Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111337 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fikry Nurrahman
"Beragam potensi yang dimiliki oleh pasar hewan ternak Indonesia ternyata tidak serta merta membawa industri ini menjadi industri unggulan di Indonesia. Kekayaan alam yang berlimpah, bonus demografi yang akan terjadi hingga 2030, dan kebutuhan pasar internasional yang semakin meningkat merupakan segelintir potensi yang sudah seharusnya dimanfaatkan oleh Indonesia. Studi ini bertujuan untuk meneliti determinan dari pendapatan peternak sapi/lembu dan domba/kambing di Indonesia. Studi ini berfokus kepada tiga kelompok variabel eksternal yaitu bencana alam, kondisi iklim, dan inklusivitas keuangan. Studi ini menggunakan data IFLS tahun 2007 dan 2014 yang dilakukan di 13 provinsi Indonesia. Hasil estimasi menunjukkan bahwa kerugian bencana dan nilai pinjaman merupakan dua variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap pendapatan peternak sapi dan kambing. Temuan penting lainnya adalah variabel internal seperti kepemilikan lahan memiliki peranan yang amat besar dalam menentukan besar atau kecilnya pendapatan seorang peternak.

The variety of potential possessed by the Indonesian livestock market does not necessarily bring this industry to become a leading industry in Indonesia. Abundant natural wealth, demographic bonuses that will occur until 2030, and increasing international market needs are a handful of potential that Indonesia should use. This study aims to examine the determinants of the income of cattle and goat farmers in Indonesia. This study focuses on three groups of external variables namely natural disasters, climate conditions, and financial inclusiveness. This study uses IFLS data for 2007 and 2014 conducted in 13 provinces in Indonesia. The estimation results show that disaster losses and loan values are the two most influential variables on the income of cattle and goat farmers. Another important finding is internal variables such as land ownership have a very large role in determining the size or income of a farmer."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lucia Felisita Herlina
"Jalur transmisi bakteri Salmonella spp. salah satunya berasal dari feses hewan ternak yang merupakan hasil samping dari aktivitas beternak, serta berpotensi menyebabkan kontaminasi Salmonella spp. pada aspek lingkungan, seperti tanah dan air. Akibatnya, seluruh pekerja yang terlibat dalam aktivitas beternak rentan terkena paparan Salmonella spp., baik melalui kontak fisik secara langsung dengan feses hewan ternak maupun melalui interaksi dengan lingkungan yang tercemar. Studi ini dilakukan sebagai upaya mengurangi risiko paparan Salmonella spp, terhadap para peternak dengan memperoleh taksiran jumlah Salmonella spp. di peternakan area studi, menganalisis potensi nilai paparan dan beban penyakit yang timbul, serta merancang skenario penanganan yang sesuai. Penelitian dilakukan dengan metode Multitube Fermentation untuk mengetahui konsentrasi Salmonella spp. dalam satuan Most Probable Number (MPN) dan dengan metode Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA) untuk menganalisis risiko paparan Salmonella spp. terhadap kesehatan para pekerja peternakan. Kuantifikasi dan pengujian biokimia Salmonella spp. menunjukkan bahwa 7 dari 16 sampel mengandung Salmonella spp. terkonfirmasi. Dari 7 sampel tersebut, sampel yang mengandung Salmonella spp. dengan konsentrasi tertinggi adalah feses kambing berumur >2 tahun (120 MPN/g), sedangkan yang terendah adalah pada sampel air selokan (7,4 MPN/mL). Hasil perhitungan analisis QMRA dengan simulasi Monte-Carlo menunjukkan bahwa nilai median beban penyakit (disease burden atau DB) terbesar berasal dari air irigasi, yakni sebesar 8,85 x 10-4 DALY/orang/tahun, sedangkan yang terkecil berasal dari pupuk kandang, yakni sebesar 4,42 x 10-8 DALY/orang/tahun. Dari seluruh nilai DB yang diperoleh, hanya nilai DB pupuk kandang yang memenuhi baku mutu yang ditetapkan oleh WHO terkait paparan bakteri patogen di negara berkembang, yakni sebesar 10-4 DALY/orang/tahun. Oleh karena itu, disusunlah skenario intervensi kualitatif yang dapat diaplikasikan untuk meminimalisir risiko kesehatan yang timbul terhadap para peternak akibat paparan Salmonella spp. Skenario-skenario intervensi yang diajukan melalui penelitian ini terdiri dari skenario penerapan jangka panjang dan jangka pendek. Skenario jangka pendek, yakni dengan vermicomposting untuk menyisihkan feses kambing dan penutupan saluran drainase di sekitar kandang kambing. Sedangkan skenario jangka panjang dapat dilakukan dengan penyemprotan larutan bacteriophage untuk mengurangi biofilm Salmonella spp., serta penerapan teknologi pengolahan air sederhana untuk air selokan di dekat kandang sebelum dilepaskan ke lingkungan dan untuk air irigasi yang akan digunakan untuk keperluan kandang.

