Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95668 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Felix Andrean
"Lombok merupakan sebuah daerah di Indonesia yang berbatasan langsung dengan zona subduksi antara lempeng Eurasia dengan lempeng Indo-Australia di bagian selatan. Subduksi ini menimbulkan sesar naik sepanjang utara Lombok hingga Flores yang diketahui sebagai Sesar Flores. Sesar tersebut merupakan sumber dari aktivitas seismik pada daerah Lombok dan sekitarnya. Keberadaan sesar pada suatu lokasi dapat ditentukan dari lokasi hiposenter gempa bumi yang dihasilkan serta dapat ditingkatkan akurasinya dengan data hiposenter yang telah direlokasi. Metode relokasi double difference sering digunakan untuk mengurangi galat akibat ketidaksesuaian waktu tempuh. Namun demikian, galat akibat nilai ketidakpastian hiposenter saat penentuan awal masih tetap mempengaruhi akurasi data. Metode collapsing diterapkan untuk menanggulangi hal tersebut sehingga dapat meningkatkan akurasi penentuan hiposenter gempa bumi. Penerapan metode collapsing terhadap data gempa bumi Lombok menunjukkan kemiringan sesar Flores sebesar 7.25º yang disebabkan oleh dorongan subduksi lempeng Indo-Australia secara horizontal sehingga membentuk decollement serta keberadaan splay fault dengan kemiringan sebesar 20-45º. Analisis kluster gempa bumi terhadap periode gempa menunjukkan indikasi keberadaan microblock Flores dan Sumbawa yang terpisah dari Bali dan sekitarnya.

Lombok is part of an area in Indonesia which borders with subduction zone between Eurasian plate and Indo-Australian plate at the southern part, causing formation of thrust fault from north of Lombok to Flores, known as Flores Fault. The fault is the source of seismic activity in Lombok Area. Location of faults can be determined by earthquake hypocenters data, its accuracy improved by relocation method. Double difference method is widely used to reduce errors caused by travel time mismatch. However, errors by earthquake location uncertainty during initial determination remain uncorrected. Therefore, collapsing method can be utilized to decrease such errors to increase accuracy of the data. The method was applied to Lombok earthquake data. The result was the determination of structure resembling a decollement with the dip of 7.25º and a splay fault at 20-45º. Cluster analysis plotted by occurence period indicates presence of Flores-Sumbawa microblock."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diki Nurul Huda
"Sesar Cimandiri merupakan salah satu sesar yang memiliki aktivitas tektonis yang tinggi. Beberapa kejadian gempa bumi disekitar Sesar Cimandiri telah menimbulkan dampak dan kerugian bagi manusia. Upaya mendeteksi kejadian gempa bumi perlu dilakukan sebagai mitigasi bencana. Pendeteksian kejadian gempa bumi dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat penyimpangan suhu permukaan tanah. Studi ini dilakukan untuk menyelidiki keterkaitan antara perubahan suhu permukaan tanah (LST) dengan kejadian gempa bumi yang terjadi pada tanggal 7 Juli 2018 (M= 4,73), 11 Oktober 2018 (M= 3,77), dan 17 Juli 2011 (M=5,3). Citra satelit Landsat 7 dan Landsat 8 digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan nilai suhu permukaan tanah dengan menggunakan algoritma land surface temperature (LST). Untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi peneliti menggunakan uji statistik x ± σ dengan taraf kepercayaan 66% serta membandingkan dengan rata-rata LST selama lima tahun. Hasil penelitian yaitu terjadi peningkatan suhu permukaan tanah sehubungan dengan kejadian gempa 7 Juli 2011 terjadi peningkatan suhu permukaan tanah sebesar 6,56oC pada sehari sebelum terjadinya gempa bumi, 11 Oktober 2011 terjadi peningkatan 7,02oC sehari sebelum terjadinya gempa bumi, dan 17 Juli 2011 terjadi peningkatan 9,26oC pada enam hari sebelum terjadinya gempa bumi. Adapun temuan pada penelitian ini yaitu jarak dari patahan dan jarak dari episentrum memiliki hubungan yang erat dengan perubahan suhu permukaan tanah dengan masing-masing nilai kolerasi dan koefisien determinasi yaitu 0,86 (R2 = 0,75) dan 0,69 (R2 = 0,48). Sedangkan, hubungan antara jenis batuan dengan perubahan suhu permukaan tanah tidak ditemukan hubungan karena memiliki nilai kolerasi dan koefisien determinasi yang rendah yaitu 0,03 (R2 = 0,01). Pola spasial yang ditemukan pada penelitian yaitu semakin dekat dengan patahan dan episentrum maka perubahan suhu permukaan tanah semakin tinggi dan pada jenis batuan sedimen memiliki perubahan suhu permukaan tanah yang lebih tinggi dibandingkan batuan beku.

