Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181620 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Rahmaningtyas
"Pembangunan suatu negara tidak lepas dari perkembangan aspek yang meliputi pemenuhan hak anak. Melalui Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 11 Tahun 2011 telah dijelaskan tentang pentingnya pembentukan Kebijakan Kota Layak Anak. Perpres ini mendorong Pemprov DKI Jakarta untuk berkomitmen turut serta mewujudkan terwujudnya Kota Layak Anak melalui pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Kota Administratif. Dari 30 indikator yang telah ditetapkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terkait kota layak anak, 70 hingga 80% indikator tersebut dapat dicapai melalui RPTRA. Merujuk pada kebutuhan anggaran yang tinggi, pemerintah tidak bisa tidak beroperasi sendiri, tetapi juga bekerjasama dengan swasta dalam pembangunannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerjasama tata kelola yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta dalam penyediaan infrastruktur RPTRA di Kota Jakarta Utara. Pentingnya penelitian ini karena dapat memberikan gambaran dan kesimpulan terkait pemodelan tata kelola kolaboratif dalam pengembangan RPTRA dan sistem konteks yang mempengaruhi dinamika kolaborasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan di RPTRA Sungai Bambu dengan menggunakan Collaborative Governance oleh Emerson & Nabatchi (2015). Wawancara dan studi dokumentasi digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tata kelola kolaboratif dalam penyediaan infrastruktur RPTRA sesuai dengan komponen kolaborasi yang dikemukakan oleh Emerson & Nabatchi (2015), terdapat dinamika kolaborasi yang responsif antara satu komponen dengan komponen lainnya dan bergerak secara bersamaan. Komponen konteks sistem yang mempengaruhi dinamika kolaborasi seperti kondisi sumber daya atau layanan publik, kerangka kebijakan dan hukum, karakteristik sosial ekonomi dan budaya, dinamika politik dan relasi kekuasaan, serta sejarah konflik. Hambatan yang terjadi dalam kerjasama antara lain pergantian kepala daerah, perubahan perwakilan sektor yang berkolaborasi dalam rapat, buruknya pencatatan kesepakatan, saling pengertian yang tidak setara, komitmen yang tidak terpenuhi dari beberapa pihak, penolakan terhadap perubahan peraturan yang mendasarinya, dan bentuk informasi yang tidak merata. Saran yang dapat diberikan adalah mensistematisasikan perubahan melalui pembuatan peraturan daerah, dan pedoman standar. Sistem umpan balik dan indikator penilaian RPTRA perlu ditekankan menekankan pembentukannya, dan penerapan konsep quasi government sebagai solusi keberlanjutan RPTRA.

The development of a country cannot be separated from the development of aspects which include the fulfillment of children's rights. Through the Regulation of the Minister of Women Empowerment and Child Protection Number 11 of 2011, it has been explained about the importance of forming a Child Friendly City Policy. This Presidential Regulation encourages the DKI Jakarta Provincial Government to commit to participate in realizing the realization of a Child Friendly City through the development of Child Friendly Integrated Public Space (RPTRA) in the Administrative City. Of the 30 indicators that have been determined by the Ministry of Women's Empowerment and Child Protection related to child-friendly cities, 70 to 80% of these indicators can be achieved through the RPTRA. Referring to the high budget requirements, the government cannot help but operate alone, but also cooperate with the private sector in its development. This study aims to determine the governance cooperation carried out by the government and the private sector in the provision of RPTRA infrastructure in North Jakarta City. The importance of this research is because it can provide an overview and conclusions regarding collaborative governance modeling in the development of RPTRA and context systems that affect the dynamics of collaboration. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. This research was conducted at RPTRA Sungai Bambu using Collaborative Governance by Emerson & Nabatchi (2015). Interviews and documentation studies were used as data collection techniques. The results of this study indicate that collaborative governance in the provision of RPTRA infrastructure is in accordance with the collaboration components proposed by Emerson & Nabatchi (2015), there is a dynamic collaboration that is responsive between one component and another and moves simultaneously. Components of the system context that affect the dynamics of collaboration, such as conditions of public resources or services, policy and legal frameworks, socio-economic and cultural characteristics, political dynamics and power relations, and conflict history. Barriers that occur in cooperation include the change of regional heads, changes in sector representatives who collaborate in meetings, poor recording of agreements, unequal understanding, unfulfilled commitments from several parties, rejection of changes to the underlying regulations, and uneven forms of information . . Suggestions that can be given are to systematize changes through the making of regional regulations and standard guidelines. The feedback system and assessment indicators for the RPTRA need to be emphasized emphasizing its formation, and the application of the quasi government concept as a solution to the sustainability of the RPTRA.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendy Satrio Aji
"Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Jakarta dibangun sebagai infrastruktur pendukung Kota Ramah Anak, yang membutuhkan tempat bermain dan berekreasi, tempat kegiatan kreatif anak, ruang terbuka hijau, dan ruang kegiatan bersama anak dengan orang dewasa. Diperlukan sebuah kriteria RPTRA yang ideal untuk dapat mengoptimalkan peran RPTRA, khususnya di kawasan permukiman.
