Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52700 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emmanuel Yoga Iswara
"

Manajemen persediaan dan ketersediaan persediaan merupakan hal yang sangat penting dalam industri, terlebih lagi dalam industri manufaktur. Oleh karena itu, suatu kebijakan manajemen persediaan yang teratur dibutuhkan agar perusahaan dapat mengatur ketersediaan dari persediaan produknya, sehingga produksi dan penjualan dari produknya dapat terlaksana dengan teratur dan tidak terhambat oleh kekurangan persediaan. Penerapan model (R, Q) dapat membantu perusahaan untuk mengatur persediaannya dengan teratur melalui penetapan titik pemesanan kembali dan jumlah pemesanan barang, sehingga pengadaan persediaan dapat dijalankan dengan sistematis. Penerapan model (R, Q) juga dapat digunakan dengan mempertimbangkan kebijakan pemeriksaan persediaan secara periodik, kebijakan backlog, kapasitas gudang penyimpanan bahan baku, kekurangan persediaan, dan pemesanan berlebih untuk persediaan barang tersebut. Penelitian ini menghasilkan nilai titik pemesanan kembali untuk bekuan karet mentah pada posisi persediaan sebesar 72 ton dan jumlah pemesanan sebesar 55,09 ton. Nilai-nilai tersebut akan menghasilkan biaya total manajemen persediaan sebesar Rp23.830.692,95 per siklus, yaitu biaya total manajemen persediaan dengan nilai terkecil berdasarkan nilai titik pemesanan kembali dan jumlah pemesanan yang digunakan.


Inventory management and inventory availability are important aspects in the industry, especially for manufacturing industry. Due to that, a regulated inventory management policy is needed so that the company can manage the availability of its product, so that the production and sales of the product can be done properly and not be disrupted by the lack of inventory. The application of (R, Q) model can help the company to properly manage its inventory through the determination of reorder point and order quantity, thus inventory procurement can be systematically done. The (R, Q) model can also be used by considering periodic inventory review policy, backlog policy, raw material storage capacity, inventory shortage, and the over-ordering of the products inventory. This research generates the value of reorder point of raw rubber lumps at 72 tons and the order quantity at 55,09 tons. Those values incur the total cost of inventory management of Rp23.830.692,95 per cycle, which is the total cost of inventory management with the lowest value based on the values of reorder point and order quantity that are used.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohil
"ABSTRAK
Permasalahan yang dihadapi oleh pabrik karet remah di Kotamadya Palembang sekarang ini ialah kadar beberapa parameter limbah cair seperti HOD dan COD masih melampaui baku mutu limbah cair. Limbah yang melampaui ambang batas ini dikhawatirkan akan menambah tingkat pencemaran sungai Musi. Untuk mengurangi tingkat pencemaran ini, perlu dilakukan pengendalian terlebih dahulu sebelum limbah tersebut dibuang ke badan air.
Penelitian ini bertujuan menguji bagaimana pengaruh pengendalian limbah cair terhadap kualitas limbah dan biaya produksi karet remah. Penelitian yang dilakukan secara keseluruhan merupakan penelitian deskriptif yang ditunjang oleh penelitian eksperimental. Lokasi penelitian adalah salah satu pabrik karet remah di Kotamadya Palembang. Percobaan dilakukan dengan tiga perlakuan yaitu perlakuan aerasi tanpa penambahan zat kimia dan perlakuan aerasi dengan penambahan zat kimia serta perlakuan kontrol. Hasil percobaan diukur setelah waktu 24 jam, 48 jam dan 72 jam.
Hasil penelitian dan uji statistik dengan analisa variansi (ANAVA) menunjukkan bahwa kadar limbah cair karet remah ( BOD, COD dan SS) dapat diturunkan dibawah baku mutu limbah cair. Faktor perlakuan, waktu dan interaksi antara perlakuan dengan waktu, berpengaruh terhadap kadar limbah cair karet remah.
