Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217663 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isti Monica Wuryandita R
"Prevalensi paparan asap rokok yang tinggi di rumah di Indonesia semakin mengancam anak-anak sebagai pihak mayoritas yang secara sukarela terpapar. Studi ini menyelidiki hubungan antara paparan asap rokok pada masa prenatal dan usia dini dan hasil kognitif anak-anak berusia 7-12 tahun, menggunakan data dari Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI) 2014. Dengan model regresi probit, hasilnya menunjukkan bahwa paparan asap rokok sangat penting dalam mempengaruhi hasil kognitif anak bahkan setelah dikendalikan oleh karakteristik keturunan, karakteristik anak-anak, dan karakteristik sosial ekonomi ibu. Status merokok ibu memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap hasil kognitif anak.

The high prevalence of secondhand smoke at home in Indonesia is increasingly threatening children as the majority party who voluntarily exposed. The study investigated the relation between exposure to secondhand smoke on prenatal and early childhood development and cognitive outcome of children aged 7-12 years, using data from Indonesia Family Life Survey (IFLS) 2014. With probit regression model, the result indicates that exposure to secondhand smoke is significant in affecting children cognitive outcome even after controlled by heredity characteristic, children characteristics, and socioeconomic characteristics. Maternal smoking status has negatively significant impact on children cognitive outcome."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priskila Agatha Sulaiman
"Penelitian ini menganalisis hubungan antara partisipasi anak usia 12-18 tahun dalam pendidikan anak usia dini, khususnya taman kanak-kanak, dengan kemampuan kognitif dan persistensi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kemampuan kognitif dan persistensi anak yang mengikuti dan tidak mengikuti TK terutama dampaknya terhadap kondisi masa depan anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan data sekunder yaitu IFLS 5 (2014/2015), untuk melakukan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan skor kognitif rata-rata yang lebih tinggi dan proporsi kelulusan yang lebih tinggi pada anak-anak yang bersekolah di taman kanak-kanak. Hasil analisis inferensial menemukan bahwa anak usia 12-14 tahun yang mengikuti TK memiliki skor kognitif 4.284 lebih tinggi daripada mereka yang tidak mengikuti TK. Sementara itu, anak usia 15-18 tahun yang bersekolah di TK memperoleh skor 4.623 lebih tinggi. Terdapat efek ‘fading-out’ atau penurunan poin skor komponen kognitif saat anak-anak melanjutkan ke tingkat sekolah yang lebih tinggi. Dalam hal persistensi sekolah, tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan pada anak-anak yang bersekolah di TK.

This study analyzes the relationship between the participation of children aged 12- 18 years in early childhood education, especially in kindergarten, and its cognitive abilities and persistence. This study aims to look at the differences in cognitive abilities and persistence of children who attend and do not attend kindergarten, especially on its impact on the future condition of children. This research adopts a quantitative approach and uses secondary data, namely IFLS 5 (2014/2015), to conduct descriptive and inferential statistical analysis. The descriptive statistical analysis results showed a higher mean cognitive score and a higher proportion of graduation in children who attended kindergarten. The results of the inferential analysis found that children aged 12-14 years old who attended kindergarten gained 4.284 cognitive scores higher than those who did not attend kindergarten. Meanwhile, the children aged 15-18 years old that attended kindergarten gained 4.623 scores higher. There was a “fading-out” effect or a decline in the score points of the cognitive component as children continue to a higher level of schooling. In terms of school persistence, no significant difference was found in children who attended kindergarten."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priskila Agatha Sulaiman
"Penelitian ini menganalisis hubungan antara partisipasi anak usia 12-18 tahun dalam pendidikan anak usia dini, khususnya taman kanak-kanak, dengan kemampuan kognitif dan persistensi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kemampuan kognitif dan persistensi anak yang mengikuti dan tidak mengikuti TK terutama dampaknya terhadap kondisi masa depan anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan data sekunder yaitu IFLS 5 (2014/2015), untuk melakukan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan skor kognitif rata-rata yang lebih tinggi dan proporsi kelulusan yang lebih tinggi pada anak-anak yang bersekolah di taman kanak-kanak. Hasil analisis inferensial menemukan bahwa anak usia 12-14 tahun yang mengikuti TK memiliki skor kognitif 4.284 lebih tinggi daripada mereka yang tidak mengikuti TK. Sementara itu, anak usia 15-18 tahun yang bersekolah di TK memperoleh skor 4.623 lebih tinggi. Terdapat efek ‘fading-out’ atau penurunan poin skor komponen kognitif saat anak-anak melanjutkan ke tingkat sekolah yang lebih tinggi. Dalam hal persistensi sekolah, tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan pada anak-anak yang bersekolah di TK.