Penelitian ini menggunakan mix method dengan lokasi penelitian pada 3 RPTRA di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Evaluasi dilakukan terhadap 3 faktor yaitu legalitas, kebutuhan dasar anak dan kebutuhan ruang publik. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa setiap kawasan permukiman memiliki karakteristik yang berbeda yang berpengaruh terhadap kriteria ideal sebuah RPTRA.

Child-Friendly Integrated Public Space (RPTRA) in Jakarta was initiated as a supporting infrastructure for Child Friendly City, which requires recreation area; place for creative activity, green open spaces, and space for children and adults activities. An ideal RPTRA criteria is required in order to optimize the role of RPTRA, particularly in settlement areas.
This study uses a mix-method at 3 study site in Kembangan Sub-district, West Jakarta. An evaluation conducted on 3 factors: legal; children basic needs; and needs of a public space. The results showed that each location has different characteristics that influence the ideal criteria for a RPTRA.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Wisnu Putri
"Skripsi ini mengkaji lebih lanjut mengenai isu arsitektur yang ramah bagi anak yang diimplementasikan pada Ruang Publik Terpadu Ramah Anak RPTRA sehingga anak-anak dapat merasakan ruang publik yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Penulisan skripsi ini dilakukan dengan mengamati secara langsung implementasi indikator ramah anak pada rancangan terbangun serta mengamati pergerakan dan tingkah laku anak pada ruang terbuka publik terkait dengan bahaya keselamatan dan keamanan melalui metode kajian literatur, observasi, dan wawancara. Hasil observasi, dan wawancara kemudian akan dikaji dan dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan landasan teori dan standar acuan dari literatur. Selanjutnya akan disintesis dan disimpulkan menjadi ruang publik ramah anak. Kata kunci:Arsitektur ramah anak, ruang publik ramah anak.

This thesis reviews the issue of child friendly architecture implemented in a child friendly integrated public space so that children can feel the public space that suits their needs. The thesis was done by observing the implementation of child friendly indicators in the design of the building and observing children rsquo s movement and behavior in public open space related to safety and security hazard through literature review method, observation, and interview. The result of the observation and interview will be further reviewed and analyzed using the theoretical basis and references standard of the literature. It will then be synthesized and summarized into a child friendly public space. Keywords Child friendly architecture, child friendly public space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paulus Bagus Sugiyono
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menelusuri terjadinya politik pengelolaan pada ruang publik bernama Ruang Publik Terpadu Ramah Anak. Penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai RPTRA sebelumnya mengemukakan bahwa secara umum RPTRA dapat memberikan fungsi sosial tertentu dalam masyarakat, misalnya membangun interaksi sosial, memberikan ruang relaksasi dan rekreasi, dan sebagainya. Penelitian ini mengambil sudut pandang yang berbeda. Alih-alih melihat dari paradigma fungsionalis, penelitian ini menggunakan paradigma konflik dalam memetakan politik pengelolaan RPTRA. Yang dimaksud dengan politik adalah tegangan kepentingan antara pihak-pihak yang terkait, antara lain pengelola RPTRA dan warga masyarakat. Kerangka konsep yang digunakan adalah produksi dan kontestasi ruang Henri Lefebvre. Konsep ini sendiri mengatakan bahwa di dalam produksi ruang, terjadi benturan antara ruang abstrak yang dibentuk oleh perencana kota dengan ruang sosial yang dijalani oleh masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengambil studi kasus mengenai RPTRA Rusun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, sebab RPTRA ini terletak di permukiman padat penduduk dengan tingkat status ekonomi menengah ke bawah. