Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115247 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fauziyah Khairunnisa
"Permasalahan yang sering dialami pada lansia adalah masalah hambatan mobilitas fisik, karena adanya perubahan pada sistem muskuloskeletal seiring dengan pertambahan usia dan gaya hidup. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan hasil asuhan keperawatan yang diberikan pada tiga lansia dengan masalah hambatan mobilitas di PSTW Budi Mulia 1 Ciracas. Penulis yang berperan sebagai perawat melakukan asuhan keperawatan dengan hambatan mobilitas fisik di PSTW Budi Mulia 1 Ciracas mulai tanggal 19 Maret-11 Mei 2019. Intervensi yang dilakukan yaitu program latihan Elastic Band yang merupakan latihan untuk kekuatan otot dan keseimbangan. Hasil dari latihan yang menunjukkan adanya peningkatan nilai skala keseimbangan Berg (BBT), yaitu pada klien kelolaan skor dari 46 menjadi 49, nilai klien resume 1 skor dari 41 menjadi 45, nilai klien resume 2 skor dari 41 menjadi 47. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan pada mobilitas sendi, kekuatan otot dan daya tahan tubuh klien setelah latihan. Rekomendasi untuk selanjutnya bagi pihak STW ialah adanya pengembangan latihan kekuatan otot dan keseimbangan secara berkala yang aman bagi lansia sehingga hambatan mobilitas fisik pada lansia dapat menurun atau meminimalkan angka kejadiannya. Bagi keperawatan agar dapat mengaplikasikan intervensi terkait masalah mobilitas dengan baik agar dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup lansia.

The problem that is often experienced in the elderly is the problem of impaired to physical mobility, because of the changes in the musculoskeletal system along with age and lifestyle. This scientific work aims to describe the results of nursing care given to three elderly people with problems with impaired mobility at PSTW Budi Mulia 1 Ciracas. Authors who act as nurses carry out nursing care with impaired physical mobility at PSTW Budi Mulia 1 Ciracas starting on March 19-May 11, 2019. The intervention is the Elastic Band exercise program which is an exercise for muscle strength and balance. The result of the exercise showed that an increase in the Berg balance (BBT) value, which is the managed clients score from 46 to 49, the value of the resume client 1 score from 41 to 45, the client value resumes 2 scores from 41 to 47. This shows there is an increase in joint mobility, muscle strength and endurance of clients after training. The recommendations for the next for STW are the development of muscle strength and balance exercises that are safe for the elderly so the impaired to physical mobility in the elderly can decrease or minimize the incidence. For nursing to apply the interventions related to mobility problems well in order to improve the health and quality of life the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erza Nur Syiva
"Perubahan pada sistem muskuloskeletal lansia dapat menyebabkan masalah hambatan mobilitas fisik yang cukup tinggi pada lansia. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada lansia yang memiliki hambatan mobilitas fisik. Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi hambatan mobilitas fisik pada lansia adalah program latihan keseimbangan Ba Duan Jin Exercise. Ba Duan Jin Exercise merupakan intervensi keperawatan berupa latihan keseimbangan yang mudah, santai, dan bermanfaat untuk meningkatkan keseimbangan tubuh. Hasil intervensi yang dilakukan sebanyak 2 kali seminggu selama 5 minggu dengan Ba Duan Jin Exercise didapatkan adanya peningkatan yang signifikan ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan MFES (Modified Falls Efficacy Scale) dari skor 5,71 menjadi 10, pemeriksaan BBT (Berg Balance Test) dari skor 26 menjadi 33, pemeriksaan TUGT (Time Up and Go Test) dari 13,7 detik menjadi 10,5 detik dan OLST (One Leg Stance Test) dari 0,6 detik menjadi 2,2 detik. Program latihan keseimbangan ini dapat dilakukan oleh perawat untuk melatih keseimbangan lansia agar dapat meminimalisasi hambatan mobilitas fisik yang terjadi pada lansia.