This study analyzes the relationship between the participation of children aged 12- 18 years in early childhood education, especially in kindergarten, and its cognitive abilities and persistence. This study aims to look at the differences in cognitive abilities and persistence of children who attend and do not attend kindergarten, especially on its impact on the future condition of children. This research adopts a quantitative approach and uses secondary data, namely IFLS 5 (2014/2015), to conduct descriptive and inferential statistical analysis. The descriptive statistical analysis results showed a higher mean cognitive score and a higher proportion of graduation in children who attended kindergarten. The results of the inferential analysis found that children aged 12-14 years old who attended kindergarten gained 4.284 cognitive scores higher than those who did not attend kindergarten. Meanwhile, the children aged 15-18 years old that attended kindergarten gained 4.623 scores higher. There was a “fading-out” effect or a decline in the score points of the cognitive component as children continue to a higher level of schooling. In terms of school persistence, no significant difference was found in children who attended kindergarten."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Wulan Sari R.G., author
"Pendahuluan: Bayi dengan BBLR mempunyai kemungkinan 4 kali lebih besar untuk meninggal selama 28 hari pertama masa hidupnya dibandingkan dengan bayi lahir dengan berat normal. Di Indonesia BBLR merupakan urutan kedua jenis penyakit terbanyak terkait pengunaan tembakau dimana dampaknya merupakan faktor yang sangat menentukan kesehatan di masa dewasa. Lebih dari 57% dalam sebuah rumah tangga mempunyai sedikitnya satu orang perokok dimana 91,8% merokok di dalam rumah tangga dan mengabaikan risiko serta bahaya paparan asap rokok.
Metode: Penelitian ini dilakukan di seluruh wilayah Indonesia menggunakan data hasil Riskesdas 2018 dengan tujuan mengetahui efek paparan asap rokok dalam rumah tangga terhadap kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia setelah setelah dikontrol dengan faktor bayi (jenis kelamin), faktor ibu (tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, dan TBC pada ibu), faktor pelayanan kesehatan (frekuensi dan kualitas ANC) dan faktor lingkungan (wilayah tempat tinggal). Penelitian ini dilakukan dengan disain potong lintang serta analisis regresi logistik dan poisson.
Hasil: Hasil penelitian dengan model akhir perilaku merokok berinteraksi dengan jenis kelamin serta dikontrol oleh variabel tingkat pendidikan ibu dan frekuensi ANC secara umum menunjukan bahwa tidak ada efek dari paparan asap rokok dalam rumah tangga dengan kejadian BBLR (meskipun p value  pada jenis kelamin perempuan dengan paparan asap rokok ≥ 20btg  lebih kecil dari 0.05, namun OR 0.056 atau bersifat protektif).
Pembahasan: Berdasarkan hasil penelitian ini dan beberapa tinjauan hasil penelitian yang sejalan disimpulkan bahwa berat badan lahir tidak semata-mata dipengaruhi oleh riwayat paparan asap rokok, tetapi dalam suatu kondisi tertentu ada faktor lain yang mungkin lebih dominan. Dalam hal ini mungkin disebabkan karena beberapa faktor seperti cara pengumpulan data hanya berdasarkan wawancara/kuesioner sehingga pengukuran terhadap paparan asap rokok dalam rumah tangga kurang dapat menggambarkan situasi sebenarnya (hasil pengukuran lemah.
Kesimpulan: Berdasarkan analisis yang telah digunakan baik menggunakan metode regresi logistik maupun poisson adalah bahwa hasil penelitian ini belum dapat menjawab hipotesis yang menyatakan bahwa efek paparan asap rokok dalam rumah tangga meningkatkan kejadian BBLR di Indonesia tahun 2018 bahkan setelah dikontrol dengan variabel kovariat.

