Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134369 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amelia Citra Kirana
"Infeksi human papillomavirus (HPV) merupakan salah satu penyakit menular seksual yang paling umum terjadi dan dapat menimbulkan berbagai beban kepada individu yang telah aktif secara seksual. Vaksin HPV yang sudah terbukti efektif dalam mencegah infeksi HPV masih memiliki tingkat penggunaan yang rendah di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pengetahuan, sikap, dan norma subyektif terhadap intensi memeroleh vaksin HPV. Intensi seringkali diteliti sebagai salah satu hal yang dapat mewakili tingkah laku di masa mendatang. Partisipan dalam penelitian ini adalah perempuan dan laki-laki Indonesia berusia 18 hingga 26 tahun (N=380, M=21,34, SD=1,99). Partisipan menyelesaikan survei daring yang disusun menggunakan alat ukur yang sebelumnya digunakan oleh Catalano dkk. (2017), Chiang dkk. (2016), dan Marlow dkk. (2013). Hasil analisis multiple regression menemukan bahwa pengetahuan, sikap, dan norma subyektif dapat memengaruhi intensi secara signifikan (R2= 0,53, p>0,01). Norma subyektif ditemukan menjadi variabel prediktor yang paling kuat memengaruhi intensi β=0,54, p<0,01), yang kemudian diikuti oleh sikap β=0,32, p<0,01) dan pengetahuan (β=0,10, p<0,05). Partisipan ditemukan rata-rata memiliki pengetahuan yang rendah, sikap yang positif, norma subyektif yang positif, dan intensi yang sedang untuk memeroleh vaksin HPV dalam 12 bulan mendatang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah intervensi dan promosi kesehatan seksual terkait vaksinasi HPV sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan target populasi nasional yang tidak hanya berdasarkan usia, namun juga menyasar orang tua, tokoh agama, dan orang-orang berpengaruh lainnya.

As one of the most common sexually transmitted disease, human papillomavirus (HPV) infection can cause various burdens to many sexually active individuals. Despite the effectiveness of HPV vaccine in mitigating the risk of HPV infection, its uptake rate in Indonesia is low. The objective of this study was to examine the effects of knowledge, attitude, and subjective norm on intention to obtain the HPV vaccine. Intention has been studied as a proxy of future behavior. Indonesian male and female aged 18 to 26 years old (N=380, M=21.34, SD=1.99) completed an online survey adapted from Catalano et al. (2017), Chiang et al. (2016), and Marlow et al. (2013). Using multiple regression analysis, knowledge, attitude, and subjective norm were found to be significant predictors of intention (R2= 0.53, p<0.01). Subjective norm was found to be the strongest predictor of intention (β=0.54, p<0.01), followed by attitudeβ=0.32, p<0.01) and knowledge (β=0.10, p<0.05). On average, the participants were found to have a low knowledge, positive attitude, positive subjective norm, and moderate intention to obtain HPV vaccine in the next 12 months. It was concluded that future intervention and promotion programs to increase HPV vaccination rate in Indonesia should consider targeting national population that not only based on age, but also include parents, religious leaders, and other influential people."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Dwi Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara pengetahuan, sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control dalam mempredikasi intensi memeroleh vaksin HPV dan menggali penjelasan lebih dalam terkait jawaban partisipan terkait intensi memeroleh vaksin HPV dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional, non-experimental dan mixed-methods. Partisipan dalam penelitian yang mengisi kuesioner secara online dan memenuhi kriteria penelitian yaitu sebanyak 173 partisipan dan 6 partisipan diantaranya mengikuti wawancara mendalam untuk data kualitatif. Pengambilan data kuantitatif menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Chiang dkk. (2016), Marlow dkk. (2013, dan Catalano dkk. (2017), selanjutnya data kualitatif didapatkan melalui wawancara semi-terstruktur. Data kuantitatif diolah dengan analisa statistik multiple regression dan data kualitatif diolah menggunakan pendekatan fenomenologis. Hasil analisis multiple regression menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control secara signifikan (R2 = 0,221, p<0,05) memprediksi intensi memeroleh vaksin HPV. Perceived behavioral control ditemukan sebagai prediktor yang signifikan (β=0,32, p<0,05). Terdapat faktor lain, seperti kebutuhan untuk melindungi pasangan, riwayat penyakit dalam keluarga, faktor biaya dan urgensi yang dapat mempengaruhi intensi memeroleh vaksin HPV. Dari hasil penelitian diharapkan tenaga kesehatan dan pihak terkait dapat lebih aktif mensosialisasikan informasi terkait HPV dan vaksin HPV terutama menyasar pada aspek personal, serta mempertimbangkan biaya pemerolehan vaksin HPV agar lebih terjangkau.