Berdasarkan hasil percobaan, diperkirakan biaya pengendalian tanpa zat kimia sebesar Rp. 73,5 juta dan pengendalian dengan penambahan zat kimia sebesar Rp.124 juta. biaya pengendalian ini akan menambah beban biaya produksi sebesar Rp.4,1 per kg karet (tampa zat kimia) dan Rp.6,9 per kg karet (dengan zat kimia), sehingga laba perusahaan akan berkurang sebesar 29,7 % (tanpa zat kimia) dan 49,9 % (dengan zat kimia).
Daf tar Kepustakaan 34 (1953 - 1990)

ABSTRACT
The problem that is faced by all of crumb rubber factory in Palembang today is the content of .some parameter of liquid waste like BOD and COD are still exceed the standard of effluent. The effluent that exceed the limit is concerned because it will increase the rate of pollution in Musi's river. To reduce the rate of pollution, the waste must be controlled before they are disposed to the river.
The goal of this research is to examine the influence of controlling to the quality of waste and production cost. The whole research is a descriptive research that has been supported by experimental research. The research took place at a crumb rubber factory in Palembang. The experiment was done with 3 kind of treatments. First, aeration treatment without chemical substances adding second, aeration treatment with chemical substances adding and third, controlling treatment. The results were measured after 24 hours, 48 hours and 72 hours.
The results and statistical test with analysis of variance (ANOVA), howed that liquid waste of crumb rubber content could become lower than the standard of effluent. The treatment factor} time and its interaction influenced to content of liquid waste of crumb rubber.
The controlling cost was estimated based on these result of experiment , which is for controlling without chemical substances needed 73,5 -million rupiahs and with chemical substances needed 124 million rupiahs. This controlling cost would raise the production cost Rp.4,1 /kg rubber (without chemical substances) and Rp. 6,9 /kg rubber (with chemical substances), therefore the company's profit would be reduced 29,7 % (without chemical substance) and 49,9 % (with chemical substances).
References 34 (1953 - 1990)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wema Augustia Ermalasari
"Pada Industri Karet khususnya pada Industri Ban yaitu menggunakan 75% bahan baku yang mengandung kimia karet Import (BR,ZNO,Stearic Acid, N330, Accelerator, MBTS, MBT, Wax, RPO, Pine Tar Oil, Homogenizing Agent, Antioxidant TMQ, Antioxidant SPC, Antioxidant 6PPD, Antioxidant IPPD) dan 25% mengandung bahan baku lokal (karet alam, kaolin & sulfur) sehingga harga yang tertekan adalah harga bahan baku lokal ini tidak dapat di upgrade karena 75% cost produksi bahan baku import. Bahan baku ini terkait dengan dollar maka selalu ada kenaikan harga. Oleh karena itu kami memanfaatkan Sumber Daya Alam Indonesia untuk memproduksi Karet Antioksidan yang mengganti produk import. Yang mana karet antioksidan ditentukan oleh nilai Aktifitas Antioksidan (IC50) yaitu konsentrasi antioksidan yang dibutuhkan untuk meredam 50% radikal bebas. Nilai Aktifitas Antioksidant (IC50) semakin kecil berarti semakin bagus karena dalam penggunaannya hanya sedikit sudah mampu meredam radikal bebas, sehingga produk yang dihasilkan dalam kondisi stabil. Antioksidan merupakan molekul yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi. Oksidasi adalah reaksi kimia yang dapat menghasilkan radikal bebas yang dapat merusak produk. Karena radikal bebas dapat merusak dan terjadinya perubahan properties seperti (Hardness, Tensile Strength, Elongation dan blooming (jamur).