Introduction: Babies with LBW are 4 times more likely to die during the first 28 days of life than babies born with normal weight. In Indonesia, LBW is the second largest type of disease related to tobacco use where the impact is a very determining factor in adulthood. More than 57% in a household has at least one smoker where 91.8% smoke in the household and ignore the risks and dangers of exposure to cigarette smoke. Method: This research was conducted in all regions of Indonesia using Riskesdas 2018 results with the aim of knowing the effect of exposure to cigarette smoke in the household on the incidence of Low Birth Weight (LBW) in Indonesia after being controlled by baby (sex), maternal factors (level maternal education, maternal employment status, and tuberculosis to the mother), health service factors (frequency and quality of ANC) and environmental factors (residential area). This research was conducted with cross-sectional design and logistic and poisson regression analysis.
Result: The results of the study with the final model of smoking behavior interacting with gender and controlled by variables of maternal education level and frequency of ANC in general showed that there was no effect of cigarette smoke exposure in households with LBW events (although p value in female sex with exposure cigarette smoke b 20btg less than 0.05, but OR 0.056 or protective). Discussion: Based on the results of this study and a few reviews of the results of the research that are in line concluded that birth weight is not solely influenced by a history of exposure to cigarette smoke, but in certain conditions there are other factors that may be more dominant. In this case it might be due to several factors such as the way data is collected based only on interviews/questionnaires so that the measurement of cigarette smoke exposure in the household is less able to describe the actual situation (the measurement results are weak). Conclution: Based on the analysis that has been used both using logistic regression methods and poisson is that the results of this study have not been able to answer the hypothesis that the effect of cigarette smoke exposure in households increases the incidence of LBW in Indonesia in 2018 even after being controlled by covariate variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi Mahfuzh
"Latar Belakang: Menurut Global Youth Tobacco Survey GYTS Indonesia 2014, 57,3 siswa terpajan asap rokok. Pajanan asap rokok menyebabkan inflamasi saluran nafas dan paru, serta penurunan fungsi paru. Kotinin sebagai metabolisme nikotin dapat digunakan sebagai biomarker pajanan asap rokok.Tujuan: Mengetahui efek pajanan asap rokok lingkungan terhadap kadar kotinin urin dan uji fungsi paru pada anak.Metode: Penelitian teknik potong lintang dengan subyek siswa berusia 11-16 tahun di Jakarta. Data didapat dari kuesioner, spirometri, dan penghitungan kadar kotinin urin dengan metode ELISA.Hasil: Terdapat 92 subyek, terdiri dari 46 kelompok kasus dan 46 kelompok kontrol. Kadar kotinin urin >10 ng/ml ditemukan pada 37,0 kelompok kasus dan 4,3 kelompok kontrol; p=0,000; OR=8,50 95 IK 2,08-34,71 . Terdapat perbedaan bermakna kadar kotinin urin terhadap jumlah perokok p=0,027 dan jumlah batang rokok per hari p=0,037 . Tidak ditemukan hubungan pajanan asap rokok dengan uji fungsi paru. Terdapat perbedaan bermakna absensi anak pada kelompok kasus dibandingkan kelompok kontrol; p=0,004; OR=6,00 95 IK 1,42-25,33 .Kesimpulan: Anak yang terpajan asap rokok memiliki kadar kotinin urin lebih tinggi dibandingkan yang tidak terpajan, yang dapat dipengaruhi oleh jumlah perokok dan jumlah batang rokok per hari.