The purpose of this study was aimed to find the correlation between knowledge, attitude, subjective norm, and perceived behavioural control in predicting intention to receive HPV vaccine and explore the evidences concerning intention to receive HPV vaccine and the factors influencing them. The methods that were used in this study consist of cross-sectional, non-experimental, and mixed-methods approaches. A total of 173 qualified participants took part in this study by answering online questionnaire and six participants were selected for an interview to obtain qualitative data. The technique of collecting quantitative data were using the measuring instrument developed by Chiang et al. (2016), Marlow et al. (2013), and Catalano et al. (2017), then the qualitative data were obtained through semi-structured interview. Quantitative data processed by using multiple regression analysis and qualitative data were prepared using phenomenologist approach. The result of multiple regression analysis showed that knowledge, attitude, subjective norm, and perceived behavioural control significantly able to predict people’s intention to receive HPV vaccine (R2 = 0.221, p < 0.05). Perceived behavioural control was found as a significant predictor (β = 0.32, p < 0,05). There were also other factors, for instance, the need to protect the spouse, family health record, expenditure factor, and urgency, which able to affect the intention to receive HPV vaccine. From the result of this study, the health personnel and those who related were expected to be more active in socialising the information related to the HPV and the HPV vaccine especially to personal aspect, and also to consider the cost to receive the vaccine to be more affordable for the unfortunates."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moria Nobella Kristina
"Sejak mendapatkan distribusi oleh Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS pada tahun 2006, vaksin HPV telah terbukti efektif dalam mencegah infeksi HPV. Namun, di Indonesia, kanker serviks merupakan
Penyakit akibat infeksi HPV tetap menjadi kanker dengan jumlah penderitanya terbesar kedua untuk wanita. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh rendahnya penggunaan vaksin HPV. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji niat untuk mendapatkan Vaksin HPV dengan review menggunakan Theory of Planned Behavior yang meliputi: aspek sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan. Peserta dalam
Dalam penelitian ini, wanita dan pria Indonesia berusia 18-26 tahun (N=112, M=21,62, SD=2,07). Pengukuran niat, sikap, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku menggunakan alat ukur Catalano et al. (2017) yang telah diadaptasi oleh Kirana (2019). Hasil analisis regresi berganda menemukan bahwa, dirasakan kontrol perilaku dan norma subjektif dapat memprediksi niat secara signifikan (R2= 0,64, p<0,01). Kontrol perilaku yang dirasakan ditemukan sebagai variabel prediktor yang prediktor niat terkuat (β=0,498, p<0,01), yang kemudian diikuti oleh norma subjektif (β=0,395, p<0,01). Peserta ditemukan memiliki sikap positif, norma subjektif negatif, kontrol perilaku yang dirasakan rendah dan niat tinggi kecil kemungkinannya untuk menerima vaksin HPV dalam 12 bulan ke depan. Sehingga bisa menyimpulkan bahwa diperlukan upaya untuk meminimalkan hambatan dalam memperoleh vaksin vaksin HPV seperti intervensi pemerintah untuk mewujudkan vaksinasi HPV sebagai program Nasional. Selain itu, dukungan aktif untuk vaksinasi HPV oleh orang tua, keluarga, teman, dan orang penting lainnya dibutuhkan dalam populasi ini.
.