Change in the musculoskeletal system on older people can causes quite high impaired physical mobility problem. The purpose of this scientific article is to explain nursing care of older people with impaired physical mobility. One of the nursing cares that can be implemented to reduce risk of falls on older people is balance training program called Ba Duan Jin Exercise. Ba Duan Jin Exercise is nursing intervention that has a low-intensity aaerobic exercise which is suitable for practice among older people and can improving the balance ability of older people. After the interventions twice a week during 5 weeks, the obtained result shows quite significant increase in Modified Falls Efficacy Scale (MFES) score, which enhanced from 5,71 to 10. Berg Balance Test (BBT) score increases from 26 to 33, Time Up and Go Test (TUGT) score increases from 13,7 seconds to 10,5 seconds, and One Leg Stance Test (OLST) score increases from 0,6 seconds to 2,2 seconds. This balance exercise program can be implemented by nurse to train balance on older people in order to minimize impaired physical mobility among older people."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alyanisa Ulfathinah
"Populasi lansia di Indonesia terus mengalami peningkatan. Kondisi tersebut dapat dipengaruhi oleh kehidupan perkotaan yang mendorong masyarakat melakukan urbanisasi. Hal ini dapat menimbulkan masalah kesehatan. Penurunan degeneratif pada lansia baik fisiologis maupun patologis dapat menyebabkan lansia mengalami masalah pada sistem muskuloskeletal. Keluhan yang sering muncul pada lansia yaitu nyeri sendi. Nyeri merupakan faktor terhambatnya mobilitas fisik pada lansia sehingga mengganggu aktivitas harian.
Tujuan dari penulisan ini yaitu memaparkan analisis latihan senam ergonomis sebagai salah satu intervensi keperawatan pada lansia dengan hambatan mobilitas fisik. Hasil evaluasi menggunakan Geriatric Pain Measure (GPM) menunjukkan penurunan tingkat nyeri sedang menjadi ringan, nilai Elderly Mobility Scale (EMS) dari 14 menjadi 17 dan penurunan kadar asam urat dari 7,6 mgdL menjadi 6,1 mgdL setelah dilakukan intervensi tiga kali seminggu selama lima minggu dengan durasi 15 menit setiap latihan. Latihan ini dapat diterapkan oleh perawat untuk mengatasi masalah muskuloskeletal khususnya persendian kaki lansia.

The elderly population in Indonesia increase continously. This condition can be influenced by urbanization. This effect many health problems. Degenerative in elderly both physiologically and pathologically can cause to experience health problems in musculoskeletal system. Complaints that often appear in elderly is joint pain. Pain was one of factors that effect mobility in elderly so it can interfere daily activities.
The purpose described the analysis of ergonomic exercise as one of the nursing interventions for elderly with impaired physical mobility. Evaluation used Geriatric Pain Measure (GPM) showed decrease in joint pain level from moderate to mild, the Elderly Mobility Scale (EMS) value from 14 to 17 and decrease in uric acid levels from 7.6 mgdL to 6.1 mgdL after intervention three times a week for five weeks (15 minutes) each exercise. This exercise can be applied by nurses to overcome musculoskeletal problems, especially in the elderly foot joints.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vita Fatimah
"Peningkatan populasi lansia di perkotaan berkaitan dengan munculnya berbagai masalah kesehatan termasuk hambatan mobilitas fisik. Panti sosial tresna werdha (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung merupakan suatu instansi pelayanan lansia yang berada di area perkotaan. Institusi ini berperan dalam memberikan kesejahteraan bagi kehidupan lansia. Karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan lansia dengan hambatan mobilitas fisik menggunakan intervensi unggulan latihan mat pilates untuk meningkatkan kekuatan otot dan fleksibilitas. Intervensi dilakukan tiga kali dalam satu minggu selama enam minggu dengan durasi sekitar 60 menit setiap sesi.
Hasilnya adalah terdapat peningkatan nilai time up and go dari 11.44 detik di minggu pertama menjadi 6.6 detik diminggu keenam. Terdapat peningkatan pada nilai 30s chair stand yaitu 8 gerakan pada minggu pertama menjadi 18 gerakan pada minggu keenam. Terdapat peningkatan pada chair sit and reach yaitu +1 cm menjadi +4cm. Intervensi mat pilates ini dapat dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan kekuatan otot karena masalah muskuloskeletal.