Background Global Youth Tobacco Survey GYTS 2014 in Indonesia showed that 57,3 of students are exposed to enviromental tobacco smoke, which causes inflammation of respiratory tracts and decrease of lung function. Urinary cotinine can be used as biomarker for cigarette smoke exposure.Objectives To examine effects of enviromental tobacco smoke exposure on urinary cotinine level and lung function test in children.Methods Subjects were students aged 11 16 years old in Jakarta. Data were obtained from questionnaire, spirometry, and urinary cotinine test using ELISA method.Results There were 92 subjects, consisted of 46 case group and 46 control group. Urinary cotinine level 10 ng ml was found in 37,0 of case group and 4,3 of control group p 0,000 OR 8,50 CI 95 2,08 34,71 . There were significant differences between urinary cotinine level with number of smokers p 0,027 and number of cigarettes per day p 0,037 . No association was found between cigarette smoke exposure and lung function test. There was a significant difference in school abscence between case group and control group p 0,004 OR 6,00 CI 95 1,42 25,33 .Conclusions Children exposed to enviromental tobacco smoke have higher urinary cotinine level than non exposed children. Factor such as number of smokers and number of cigarettes per day may affect urinary cotinine level. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T57684
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Stevy Elisabeth Dame
"Di Indonesia berdasarkan hasil riskesdas tahun 2013 menunjukkan angka nasional BBLRyaitu sekitar 10,2 . Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Global Adult TobaccoSurvey GATS tahun 2011 diperoleh hasil bahwa 67 laki-laki di Indonesia merokok. 1 Sementara itu pada tahun 2011-2015 prevalensi perokok pasif yang terpapar asaprokok di rumah sekitar 78.4, lebih dari separuh perokok pasif adalah kelompok rentanseperti perempuan dan balita. 2. Penelitian ini bertujuan untuk menegetahui hubunganpaparan asap rokok dari suami pada wanita usia 15-57 tahun dengan kejadian BBLR.Penelitian ini bertujuan untuk menegetahui hubungan paparan asap rokok dari suami padawanita usia 15-57 tahun dengan kejadian BBLR.Penelitian ini menganalisis data IFLS V tahun 2014. Jumlah wanita usia 15-57 tahun yangmenjadi responden IFLS V sebanyak 2.721 orang. Sebanyak 1.599 orang menjadi totalsampel karena telah memenuhi syarat kriteria inklusi yaitu wanita usia 15 ndash; 57 tahundengan anak kelahiran terakhir yang lahir hidup dalam kurun waktu 2007-2015, Pernahmelahirkan. Sedangkan kriteria ekslusi yaitu : data tentang riwayat merokok suamidanvariabel kovariat tidak lengkap, dan ibu merupakan perokok aktif.Proporsi ibu usia 15-57 tahun yang terpapar asap rokok dari suami adalah 73,5 .Proporsi bayi dengan berat lahir rendah yang dilahirkan oleh ibu yang terpapar asaprokok dari suami pada penelitian ini adalah 7,74, dan proporsi bblr pada ibu yang tidakterpapar asap rokok dari suami yaitu 6,86 . Terdapat hubungan yang tidak bermaknaantara merokok pasif pada ibu usia 15-57 tahun dengan kejadian BBLR dengan 1,096 CI95 0,721-1,66 setelah dikontrol oleh variabel riwayat kunjungan ANC.Pengaruh paparan asap rokok terhadap kejadian BBLR setelah dikontrol oleh variabelriwayat kunjungan ANC tidak bermakna. Meskipun faktor yang mempengaruhi BBLRsangat banyak dan kompleks, namun hal ini dapat dicegah sejak dini. Salah satunyamelalui melindungi masyarakat dari paparan asap rokok melalui upaya pencegahan danpromosi kesehatan.

In Indonesia based on the results of Riskesdas Basic Health Research in 2013 showsthe national rate of LWB is about 10.2 . Based on a survey conducted by Global AdultTobacco Survey GATS in 2011, it was found that 67 of men in Indonesia smoke. 1 Meanwhile in 2011 2015 the prevalence of passive smokers exposed to cigarette smokeat home is about 78.4, more than half of passive smokers are vulnerable groups suchas women and toddlers. 2 . Objective This study to see the effect of exposure to husbands cigarette smoke with theLWB.Method This study analyzed IFLS V data in 2014. A total of 1,599 people into the totalsample because it has fulfilled the inclusion criteria, namely women aged 15 57 yearswith the last born birth of children in the period 2007 2015, Ever give birth. While theexclusion criteria are data about husbans smoking history and covariate variable isincomplete, and mother is active smoker.Results 73.5 of husbands were smokers. The proportion of infants with low birthweight born to mothers exposed to cigarette smoke from husbands in this study was7.74, and the proportion of bblr in mothers not exposed to cigarette smoke fromhusbands was 6.86. There was no significant relationship between passive smoking inwomen aged 15 57 years with LWB incidence with 1.096 95 CI 0.721 1.66 aftercontrolled by antenatal care ANC visit variables.Conclusion The effect of exposure to husbands smoke with the LWB after controlled byantenatal care ANC visit history variable is not significant. Although the factors thataffect LBW are very numerous and complex, but this can be prevented early on. One ofthem through protecting people from exposure to cigarette smoke through preventionefforts and health promotion.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50047
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mediani Retno Putri
"Latar Belakang. Indonesia masih memiliki masalah gizi kurang, salah satu faktor yang mempengaruhi erupsi gigi sulung adalah status gizi, baik status gizi ibu prenatal maupun status gizi anak.