Since gaining distribution by the US Food and Drug Administration in 2006, the HPV vaccine has proven effective in preventing HPV infection. However, in Indonesia, cervical cancer is a
Diseases caused by HPV infection remains a cancer with the second largest number of sufferers for women. This may be influenced by the low use of the HPV vaccine. The purpose of this study was to test the intention to get the HPV vaccine with a review using the Theory of Planned Behavior which includes: aspects of attitude, subjective norms, and perceived behavioral control. Participants in
In this study, Indonesian women and men aged 18-26 years (N=112, M=21.62, SD=2.07). Measurement of intentions, attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control using a measuring instrument Catalano et al. (2017) which has been adapted by Kirana (2019). The results of multiple regression analysis found that perceived behavioral control and subjective norms could predict intention significantly (R2 = 0.64, p<0.01). Perceived behavioral control was found to be the strongest predictor of intention (β=0.498, p<0.01), which was then followed by subjective norm (β=0.395, p<0.01). Participants found to have positive attitudes, negative subjective norms, low perceived behavioral control and high intentions were less likely to receive the HPV vaccine in the next 12 months. So it can be concluded that efforts are needed to minimize obstacles in obtaining the HPV vaccine, such as government intervention to realize HPV vaccination as a national program. In addition, active support for HPV vaccination by parents, family, friends, and significant others is needed in this population."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annas Azzahra
"Vaksin HPV merupakan pencegahan primer terhadap kanker servik. Biaya vaksinasi HPV yang mahal menjadi tantangan tersendiri untuk perempuan dewasa awal yang belum bekerja. Selain itu, kurangnya kesadaran dapat menjadi faktor penghambat perempuan dalam memutuskan vaksinasi HPV. Penelitian cross sectional ini bertujuan untuk menguji hubungan antara tingkat kesadaran dengan keputusan vaksinasi HPV. Responden berjumlah 126 perempuan pekerja usia 18-25 tahun, belum aktif secara seksual, dan berdomisili di Kota Depok. Intrumen yang digunakan adalah Knowledge and awareness about human papillomavirus vaccination questionnaire dan Willingness to Receive Human Papillomavirus Vaccination Questionnaire yang diterjemahkan, analisis data menggunakan uji Chi square. Hasil temuan analisi ditemukan pvalue 0,001 atau <0,05, OR 2.396, 95%CI 1.26-1.43. Melalui hasil temuan ini dapat disimpulkan semakin tinggi tingkat kesadaran maka semakin tinggi keterlibatan diri dalam pengambilan keputusan vaksinasi HPV pada perempuan pekerja. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan vaksinasi HPV.

The HPV vaccine is the primary prevention against cervical cancer. The high cost of HPV vaccination is a challenge for young, unemployed women. In addition, lack of awareness can be a limiting factor for women in deciding to vaccinate against HPV. This cross sectional study aims to examine the relationship between level of awareness and the decision to vaccinate HPV. Respondents were 126 female workers aged 18-25 years, not yet sexually active, and domiciled in Depok City. The instruments used were Knowledge and awareness about human papillomavirus vaccination questionnaire and Willingness to Receive Human Papillomavirus Vaccination Questionnaire which were translated, data analysis using Chi square test. The results of the analysis found p-value 0.001 or <0.05, OR 2.396, 95%CI 1.26-1.43. Through these findings, it can be concluded that the higher the level of awareness, the higher the involvement in decision-making for HPV vaccination in female workers. Future research is expected to be able to analyze the factors that can influence the decision of the HPV vaccine."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Puspita Wulandari
"Salah satu penyebab kesakitan dan kematian ibu adalah masih rendahnya
pengetahuan ibu hamil. Guna mengatasi hal tersebut maka Kementerian
Kesehatan RI merencanakan Kelas Ibu Hamil (KIH) yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan ibu hamil. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh KIH di Puskesmas Cipaku Kota Bogor terhadap pengetahuan kesehatan
maternal. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif guna
mengetahui pengaruh KIH terhadap pengetahuan serta kualitatif untuk
mengetahui gambaran pelaksanaan KIH. Hasil penelitian menunjukan
peningkatan pengetahuan sesudah pelaksanaan KIH, dimana peningkatan lebih
tinggi terjadi pada kelompok intervensi. Selain itu terjadi penurunan retensi
pengetahuan pada 7 hari setelah KIH sebesar 4%. Temuan kuantitatif ini didukung
dengan temuan kualitatif yang menunjukan masih ditemukannya berbagai
hambatan pada pelaksanaan KIH. Uji instrumen menunjukan kuesioner KIH
belum memiliki validitas dan reliabilitas yang baik sehingga perlu dilakukan
perbaikan.