The most fundamental transmission pathway of Salmonella spp. is through livestock stool which is a by-product of livestock farming activities, and has the potential to cause contamination of Salmonella spp. on environmental aspects, such as land and water. As a result, all workers involved in livestock activities are susceptible to exposure to Salmonella spp., either through direct physical contact with livestock feces or through interaction with the contaminated environment. This study was conducted to reduce the risk of exposure to Salmonella spp. towards livestock farmers by obtaining estimates of the number of Salmonella spp. on the study area farm, analyzing the potential exposure values ​​and disease burden that arise, and designing appropriate intervention scenarios. The research was carried out using the Multitube Fermentation method to determine the concentration of Salmonella spp. in Most Probable Number (MPN) units and using the Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA) method to analyze the risk of exposure to Salmonella spp. towards the health of the livestock farm workers. Quantification and biochemical testing of Salmonella spp. showed that 7 out of 16 samples contained confirmed Salmonella spp. Of these 7 samples, samples containing Salmonella spp. with the highest concentration was from >2 years-old goats’ stool sample (120 MPN/g), while the lowest was from ditch water sample (7.4 MPN/mL). The results of QMRA analysis calculations using Monte-Carlo simulations show that the largest median of disease burden (DB) value comes from irrigation water, i.e. 8.85 x 10-4 DALY/person/year, while the smallest comes from manure, i.e. 4.42 x 10-8 DALY.pppy-1. Of all the DB values ​​obtained, only the DB value of manure meets the quality standards set by WHO regarding exposure to pathogenic bacteria in developing countries, i.e. 10-4 DALY.pppy-1. Therefore, this study proposes intervention scenarios that can be applied to minimize the health risks that arise towards livestock farmers due to exposure to Salmonella spp. The intervention scenarios proposed through this research consist of long-term and short-term implementation. Short-term scenario, i.e. vermicomposting to eliminate goat feces and closing drainage channels around the goat closed house. Meanwhile, long-term scenarios can be carried out by spraying bacteriophage solutions to reduce Salmonella spp. biofilms, as well as implementing simple water treatment technology for sewer water near the closed house before it is released into the environment and for irrigation water that will be used for livestock care purposes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Amalina Rozi
"Berdasarkan pendekatan Positive Youth Development (PYD) perkembangan remaja yang optimal ditentukan oleh berbagai faktor pada lingkup internal dan eksternal serta interaksi keduanya dalam kehidupan. Perkembangan optimal pada remaja dicerminkan dengan kesejahteraan psikologis yang baik. Sejalan dengan pandangan PYD, penelitian terdahulu menunjukkan bahwa beberapa faktor internal tersebut adalah gender, usia, kekuatan dan kesulitan psikologis, serta gejala trauma. Sedangkan beberapa faktor eksternal adalah indikator status sosial ekonomi keluarga, partisipasi dalam aktivitas terorganisir di sekolah, dan status daerah tempat tinggal. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah kontribusi berbagai faktor internal dan eksternal dalam memprediksi kesejahteraan psikologis remaja, baik secara bersamaan maupun mandiri di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study dan merupakan studi skala nasional yang mencakup 13.072 siswa sekolah menengah pertama dan atas/sederajat dari seluruh Indonesia (Musia = 15,66, SD = 1,62). Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring. Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan skala Pscyhological Well-Being Scale-18 (PWB-18), Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ), Children’s Revised Impact of Event Scale-13 (CRIES-13), dan data sosiodemografis. Analisis multiple linear regression menunjukkan hasil yang signifikan; kesejahteraan psikologis remaja dapat diprediksi secara bersamaan oleh kelompok variabel faktor internal (usia, perilaku prososial, hiperaktivitas, masalah kenakalan, masalah emosional, dan masalah pertemanan) dan eksternal (pendidikan ayah dan partisipasi dalam aktivitas terorganisir) (F(8,13063) = 710,39, p < ,001, R2 = ,303). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini mendukung penelitian terdahulu bahwa berbagai faktor dalam keseharian remaja dapat berperan dalam menentukan kesejahteraan psikologis mereka. Informasi dari penelitian ini dapat digunakan oleh penelitian selanjutnya terkait kesejahteraan psikologis remaja dan dimanfaatkan oleh berbagai pemangku kepentingan dalam kehidupan remaja untuk melakukan upaya promotif terhadap kesejahteraan psikologis remaja.