Tujuan. Mengetahui hubungan antara status gizi ibu prenatal dan anak usia 6 - 37 bulan terhadap pola erupsi gigi sulung di kecamatan Beji, Depok.
Metode. Penelitian cross-sectional dilakukan pada ibu dan anaknya yang berusia 6 - 37 bulan di lima posyandu kecamatan Beji, Depok. Informasi status gizi ibu dan anak didapatkan dari buku KIA/KMS subjek.
Hasil. Terdapat perbedaan bermakna.

Background. Indonesia still have poor nutritional status problems, one of the factors that influence the eruption of primary teeth are mothers prenatal nutritional status and child nutritional status.
Objective. To identify the relationship between mothers prenatal nutritional status and 6 ndash 37 month children to primary teeth eruption pattern in the district Beji, Depok.
Methods. This cross sectional study conducted on mothers and their children in five posyandus in Beji District, Depok. The nutritional status information of mothers and children obtained from books KIA KMS subject.
Results. There is significant differences.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farsya Izzati Widodo
"Permasalahan kemiskinan anak merupakan hambatan bagi perkembangan anak dan menghalangi keberhasilan jangka panjang di masa dewasa. Studi ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh kemiskinan anak usia dini dan pendidikan terhadap pekerjaan kerah putih di Indonesia dengan menggunakan data sekunder dari Indonesian Family Life Survey 1 dan 5. Dengan menggunakan regresi logistik biner, studi ini menemukan bahwa kemiskinan anak usia dini mengurangi kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan kerah putih saat dewasa, namun menjadi tidak signifikan ketika terdapat variabel interaksi antara status kemiskinan dan pendidikan. Di sisi lain, pendidikan, terutama pendidikan SMA dan perguruan tinggi, merupakan faktor penting untuk meningkatkan peluang individu dalam mendapatkan pekerjaan kerah putih. Faktor lain yang memengaruhi pekerjaan kerah putih di Indonesia termasuk jenis kelamin, domisili, status pernikahan, dan status pekerjaan ibu.

The complication of child poverty is a drawback for child development and hinders long-term adulthood outcomes. This study aims to investigate the effect of early childhood poverty and education on white-collar employment in Indonesia by using secondary data from the Indonesian Family Life Survey Wave 1 and 5. Using binary logistic regression, this study finds that early childhood poverty decreases the likelihood of attaining a white-collar job in the adulthood labor market, yet it becomes insignificant when there is an interaction term between poverty status and educational attainment. On the other hand, education, particularly secondary and tertiary education, serves as a crucial factor to increase an individual’s opportunity to white-collar employment. Other factors that influence white-collar employment in Indonesia include sex, domicile, marital status, and maternal working status"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widia Irfiani
"Penelitian ini membahas implementasi metode Istima' sebagai metode pembelajaran yang digunakan dalam menghafal Al-Qur'an pada anak usia dini di Tahfi? Anak Usia Dini Indonesia Qur'an Foundation, Depok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan metode Istima' dalam proses menghafal, adakah perbedaan dalam penerapannya pada dua kelas yang berbeda, serta membuktikan apakah ada perbedaan pada aspek fonologi bahasa Arab pada anak-anak dengan pemahaman huruf hijaiyah dengan yang tidak dalam hal pelafalan ayat yang dihafal. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan sumber data berupa kajian pustaka, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Setelah dilakukan analisis terhadap data penilitian, hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran melalui metode Istima' untuk menghafal Al-Qur'an saat ini cukup tepat untuk anak usia dini yang sebagian besar belum mampu membaca dan menulis huruf hijaiyah, tidak adanya perbedaan yang signifikan pada penerapan metode Istima' pada dua kelas yang berbeda, dan ditemukan perbedaan dalam pelafalan bunyi bahasa Arab pada anak yang memiliki prior knowledge dengan yang tidak, selanjutnya perbedaan ditemukan pada kecepatan anak dalam menghafal suatu surah.