One of the issues causing maternal morbidity and mortality is the lack of
knowledge among pregnant mothers. In order to overcome this problem, the
Ministry of Health of the Republic of Indonesia has planned a program named
Kelas Ibu Hamil (KIH) or a class for pregnant mothers designed to improve their
knowledge. This study aims at finding out the effects of KIH held at Puskesmas
Cipaku Kota Bogor – on knowledge about maternal health. Using quantitative
method, this study discovers how KIH affects knowledge; meanwhile, the
qualitative method describes the implementation of KIH at this particular area.
Results indicate increasing knowledge among pregnant mothers after the
implementation of KIH, as more considerable improvemens were found within
exposed group. However, 7 days after KIH, their knowledge retention decreased
4%. These quantitative results are supported by some qualitative findings, which
indicate several obstacles coming across the program. Instrument test shows that
the validity and reliability of the KIH questionnaire has not yet been confirmed
yet, therefore requires further improvements
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kania Aisyah Putri
"Latar Belakang Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018, kanker serviks merupakan kanker kedua yang paling banyak diderita dengan insidensi 9,3% dan penyebab kematian terbanyak ketiga dengan mortalitas 8,8%. Penyebab utama terjadinya kanker serviks adalah infeksi HPV risiko tinggi. Pencegahan infeksi HPV dapat dilakukan melalui vaksinasi HPV. Dengan demikian, vaksinasi HPV berperan penting dalam pencegahan kanker serviks. Akan tetapi, terdapat beberapa hambatan terkait vaksinasi HPV yang menyebabkan tidak seluruh populasi dapat mengaksesnya. Di Indonesia, cakupan vaksinasi HPV untuk wanita berusia lebih dari sama dengan 15 tahun pada tahun 2022 hanya mencapai 6%. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas cakupan vaksinasi HPV pada pasien pasien di poli kebidanan dan kandungan RSCM. Metode Penelitian ini dilakukan menggunakan desain observasional dengan metode crosssectional. Besar sampel minimal yang dibutuhkan adalah 98 sampel. Data diperoleh melalui kuisioner dan rekam medis responden. Data yang diperoleh akan diolah menggunakan aplikasi SPSS 27.0. Hasil Terdapat 8 dari 127 subjek penelitian yang telah mendapatkan vaksinasi HPV (6,3%). Sebanyak 50% dari subjek yang telah mendapatkan vaksinasi baru menerima 1 dosis vaksin. Dari 127 subjek penelitian, terdapat 18 pasien kanker serviks. Cakupan vaksinasi HPV pada pasien kanker serviks adalah 5,6%. Kesimpulan Untuk mencapai kekebalan kelompok, cakupan vaksinasi HPV pada penelitian ini masih sangat rendah. Meski demikian, cakupan vaksinasi HPV pada pasien di Poli Kebidanan dan Kandungan RSCM ini tidak berbeda jauh dengan cakupan vaksinasi Indonesia pada tahun 2022 menurut WHO.