According to Positive Youth Development (PYD) framework, positive outcomes of youth development are determined by various internal and external factors as well as their interactions in daily life. A positive outcomes of adolescents development is represented by a good psychological well-being. In line with PYD framework, research has indicated that the internal factors are gender, age, psychological strengths and difficulties, and symptoms of trauma. Meanwhile, the external factors are indicators of socioeconomic status of the family, participation in organized activities at school, and the status of the area of residence. This study aims to examine the contributions of various internal and external factors in predicting the psychological well-being of adolescents, both simultaneously and independently amidst the COVID-19 pandemic. Using a cross-sectional study design, a nationwide study was done comprising 13,072 middle and high school students from around Indonesia (Mage = 15.66, SD = 1.62). Data collection was done by distributing online questionnaires. Measurements were carried out using the Psychological Well-Being Scale-18 (PWB-18), Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ), Children's Revised Impact of Event Scale-13 (CRIES-13), and socio-demographic data. Multiple linear regression analysis showed a significant result; psychological well-being of adolescents could be predicted simultaneously by the groups of internal (age, prosocial behavior, hyperactivity, conduct problems, emotional problems, and peer problems) and external (father's education and participation in organized activities) factors (F(8,13063) = 710.39, p < .001, R2 = .303). The results obtained in this study supported the findings of the previous research that various factors in the daily lives of adolescents could play a role in determining their psychological well-being. Information from this study could be used by further research related to the psychological well-being of adolescents and by various stakeholders in adolescents’ life to promote the psychological well-being of adolescents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Bank Indonesia, 2003
332.1 MEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Bank Indonesia, 2002
332.1 MEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Erliena Irawati
"Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pendapatan per kapita penduduk Indonesia, kebutuhan akan hasil-hasil peternakan juga meningkat. Sektor agribisnis peternakan mengalami perkembangan yang pesat. Pola Inti-Plasma merupakan salah satu bentuk kemitraan yang diterapkan di sektor peternakan, termasuk dalam budidaya peternakan ayam. Penggunaan Pola Inti-Plasma semakin menguat setelah krisis yang melanda Indonesia pada kurun waktu 1997-1998 yang juga telah memukul sektor peternakan. Hal ini merupakan manifestasi dari adanya kehendak dari para peternak untuk mencari rasa aman dari fluktuasi harga meskipun keuntungan yang diperoleh relatif lebih sedikit. Perjanjian kerjasama kemitraan yang dibuat antara perusahaan inti dengan peternak plasma harus mengacu pada aspek-aspek hukum perjanjian, baik asas-asas hukum perjanjian, syarat sahnya perjanjian, bagian-bagian atau unsur-unsur perjanjian, serta bentuk perjanjian. Dari studi kasus ini diketahui bahwa perjanjian kerjasama kemitraan pada budidaya peternakan ayam yang diterapkan di PT. CAS telah memenuhi asas konsensualisme, asas kekuatan mengikat, asas kebebasan berkontrak, serta syarat sahnya terbentuknya perjanjian. Demikian juga dengan bentuk atau anatomi perjanjian telah memadai. Namun demikian, perjanjian kerjasama kemitraan tersebut belum sepenuhnya memenuhi asas keseimbangan dan asas itikad baik. Guna memenuhi kedua asas tersebut, diperlukan keterlibatan pemerintah dalam memberikan bimbingan dan bantuan teknis kepada peternak dan menetapkan mekanisme arbitrase untuk menyelesaikan konflik antara perusahaan inti dengan peternak plasma. Selain itu, diperlukan juga keyakinan perusahaan inti untuk menerapkan jaminan kepada peternak plasma.