In the rubber industry especially in the tire industry, 75% of raw materials contain imported rubber chemicals (BR, ZNO, Stearic Acid, N330, Accelerator, MBTS, MBT, Wax, RPO, Pine Tar Oil, Homogenizing Agent, Antioxidant TMQ, Antioxidant SPC). , Antioxidant 6PPD, Antioxidant IPPD) and 25% contain local raw materials (natural rubber, kaolin & sulfur). This raw material is related to the dollar so there is always an increase in price. Therefore, we utilize Indonesia's Natural Resources to produce Antioxidant Rubber which replaces imported products. Which antioxidant rubber is determined by the value of Antioxidant Activity (IC50) which is the concentration of antioxidants needed to reduce 50% of free radicals. The lower the Antioxidant Activity (IC50) value, the better it is because in its use only a small amount is able to reduce free radicals, so the resulting product is in a stable condition. Antioxidants are molecules that are able to slow down or prevent the oxidation process. Oxidation is a chemical reaction that can produce free radicals that can damage the product. Because free radicals can damage and change properties such as (Hardness, Tensile Strength, Elongation and blooming (fungus)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewantara Daud
"Tujuan penelitian adalah pemanfaatan karet limbah industri crumb rubber sebagai bahan pembuatan pijakan kaki (footstep) suku cadang sepeda motor. Pada penelitian ini karet limbah yang digunakan divariasi 10, 20, 30, 40, dan 50 phr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karet limbah industri crumb rubber dapat dimanfaatkan menjadi pijakan kaki sepeda motor. Semakin banyak pengguna karet limbah akan meningkatkan nilai kkerasan dan menurunkan nilai kuat tarik, perpanjangan putus, ketahanan sobek, dan pampatan tetap."
Yogyakarta: Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, 2016
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sebayang, Juli Edi
"ABSTRAK
Pengolahan bahan olah karat rakyat menjadi produk ekspor SIR 20 (Crumb Rubber), menghasilkan limbah cair yang dapat mengakibatkan terganggunya kehidupan organisme perairan dan peruntukan badan air penerima.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tabun 1990 tentang pengendalian pencemaran air, mengupayakan agar sungai dengan berbagai fungsi perlu mendapat perhatian secara bijaksana, sehingga keseimbangan lingkungan dan upaya pengamanan sungai terhadap kerusakan yang disebabkan oleh tindakan manusia dapat dihindarkan.
Dalam rangka melaksanakan Peraturan Pemerintah tersebut PT. Lingga Djaja membuat sistem pengolahan air limbah bahan olah karet rakyat dengan metode sirkulasi bertahap, diharapkan mampu memperbaiki mutu air limbah sesuai dengan baku mutu limbah yang diizinkan pemerintah.
Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui kemampuan metode sirkulasi bertahap dalam menurunkan kadar pencemar dan mempelajari pengaruhnya terhadap badan air penerima limbah.
Lokasi penelitian terletak di tepi Sungai Enim, termasuk wilayah Kecamatan Tanjung Agung, lebih kurang 5 Km dari ibu kota Kabupaten Muara Enin, Provinsi Sumatera Selatan.
Untuk memperoleh data yang representatif, dilakukan pengambilan contoh air pada 5 lokasi pengukuran di daerah instalasi pengolahan limbah dan 3 lokasi pengukuran pada Sungai Enim, masing-masing sebanyak 2 kali sehari selama 3 hari berturut-turut.
Selanjutnya dilakukan analisis contoh air di laboratorium untuk parameter BOD 5, COD, NH3-N, TSS, kekeruhan, DO, M03-N, TDS dan P04-P, sedangkan suhu dan pH diukur langsung di lapang (in situ).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode sirkulasi bertahap berdasarkan nilai NSF-WTI hanya mampu menaikkan mutu air limbah sebesar 27,34% dengan nilai BOD 5 (+43,9 mg/I) dan NH3-N (+39,1) masih berada di atas baku mutu limbah cair untuk industri karat yang diizinkan. Sedangkan hasil uji t terhadap rata-rata kadar parameter yang diukur sebelum dan setelah pengolahan menunjukkan adanya perbedaan nilai BOD 5, NH3-N, COD, TSS, sedangkan pH tidak berbeda sebelum dan setelah air limbah mendapat perlakuan sirkulasi bertahap.