Introduction According to the Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) in 2018, cervical cancer is the second most common cancer with an incidence of 9.3% and the third leading cause of death with a mortality rate of 8.8%. The main cause of cervical cancer is high-risk HPV infection. Prevention of HPV infection can be done through HPV vaccination. Therefore, HPV vaccination plays an important role in the prevention of cervical cancer. However, there are several barriers related to HPV vaccination that prevent some populations from accessing it. In Indonesia, the HPV vaccination coverage for women aged 15 and older in 2022 only reached 6%. Therefore, this study will discuss the coverage of HPV vaccination among patients in departments of obstetrics and gynecology RSCM. Method This study was conducted using an observational design with a cross-sectional method. The minimum required sample size is 98 samples. Data will be obtained through questionnaires and respondent’s medical records. The data obtained will be processed using SPSS 27.0. Results There were 8 out of 127 subjects who had received HPV vaccination (6.3%). Half of the subjects who had been vaccinated only received 1 dose of the vaccine. Out of the 127 research subjects, there were 18 cervical cancer patients. The HPV vaccination coverage in cervical cancer patients was 5.6%. Conclusion To achieve herd immunity, the HPV vaccination coverage in this study is still very low. However, the HPV vaccination coverage in patients at the Department of Obstetrics and Gynecology RSCM is similar to Indonesia's vaccination coverage in 2022 according to the WHO."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Kurniawan
"ABSTRAK
Infeksi dengue merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Kementrian Kesehatan RI melaporkan terdapat 71.668 laporan kasus demam berdarah dengue dan 641 kasus meninggal karena demam berdarah pada tahun 2014. Demam berdarah dapat dicegah, salah satunya dengan mengontrol transmisi vektor dengue. Efektifitas pencegahan dengue ditentukan oleh kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mencegah perkembangbiakan nyamuk dengue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor sosiodemografis usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan orangtua dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku mereka terkait transmisi dan pencegahan dengue pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang menggunakan data primer yang diperoleh dari kuisioner yang diisi oleh subjek penelitian. Hasil penelitian didapatkan sebagai berikut: 51,7 orang tua berpengetahuan cukup baik, 96,3 bersikap baik, dan 63,2 berperilaku cukup baik. Pendidikan memiliki korelasi yang signifikan dengan pengetahuan orang tua terkait transmisi dan pencegahan dengue p= 0,05 . Sebaliknya usia, pekerjaan, dan penghasilan tidak memiliki hubungan signifikan p > 0,05 . Dapat disimpulkan bahwa hanya faktor pendidikan memiliki hubungan bermakna dengan pengetahuan subjek terkait transmisi dan pencegahan infeksi dengue pada anak. Diperlukan studi lanjutan dengan subjek dari provinsi lain agar hasil penelitian dapat diekstrapolasi pada populasi Jakarta dan juga diseminasi mengenai infeksi dengue yang lebih giat oleh pemerintah kepada masyarakat.

ABSTRACT
Dengue infection is a major health problem in Indonesia. The Ministry of Health of Indonesia reported 71,668 cases of dengue hemorrhagic fever and the resulting 641 deaths in 2014. Dengue fever can be prevented by taking preventive control measure to prevent transmission of dengue infection via its vector. The effectiveness of dengue prevention depends on community awareness and participation in eradicating or reducing breading site for mosquitos. This research aims to investigate the correlation between parents rsquo sociodemographic factors age, education, occupation, and income and their knowledge, attitude, and practice regarding dengue transmission and prevention in children. This is a cross sectional research using primary data taken from questionnaires filled by the respondents. The results were as follows 53 of parents have sufficient knowledge, 96 display good attitude, and 63.2 exhibit good practice regarding dengue transmission and prevention. Education has a significant correlation with parents rsquo knowledge regarding transmission and prevention p 0.05 , whereas age, occupation, and income do not have significant correlation p 0.05 . In conclusion, only education has a significant correlation with the subject rsquo s knowledge regarding dengue transmission and prevention. Futher study with greater subjects from every province in order to extrapolate the data into Jakarta rsquo s population and also more frequent dissemination of dengue infection from the government to the public are needed."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Johan
"ABSTRAK
Dengue merupakan masalah kesehatan penting di Indonesia. Pengenalan gejala dan penanganan anak tersangka infeksi dengue oleh orang tua sangat penting untuk memberikan tatalaksana yang tepat dan segera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor sosiodemografis dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku orang tua mengenai gejala dan penanganan anak tersangka infeksi dengue di Jakarta Barat. Penelitian dilakukan secara potong lintang dengan menggunakan kuesioner pada 267 orang tua di Jakarta Barat. Hasil penelitian menunjukkan subjek dengan pengetahuan sangat baik berjumlah 19.9 , baik berjumlah 32.2 , kurang berjumlah 30.3 , dan sangat kurang berjumlah 17.6 . Kebanyakan subjek memiliki sikap dan perilaku mengenai penanganan anak tersangka infeksi dengue yang sangat baik 31.1 dan baik 55.4 , namun masih terdapat 13.5 subjek dengan sikap dan perilaku kurang. Berdasarkan uji korelasi Spearman, pendidikan p=0.006 dan pekerjaan p=0.032 memiliki hubungan bermakna dengan pengetahuan. Namun, faktor sosiodemografis tidak memiliki hubungan bermakna dengan sikap dan perilaku orang tua mengenai anak tersangka infeksi dengue p>0.05.

