans melalui SPSS versi 23. Proporsi anak dengan gangguan kualitas tidur sebesar 33,3%.
Pada bonding ibu-anak, ditemukan adanya rasa takut atau panik pada sebagian besar ibu dengan kadar yang berbeda. Meskipun terdapat perasaan negatif terhadap anak, 100% responden ingin melindungi anaknya. Selain itu, ditemukan korelasi berbanding lurus dengan kekuatan korelasi lemah pada bonding ibu-anak dan kualitas tidur anak p<0,05; r=0,392). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gangguan kualitas tidur pada anak memiliki prevalensi cukup tinggi. Ibu dengan nilai MIBS tinggi memiliki risiko gangguan tidur pada anak batitanya.

Sleep is a substantial aspect in a childs development which is reflected in their health and daily functions. Mother-child bonding quality has been said to influence the quality of sleep. This research aims at identifying how the quality of mother-child bonding influences toddlers sleep quality and at analyzing the proportion of the two variables.
The cross-sectional study that analyzes data from a representative subset is adopted in this research with mothers and their toddlers (0-36 months) as the subjects. A group of 63 mother-toddler pairs from consecutive sampling participated in the study.
Two sets of questionnaires in Bahasa Indonesia which are Mother-Infant Bonding Scale (MIBS) to assess the mother-child bonding, and Brief Infant Sleep Questionnaire (BISC) to assess the sleep quality of toddlers were used. The questionnaires were completed by the mothers. Spearmans correlation test was used in the analysis using SPSS v.23. The findings of the study indicate that the proportion of toddlers with sleep problem was 33.3%.
In the mother-child bonding analysis it was found that the majority of mothers experienced various levels of fear and panic attack during parenting. However, despite the negative feelings towards the child, 100% of the respondents are determined to protect their children. The mother-child bonding was found to be significantly correlated with sleep quality of the child. And although there is a statistically weak relationship between the two variables, the direction is positive where stronger bonding between mothers and their toddlers results in higher quality of the children sleep (p<0.05; r=0.392). It can also be concluded that there is a high prevalence of toddlers sleep quality problem and that toddlers of mothers with high MIBS are susceptible to sleeping problem risks.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Sofya Innayati
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara dukungan sosial dan pola pengasuhan (otoritatif, otoriter, dan permisif). Pengukuran dukungan sosial menggunakan alat ukur Interpersonal Social Evaluation List (ISEL) (Cohen, Mermelstein, Karmack, & Hoberman, 1985) dan pengukuran pola pengasuhan menggunakan alat ukur Parenting Style and Dimension Questionnaire (PSDQ) (Robinson, Mandelco, Olsen & Hart, 1995). Partisipan pada penelitian ini berjumlah 92 orang ibu dari keluarga miskin di Kota Jakarta.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan pola pengasuhan ibu terhadap remaja dari keluarga miskin. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mean yang signifikan antara dukungan sosial yang ditinjau dari usia dan tingkat pendidikan. Adapun, jumlah saudara, status pernikahan, dan status pekerjaan tidak memberikan perbedaan mean yang signifikan dari hasil analisisnya terhadap dukungan sosial. Sementara itu, tidak terdapat kecenderungan pola pengasuhan tertentu yang diterapkan oleh partisipan ditinjau dari tingkat pendidikan.

The aim of this research is to get a description on the relationship between social support and parenting styles (authoritative, authoritarian, permissive). The measurement of social support was using Cohen, Mermelstein, Karmack, & Hoberman’s (1985) Interpersonal Social Evaluation List (ISEL) and the measurement of parenting styles was using Robinson, Mandelco, Olsen & Hart’s (1995) Parenting Style and Dimension Questionnaire (PSDQ). The respondents in this research are 92 mothers from poor family in Jakarta.