Along with the increasing of numbers and income per capita of Indonesia's population, the need for the livestock’s product is also increases. Livestock agribusiness sector experienced rapid development. The Pattern of Nucleus-Plasma is one of form of partnership that is also applied in the livestock sector, including in chicken farming. The Pattern of Nucleus-Plasma increasingly used after the crisis that hit Indonesia in the period of 1997-1998, that had also strike the livestock sector. This is a manifestation of the willingness of chicken farmers to seek security from price fluctuations despite the benefits are relatively few. Partnership Agreement made between the nucleus-company and plasma-farmers should refer to the legal aspects of the agreement, namely the principles of contract law, the validity requirements of the agreement, the parts or elements of the agreement, and the form of agreement. From the case study, it is found that the partnership agreement on chicken farming applied in PT. CAS has fulfilled the principle of consensus, the principle of the binding force, the principle of freedom of contract, as well as the validity requirements of the agreement. Likewise, the form or anatomy of agreement is adequate. However, the partnership agreement does not fully comply with the principle of balance and the principle of good faith. To meet the last both principles of contract law, it is necessary for government to involve in providing guidance and technical assistance to farmers, and establish an arbitration mechanism to resolve the conflict between the nucleuscompany and plasma-farmers. In addition, the nucleus-company should confidence to require a warranty to plasma-farmers."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
T35957
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Ayu Perwitasari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel internal
perusahaan dan variabel eksternal terhadap struktur modal untuk masing-masing
jenis industri dengan menggunakan metode regresi data panel. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jenis industri tidak berpengaruh signifikan terhadap leverage
perusahaan. Faktor eksternal yang berpengaruh signifikan adalah inflation rate
dan stock market size. Analisis menggunakan beberapa teori struktur modal
menunjukkan bahwa teori static trade-off dan teori pecking-order dapat
memberikan prediksi terhadap hasil regresi. Hasil uji nested model menunjukkan
bahwa perusahaan juga mempertimbangkan kondisi periode sebelumnya dalam
keputusan pendanaan.

ABSTRACT
This research is conducted to analyze the influence of internal variables
and external variables on capital structure for each industry type using panel data
regression method. The results show that the type of industry does not
significantly influence leverage. External factors that significantly influence
leverage are inflation rate and stock market size. Analysis using several theories
of capital structure suggests that the static trade-off theory and pecking-order
theory can provide prediction for the regression results. Nested model test
indicates that companies also consider the conditions of the previous period in
their funding decision."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rania Shidqy Alia Putri Wardhani
"Daging sapi merupakan sumber makanan yang kaya akan kandungan penting bagi tubuh dan populer di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Konsumsi daging sapi di Indonesia diproyeksi akan terus mengalami peningkatan setiap tahun. Tren peningkatan permintaan daging nasional tersebut menjadi salah satu pendorong utama pengintensifan produksi daging sapi dalam negeri. Namun, produksi daging sapi menjadi salah satu kontributor dampak lingkungan, terutama peternakan. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi di area peternakan untuk mengetahui seberapa besar dampak lingkungan yang diakibatkan oleh peternakan sapi potong dengan menggunakan pendekatan life cycle assessment. Dari hasil penelitian ini, pengelolaan limbah peternakan berupa kolam penampungan kotoran berbentuk slurry menjadi penyebab dampak lingkungan terbesar di area peternakan. Perbaikan sistem pengelolaan kotoran perlu dilakukan untuk dapat menurunkan potensi dampak lingkungan. Beberapa alternatif rekomendasi perbaikan diberikan beserta risiko dan potensi biaya yang dihadapi dalam pengimplementasiannya. Pengelolaan kotoran solid storage, daily spread, dry lot, dan pengolahan biogas disimulasikan kembali dan hasilnya dibandingkan dengan kondisi saat ini. Di antara seluruh opsi perbaikan, pengelolaan kotoran dengan cara penumpukan kotoran padat atau solid storage menjadi rekomendasi perbaikan terpilih karena memiliki rasio biaya termurah dan potensi penurunan dampak lingkungan sebesar 33 persen
Beef cattle is a food source that is rich in important substances for the body and is popular in many countries, including Indonesia. It is projected that beef consumption in Indonesia will continue to increase every year. The trend of increasing national demand for beef is one of the main drivers for the intensification of national beef production. However, beef production is one of the contributors of environmental impact, especially livestock. Therefore, it is necessary to evaluate and find out how much environmental impact is caused by beef cattle livestock using life cycle assessment approach. The result of this study shows that manure management in the form of a slurry-shaped manure collection pond is causing the biggest environmental impact in the livestock. Improvements to the manure management system need to be carried out to reduce the potential for environmental impacts. Several recommendation options for improvement are given along with the risks and potential costs encountered in the implementation. Manure management of solid storage, daily spread, dry lot, and biogas are simulated again and then the results are compared with current situation. Among all recommendation options, manure management by accumulating solid waste or solid storage is chosen as the recommendation because it has the lowest cost ratio with the potential for reducing environmental impact by 33 percent."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>