Kualitas air Sungai Enim sampai dengan jarak 25 meter dari Effluent tergolong buruk (nilai NSF-WQI 41,66). Pada jarak 100 meter dari Effluent, setelah mendapat pengenceran air sungai sebesar 3510 kali, air sungai tergolong baik (nilai NSF-WQI 67,47), mendekati mutu air baku produksi yang digunakan (nilai NSF-WQI 75,03).
Hasil uji t terhadap rata-rata parameter yang digunakan, terdapat perbedaan BOD 5, COD, dan NH3-N pada jarak 25 meter dari lokasi pembuangan limbah dibandingkan dengan konsentrasi sebelum terjadinya pencemaran, sedangkan pH dan TSS tidak menunjukkan adanya perbedaan. Pada jarak 100 meter dari lokasi pembuangan limbah, parameter BOD 5, COD dan T55 menunjukkan adanya perbedaan dibandingkan dengan konsentrasi sebelum terjadinya pencemaran, sedangkan pH dan NH3-N tidak menunjukkan adanya perbedaan.;

ABSTRACT
The small holder's rubber raw material processing to become crumb rubber (SIR 20) produces liquid waste in which if not properly treated, prior to discharge, may cause disturbance on aquatic living organisms in the receiving water bodies.
The Government Regulation (No. 20, 1990) concerning water pollution control has stated that attention on the multi usage of rivers should be wisely made in order to protect the environment from destruction caused by human activities and keep the nature in balance.
In the implementation of the government policy concerning the environment, PT. Lingga Djaja has treated its effluent using several steps circulation method. It is expected that the treated wastewater of this mill can comply the government's permissible limit for rubber industry.
The research aims to assess the capabilities of' the existing wastewater treatment plant of PT. Lingga Djaja to reduce its pollutants' concentration and the impact to the rivers. The mill located at the river Enim in Tanjung Agung sub-district, 5 km from Muara Enim, South Sumatera Province.
To obtain a representative data, samples were taken from 5 samples within the mill's wastewater treatment units and 3 samples at the river Enim, the samples were taken two times a day in three respective day. From each sample 10 physico-chemical parameters were measured. The BOD 5, COD, NH3-N, TSS, turbidity, dissolved oxigent, N03-N, TDS and P04-P were measured in the laboratory, while pH and water temperature were measured directly in the field (in situ).
The study revealsthat the several steps circulation method can only improve the quality of waste water of about 27,34% wit BOD 5 and HH3-N concentration were still above the government's permissible limit for rubber industry. However, the statistical t test shows that the BOD 5, COD, NH3-N and TSS concentrations, both before and after treatments, were significantly different, but not for pH.
The river water quality until 25 meter from the mill discharge point shows a bad quality (NSF-WQU value is 41,66). But, after 100 meter from discharge point, where 3510 times of dilution caused by the river Enin exists, the quality of water improved (NSF-WQI value is 67,47). This value approaches the upstream river water quality (NSF-WQI value is 75,03).
Statistical t-test on average value of BOD 5, COD, NH3-N 25 meter from the mill discharge point, shows significant difference to concentration before discharge point except for pH and TSS. After 100 meter from the discharge point, the BOD 5, COD, TSS shows a significant difference to the concentration before discharge point except the pH and NH3-N.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzulfikar Ahmad Furqon
"Manajemen persediaan merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan suatu bisnis. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan manajemen persediaan yang teratur sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat mengatur ketersediaan produknya, sehingga produksi dan penjualan produknya dapat dilakukan dengan lancar dan tidak terhambat oleh kekurangan persediaan. Penerapan sistem kebijakan continuous review dapat membantu perusahaan dalam mengatur persediaanya melalui ukuran lot pemesanan barang dan titik pemesanan kembali. Sehingga pengadaan persediaan dapat berjalan dengan lancar. LMM merupakan jaringan retail dengan konsep wholesale yang menjual berbagai bahan makanan, pakaian, dan barang lainnya. LMM tidak memiliki data historis penjualan. Sehingga peramalan dan pemesanan barang masih berdasarkan expert judgement dan intuisi dari manajemen mereka. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kekurangan dan kelebihan pada inventori yang menyebabkan besarnya total biaya persediaan yang dikeluarkan oleh toko. Dari permasalahan tersebut, kebijakan persediaan dikembangkan dengan menggunakan sistem continuous review (s,S) untuk kategori produk A dan sistem continuous review (s,Q) untuk kategori produk B dan C. Hasil dari penelitiaan ini akan didaptkan ukuran lot pemesanan, reorder point, dan safety stock. Dengan menggunakan metode continuous review review (s,S) didapatkan penghematan total biaya persediaan sebesar 66% dan dengan metode continuous reivew (s,Q) didapatkan penghematan total biaya persediaan sebesar 53%.