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi lapangan, mental-mapping, wawancara mendalam, dan partisipatori visual (elisitasi foto dan autofotografi). Penelitian ini menemukan tiga simpul analisis. Pertama, pola konstruksi ruang abstrak ditandai dengan pelayanan yang menempatkan warga Rustanti sebagai objek, pelarangan beberapa kegiatan seperti hajatan dan keagamaan, dan kecenderungan melihat warga Rustanti sebagai pihak yang memiliki sumber daya manusia (SDM) rendah. Kedua, warga Rustanti sendiri memaknai RPTRA Rustanti sebagai ruang sosial dalam beberapa kategorisasinya, antara lain ruang rekreasi, ruang edukasi, ruang ekspresi dan eksplorasi diri, serta ruang ekonomi. Ketiga, terjadi beberapa konflik oleh karena adanya perbedaan pemaknaan RPTRA sebagai ruang publik. Beberapa konflik tersebut adalah pengaturan waktu penggunaan lapangan RPTRA, pemberlakuan jam buka-tutup lapangan RPTRA, dan pelarangan perayaan keagamaan di RPTRA. Jarak antara ruang abstrak dan ruang sosial ini semakin diperpanjang dengan adanya beberapa isu, seperti keterwakilan warga sebagai pengelola, perilaku elitis pengelola, dan pelayanan yang birokratif. Di masa pandemi, prioritas pengelolaan juga masih menggunakan sudut pandang dari pengelola alih-alih melihat kebutuhan warga. Hal ini terlihat dari prioritas proyek tanaman hidroponik daripada upaya untuk secara kreatif mempromosikan protokol kesehatan di RPTRA Rustanti.

This research aims to analyze the politics of public space’s management, namely Child-friendly Integrated Public Space (RPTRA). Previous research related this public space assert that RPTRA has given certain social function to the life of city dwellers. They can do their various activities there, such as building social interaction, doing sports, and so on. This research itself uses different point of view. Instead of using functionalist paradigm, this research employs conflict paradigm in the process of analyzing the politics of public space’s management. The word “politics” refers to the tension between several related parties, for instance the staff of RPTRA and the local community. As a framework of analysis, this research uses the concept of the production of space from Henri Lefebvre. This concept explains that in the process of production of space, there are some frictions due to the existence of two different spaces, which are abstract space and social space. This research stands within qualitative approach by taking a case study of RPTRA Rusun Tanah Tinggi, Central Jakarta. The reason behind this choice is because this RPTRA exists in the midst of dense community. There are several methods employed within this research, such as field observation, mental-mapping, in-depth interview, and visual partisipatory (photo elicitation and autophotography). There are three main findings of this research. Firstly, the pattern of the construction of abstract space has been signaled by several characteristics, which are the services that position the local community as object, the restriction of activities related to hajatan and religious celebrations, and the tendency to see local community as people who are lack of skills. Secondly, the people of Rustanti see the RPTRA as a social space from several points of view, such as space of recreation, space of education, space of expression and self-exploration, and space of economy. Thirdly, there happen few conflicts due to the different interpretation of RPTRA as a public space. Those conflicts include time schedule of the field usage, the policy of opening and closing the field of RPTRA Rustanti, and the restriction of religious celebrations in RPTRA. The distance between abstract and social space is worsened by some issues, like the representativeness of local community as a staff of RPTRA, the attitude of the staff as certain elites, and the difficult bureaucracy. In the context of COVID-19 pandemic, this research found that the staff put the priority not based on the need of the local community. They chose to put certain efforts to the project of hydroponic plants instead of tirelessly find creative way in promoting the importance of health protocol to the users of RPTRA Rustanti."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Rahmawati