Cimandiri Fault is one of the faults that has high tectonic activity. Several earthquake events around the Cimandiri Fault have caused impacts and losses on humans. Efforts to detect earthquake events need to be done as disaster mitigation. Detection of earthquake events in this study by looking at deviations in surface temperature. This study was conducted to investigate the relationship between changes in land surface temperature (LST) in relation to the earthquake that occurred on 7 July 2018 (ML = 4.73), 11 October 2018 (ML = 3.77), and 17 July 2011 (ML = 5.3). Landsat 7 and Landsat 8 satellite imagery are used in this study to get the value of the ground surface temperature using the land surface temperature (LST) algorithm. To find out the deviation that occurred researchers used a statistical test x ± σ with a 66% confidence level and compared with the average LST for five years. The results of the study are an increase in ground surface temperature due to the earthquake occurrence on July 7, 2011 an increase in surface temperature of land was 6.56 oC on the day before the earthquake, October 11, 2011 there was an increase of 7.02oC the day before the earthquake, and July 17, 2011 occurred 9.26 oC increase in the six days before the earthquake. The findings in this study that the distance from the fault and the distance from the epicenter have a close relationship with land surface temperature changes at each sample point with each correlation value and the coefficient of determination are 0.86 (R2 = 0.75) and 0.69 (R2 = 0.48). Meanwhile, the relationship between rock types with land surface temperature changes was not found to be a relationship between the soil because it has a low correlation and coefficient of determination value of 0.03 (R2 = 0.01). The spatial pattern found in the study is that the closer to the fault and epicenter, the higher surface temperature changes and the type of sedimentary rocks have higher surface temperature changes than igneous rocks."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutikno
"Peristiwa gempa bumi yang terjadi di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyertakan kejadian timbulnya likuifaksi di Iapangan, kejadian ini diperlihatkan adanya semburan air dan pasir (sand boil) kepermukaan tanah. Besaran gempa yang mengguncang Pulau Flores tersebut mempunyai magnitude 6,8 skala Richter dengan episentrum berada pada 8,4° LS dan 122,l° BT (E. Kertopati) dengan kedalaman pusat gempa 36 km.
Analisis likuifaksi ini difokuskan pada suatu metode yang berbasis pada nilai-nilai SPT dan CPT dengan mengambil kasus di kota Maumere dan sekitamya sebagai daerah penganalisaan lilcuifaksi. Penganalisaan ini berasumsi bahwa kejadian likuifaksi yang akan timbul nanti berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode tersebut di atas. Walaupun pengambilan nilai-nilai SPT dan CPT dilakukan setelah terjadinya gernpa di daerah penganalisaan tersebut. Seperti diketahui fenomena iikuifaksi tidak terlepas dari beban-beban dinamis khususnya beban dinamis yang diakibatkan oleh beban gempa, meskipun sampai saat ini beberapa metbde penganalisaan fenomena likuifaksi masih menggunakan chart-chart yang didapat dari superimposednya data-data lapangan dengan data-data uji skala 'besar dan mengarah kepada berkurangnya simpangan yang terjadi. Berarti pernyataan diatas diijinkannya penggunaan chart-chart tersebut oleh salah satu metode penganalisaan terjadinya likuifaksi di suatu wilayah.