The increase number of the elderly population in urban areas related to the emergence of various health problems including the impaired physical mobility. Tresna werdha social institution (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung is an elderly service institution located in an urban area. This institution plays a role in providing welfare for the lives of the elderly. The final case study aims to analyze nursing care in elderly with impaired physical mobility used mat pilates intervention to increase muscle strength and flexibility. This iinterventions was done at least three times a week for six weeks with a duration of about 60 minutes per session.
The results was an increase in the time up and go values of 11.44 seconds in the first week to 6.6 seconds in the sixth week. There was an increase in the value of the 30s chair stand which was 8 movements in the first week to 18 movements in the sixth week. There is an increase in the chair sit and reach which is +1 cm in fierst week to + 4cm in sixth week. This exercise can be applied by nurses to increase muscles strength and flexibility in the elderly due to musculoskeletal problems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Az-Zahra Anindya Ma'arip
"Lansia mengalami penurunan degeneratif baik fisiologis maupun patologis (seperti stroke) pada sistem muskuloskeletal sehingga timbulnya gangguan mobilitas fisik menjadi permasalahan yang sering dikeluhkan pada lansia. Kondisi ini berdampak pada kesulitan melakukan pergerakan dan mobilisasi dalam aktivitas sehari-hari. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan hasil asuhan keperawatan yang diberikan pada lansia dengan masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Ciracas. Intervensi yang dilakukan adalah terapi latihan kekuatan otot dengan elastic band dan genggam bola karet terhadap lansia post stroke dengan kelemahan ekstremitas kiri selama 10 hari dengan durasi 60 menit. Hasil evaluasi menggambarkan
adanya peningkatan kekuatan otot dari 4442 menjadi 5544 , pemeriksaan berg balance test meningkat 4432 5543
dari skor 36 menjadi 45, dan pemeriksaan timed up and go test mengalami percepatan dari 23.69 detik menjdi 16.4 detik. Hal tersebut membuktikan adanya peningkatan kekuatan otot dan kemampuan mobilisasi secara fungsional pada lansia. Penulis merekomendasikan bagi pihak PSTW agar program latihan kekuatan otot dapat dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan untuk mengatasi terjadinya gangguan mobilitias fisik pada lansia sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup. Latihan harus dilakukan setiap hari, minimal satu kali dalam sehari selama 60 menit dengan tiga kali pengulangan gerakan dan masing-masing gerakan memiliki 10 hitungan. Perlu dievaluasi menggunakan penilaian MMT, TUG, BBT, beserta kekuatan lansia dalam menarik elastic band melalui pengukuran panjang diameter pita sebelum dan sesudah latihan kekuatan otot.

Degenerative in elderly both physiological and pathological (such as stroke) in musculoskeletal system cause quite high impaired physical mobility problem. This condition has an impact on difficulties in moving and mobilizing in daily activities. This scientific work aims to describe the results of nursing care given to the elderly with impaired physical mobility problems at the Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Ciracas. The intervention used was muscle strength exercise therapy with elastic bands and rubber ball grips for post stroke elderly with left extremity weakness for 10 days with a duration of 60 minutes. The evaluation results described an increase in muscle strength from 4442/4432 to 5544/5543, the berg balance test increased from a score of 36 to 45, and the timed up and go test experienced an acceleration from 23.69 seconds to 16.4 seconds. The evaluation results prove that there is an increase in muscle strength and functional mobilization ability in the elderly. The author recommends for PSTW that muscle strength training programs can be implemented consistently and continuously to overcome the occurrence of impaired physical mobility in the elderly so as to improve health and quality of elderly life. Exercise must be done every day, at least once a day for 60 minutes with three repetitions of the movement and each movement has 10 counts. It needs to be evaluated using MMT, TUG, BBT assessments, along with the strength of the elderly in pulling the elastic band through measuring the length of the band diameter before and after muscle strength exercise."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Fithrotunnisa
