Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158425 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adhinda Milla Hanifah
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara self-compassion dan social withdrawal pada dewasa muda penyintas perundungan. Partisipan merupakan dewasa muda (18-25 tahun) yang pernah menjadi korban dari perundungan ketika masa SMP dan/atau SMA. Alat ukur Multidimensional Offline and Online Peer Victimization Scale (MOOPVS) digunakan untuk mengetahui pengalaman perundungan partisipan dan juga sebagai alat pembuat kategori pengalaman perundungan. Data yang diperoleh secara keseluruhan berjumlah 805 namun hanya 546 data partisipan dengan skor MOOPVS menengah hingga tinggi yang akan diolah untuk hasil utama penelitian ini. Self-compassion diukur menggunakan menggunakan Self Compassion Scale-Short Form (SCS-SF) dan social withdrawal diukur menggunakan Emerging Adult Social Preference Scale-revised yang diadaptasi sesuai kebutuhan penelitian ini. Hasil temuan menunjukkan adanya hubungan signifikan yang bersifat negatif antara self-compassion dan social withdrawal pada dewasa muda penyintas perundungan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tristania `Ainiyah Pandia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-compassion dan kecemasan pada dewasa muda penyintas perundungan. Partisipan berjumlah 544 orang dan merupakan dewasa muda (usia 18-25 tahun) yang pernah menjadi korban perundungan pada saat SMP dan/atau SMA. Untuk memastikan bahwa partisipan benar-benar mengalami perundungan, diberikan alat ukur Multidimensional Offline and Online Peer Victimization Scale (MOOPVS) yang berfungsi sebagai seleksi atau penapis, yang mana hanya partisipan dengan tingkat perundungan sedang hingga tinggi saja yang diikutsertakan dalam penelitian. Self-compassion diukur menggunakan Self Compassion Scale-Short Form (SCS-SF), sementara kecemasan diukur menggunakan State-Trait Anxiety Inventory Skala Trait (STAI-T). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara self-compassion dan kecemasan pada dewasa muda penyintas perundungan. Semakin tinggi self-compassion individu, semakin rendah tingkat kecemasannya. Selain itu, ditemukan juga bahwa perempuan memiliki self-compassion yang lebih rendah dan kecemasan yang lebih tinggi daripada laki-laki.

This study was conducted to examine the correlation between self-compassion and anxiety among bullying survivors in emerging adults. Participants included 544 emerging adults (18-25 years old) who had the experience of being bullied during middle school and/or high school. To make sure all participants had bullying experience, Multidimensional Offline and Online Peer Victimization Scale (MOOPVS) was given which served as a screening tool. Only participants with moderate to high bullying experience will be included in the analysis. Self-compassion was measured with Self Compassion Scale-Short Form (SCS-SF). Meanwhile, anxiety was measured with State-Trait Anxiety Inventory Scale Trait (STAI-T). The result indicates that there is negative and significant correlation between self-compassion and anxiety among bullying survivors in emerging adults. High self-compassion in individuals is associated with low anxiety. Women have significantly less self-compassion and more anxiety than men.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulidia Annisa Hilmah
"ABSTRAK
Korban bullying usia sekolah umumnya masih merasakan berbagai dampak negatif bullying hingga dewasa. Penyayang diri dan optimisme dapat menjadi strategi koping yang tepat bagi korban untuk berkembang positif secara psikologis. Studi ini berusaha untuk melihat hubungan antara belas kasihan diri dan optimisme pada orang dewasa baru yang selamat dari perundungan sekolah (SMP dan SMA). Partisipan dalam penelitian ini adalah orang dewasa baru berusia 18-25 tahun yang lolos seleksi instrumen Multidimensional Online and Offline Peer Victimization Scale (MOOPVS) berdasarkan tingkat keparahan bullying yang dialaminya. Belas kasihan diukur menggunakan Bentuk Bentuk Pendek Skala Belas Diri Sendiri (SCS-SF) dan optimisme diukur dengan Tes Orientasi Kehidupan-Revisi (LOT-R). Melalui teknik korelasi Pearson, ditemukan bahwa di antara orang dewasa baru yang selamat dari perundungan di sekolah, belas kasihan diri secara signifikan berhubungan positif dengan optimisme (r = 0,264, p <0,01, satu sisi). Temuan ini dapat menjadi pertimbangan bagi para praktisi psikologi, khususnya yang bergerak di bidang rehabilitasi pasca bullying, untuk melakukan intervensi welas asih dan / atau berbasis optimisme.