Inventory management is a very important factor in running a business. Therefore, a steady inventory management policy is needed so that the company can regulate the availability of its products, so that the production and sale of its products can be carried out smoothly and isnt hampered by the lack of inventory. The implementation of a continuous review policy system can help companies manage their supplies through the lot size of goods ordered and the reorder point. So that the inventory procurement can run smoothly. LMM is a retail network with a wholesale concept that sells a variety of food ingredients, clothing, and other goods. LMM currently does not have historical sales data. So forecasting and ordering of goods is still based on expert judgment and intuition from their management. This causes the shortage and excess inventory which causes the total inventory cost incurred by the store. From these problems, an inventory policy was developed using a continuous review system (s, S) for product category A and a continuous review system (s, Q) for product categories B and C. The results of this research will get the order lot size, reorder point, and safety stock. By using the continuous review (s, S) method, a total inventory cost savings of 66% is obtained and with the continuous review (s,Q) method, a total inventory cost savings of 53% is obtained."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martono
"Latar belakang : Perilaku Keselamatan kerja dipengaruhi oleh persepsi terhadap resiko. Pekerja PT. X dalam kegiatan produksinya ditemukan pekerja yang tidak memakai Alat Pelindung Diri, kondisi lingkungan kerja yang tidak aman dan pengangkutan yang manual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor factor yang mempengaruhi persepsi pekerja terhadap resiko kecelakaan kerja.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan Kuantitatif. Subjek penelitian berjumlah 50 pekerja di bagian produksi, pengambilan sampel dengan teknik table Krejcie & Morgan. Jenis kuesioner tertutup dengan pilihan jawaban SS, S, KS, TS dan STS diukur menggunakan skala Likert. Kuesioner telah diuji validitas dengan Teknik analisis koefisien korelasi product moment pearson dan uji reliabilitas dengan alpha cronbach > 0,60. Analisa data menggunakan analisis korelasi dan regresi berganda.
Hasil Penelitian : Hasil analisis regresi berganda menunjukkan variable 9 paradigma psikometri mempunyai pengaruh signifikan terhadap persepsi resiko kecelakaan kerja (p value < 0.05). Variabel pengalaman, pendidikan, usia, jenis kelamin, lama kerja dan sub unit kerja tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan persepsi resiko kecelakaan kerja.
Kesimpulan : variabel paradigma psikometri menunjukkan pengaruh signifikan terhadap persepsi resiko kecelakaan kerja.

Background: Behavioral Safety work is influenced by perceptions of risk. Workers of PT. X in its production activities found that workers are not wearing personal protective equipment, working conditions unsafe and transporting the manual. This study aims to determine the factors that influence perceptions of factors working against the risk of accidents.
Methods: This study is a descriptive study with a quantitative approach. Subjects numbered 50 workers in the production, sampling techniques Krejcie & Morgan table. Type the questionnaire enclosed with answer choices SS, S, KS, TS and STS were measured using a Likert scale. The questionnaire was tested for validity by analysis technique Pearson product moment correlation coefficient and Cronbach alpha reliability test with> 0.60. Analysis of data using correlation and multiple regression analysis.
Results: The results of multiple regression analysis showed variable 9 psychometric paradigm has significant influence on the perception of the risk of workplace accidents (p value> 0.05). Variables experience, education, age, gender, length of employment and labor subunits showed no significant association with the risk perception of workplace accidents (p value> 0.05).