The result of the research shows that there is no significant relationship between social support and mother’s parenting styles toward adolescent from poor family. Furthermore, this research also shows that there is a significantly difference in the mean between social support which reviewed from age and level of education. Meanwhile, number of siblings, marital status and employment status didn’t give a significantly difference in the mean from the result of analysis toward social support. Meanwhile, there is no particular tendency of parenting styles applied by participants viewed from the educational level.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wida Yulia Viridanda
"Regulasi diri merupakan kemampuan untuk memonitor dan mengontrol kognisi, emosi dan perilaku untuk mencapai suatu tujuan, dan/ atau beradaptasi pada tuntutan kognitif dan sosial pada situasi tertentu (R A. Thompson dalam Berger, 2011). Interaksi orang tua-anak yang positif merupakan faktor yang fundamental dalam pembentukan regulasi diri anak. Pola asuh yang responsif dan positif mendorong anak untuk mengimitasi pola interaksi tersebut dalam perkembangan hubungan sosial dan emosional yang lebih sehat (dalam Powell & Dunlop, 2010).
Tesis ini bertujuan untuk membahas mengenai penggunaan pendekatan Parent-Child Interaction Therapy (PCIT) dalam meningkatkan kualitas hubungan dan interaksi yang sensitif, responsif dan positif antara subyek dan ibu. Pada tesis ini, penulis memberikan intervensi berupa pelatihan terhadap ibu subyek dengan PCIT tahap I, yaitu Child-Directed Interation (CDI). Intervensi ini terdiri dari dua sesi pemberian materi kepada orang tua, yaitu psikoedukasi dan materi CDI serta enam sesi pelatihan langsung kepada ibu melalui media bermain dengan anak.
Hasil intervensi menunjukkan bahwa di akhir sesi terlihat peningkatan pada keterampilan ibu dalam berinteraksi secara sensitif, responsif dan positif dengan subyek. Di sisi lain, peningkatan pada keterampilan ibu dalam berinteraksi secara efektif dengan subyek juga meningkatkan perilaku positif yang ditampilkan oleh subyek serta menurunkan masalah perilaku subyek.

Self regulation is the ability to monitor and modulate cognition, emotion and behavior to accomplish one?s goal, and/or to adapt to the cognitive and social demands of specific situation (R. A. Thompson in Berger, 2011). Positive relationship and interaction between children and their parents is a fundamental factor in the development of self regulation in children. Children imitate their parents responsive and positiveness interaction into a healthy social emotional development (Powell & Dunlop, 2010).
This thesis aim to discuss Parent-Child Interaction Therapy (PCIT) approach in increasing the sensitivity, responsivity and positivity of interaction and relationship between subject and his mother. In this thesis, a parent training called Parent-Child Interaction Therapy (PCIT) phase I, Child-Directed Interation (CDI) is given to the mother of 6 years 6 months old boy. Treatment consist of two teaching sessions for the mother, which is psychoeducation and CDI material, and also six direct coaching sessions through playing with the children.
Results of the study showed that there is enhancement on mother skills in interaction with subject sensitively, responsively and positively. On the other hand, this positive and effective enhancement in mother?s interaction skills with subject also enhances positive behavior in subject and reducing his behavior problems.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T39277
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heriati Gunawan
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1984
S2022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devyanti Diyani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah parenting knowledge dapat memprediksi self-perception of parenting pada ibu baru, yaitu ibu yang baru pertama kali melahirkan anak yang berusia 0-24 bulan. Dalam menjalani masa transisi menjadi orang tua, self-perception of parenting menjadi faktor penting yang harus dimiliki oleh para ibu baru. Ibu dengan self-perception of parenting yang positif cenderung untuk melihat dan menjalani masa transisi menjadi orang tua secara positif. Self-perception of parenting terdiri dari empat skala, yaitu skala kompetensi, kepuasan, investasi, dan integrasi. Karakteristik partisipan pada penelitian ini adalah seorang ibu baru yang berusia minimal 25 tahun dan mengenyam pendidikan minimal D3. Partisipan penelitian adalah 148 ibu baru yang mengisi kuesioner mengenai self-perception of parenting Self-Perceptions of the Parental Role; SPPR dan parenting knowledge Knowledge of Infant Development Inventory; KIDI . Hasil menunjukkan bahwa parenting knowledge tidak signifikan memprediksi keempat skala pada self-perception of parenting pada ibu baru.