ABSTRACT
Victims of school age bullying generally still feel the various negative effects of bullying until adulthood. Self-compassion and optimism can be the right coping strategies for victims to develop positively psychologically. This study attempted to look at the relationship between self-compassion and optimism in new adults who survived school bullying (junior high and high school). Participants in this study were adults aged 18-25 years who passed the Multidimensional Online and Offline Peer Victimization Scale (MOOPVS) instrument selection based on the severity of the bullying they experienced. Compassion was measured using the Short Form of Self-Defense Scale (SCS-SF) and optimism measured by the Revised Life-Orientation Test (LOT-R). Through the Pearson correlation technique, it was found that among new adults who survived school bullying, self-compassion was significantly positively associated with optimism (r = 0.264, p <0.01, one hand). These findings can be a consideration for psychology practitioners, especially those engaged in post-bullying rehabilitation, to carry out compassionate and / or optimism-based interventions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aini Adinda Ettah
"Perceraian orang tua dinilai memiliki beberapa dampak negatif, salah satunya adalah salah satunya adalah perilaku menyakiti diri sendiri. Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa Self-compassion dapat menjadi faktor protektif terhadap pengalaman negatif seperti: perceraian orang tua dan mencegah perilaku menyakiti diri sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self-compassion dan self-harm pada awal masa dewasa dengan orang tua bercerai. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan 91 peserta berusia 18-25 tahun, berasal dari keluarga bercerai dan memiliki melakukan menyakiti diri sendiri. Self-compassion diukur dengan menggunakan Self Compassion Scale- Short Form (SCS-SF) dan self-harm diukur menggunakan Self Harm Behavior Kuesioner (SHBQ). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan hubungan negatif yang signifikan antara self-compassion dan self-harm di awal masa dewasa memiliki orang tua yang bercerai, r = - 0,275, p < 0,01. Self-compassion yang lebih tinggi seseorang, semakin rendah perilaku melukai diri sendiri. Selain itu, para peneliti menemukan hubungan yang signifikan antara subskala self-compassion (kebaikan diri, penilaian diri) dan over-identifikasi) dengan perilaku menyakiti diri sendiri.
Parental divorce is considered to have several negative impacts, one of which is self-harm. Several previous studies have shown that self-compassion can be a protective factor against negative experiences such as parental divorce and preventing self-harm. This study aims to examine the relationship between self-compassion and self-harm in early adulthood with divorced parents. This study is a quantitative correlational study with 91 participants aged 18-25 years, coming from divorced families and having committed self-harm. Self-compassion was measured using the Self Compassion Scale-Short Form (SCS-SF) and self-harm was measured using the Self Harm Behavior Questionnaire (SHBQ). The results of this study indicate that there is a significant negative relationship between self-compassion and self-harm in early adulthood with divorced parents, r = - 0.275, p < 0.01. The higher a person's self-compassion, the lower the self-injury behavior. In addition, the researchers found a significant relationship between the self-compassion subscale (self-worth, self-assessment)
and over-identification) with self-injurious behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilma Ramadina
"Perceraian orang tua dapat berdampak pada anak hingga dewasa. Salah satunya berdampak pada sikap terhadap pernikahan individu. Self-Compassion (SC) sebagai faktor internal yang positif diduga memiliki hubungan dengan sikap terhadap pernikahan pada usia dewasa awal yang orang tuanya bercerai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Self-Compassion (SC) dan Attitudes Toward Marrigae (ATM) pada masa dewasa awal (18-25 tahun) dengan orang tua bercerai. Total peserta yang diperoleh sebanyak 210 peserta. Pengukuran SC dilakukan dengan menggunakan alat ukur Self-Compassion Scale-Short Form (SCS-SF). sedangkan pengukuran ATM dilakukan dengan menggunakan alat ukur Marital Attitudes Scale (MAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif (r= 0,408; p= <0,01) antara SC dan ATM pada dewasa awal dengan orang tua bercerai. Artinya, semakin tinggi SC pada masa dewasa awal yang orang tuanya bercerai, semakin positif ATM tersebut. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa enam komponen SC (self-kindness, common kemanusiaan, mindfulness, self-judgment, isolasi, over-identification) memiliki hubungan yang signifikan dengan ATM. Terdapat perbedaan skor rata-rata SC jika dilihat dari data demografi masyarakat yang tinggal bersama peserta saat ini.