Membicarakan Iikuifaksi berarti membicarakan besaran-besaran parameter-parameter yang mempengaruhi terjadinya likuifaksi, misalnya besaran tegangan geser rata-rata, tegangan efektif overburden, analisa butiran, muka air tanah, deposit pasir dan lain-lain. Seperti diketahui likuifaksi terjadi pada deposit pasir yang jenuh dan mendapat beban dinamis yang arahnya bolak-balik atau identik dengan goncangan gempa bumi di permulcaan tanah. Apabila tegangan geser pada butir-butir tanah afau pasir tersebut berkurang oleh adanya beban dinamis tersebut kejadian ini berarti meningkatnya tekanan air pori demikian seterusnya hingga tegangan geser antar butir menjadi 0 dan tekanan air pori meningkat terus maka tanah tersebut akan berperilaku seperti cairan. Umumnya likuifaksi terjadi pada pasir yang menyerupai kondisi tercuci (pasir bersih) dan bentuk butir yang seragam, hal ini sangat wajar terjadi mengingat butir-butir yang tidak seragam akan mcningkatkan tegangan geser antar butir itu sendiri.
Pemetaan peluang terjadinya likuifaksi nantinya bcrdasarkan pada uraian-uraian diatas, misalnya percepatan lokal, nilai-nilai basil uji SPT dan CPT, ketebalan deposit pasir, muka air tanah dan lain-lain yang kesemuanya diambil setelah terjadinya gempa bumi."
1996
S35534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1994
S28145
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhistira Satya Pribadi
"Sebagai sebuah kepulauan yang terbentuk dari aktivitas tektonis dan vulkanis serta sebagai tempat bertemunya beberapa lempeng dunia, Indonesia menjadi wilayah dengan tingkat resiko bencana gempa bumi yang besar. Di lain pihak, upaya dalam memprediksi gempa bumi belum dapat dilakukan dengan optimal dan belum dapat dipastikan secara akurat. Penelitian ini ditujukan sebagai salah satu upaya dalam melihat bagaimana hubungan kejadian gempa bumi dengan perubahan suhu pada mata air panas yang biasanya selalu muncul di daerah yang dilalui oleh sebuah patahan dengan resiko aktivitas gempa bumi yang tinggi. Perubahan suhu yang tercatat pada mata air panas ini yang akan dibandingkan dengan adanya aktivitas gempa bumi untuk dilihat bagaimana asosiasinya. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya perubahan suhu pada mata air panas menjelang adanya aktivitas gempa bumi dengan perubahan yang berbeda-beda terkait pada jarak episentrum gempa bumi dan faktor geologi seperti: jenis batuan, stratigrafi, dan struktur geologi.

Indonesia, an archipelagic nation that formed from enormous volcanic and tectonic activities has a major risk on earthquake disaster. On the other side, either geologist nor such an international seismologic agencies have found no evidence or accurate facts that could lead them to predict or even overcasting future earthquake would occur. What they got now is only such a models and statistically based predictions on how the earthquake happened in the past and how it will happen in the future. The fault, as we know is one of an earthquake sources that literally have a number of hotsprings as sign if it is active, like we could met in Cimandiri fault. According to several measurements, there are such anomalies that showed in hotsprings temperature when an earthquake occured in a matter of future time. By considering those anomalies with geological conditions ie: rocks type; stratigraphy; geological structure; and earthquake event itself, we could see that geological conditions in combinations with epicentrum ranges have major involvement in changing and affecting those anomalies and it could be used as the way to predict another future earthquake."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42228
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Oktavia Daru
"Pada bulan Juli dan Agustus 2018 terjadi serangkaian 4 gempa bumi dengan magnitude sebesar > 6 Mw. Peristiwa kejadian gempa bumi pertama terjadi pada tanggal 27 Agustus 2018 dengan magnitudo 6.4 Mw, peristiwa kejadian gempa bumi kedua terjadi pada tanggal 5 Agustus 2018 dengan magnitude 6.9 Mw, peristiwa ketiga dan keempat terjadi pada tanggal 19 Agustus 2018 dengan magnitude sebesar 6.3 Mw dan 6.9 Mw. Penelitian ini meneliti tentang kemungkinan munculnya tanah longsor yang terjadi akibat peristiwa gempa bumi dengan menggunakan metode Sistem Informasi Geografis dan PGA (Peak Ground Acceleration). Metode Penginderaan Jauh digunakan untuk mengetahui kejadian tanah longsor dan metode PGA digunakan untuk memperkirakan kemungkinan percepatan gerakan tanah maksimum yang terjadi. Penelitian ini menggunakan sumber data berupa katalog riwayat gempa bumi Pulau Lombok dari tahun 1980 – 2022, informasi karakteristik mengenai zona sesar di sekitar Pulau Lombok, factor-faktor pemicu terjadinya longsor dan nilai percepatan gerakan tanah maksimum yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan daerah terjadinya kejadian longsor cenderung berada di bagian selatan wilayah penelitian yaitu di kecamatan Kayangan, Gangga dan Bayan dengan litologi yang didominasi oleh endapan gunung berapi berumur Pleistosen