This study was carried out to examine parenting knowledge as a predictor of self perception of parenting among first time mothers, namely mothers who have given birth to children aged 0 24 months for the first time. In the process of going through a transition to become a parent, self perception of parenting becomes a pivotal factor that is required for first time mothers. Mothers who possess a positive self perception of parenting tend to view and undergo the transition to parenthood period in a positive manner. Self perception of parenting includes four scales, such as competence, satisfaction, investment, and integration. Participant characteristics in this study are first time mothers who are at least 25 years old and had completed at least associates degree. The participants were 148 first time mothers that filled questionnaires about self perception of parenting Self Perceptions of the Parental Role SPPR and parenting knowledge Knowledge of Infant Development Inventory KIDI. The finding indicated that parenting knowledge was not significantly predicted the four scales of self perception of parenting among first time mothers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rose Mini Adi Prianto
"Penelitian ini dilaksanakan untuk menguji tesis mengenai pentingnya peran gaya pengasuhan dalam perkembangan moral anak. Latar belakang masalah menunjukkan bahwa dibutuhkan bengembangan moral sejak anak-anak, dan pentingnya stimulasi moral diberikan oleh ibu.
Dari berbagai pustaka diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor psikologis ibu (empati, nurani, perkembangan moral ibu) berperan dalam meningkatkan perkembangan moral anak (antara lain Berkowitz, 1982; Eisenberg, dalam Bigner, 1994). Namun demikian, faktor-faktor tersebut saja tidak cukup membuat anak berkembang moralnya, terutama bila ditinjau dari perkembangan moral berdasar tahap-tahapnya (Kohlberg, 1984; Rest, 1994). Melalui gaya pengasuhan, yaitu induction, demandingness, responsiveness, dan modeling, (Hoffman, 1998; Baumrind, dalam Berk, 1994; serta Hetherington & Parke, 1993).
Faktor-faktor psikologis ibu berperan dalam meningkatkan pertimbangan moral anak agar optimal (sesuai usianya). Penelitian ini juga dilakukan untuk menguji bahwa gaya pengasuhan induction yang paling besar perannya dalam menstimulasi perkembangan moral anak. Menggunakan gaya pengasuhan induction seorang ibu akan mejelaskan mengapa suatu tindakan diperbolehkan dengan penekanan pada akibatnya pada orang Iain. Jadi, ada komunikasi dua arah pada saat ibu mengajarkan moral kepada anak. lni menyebabkan anak lebih memahami sebab akibat tindakan, bila dibandingkan dengan ibu yang mengajarkan moral melalui menuntut, merespons, dan meneladani demandingness, responsiveness, dan modeling).
Penelitian ini melibatkan sampel sebanyak 191 orang anak (usia sepuluh sampai 12 tahun) dan ibu dari anak-anak tersebut. Sampel penelitian, yang diambil dengan teknik nonprobability sampling, berasal dari dua sekolah dasar swasta. Data variabel empati, nurani, dan perkembangan moral ibu (diukur dengan The Defining Issues Test, disingkat DIT) diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh ibu. Data gaya pengasuhan diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh anak (jadi berdasar persepsi/penerimaan anak) untuk menghindari faking good. Perkembangan moral anak diukur melalui kuesioner yang diisi sendiri oleh anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model teoritik yang dluji dalam penelitian ini terbukti sesuai (Ht) dengan data. Dengan demikian empati, nurani, dan perkembangan moral ibu memiliki pengaruh yang bermakna terhadap perkembangan moral anak melalui gaya pengasuhan (induction, responsiveness, demandingness, modeling). Gaya pengasuhan induction memberi sumbangan yang paling besar dalam perkembangan moral anak.