Divorce of parents can have an impact on children to adulthood. One of them has an impact on attitudes towards individual marriage. Self-Compassion (SC) as a positive internal factor is thought to have a relationship with attitudes towards marriage in early adulthood whose parents are divorced. This study was conducted to determine the relationship between Self-Compassion (SC) and Attitudes Toward Marrigae (ATM) in early adulthood (18-25 years) with divorced parents. The total participants obtained were 210 participants. SC measurements were performed using the Self-Compassion Scale-Short Form (SCS-SF) measuring instrument. while ATM measurements were performed using the Marital Attitudes Scale (MAS) measuring instrument. The results showed that there was a significant and positive relationship (r= 0.408; p= <0.01) between SC and ATM in early adulthood with divorced parents. That is, the higher the SC in early adulthood whose parents divorced, the more positive the ATM was. The results also showed that the six components of SC (self-kindness, common humanity, mindfulness, self-judgment, isolation, over-identification) had a significant relationship with ATM. There is a difference in the average SC score when viewed from the demographic data of the people living with the current participants."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Afiifah
"Penelitian sebelumnya menunjukkan growth mindset merupakan karakteristik yang esensial untuk dimiliki guru agar dapat membantunya menjadi seorang guru pembelajar seumur hidup, yang berorientasi kepada murid, dan mampu menumbuhkan budaya pembelajaran. Lebih lanjut, penelitian sebelumnya menunjukkan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang dengan growth mindset juga ditemukan pada seseorang yang menerapkan self compassion. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji hubungan antara self compassion dan growth mindset pada guru sekolah dasar. Partisipan penelitian merupakan guru sekolah dasar (N = 236) yang berasal dari 13 provinsi di Indonesia. Alat ukur yang digunakan adalah Self Compassion Scale dan General Implicit Theories of Intelligence Scale. Analisis korelasi Spearman menunjukkan self compassion dan growth mindset berkorelasi positif. Hasil penelitian juga menunjukkan seluruh dimensi self compassion berkorelasi signifikan dengan growth mindset. Temuan penelitian mengindikasikan self compassion dan growth mindset merupakan karakteristik yang saling menunjang dan dapat bermanfaat bagi guru dalam menjalankan perannya. Limitasi penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya juga didiskusikan.

Past studies have shown that growth mindset is an essential characteristic for teachers in order to drive them to be a lifelong learner, who focuses on students, and be able to foster a learning culture. Furthermore, past studies suggest that characteristics possessed by someone with a growth mindset are also found in someone who applies self compassion. The purpose of this study was to examine the correlation of self compassion and growth mindset among elementary school teachers. The participants consisted of 236 elementary school teachers from 13 provinces in Indonesia. The instruments used in the current study were the Self Compassion Scale (SCS), and the General Implicit Theories of Intelligence Scale General ITIS. A Spearman correlation analysis revealed selfcompassion has a positive relationship with growth mindset. Results also revealed that all dimensions of selfcompassion and growth mindset were significantly correlated. Findings indicated that self compassion and growth mindset might mutually be beneficial for teachers in doing their roles. Limitations and recommendations for future research are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iga Winati
"Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa belas kasihan diri (SC) merupakan faktor pelindung yang harus diperhitungkan bagi individu dalam menghadapi pengalaman menyakitkan. Hal ini dikarenakan SC mampu membuat individu menjadi lebih adaptif, salah satunya dengan meningkatkan kesejahteraan psikologis (PWB). Salah satu pengalaman pahit yang menjadi fenomena umum di masyarakat yang dinyatakan berdampak negatif pada korban PWB adalah bullying. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk melihat apakah ada peran moderasi variabel welas asih pada hubungan antara pengalaman bullying di sekolah (SMP dan / atau SMA), dan kesejahteraan psikologis pada orang dewasa yang baru muncul. Hasil penelitian terhadap 801 emerging adult menunjukkan bahwa pengalaman bullying (B = -0,197, p> 0,01) tidak dapat memprediksi PWB, sedangkan SC (B = 0,6798, p <0,01) merupakan prediktor PWB. Namun, tidak ada peran moderasi yang ditemukan untuk SC (B = 0,0034, p> 0,01). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa SC bukanlah moderator tentang hubungan antara pengalaman bullying dan PWB.