"Kehadiran ruang publik terbuka ramah anak (RPTRA) yang dikelola oleh pemerintah diharapkan dapat memenuhi kebutuhan anak untuk tumbuh dan berkembang dengan memberikan playground untuk bermain anak. Semua anak seharusnya mendapatkan kesempatan bermain yang sama dalam ruang bermain (play spaces) di RPTRA. Namun, RPTRA yang sudah ada di Jakarta tidak sepenuhnya atau belum sepenuhnya menerapkan desain inklusif dan hal ini akan mempengaruhi pengguna yang menggunakan ruang publik tersebut. Bertujuan untuk membahas isu tersebut, studi kasus akan dilakukan di RPTRA Bhinneka, Jakarta Selatan. Skripsi ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis dengan metode kualitatif mengenai desain inklusif RPTRA dan playground yang ada terkait aspek fisik desainnya dalam memfasilitasi seluruh anak (termasuk penyandang disabilitas), dan pendamping anak untuk menggunakannya. Hasil kajian dan analisis yang dilakukan pada skripsi ini menunjukkan bahwa RPTRA yang sudah ada tidak dapat dikategorikan menjadi ruang publik yang inklusif untuk seluruh pengguna, terutama untuk seluruh pengguna, terutama untuk anak.

The presence of  public space in Jakarta called child-friendly integrated public space, which managed by the government is expected to meet the needs of children to grow and develop by providing them playgrounds for play. All children should get the same opportunity to play in child-friendly integrated public space. However, the child-friendly integrated public space that already  exists in Jakarta is not fully or has not implemented the guidelines of inclusive playground and it will directly affect to children who use the public space. In order to address the issue of it, the case study of this thesis takes place in RPTRA Bhinneka, South Jakarta. The aim of this study is to examine the design assesment and human experience of Bhinneka child-friendly integrated public space as a play space in facilitating the disabled children to access and play. The result of this study showing the role of child-friendly integrated public space in Jakarta for disable children."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rina Paramitha
"Program Ruang Publik Terpadu Ramah Anak di Kota Administrasi Jakarta Timur mulai dilaksanakan pada tahun 2015 dengan RPTRA Cililitan sebagai RPTRA pertama. Program ini bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak anak agar anak dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal. Namun setelah hampir tiga tahun berjalan, terdapat beberapa masalah seperti fasilitas RPTRA yang dianggap minim di beberapa lokasi. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi program Ruang Publik Terpadu Ramah Anak di Kota Administrasi Jakarta Timur studi kasus RPTRA Cililitan, Kebon Pala Berseri, dan Permata Intan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam, observasi dan studi literatur. Dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi, peneliti menggunakan teori Edward III. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua faktor yang berpengaruh secara signifikan dalam implementasi Program RPTRA di Kota Administrasi Jakarta Timur studi kasus RPTRA Cililitan, Kebon Pala Berseri, dan Permata Intan. Namun terdapat faktor yang tidak berpengaruh, seperti belum terdapatnya Buku Pedoman Pengelolaan di beberapa RPTRA di Jakarta Timur, termasuk Cililitan dan Permata Intan, dan belum terdapatnya Standard Operational Procedurs SOP yang baku di Program RPTRA.

The Child Friendly Integrated Public Space Program RPTRA in East Jakarta Administrative City was started in 2015 with RPTRA Cililitan as the first one. This program aims to guarantee the fulfillment of children 39 s rights so that children can live, grow, develop, and participate optimally. But after almost three years running, there are some problems such as RPTRA with minimal facilities in some locations. Based on these problems, this study aims to explain the factors that affect the implementation of Child Friendly Integrated Public Space Program RPTRA in East Jakarta Administration City Case of RPTRA Cililitan, Kebon Pala Berseri, and Permata Intan.