"Kesulitan dalam melakukan pergerakan dan mobilisasi merupakan masalah yang umum dialami lansia. Hal tersebut terjadi akibat adanya perubahan fungsi sistem muskuloskeletal yang menurun seiring dengan penuaan yang dialami lansia. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan hasil asuhan keperawatan yang diberikan pada lansia dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik di Panti Sasana Tresna Werdha (PSTW) Budhi Mulya 1 Cipayung. Penulis berperan sebagai perawat yang akan melakukan asuhan keperawatan lansia di PSTW Budhi Mulya 1 Cipayung mulai tanggal 18 April – 7 Mei 2022. Intervensi yang dilakukan adalah terapi latihan kekuatan otot dengan elastic band. Hasil intervensi dari latihan menunjukkan adanya penurunan waktu dalam Timed Up and Go test (TUG test), yaitu pada lansia kelolaan dari 23 detik menjadi 11 detik, lansia resume 1 dari 19 detik ke 9 detik, dan lansia resume 2 dari 30 detik ke 16 detik. Hal tersebut membuktikan bahwa adanya peningkatan kemampuan mobilisasi secara fungsional dan kekuatan otot pada lansia. Selama proses intervensi terdapat faktor perancu dan limitasi yang terjadi. Sebagai faktor perancu adalah usia dan motivasi yang dimiliki klien yang dapat memengaruhi interpretasi hasil dan proses perbandingan hasil intervensi. Limitasi yang dihadapi adalah waktu praktik yang sempit dan ditemuinya kontraindikasi latihan yang terjadi pada klien yang membuat proses intervensi harus dihentikan sementara. Kontraindikasi latihan diantaranya peradangan sendi, nyeri, dan fisik yang tidak bugar pada klien yang akan melakukan latihan. Rekomendasi selanjutnya bagi pihak PSTW adalah pengembangan latihan kekuatan otot yang dapat dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan serta dapat dievaluasi keberhasilannya secara berkala untuk mengatasi dan mencegah terjadinya masalah hambatan mobilitas fisik pada lansia. Bagi keperawatan agar dapat mengaplikasikan intervensi latihan kekuatan otot elastic band ini sebagai salah satu pilihan aktivitas intervensi terkait hambatan mobilitas fisik agar dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup lansia.Kata Kunci : Lansia, hambatan mobilitas fisik, terapi kekuatan otot, keperawatan

Difficulty in movement and mobilization is a common problem experienced by the elderly. This occurs due to changes in the function of the musculoskeletal system which decreases with aging experienced by the elderly. This scientific work aims to describe the results of nursing care given to the elderly with nursing problems with physical mobility barriers at the Panti Sasana Tresna Werdha (PSTW) Budhi Mulya 1 Cipayung. The author acts as a nurse who will provide nursing care for the elderly at PSTW Budhi Mulya 1 Cipayung from April 18 to May 7 2022. The intervention carried out was muscle strength training therapy with elastic bands. The results of the intervention from the exercise showed a decrease in time in the Timed Up and Go test (TUG test), namely in the elderly managed from 23 seconds to 11 seconds, the elderly resumed 1 from 19 seconds to 9 seconds, and the elderly resumed 2 from 30 seconds to 16 seconds. This proves that there is an increase in functional mobility and muscle strength in the elderly. During the intervention process there are confounding and limiting factors that occur. As confounding factors are the age and motivation of the client which can influence the interpretation of the results and the process of comparing the results of the intervention. The limitations faced are the limited practice time and the presence of exercise contraindications that occur in the client which makes the intervention process have to be stopped temporarily. Contraindications to exercise include joint inflammation, pain, and physical unfit for the client who will do the exercise. The next recommendation for PSTW is the development of muscle strength training that can be carried out consistently and continuously and its success can be evaluated periodically to overcome and prevent the occurrence of problems with physical mobility barriers in the elderly. For nursing to be able to apply this elastic band muscle strength training intervention as a choice of intervention activities related to physical mobility barriers in order to improve the health and quality of life of the elderly. Keywords: Elderly, physical mobility barriers, muscle strength therapy, nursing"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aryan Nugroho
"Penurunan fungsi fisiologis akibat penuaan pada lansia berdampak pada risiko jatuh. Berdasarkan hasil observasi selama praktik tujuh minggu, kejadian jatuh yang sering ditemukan di panti sebanyak sebelas kejadian jatuh, dan lima diantaranya mengalami jatuh berulang. Selain itu dari sebelas kejadian jatuh tersebut, satu diantaranya harus dirujuk ke rumah sakit karena mengalami penurunan kesadaran. Risiko jatuh merupakan peningkatan potensial jatuh, sehingga menyebabkan cedera fisik dan dapat diatasi dengan latihan kekuatan otot berupa intervensi floor-seated exercise program. Asuhan keperawatan untuk mengurangi risiko jatuh dengan floor-seated exercise program dilakukan selama 5 minggu dalam frekuensi 4 kali seminggu pada 3 klien kelolaan. Hasil menunjukkan terjadi peningkatan fungsional kekuatan otot menggunakan manual muscle test pada kedua ektremitas pada klien keloaan utama yaitu semula 4444 4444  menjadi 5554 5544.  Pihak panti diharapkan dapat memberikan dapat memberikan perhatian lebih pada masalah kesehatan lansia dengan memberikan sarana prasarana maupun peningkatan motivasi dalam aktivitas fisik yang dapat menurunkan kejadian jatuh pada lansia. Intervensi berupa floor-seated exercise program juga dapat dilakukan oleh perawat maupun mahasiswa praktikan dalam mengatasi lansia dengan masalah keperawatan risiko jatuh secara optimal.