Previous research has found that self-compassion (SC) is a protective factor that must be taken into account for individuals in the face of painful experiences. This is because SC is able to make individuals more adaptive, one of which is by increasing psychological well-being (PWB). One of the bitter experiences that has become a common phenomenon in society which is stated to have a negative impact on victims of PWB is bullying. Therefore, this study seeks to see whether there is a moderating role for the compassionate variable in the relationship between experiences of bullying at school (junior high and / or high school), and psychological well-being in emerging adults. The results of the study on 801 emerging adults showed that the bullying experience (B = -0.197, p> 0.01) could not predict PWB, while SC (B = 0.6798, p <0.01) was a predictor of PWB. However, no moderating role was found for SC (B = 0.0034, p> 0.01). Thus, it can be concluded that SC is not a moderator about the relationship between bullying experience and PWB."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Murfid Nur Aziz
"Dewasa awal memasuki masa transisi yang menimbulkan perasaan negatif terkait masa depan yang dikenal dengan quarter life crisis dan sebagai kelompok usia yang paling banyak menggunakan media sosial. Penggunaan media sosial dapat menyebabkan penggunanya mengalami perbandingan sosial yang berisiko meningkatkan terjadinya quarter life crisis. Self-compassion merupakan sikap positif yang dapat mengurangi dampak negatif dari situasi stres dan juga dibutuhkan saat quarter life crisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas penggunaan media sosial dan self-compassion dengan quarter life crisis pada dewasa awal. Desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dan metode kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 473 dewasa awal di Jakarta Timur yang diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan Social Media Use Integration Scale (SMUIS), Skala Welas Diri (SWD), dan Skala Quarter Life Crisis (SQLC). Analisis meggunakan Spearman’s Rho dengan hasil yang menunjukkan tidak terdapat hubungan (p>0,05) antara intensitas penggunaan media sosial dengan quarter life crisis dan terdapat hubungan (p<0,05) antara self-compassion dengan quarter life crisis. Berdasarkan hasil  penelitian ini, diharapkan dewasa awal dapat memanfaatkan self-compassion selama menghadapi quarter life crisis serta tetap bijak dalam menggunakan media sosial. Penelitian selanjutnya dapat meneliti terkait variabel lain yang berkaitan dengan quarter life crisis

Emerging adulthood are entering a transitional period that raises negative feelings about the future known as the quarter life crisis and as the age group that mostlu uses social media. The use of social media could cause users to experience social comparisons that increase the risk of a quarter life crisis.  Self-compassion is a positive attitude that could reduce the negative impact of stressful situations and also needed during quarter life crises. This study aims to determine the relationship between the intensity of social media use and self-compassion with quarter life crisis in emerging adulthood. The research design used a cross sectional approach and quantitative methods. The research sample consisted of 473 emerging adults in East Jakarta who were taken through purposive sampling technique. The research instruments used the Social Media Use Integration Scale (SMUIS), Self-Compassion Scale (SWD), and Quarter Life Crisis Scale (SQLC). Analysis using Spearman's Rho with results showing there is no relationship (p>0.05) between the intensity of social media use and quarter life crisis and there is a relationship (p<0.05) between self-compassion and quarter life crisis. Based on the results of this research, it is expected that emerging adults can utilize self-compassion when facing a quarter life crisis and must use social media wisely. Future research could examine other variables related to the quarter life crisis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priskila Hilary
"ABSTRAK
Pemusik orkestra memiliki tuntutan dan tantangan yang tinggi untuk selalu menampilkan permainan musik yang sempurna. Hal ini membuat mereka memaksa diri dalam berlatih dan memiliki toleransi yang rendah terhadap kekurangan dan kesalahan diri. Hal ini membuat pemusik orkestra memerlukan self-compassion agar tidak melakukan hal yang destruktif terhadap diri mereka. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self-compassion dan psychological well-being pada pemusik orkestra. Penelitian ini menggunakan metode korelasi. Pengukuran self?compassion menggunakan alat ukur Self-Compassion Scale (Neff, 2003) dan alat ukur Ryff?s Scale of Psychological Well-Being (Ryff , 1989). Partisipan penelitian adalah sebanyak 104 pemusik orkestra. Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis null penelitian ditolak (rs=0.465 dan p=0.000), yang berarti terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-compassion dan psychological well-being pada permusik orkestra. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk merancang intervensi pelatihan self-compassion bagi pemusik orkestra agar dapat meningkatkan psychological well-being.

