Manajemen persediaan dan ketersediaan persediaan merupakan hal yang sangat penting dalam industri, terlebih lagi dalam industri manufaktur. Oleh karena itu, suatu kebijakan manajemen persediaan yang teratur dibutuhkan agar perusahaan dapat mengatur ketersediaan dari persediaan produknya, sehingga produksi dan penjualan dari produknya dapat terlaksana dengan teratur dan tidak terhambat oleh kekurangan persediaan. Penerapan model (R, Q) dapat membantu perusahaan untuk mengatur persediaannya dengan teratur melalui penetapan titik pemesanan kembali dan jumlah pemesanan barang, sehingga pengadaan persediaan dapat dijalankan dengan sistematis. Penerapan model (R, Q) juga dapat digunakan dengan mempertimbangkan kebijakan pemeriksaan persediaan secara periodik, kebijakan backlog, kapasitas gudang penyimpanan bahan baku, kekurangan persediaan, dan pemesanan berlebih untuk persediaan barang tersebut. Penelitian ini menghasilkan nilai titik pemesanan kembali untuk bekuan karet mentah pada posisi persediaan sebesar 72 ton dan jumlah pemesanan sebesar 55,09 ton. Nilai-nilai tersebut akan menghasilkan biaya total manajemen persediaan sebesar Rp23.830.692,95 per siklus, yaitu biaya total manajemen persediaan dengan nilai terkecil berdasarkan nilai titik pemesanan kembali dan jumlah pemesanan yang digunakan.
Inventory management and inventory availability are important aspects in the industry, especially for manufacturing industry. Due to that, a regulated inventory management policy is needed so that the company can manage the availability of its product, so that the production and sales of the product can be done properly and not be disrupted by the lack of inventory. The application of (R, Q) model can help the company to properly manage its inventory through the determination of reorder point and order quantity, thus inventory procurement can be systematically done. The (R, Q) model can also be used by considering periodic inventory review policy, backlog policy, raw material storage capacity, inventory shortage, and the over-ordering of the products inventory. This research generates the value of reorder point of raw rubber lumps at 72 tons and the order quantity at 55,09 tons. Those values incur the total cost of inventory management of Rp23.830.692,95 per cycle, which is the total cost of inventory management with the lowest value based on the values of reorder point and order quantity that are used.