This research uses post positivist approach with qualitative data collection technique through in depth interview, observation and literature study. In analyzing the, the researcher uses Edward III theory. The results showed that there are two factors that significantly affect the implementation of RPTRA Program in East Jakarta Administration City case study RPTRA Cililitan, Kebon Pala Berseri, and Permata Intan. However, there are no influential factors, such as the absence of Management Manual in some RPTRA in East Jakarta, including Cililitan and Permata Intan, and the absence of Standard Operational Procedures SOP in this Program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S67655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maghfira Diandra Yahya
"Penelitian ini membahas tentang peran perpustakaan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak, mulai dari kondisi perpustakaan, peran perpustakaan sebagai sumber informasi, tempat pembelajaran, dan juga hiburan yang bermanfaat sebagai sumber belajar bagi anak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kondisi perpustakaan RTPRA Bahari dan perannya sebagai sumber belajar anak. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perpustakaan RPTRA Bahari sudah berperan baik sebagai sumber belajar anak dan dapat menggantikan peran perpustakaan umum dalam menjangkau masyarakat lebih dekat. Hasil penelitian ini menyarankan agar perpustakaan RPTRA Bahari mengadakan beberapa layanan yang ada di perpustakaan umum.

This study discusses about the role of library at Child Friendly Integrated Public Space starting from its condition, its role of the library as an information source, as a learning place, and also as a recreational place for children that useful as a source of learning for children. The method used in this research is qualitative method, with case study approach.
This research aims to know the condition of RTPRA Bahari library and its role as learning resource for children. The results of this study shows that library of RPTRA Bahari has done its role as a learning resource for children and can substitute public libraries role in reaching the community. This study suggest that library of RPTRA Bahari should provide some services that public library does.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S68878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
L.E.R. Gloria Febriani
"Proyek pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) banyak mengalami perpanjangan waktu (time overrun) yang disebabkan karena pengelolaan pemangku kepentingan (stakeholder management) belum dilakukan dengan baik. Pemangku kepentingan sebagai pihak berkepentingan merupakan elemen penting untuk dikelola. Pada penelitian ini, kepentingan setiap stakeholder internal dan eksternal disurvey untuk mengidentifikasi kepentingan masing-masing stakeholder yang berpengaruh guna peningkatan kinerja waktu pada pembangunan RPTRA. Hasil survey tersebut dianalisa menggunakan software Structural Equation Modelling (Smart PLS 3.0) untuk selanjutnya dilakukan pengembangan peran dan tanggung jawab pemangku kepentingan berupa diagram alir komunikasi (flow communication) yang dapat meningkatkan kinerja waktu berdasarkan PMBOK.

The Development of Integrated Child-Friendly Public Space (RPTRA) had experienced a lot of time overrun caused by poor management of the stakeholders. Stakeholders are the important elements to manage. In this research, surveys are conducted on the interests of internal and external stakeholder are identified in order to improve the time performance in the development of RPTRA. The identifications key based on the survey result were analyzed using Structural Equation Modeling (Smart PLS 3.0) software on development of roles and responsibilities among stakeholders subsequently in the form of communication flow that can improve the time performance based on PMBOK."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Nugraha Sudarto
"Sebagai upaya untuk menyediakan ruang publik terbuka bagi masyarakat sekaligus aman bagi anak-anak, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 2015 mulai membangun Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis efektivitas dampak pembangunan RPTRA di Provinsi DKI Jakarta terhadap output dan outcome dari layanan yang disediakan di tingkat kelurahan di Provinsi DKI Jakarta sekaligus menganalisis output dan outcome mana yang paling efektif terdampak. Efektivitas dampak pembangunan RPTRA dalam penelitian ini, selain dibandingkan dengan antar kelurahan di DKI Jakarta, juga dibandingkan dengan kelurahan-kelurahan di kota-kota di sekitar DKI Jakarta yaitu Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Dengan menggunakan metode Difference-in-Difference (DiD), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diantara sebelas output dan outcome dari layanan RPTRA, pembangunan RPTRA signifikan berdampak dalam meningkatkan probabilitas keberadaan ruang publik terbuka dan taman bacaan masyarakat serta signifikan dalam menurunkan probabilitas terjadinya tindak penyalahgunaan narkoba di kelurahan-kelurahan yang dibangun RPTRA di DKI Jakarta dalam periode tahun 2015-2018. Diantara ketiga output tersebut, pengaruh terbesar pembangunan RPTRA adalah terhadap output berupa keberadaan ruang publik terbuka, baik jika dibandingkan dengan antar kelurahan di DKI Jakarta maupun jika dibandingkan dengan kelurahan-keluarahan di kota-kota sekitarnya.