In July and August 2018 there were 4 earthquakes with a magnitude of > 6 Mw. The first earthquake occurred on 27 August 2018 with a magnitude of 6.4 Mw, the second earthquake occurred on 5 August 2018 with a magnitude of 6.9 Mw, the third and fourth events occurred on 19 August 2018 with a magnitude of 6.3 Mw and 6.9 Mw. The impact of damage can be minimized, it is necessary to mitigate the earthquake disaster on Lombok Island by conducting research on the possibility of landslides that occur due to earthquake events using the PGA (Peak Ground Acceleration) method. This method is used to estimate the maximum ground motion acceleration that occurs. This study uses data sources in the form of a catalog of the history of the Lombok earthquake, information on the characteristics of the fault zone around the island of Lombok, the triggering factors for landslides and the acceleration of the maximum ground acceleration that occurs. The results show that the area where landslides occur tends to be in the southern part of the study area, namely in Kayangan, Gangga and Bayan sub-districts with lithology dominated by Pleistocene volcanoes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Fandrian Apriyandi
"Di era globalisasi ini banyak sekali barang-barang yang beredar di pasaran. Jenisnya pun bermacam-macam, mulai dari alat-alat rumah tangga, otomotif, perlengkapan kantor dan masih banyak yang lainnya. Pada umumnya perusahaan di dalam menghadapi persaingan yang kompetitif itu lebih mengutamakan kepada pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat, agar masyarakat puas. Tetapi kenyataan bahwa nilai dari biaya pengeluaran juga penting bagi perusahaan terutama di era globalisasi seperti ini Selain proses produksi, proses logistik juga berperan besar dalam performa perusahaan secara menyeluruh.
Penelitian ini membahas tentang peningkatan akurasi persediaan melalui perbedaan mutlak dan perbedaan bersih melalui aplikasi PDCA di perusahaan 3M Indonesia. Akurasi persediaan merupakan suatu keadaan dimana barang yang berada di gudang mempunyai selisih dengan yang berada dalam sistem (komputer). Dari selisih tersebut jika dikalikan dengan nilai dari harga masing-masing barang akan terlihat seberapa besar kerugian yang diterima perusahaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan akurasi persediaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode PDCA yaitu dengan melakukan (Perencanaan, pelaksanaan, pengecekan dan tindakan). PDCA erat kaitannya dengan perbaikan yang berkesinambungan.
Dari hasil penelitian dengan aplikasi PDCA penyebab masalah sebagian besar karena ada kesalahan hitung dan kurang komunikasi antara bagian gudang dengan bagian administrasi. Hasil penelitian juga mendapatkan bahwa nilai akurasi persediaan mengalami peningkatan dari 75.2% menjadi 85.9%.

In this globalization era, a lot of goods on the market. Kind also vary, ranging from household tools, automotive, office equipment and many others. In general, firms in the face of a competitive rivalry that more priority to the best possible service to the community, so people are satisfied. But the fact that the value of expenditure is also important for the company especially in this era of globalization such as this addition to the production process, the logistics process also plays a major role in the company's overall performance.
This study discusses the increased accuracy of inventory through the absolute difference and the net difference through the application of PDCA in the company 3M Indonesia. Accuracy of inventories is a situation where the goods in the warehouse has been the difference with which the system (computer). From the difference if multiplied by the value of the price of each item will be seen how much loss the company received. The purpose of this research is to improve the accuracy of inventories. The research method used in this study with the method by performing the PDCA (Plan, implementation, checking and action). PDCA is closely related to continuous improvement.