This study discusses the implementation of Istima' method as a learning method used in memorizing Al Qur 39 an for early childhood in Tahfi of Early Childhood, Indonesia Qur 39 an Foundation, Depok. The purpose of this study is to find out how the application of Istima' method in the process of memorizing, is there a difference in its application to two different classes, and also proves whether there is a difference in the phonological aspects of Arabic language in children with knowledge of hijaiyah letters and who do not in terms of pronunciation of memorized verses. The research method used is qualitative with data sources such as literature review, observation, interview, and documentation.
After analyzing the research data, the results shows that the method of learning through Istima' method to memorize the Qur 39 an is currently quite appropriate for early childhood that most have not been able to read and write hijaiyah letters, there is no significant difference in the application Istima' method in two different classes, and there is difference in Arabic pronunciation of children who have knowledge of hijaiyah letters with those who do not then the difference is found in the speed of the child in memorizing a surah.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicitas Tania Elvina
"Pendahuluan: Wasting, underweight, dan stunting meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas serta merupakan permasalahan yang masih ditemukan di Indonesia. Paparan asap rokok terhadap anak meningkatkan resiko wasting, underweight, dan stunting pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asosiasi antara paparan asap rokok terhadap status gizi anak 0-59 bulan yang berdomisili di DKI Jakarta.
Metode: Studi dengan pendekatan potong lintang dilakukan terhadap 121 orangtua dengan anak yang berusia 0-59 bulan pada Jakarta Pusat. Data mengenai paparan asap rokok diambil melalui kuesioner yang dibagikan kepada responded. Analisis data dilakukan dengan program SPSS. Status gizi anak dianlisa berdasarkan WHO Weight-for-Height, Weight-for-Age, and Height-for-Age Z-score.
Hasil: Dalam riset ini, prevalensi wasting, underweight, and stunting masing-masing adalah 6.6%, 9.1% and 31.4%. Analisis statistik bivariat dilakukan menggunakan chi-square dan fisher’s exact test yang menunjukan tidak adanya asosiasi antara paparan asap rokok dari ayah dan ibu yang merokok dengan wasting, underweight, dan stunting pada anak. Ditemukan adanya asosiasi anatara paparan asap rokok terhadap ibu saat kehamilan terhadap stunting pada anak (p= 0.024; OR= 0.409; CI(95%)= 0.186-0.898). Melalui analisa logistic regression, ditemukan assosiasi anatara umur ibu (p=0.042; OR= 3.223) dan pendidikan ayah (p=0.011; OR= 4.082) terhadap terjadinya stunting pada anak. Terdapat pula asosiasi antara umur ibu dan underweight pada anak (p= 0.047; OR= 4.229).
Kesimpulan: Tidak ditemukan asosiasi anatara paparan asap rokok terhadap anak dan wasting, underweight, dan stunting. Terdapat asosiasi anatara paparan asap rokok terhadap ibu saat hamil terhadap stunting pada anak.

Introduction:Wasting, underweight, and stunting is associated with an increase morbidity and mortality in children and is still a problem in Indonesia. Environmental tobacco smoke exposure towards children has been associated with an increase risk of wasting, underweight, and stunting in children. In this research, we aim to investigate the association between tobacco smoke exposure in DKI Jakarta household and nutritional status of children <5 years old.
Methods : Cross-sectional study with random sampling technique in 121 parents with children age 0-59 months in Central Jakarta. Tobacco smoke exposure is measured through questionnaire. The results are analyzed using SPPS statistic program. Nutritional status of children is analyzed through WHO Weight-for-Height, Weight-for-Age, and Height-for-Age Z-score.
Results: In this research, the prevalence of wasting, underweight, and stunting are 6.6%, 9.1% and 31.4%, respectively. Bivariate statistical analysis using chi-square and Fisher’s Exact Test showed no association between tobacco smoke exposure with wasting, underweight, and stunting, while an association was found between tobacco smoke exposure during pregnancy with stunting in children aged 0-59 months (p= 0.024; OR= 0.409; CI(95%)= 0.186-0.898). Logistic regression analysis showed that Mother's age (p and paternal education (p=0.011; OR= 4.082) increases risk of stunting in children. Age of mother is associated with Underweight in children (p= 0.047; OR= 4.229).
Conclusion: No association between paternal and maternal smoking with underweight, wasting, and stunting is found, while an association was found between tobacco smoke exposure during pregnancy with stunting in children."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>