Decreasing physiological function due to aging in the elderly has an impact on the fall risk. Based on the results of observations during the seven-week practice, the fall events that are often found in the orphanage were eleven falls, and five of them experienced repeated falls. In addition, of the eleven falls, one of them had to be referred to the hospital because of a decrease in consciousness. The fall risk is an increase in the potential for falls, causing physical injury and can be overcome by muscle strength training in the form of floor-seated exercise program interventions. Nursing care to reduce the fall risk with a floor-seated exercise program is carried out for 5 weeks in a frequency of 4 times a week in 3 managed clients. The results showed that there was an increase in functional muscle strength using the manual muscle test on both extremes on the main client client, namely 4444 4444   to  5554 5544. PSTW is expected to be able to give more attention to elderly health problems by providing infrastructure and increasing motivation in physical activities that could reduce fall in the elderly. Interventions in the form of floor-seated exercise programs can also be carried out by nurses and nursing students to elderly with fall risk nursing problems optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Listia Sarini
"Lansia erat kaitannya dengan proses menua yang berpengaruh pada penurunan fungsi sistem tubuh salah satunya terjadi pada sistem muskuloskeletal. Kondisi ini dapat bersiko pada kejadian jatuh sehingga mempengaruhi kualitas hidup lansia. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan hasil asuhan keperawatan pada lanjut usia dengan masalah risiko jatuh dengan penerapan program latihan keseimbangan. Latihan ini di dilakukan 4 kali dalam seminggu dengan dasi 16 menit dan di evaluasi dengan menggunakan instrumen Berg Balance Scale (BBS), Time Up and Go (TUG)dan One Leg Standing Time (OLST).
Hasil evaluasi akhir dari penerapan intervensi terlihat adanya perubahan yang signifikan. Pemeriksaan BBS meningkat dari skor 39 menjadi 45, pemeriksaan TUG mengalami percepatan dari 18.64 menjadi 14.60 detik. Sementara evaluasi dengan OLST didapatkan adanya peningkatan kemampuan klien untuk mengangkat salah satu kaki dengan mata terbuka dari 1.06 menjadi 4.32 detik dan dengan mata tertutup dari hasil 0.56 menjadi 4.21 detik. Dapat disimpulkan bahwa penerapan program keseimbangan ini dapat meningkatkan rasa percaya diri, stabilitas dan keseimbangan yang dapat mencegah kejadian jatuh pada lanjut usia. 

Elderly people are closely related to aging processes which can affect the decline in bodily system functions. This condition can be risk of a fall that will affect the elderly quality of life. This scientific paper aims to describe the results of nursing care for the elderly with the risk of falling using balance exercise program. This exercise was conduct 4 times a weeks with 16 minutes in every session was evaluated using Berg Balance Scale (BBS), Time Up and Go (TUG) instruments and One Leg Standing Time (OLST).