From the results of research with application of PDCA cause of the problem largely because of miscalculation and lack of communication between the warehouse with the administration. The results also find that the value of inventory accuracy has increased from 75.2% to 85.9%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52106
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Syadrina
"Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua untuk mengidentifikasi patahan sebagai pemicu peristiwa gempa bumi. Hal ini dilakukan sebab wilayah penelitian berfungsi sebagai kawasan infrastruktur pembangunan jalan tol Trans Papua jalur Jayapura - Illiem - Wamena. Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi struktur geologi berupa sesar dan patahan adalah metode gravitasi dengan memanfaatkan data gravitasi satelit GGMPlus. Proses identifikasi sesar yang dilakukan dengan metode analisa FHD dan SVD dapat memetakan sebaran patahan di suatu daerah serta karakteristiknya berupa patahan naik atau turun. Dalam penelitian ini, dilakukan juga metode forward modelling 2D untuk mengetahui gambaran lapisan bawah permukaan di daerah penelitian beserta sesar yang berhasil diidentifikasi dari suatu lintasan. Pengolahan dilakukan dengan membuat peta Anomali Bouguer Lengkap (CBA), kemudian dilakukan pemisahan anomali dengan filter polinomial TSA orde 1 dan 2 serta Bandpass Filter, dan dibuat peta FHD serta SVD. Pemisahan anomali gravitasi dilakukan menggunakan filter TSA dan Bandpass untuk melihat keselarasan pola anomali antara satu sama lain sehingga tingkat keakuratannya dapat diketahui. Slicing data diambil pada peta FHD dan SVD yang dikorelasikan dalam bentuk grafik sehingga patahan dan jenisnya mampu diidentifikasi. Ditemukan ada 3 sesar naik dari hasil slicing pada 2 (dua) lintasan berarah barat daya-tenggara di daerah penelitian. Sesar atau patahan ini yang berhasil diidentifikasi kemudian dikorelasikan dengan peta seismisitas gempa di sekitar daerah penelitian, ditemukan bahwa sesar tersebut tidak mengakibatkan gempa bumi yang bersifat destruktif, sehingga proyek jalan tol Trans Papua di sekitar daerah penelitian hanya perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana gempa bumi.

This research was conducted in Jayapura Regency, Papua Province to identify faults as triggers for earthquakes. This was done because the research area functions as an infrastructure area for the construction of the Trans Papua toll road route Jayapura - Illiem - Wamena. One of the geophysical methods that can be used to identify geological structures in the form of faults and faults is the gravity method by utilizing the GGMPlus satellite gravity data. The fault identification process carried out using the FHD and SVD analysis methods can map the distribution of faults in an area and their characteristics in the form of up or down faults. In this study, the 2D forward modeling method was also used to describe the subsurface layer in the study area and the faults identified from a trajectory. Processing is done by making a Complete Bouguer Anomaly (CBA) map, then separating the anomalies with 1st and 2nd order TSA polynomial filters and Bandpass Filters, and FHD and SVD maps are made. Gravity anomaly separation is carried out using TSA and Bandpass filters to see the alignment of anomaly patterns with each other so that the level of accuracy can be known. Slicing data is taken on FHD and SVD maps which are correlated in graphical form so that faults and their types can be identified. It was found that there were 3 upward faults resulting from slicing on 2 (two) tracks trending southwest-southeast in the study area. These faults or faults which were identified were then correlated with the earthquake seismicity map around the study area, it was found that these faults did not cause destructive earthquakes, so the Trans Papua toll road project around the research area only needs to increase awareness of earthquake disasters."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cornelia Magdalena
"Wilayah Sulawesi Utara mengalami deformasi aktif akibat aktivitas lempenglempeng tektonik di bawah permukaan, sehingga menciptakan zona subduksi serta sesar-sesar aktif. Menjadikan Sulawesi Utara memiliki potensi risiko gempa yang signifikan. Sehingga mengetahui keakuratan hiposenter gempa merupakan langkah awal dalam upaya memahami risiko seismik serta mengimplementasikan tindakan pencegahan yang sesuai. Relokasi hiposenter dilakukan dengan memanfaatkan data katalog arrival time gelombang P dan S dari International Seismological Center (ISC) pada tahun 2012-2022, dengan total 8.058 kejadian. Algoritma relokasi yang digunakan adalah Double Difference yang berfokus pada perbandingan jarak antara 2 hiposenter. Model kecepatan yang digunakan adalah model kecepatan 1D lokal di stasiun SMSI. Hasil pengolahan menunjukkan terdapat 4,456 kejadian yang berhasil terelokasi. Melalui analisis distribusi hiposenter diindikasikan bahwa distribusi kejadian menjadi lebih teratur dan terlihat pola klasterisasinya dibandingkan sebelum direlokasi. Gempa lebih memadat di daerah sekitar Patahan Gorontalo. Distribusi gempa yang tadinya ada di sebelah utara dari Trench Sulawesi Utara cenderung memadat ke arah selatan. melalui uji validasi dengan residual waktu tempuh mendekati 0 yang meningkat. Dengan demikian, metode double-difference diasumsikan mampu memberikan pola kegempaan yang lebih jelas dalam analisis gempa.