To provide open public space for community and safety for children, DKI Jakarta Provincial Government since 2015 start to build a Child Friendly Integrated Public Spaces (RPTRA). The purpose of this study was to analyze effectiveness of the impact of RPTRA development in DKI Jakarta Province on the outputs and outcomes from the services provided at the kelurahan level in DKI Jakarta while analyzing which outputs and outcomes were most effective. The effectiveness of the RPTRA development in this study, not only being compared to between kelurahan in DKI Jakarta, but also compared to kelurahan in cities around DKI Jakarta, that is Bekasi City, Depok City, Tangerang City, and South Tangerang City. By using Difference-in-Difference (DiD) method, the results of this study indicate that among eleven outputs and outcomes of services, the development of RPTRA is significant in increasing the probability of the existence of open public spaces and public reading parks and significantly reducing the probability of abuse drugs in kelurahan where RPTRA was built in DKI Jakarta during 2015-2018. Among the three outputs, the biggest influence of the RPTRA development is on the output of the existence of open public spaces, compared to those between kelurahan in DKI Jakarta and compared to kelurahan in the surrounding cities.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Gandini Purbaningrum
"ABSTRAK
Minimnya ruang publik untuk masyarakat menjadi salah satu masalah urban di Jakarta. Ruang publik memiliki peranan besar dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Selama ini kita mengira dengan membangun ruang publik sudah mencakup kebutuhan masyarakat semua usia termasuk anak, ternyata itu belum, untuk itu digagas Program pembangunan RPTRA yang dilakukan dengan metode partisipatif dengan melibatkan banyak pemangku kepentingan, seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha, perguruan tinggi dan masyarakat. Dari 6 lokasi pembangunan RPTRA tahap 1 salah satunya dilakukan di Kelurahan Cideng, Jakarta Pusat. Banyaknya pihak yang terlibat yang membawa kepentingannya dalam program, dan dinamika yang terjadi memberikan arti dan warna sendiri pada partisipasi. Tipologi kepentingan dan dinamika akan dilihat dari bentuk partisipasi, kepentingan arah top down, kepentingan arah bottom up, dan fungsi partisipasi, serta interaksi /hubungan diantara karakteristik /elemen dalam partispasi, berdasarkan teori dari Sarah White. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana tipologi kepentingan dalam dinamika partisipasi masyarakat pada pembangunan RPTRA di keluruhan Cideng, Jakarta Pusat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan post positivisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk partisipasi yang terbentuk adalah representative, kepentingan arah topdown adalah untuk terciptanya sustainability, persepsi masyarakat terhadap partisipasi sudah pada tahap empowerment, dan fungsi partisipasi yang tercipta adalah voice, serta terjadi interaksi /hubungan diantara karakteristik /elemen dalam partispasi yang membentuk dinamika partisipasi

ABSTRACT
The lack of public space for people become one of the urban problem in Jakarta. The public spaces have a major role in social and economic life of society. During this time people thought that building a public space will cover the needs of people from all ages including children. Apparently, it was not, therefore RPTRA program development was initiated, using participatory approach by involving many stakeholders, such as governments, non governmental organizations, businesses, universities and society. Cideng is one of 6 locations RPTRA development stage 1. The number of parties that involved, brings its interest and the dynamics that occur, gives means and variety on participation. Typology of interests and dynamics will be seen from the form of participation, interest toward the top down, bottom up toward the interest, and participation functions and interactions relationships between characteristics elements in the participation, based on the theory of Sarah White. This study aims to analyze how the typology of interest in the dynamics of community participation in development RPTRA in Cideng generous nature, Central Jakarta. This study used qualitative methods to approach post positivism. The results showed that the forms of participation that is formed is representative, the interest towards topdown is for the creation of sustainability, the public perception of participation already at the stage of empowerment, and the function of participation that is created is the voice, as well as the interaction relationship between the characteristics elements in the participation of the forming dynamics participation. "
2016
T47450
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>