The results of the final evaluation after implementation showed a significant change. BBS examination increased from a score of 39 to 45, the TUG examination. accelerated from 18.64 to 14.60 seconds. While evaluation with OLST found an increase in the clients ability to lift one leg with eyes open from 1.06 to 4.32 seconds and with eyes closed from the results of 0.56 to 4.21 seconds. The conclution from this balance training program can increase self-confidence, stability and balance that can decrease risk of falls  in the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Permata Putri
"Populasi lansia di Indonesia meningkat dipengaruhi oleh kehidupan perkotaan yang mendorong masayarakat untuk urbanisasi. Urbanisasi terjadi termasuk pada lansia, hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan baik dari segi fisik, psikososial, ekonomi maupun spiritual. Lansia yang terlantar akibat dari masalah perkotaan mendapatkan perlindungan di PSTW Budi Mulia 1 Ciracas sebagai tempat untuk mempertahankan kesejahteraan hidup lansia. Prevalensi penyakit yang paling sering di derita kelompok lansia di Indonesia adalah hipertensi, artrhitis dan stroke merupakan faktor yang dapat pencetus terjadinya hambatan mobilitas fisik pada lansia. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menjelaskan asuhan keperawatan pada lansia dengan hambatan mobilitas fisik melalui intervensi unggulan yaitu latihan sendi dengan gerakan salat. Latihan gerakan salat dilakukan selama lima minggu, enam hari sekali. Evaluasi menggunakan Berg Balance Test. BBT menunjukkan peningkatan dari nilai awal 32 menjadi 47. Intervensi ini dapat dilakukan oleh lansia sehari lima kali untuk mempertahankan mobilitas sendi dan keseimbangan. Pihak panti perlu memberikan motivasi kepada lansia untuk melakukan salat lima waktu dalam sehari.

The elderly population in Indonesia is increasingly influenced by urban life which encourages people to urbanize. Urbanization occurs including the elderly, this can lead to various health problems both in terms of physical, psychosocial, economic and spiritual. Elderly displaced as a result of urban problems get protection in PSTW Budi Mulia 1 Ciracas as a place to maintain the welfare of elderly life. The prevalence of the most common diseases in elderly people in Indonesia is hypertension, arthritis and stroke are factors that can trigger the occurrence of impaired physical mobility in the elderly. This scientific work aims to explain the nursing care of the elderly with impaired of physical mobility through the intervention of joint exercises which is the movement of prayer. Prayer exercises are performed for five weeks at six days per week. Evaluation using Berg Balance Test BBT showed an increase from an initial value of 32 to 47. This intervention can be performed by the elderly five times a day to maintain joint mobility and balance. Parties need to provide motivation to the elderly to pray five times a day."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lukita Purnamasari
"Proses penuaan dapat menyebabkan penurunan terhadap berbagai fungsi organ tubuh. Salah satu organ yang mengalami penurunan fungsi pada usia lanjut adalah muskuloskeletal. Penyakit muskuloskeletal banyak dialami oleh lansia diperkotaan yang disebabkan faktor pola makan, aktivitas dan stress. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah hambatan mobilitas fisik melalui latihan range of motion di Panti Sosial Trena Werdha Budi Mulia 1 Cipayung. Intervensi range of motion dilakukan terhadap lansia selama 4 minggu dengan durasi 15 sampai 30 menit dalam satu kali sesi, dan dengan gerakan 8 kali untuk setiap gerakan. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa derajat rentang sendi meningkat setelah dilakukan intervensi yang diukur dengan menggunakan Goniometer, peningkatan juga terjadi pada skor Barthel indeks 75, dan Berg Balance Test dengan skor 8. Pemberi pelayanan di panti dapat menerapkan intervensi latihan range of motion sebagai upaya dalam mengatasi masalah pada hambatan mobilitas fisik.

The aging process can cause a decrease in the various functions of organs. One of the systems affected by the degenerative process in the elderly is musculosceletal. Many musculosceletal diseases happens in urban elderly is caused by dietary factors, activities, and stress. This paper aimed to analyze the nursing care of the elderly with physical mobility barriers trough the range of motion in Budi Mulia 1 Cipayung nursing home. The intervention of range of motion is performed on the elderly for 4 weeks with duration of 15up to 30 minutes in a single session, and with a movement of 8 times for each movement. The result showed that the degree of joint range increased after the intervention measured by goniometer, the results of barthel index increased to 75 and berg balance test score increased to 8. Care providers in the nursing home can implement range of motion exercises as an effort to address problems of physical mobility impediment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>