Conclusion: Variable psychometric paradigm showed a significant influence on the perception of risk of workplace accidents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41521
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geovanie Lukas Wijaya
"ABSTRAK
Pembangunan di Indonesia yang berkembang pesat setiap tahunnya, menimbulkan persaingan yang ketat di antara penyedia jasa konstruksi. Dewasa ini, banyaknya perusahaan yang menawarkan jasa konstruksi menimbulkan persaingan yang ketat untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat agar menggunakan jasanya. Namun terkadang dalam realitanya terjadi persaingan yang tidak sehat, dimana terjadi perusahaan yang menawarkan jasa konstruksi yang tidak sesuai dengan bidangnya. Hal ini menandakan masih lemahnya pengawasan dari pemerintah terhadap perusahaan penyedia jasa konstruksi yang ada di Indonesia, khususnya di kota ? kota kecil. Dalam penelitian ini penyusun menganalisis suatu kasus kegagalan struktur pada bangunan pengeringan karet, yang diidentifikasikan sebagai kegagalan tekuk pada kolom ? kolomnya. Struktur bangunan dimodelkan secara tiga dimensi dengan menggunakan program SAP2000, dan analisis yang digunakan adalah statis nonlinear, dikarenakan tidak terjadi gempa sewaktu struktur bangunan mengalami keruntuhan. Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa struktur bangunan memang tidak dapat menahan pembebanan yang direncanakan. Hal ini diperparah dengan terjadinya korosi pada elemen-elemen struktur bangunan.

ABSTRACT
Development in Indonesia is growing rapidly every year, creating intense competition among providers of construction services. Nowadays, many companies offering construction services create strict competition to earn public trust to use their services. However, sometimes in practice happens unfair competition, where company offers construction services which do not correspond to its specialty. This indicates the weakness of government oversight of the construction services provider company in Indonesia, especially in the small town regions. In this study the author analyzes a case of structural failure in the crumb rubber factory that is identified as buckling in the columns. The building structure is modeled in three dimensions by using SAP2000, and the analysis used is a nonlinear static, because no earthquake occurs when the structure collapsed. From the research conducted, it is known that structures are not able to withstand the planned loading. This is exacerbated by the occurrence of corrosion on the elements of building structures. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S378
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Christin
"Laporan ini bertujuan untuk memaparkan proses financial due diligence atas PT XXX. Adapun pembahasan atas prosedur dan temuan pada proses financial due diligence ini meliputi akun-akun pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi PT XXX yang telah disepakati oleh akuntan dan pengguna laporan (agreed upon procedures). Selain itu, akan dibahas pula mengenai analisis kemampuan PT XXX dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) PT XXX. Berdasarkan temuan yang diperoleh selama proses financial due diligence dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa going concern PT XXX diragukan.