ABSTRAK
Orchestra musicians have a lot of demands and high challenges to always perform in a perfect way. These things make them hard on themselves when practicing and make them have a low tolerance on their inadequacies and failure. They need to be self-compassionate to themselves so that they will not do a destructive action to themselves. This study aims to look at the relationship between self-compassion and psychological well-being of orchestra musicians. This study uses correlation method. Self-compassion was measured using Self-Compassion Scale (Neff ,2003). Psychological well-being was measured using Ryff?s Scale of Psychological Well-Being (Ryff, 1989). The respondents of the study are 104 orchestra musicians. There is significant evidence to reject the null hypothesis (rs=0.465 dan p=0.000), which can conclude that there is a positive and significant relationship between self-compassion and psychological well-being of orchestra musicians. These results are hoped to be useful in planning interventions self-compassion training, so that they can promote their psychological well-being."
2016
S63689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Veda Sekar Kinanti
"Setiap tahunnya, banyak mahasiswa baru di Indonesia dari berbagai daerah yang merantau ke kota Jakarta untuk menempuh pendidikan tinggi. Adaptasi sosial yang harus dilakukan mahasiswa tahun pertama yang merantau agar dapat sukses menjalani perkuliahan dapat menjadi tekanan tersendiri jika tidak ditangani dengan baik karena berisiko mengakibatkan kecemasan sosial yang memiliki dampak negatif, tidak hanya terhadap performa akademis tetapi juga terhadap well-being secara umum. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa self- compassion merupakan kekuatan psikologis yang mampu membantu mencegah dan menangani kecemasan sosial pada individu, namun penelitian yang membahas hubungan langsung antar keduanya masih sangat minim. Penelitian kuantitatif dilakukan untuk melihat hubungan antar keduanya. Analisis korelasi pearson menunjukkan bahwa self-compassion berkorelasi negatif signifikan dengan kecemasan sosial (r=-0,541, p<0,01, two-tailed), dengan effect size yang large. Komponen-komponen self-compassion, yaitu self-kindness vs. self-judgment (r = -0,443, p<0,01, two-tailed) , common humanity vs. isolation (r=-0,446, p<0,01, two-tailed), dan mindfulness vs. over-identification (r =-0,416, p<0,01, two-tailed), juga ditemukan berkorelasi negatif signifikan dengan kecemasan sosial dengan effect size yang medium

Every year, many college freshmen in Indonesia from various regions migrate to Jakarta to pursue higher education. The social adaptation that must be done by college freshmen who migrate to be successful in college can be a distress if not handled properly because it risks causing social anxiety which has negative impacts, not only on academic performance but also on their well-being in general. Previous research states that self-compassion is a psychological strength that can help prevent and deal with social anxiety in individuals, but researches that address the direct relationship between the two is still very minimal. Quantitative research was conducted to see the relationship between the two. Pearson correlation analysis shows that self-compassion has a significant negative correlation with social anxiety (r=-0,541, p<0,01, two-tailed), with a large effect size. Components of self-compassion, which are self-kindness vs. self-judgment (r = -0,443, p<0,01, two-tailed), common humanity vs. isolation (r=-0,446, p<0,01, two-tailed), and mindfulness vs. over-identification (r =-0,416, p<0,01, two-tailed),was found negatively correlated significantly with social anxiety with medium effect size. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>