Dalam diskusi dibahas antara lain mengenai DlT yang sulit dikerjakan. Padahal DIT ini menuntut konsistensi jawaban yang tinggi. Akibatnya, cukup banyak sampel ibu yang terpaksa digugurkan akibat jawaban DlT di bawah tuntutan konsistensi. Saran yang diajukan untuk penelitian Iebih Ianjut adalah penggunaan sampel penelitian yang Iebih bervariasi dan lebih luas wilayah penelitiannya agar dapat digeneralisasikan secara Iebih Iuas. Saran praktis adalah membuat modul-modul penelitian untuk orang tua (pendidik) agar dapat belajar cara menstimulasi moral anak dengan benar.

This research carried out was to test the theses about the important role of parenting style for children moral development. The background of the problem shows that stimulating moral development is needed during childhood, and the importance of mothers in the role of this stimulation.
Various literature obtained gave conclusion that psychological factors belong to the mother (i.e. her empathy, conscience and moral development) contribute in enhancing the moral development of her child (e.g. Berkowitz, 1982; Eisenberg, in Bigneh 1994). However these factors only are not enough to elevate the moral development stage of the child (Kohlberg, 1984; Rest, 1994). Style of parenting, i.e. induction, responsiveness, demandingness, and modeling (Hoffman, 1998; Baumrind, in Berk; 1994; and Hetheiington & Parke, 1993) must be the mediators of mothers psychological factors in increasing the optimal stage of moral development (suitable to the age of the child). This research also tested that among the styles of parenting, induction has the most important role in stimulating the moral development of a child. Through induction, a mother explains why a given action is wrong, with emphasis on its consequences to others. lt gives the child more understanding of the reasons and consequences of action, compared with the child whose mother use other parenting styles (demanding, responding and modeling).
Using a non probability sampling technique, the research data were collected from 191 children (10 to 12 years of age) and their mothers, this sample came from two private elementary schools in Jakarta. Data obtained through questionnaires that measure empathy, conscience and moral development of mothers (the later by The Denning Issues Test, shortened as Dil] filled by the mothers. Data of the parenting styles obtained through a questionnaire tilted by the children (based on perception of the children) to avoid mothers faking good. The children moral development measured through a questionnaire tilted by the children themselves.
The result of the research showed that the tested theoretical model in this research fits with the data. So, empathy, conscience, and moral development of mothers have a significant influence on the moral development of children through the mother parenting style (induction, responsiveness, demandingness, and modeling), and induction gives a biggest contribution to the moral development of children.
The difficulty of obtaining a big sample is discussed in relation to the difficulty of answering the DIZ with its high demands of consistency resulting many DIT protocols had to be discarded,. As a consequence it decreased the sample size of mothers (and the whole sample).
One of the suggestions is that further researches are needed to extend the external validity of the theses. A practical suggestion includes constructing training modules for parents and educators, to enable them to stimulate children's morality properly.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
D685
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Meirizka Syahfi
"
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mendekripsikan interaksi antara orang tua dan remaja pada percakapan mengenai perilaku seks dalam hubungan pacaran. Tujuan tersebut dilatarbelakangi oleh tantangan yang dihadapi orang tua dalam memberikan pendidikan seks kepada anaknya dari berbagai level faktor seperti perasaan malu, kurangnya pengetahuan, persepsi tabu, mispersepsi menganjurkan hubungan seksual, dan pengalaman yang minim terkait pendidikan seks dari orang tua terdahulu. Tantangan-tantangan tersebut memengaruhi keterampilan dan keterbukaan komunikasi orang tua dalam memberikan pendidikan seks. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan strategi studi kasus. Peneliti mewawancarai 12 informan dari enam kasus pasangan orang tua dan remaja yang terlibat dalam percakapan mengenai perilaku seks dalam hubungan pacaran berdasarkan kombinasi gender. Hasil dari penelitian ini menyajikan lima jenis gaya percakapan dan enam jenis strategi percakapan yang dilatarbelakangi oleh parent-child connectedness, pola komunikasi keluarga, serta pengetahuan, sikap, tindakan, dan keyakinan mengenai seksualitas.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>