The region of North Sulawesi undergoes active deformation due to the tectonic plate activities beneath its surface. This plate movement creates subduction zones and active faults, making North Sulawesi significantly at risk for earthquakes. Thus, understanding the accuracy of earthquake hypocenters is a fundamental step in comprehending seismic risk and implementing appropriate preventive measures. Hypocenter relocation was carried out using the arrival time catalogue data of P and S waves from the International Seismological Center (ISC) between 2012-2022, totalling 8,058 events. The relocation algorithm used is the Double Difference method, which focuses on comparing the distances between two hypocenters. The velocity model is a local 1D velocity model at the SMSI station. The processing results indicate that 4,456 events were successfully relocated. Analyzing the hypocenter distribution shows that the events’ distribution became tidier and cluster patterns were more evident than before relocation. Earthquakes became denser around the Gorontalo Fault. The distribution of earthquakes, previously north of the North Sulawesi Trench, tends to shift southward, as validated by travel time residuals approaching 0, which increased. Therefore, the double-difference method is assumed to provide a more precise seismic pattern in earthquake analysis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indradi
"ABSTRAK
Energi panas bumi merupakan energi terbarukan yang sedang berkembang di dunia modern. Untuk memanfaatkan energi panas bumi, butuh dilakukan eksplorasi terlebih dahulu untuk menentukan daerah dengan prospek system geothermal. Setelah dilakukan perkiraan dasar wilayah prospek melalui data geologi dan geokimia di permukaan bumi, dilakukan survey geofisika untuk melihat keadaan dibawah permukaan. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode Micro Earthquake (MEQ). Metode Micro Earthquake dapat digunakan untuk memperkirakan arah patahan dan rekahan yang ada dibawah permukaan. Celah pada patahan yang kadang saling bergesekan menyebabkan gempa-gempa mikro di sepanjang patahan. Dengan mengikuti persebaran hiposenter gempa mikro yang didapat, struktur patahan pada daerah penelitian dapat diperkirakan. Persebaran hiposenter akan dicari dengan menggunakan software Hypo71 dan kemudian direlokasi dengan software HypoDD agar hiposenter yang didapat lebih akurat. Hasil dari relokasi akan divisualisasikan agar data lebih mudah dinterpretasikan. Dari hasil struktur patahan yang didapat, daerah prospek geothermal yang merupakan daerah perkiraan reservoir dari system geothermal.

ABSTRACT
Energi panas bumi merupakan energi terbarukan yang sedang berkembang di dunia modern. Untuk memanfaatkan energi panas bumi, butuh dilakukan eksplorasi terlebih dahulu untuk menentukan daerah dengan prospek system geothermal. Setelah dilakukan perkiraan dasar wilayah prospek melalui data geologi dan geokimia di permukaan bumi, dilakukan survey geofisika untuk melihat keadaan dibawah permukaan. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode Micro Earthquake (MEQ). Metode Micro Earthquake dapat digunakan untuk memperkirakan arah patahan dan rekahan yang ada dibawah permukaan. Celah pada patahan yang kadang saling bergesekan menyebabkan gempa-gempa mikro di sepanjang patahan. Dengan mengikuti persebaran hiposenter gempa mikro yang didapat, struktur patahan pada daerah penelitian dapat diperkirakan. Persebaran hiposenter akan dicari dengan menggunakan software Hypo71 dan kemudian direlokasi dengan software HypoDD agar hiposenter yang didapat lebih akurat. Hasil dari relokasi akan divisualisasikan agar data lebih mudah dinterpretasikan. Dari hasil struktur patahan yang didapat, daerah prospek geothermal yang merupakan daerah perkiraan reservoir dari system geothermal.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>