ABSTRACT
Dengue is a public health concern in Indonesia. It is important for parents to be able to recognize symptoms and to properly treat children with suspected dengue infection. This research defined the relationship between sociodemographic factors and parents rsquo knowledge, attitude, and behavior regarding symptoms and treatment of children with suspected dengue infection in West Jakarta. A cross sectional questionnaire survey of 267 parents was conducted in West Jakarta. The respondents rsquo knowledge was as follows very good 19.9 , good 32.2 , poor 30.3 , very poor 17.6 . A majority of respondents had good 55.4 and very good 31.1 attitude and behavior while the remaining 13.5 had poor attitude and behavior. Education p 0.006 and employment p 0.032 factors were found to have significant correlation with parents rsquo knowledge. This study also showed that sociodemographic factors did not have significant correlation with parents rsquo attitude and behavior regarding treatment of children with suspected dengue infection p 0.05 . "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan penerbit FKUI, 2013
616.911 INF
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kristina Sabatini
"ABSTRAK
Kehamilan tidak diinginkan memiliki akibat risiko tinggi bagi ibu dan
berkontribusi 11% terhadap angka kematian ibu. Berdasarkan data Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, kehamilan tidak diinginkan
meningkat menjadi 19,7% dari 16,8% di tahun 2002-2003. Diperlukan
pengetahuan alat kontrasepsi modern yang lengkap untuk meningkatkan
pemakaian kontrasepsi sehingga dapat menurunkan kehamilan tidak diinginkan.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan alat kontrasepsi
modern dengan kehamilan tidak diinginkan. Penelitian dilakukan pada 1920
wanita hamil dan 484 pasangan usia subur (PUS) sebagai sampel. Sampel PUS
merupakan bagian dari sampel wanita, yang pada saat survei, suaminya turut
diwawancari. Odds Ratio (OR) diperoleh dengan analisis regresi logistik setelah
dilakukan kontrol terhadap umur, umur pertama menikah, pendidikan, tempat
tinggal, jumlah anak, paparan informasi alat kontrasepsi dari media massa,
petugas KB atau tenaga kesehatan, riwayat pemakaian alat kontrasepsi, dan
riwayat aborsi. Diperoleh hasil bahwa pengetahuan alat kontrasepsi modern pada
wanita saja tidak berhubungan dengan kehamilan tidak diinginkan. Sedangkan
pengetahuan alat kontrasepsi modern berhubungan dengan kehamilan tidak
diinginkan pada istri dengan OR 0,37 (95%CI 0,266-0,523), suami dengan OR 0,7
(95%CI 0,430-1,184) dan pasangan dengan OR 0,29 (95%CI 0,151-0,572).
Artinya alat kontrasepsi yang diketahui bersama oleh kedua pasangan, istri
bersama suami, akan semakin menurunkan risiko terjadinya kehamilan tidak
diinginkan.

ABSTRACT
Unwanted pregnancy has high-risk consequences for mother and contributed 11%
to maternal mortality. Based on Indonesia Demographic and Health Survey data
in 2007, unwanted pregnancy has increased to 19,7% from 16,8% in 2002-2003.
Required knowledge of various modern contraceptives method to increase usage,
so unwanted pregnancy can be prevented. This study aims to determine the
relationship between contraceptives knowledge with unwanted pregnancy in
Indonesia. Samples of this study are 1920 pregnant women and 484 reproductive
age couples. Reproductive age couples is a part of pregnant women sample, who
at the time of survey, her husband also interviewed. Odds Ratio (OR) obtained by
multivariate logistic regression analysis after the adjustment in age, age at first
marriage, education, region, number of children, exposed of contraceptives
information through mass media, family planning fieldworkers or health workers,
ever use contraception, and abortion history. The result indicates that
contraceptives knowledge did not significantly associated with unwanted
pregnancy in women. While contraceptives knowledge associated with unwanted
pregnancy in wives with OR 0,37 (95%CI 0,266-0,523), husband with OR 0,7
(95%CI 0,430-1,184), and couples with OR 0,29 (95%CI 0,151-0,572). The result
means contraceptives which known by couples will further reduce the risk of
unwanted pregnancy."
2012
T31058
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>