This report will describe financial due diligence process of PT XXX. The procedures and findings discussed in this financial due diligence process will cover accounts in statement of financial position and income statement of PT XXX based on agreed upon procedures between auditor and report?s users. Moreover, this report will discuss analysis of PT XXX?s going concern. Based on findings in financial due diligence process and further analysis of PT XXX, it can be concluded that PT XXX?s going concern is doubtful.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S54679
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nur Ichsan
"Saat ini, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai produsen karet terbesar di dunia, menyumbang sekitar 29,8% dari kebutuhan global. Namun, produksi karet di Indonesia mengalami penurunan dari tahun ke tahun, salah satu faktornya adalah serangan penyakit gugur daun yang disebabkan oleh jamur Pestalotiopsis sp. Pada tahun 2021, luas perkebunan karet yang terkena penyakit mencapai 30.328,84 hektar dan tanaman yang terinfeksi oleh penyakit tersebut mengalami penurunan produksi lateks hingga 30%. Penyakit ini menyerang daun dengan gejala pembentukan bercak berukuran 0,5-2 cm yang menyebabkan nekrosis dan gugur. Penklasifikasian tingkat keparahan penyakit Pestalotiopsis sp. secara morfologi melalui pengamatan jumlah bintik dan warna pada daun karet membutuhkan waktu dan tenaga besar, terutama karena luasnya perkebunan yang terinfeksi. Oleh karena itu, penggunaan metode machine learning diusulkan untuk mengurangi waktu dan usaha yang dibutuhkan dalam menklasifikasi penyakit gugur daun akibat jamur Pestalotiopsis sp. Pada penelitian ini, model machine learning digunakan untuk mengklasifikasi 5 kelas tingkat keparahan penyakit Pestalotiopsis sp. yaitu tingkat 0 (sehat), tingkat 1 (terinfeksi ringan), tingkat 2 (terinfeksi sedang), tingkat 3 (terinfeksi parah), dan tingkat 4 (terinfeksi sangat parah). Dataset yang digunakan adalah citra daun tanaman karet yang diperoleh dari Pusat Penelitian Karet Sembawa. Model machine learning menerima input data citra daun tanaman karet, lalu citra disegmentasi menggunakan k-mean clustering. Data yang telah tersegmentasi kemudian diekstraksi dengan fitur warna hue, saturation, dan value (HSV) dan fitur jumlah bintik dengan metode contour detection menggunakan Suzuki’s contour algorithm. Selanjutnya, fitur-fitur ini diklasifikasikan menggunakan Support Vector Machine (SVM) tipe one vs rest multiclass classification dan Grid Search Cross Validation dengan 5 fold untuk menemukan hyperparameter terbaik untuk SVM. Hyperparameter terbaik adalah kernel radial basis function dengan C=100. Berdasarkan hasil percobaan sebanyak 5 kali, diperoleh kesimpulan bahwa model dengan akurasi tertinggi adalah model yang menggunakan fitur warna dan jumlah bintik dengan nilai rata-rata akurasi sebesar 81,86% dan nilai rata-rata Cohen’s kappa statistic sebesar 0,77 yang artinya model mampu mengklasifikasi data citra daun tanaman karet dengan cukup baik.

Currently, Indonesia ranks as the second largest rubber producer in the world, contributing about 29.8% of global demand. However, rubber production in Indonesia has decreased from year to year, one of the factors is the attack of leaf fall disease caused by the fungus Pestalotiopsi sp. In 2021, the area of rubber plantations affected by the disease reached 30,328.84 hectares with infected plants have a 30% decrease in latex production. The disease attacks the leaves with symptoms of spot formation measuring 0.5-2 cm which causes necrosis and fall. Detecting the severity of Pestalotiopsis sp. morphologically through the observation of the number of spots and colors on rubber leaves requires a lot of time and energy, especially due to the large area of infected plantations. Therefore, the use of machine learning methods is proposed to reduce the time and effort required in classifying leaf fall disease caused by the fungus Pestalotiopsis sp. In this study, a machine learning model is used to classify 5 classes of Pestalotiopsis sp. disease severity, namely level 0 (healthy), level 1 (mild infected), level 2 (moderate infected), level 3 (severe infected), and level 4 (very severe infected).  The dataset used is an image of rubber plant leaves obtained from the Sembawa Rubber Research Center. The machine learning model received input data of rubber plant leaf images, then the image is segmented using k-mean clustering. The segmented data will then be extracted with hue, saturation, and value (HSV) color features and the number of spots feature with the contour detection method using Suzuki’s contour algorithm.  In this study, the performance evaluation used is accuracy and Cohen's kappa statistic. Furthermore, these features are classified using Support Vector Machine (SVM) type one vs rest multiclass classification and Grid Search Cross Validation with 5 folds to find the best hyperparameter for SVM. The best hyperparameter is the radial basis function kernel with C=100. Based on the results of 5 experiments, it is concluded that the model with the highest accuracy is a model that uses color and the number of spots features with an average accuracy value of 81.86% and an average Cohen's kappa statistic value of 0.77, which means that the model is able to classify rubber plant leaf image data quite well."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>