Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51385 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hana Hanifah
"ABSTRAK
Generasi milenial diisukan sulit untuk memiliki tempat tinggal. Hal ini terjadi karena mereka cenderung menunda major life events. Kenaikan nilai harga properti di tengah kota pun menjadi salah satu faktor mereka sulit untuk memiliki tempat tinggal. Skripsi ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan mempelajari preferensi dan pilihan hunian generasi milenial serta penyesuaian hunian yang dilakukan oleh mereka akibat perubahan preferensi dan pilihan yang mereka miliki.

ABSTRACT
The issue behind millennials cant afford to buy a home is because they tend to delay major life events, marriage, childbearing, besides there is an external factor of the increases price of the property particularly happens in the city. This paper intended to learn the factor behind the issue with the study of millennials housing preferences and choices and housing adjustment they do as their housing preferences and choices changing.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winni Lestari
"Perumahan real estate merupakan bisnis berorientasi keuntungan yang dilakukan oleh pengembang. Seperti bisnis lainnya, bisnis perumahan real estate juga harus memiliki daya tarik pada produk yang diperjual belikan. Daya tarik sebuah perumahan merupakan kelebihan dari perumahan tersebut yang diharapkan dapat mendatangkan keuntungan jangka panjang bagi pengembangnya.
Saat ini banyak pengembang yang mengedepankan image 'hijau' sebagai daya tarik perumahannya. Image 'hijau' ini dibentuk oleh ruang terbuka hijau (RTH) yang ada di dalam perumahan. Namun terdapat beberapa konsekuensi jangka panjang yang harus ditanggung oleh konsumen menyangkut keberadaan RTH. Bila terdapat konsekuensi jangka panjang menyangkut RTH, apakah konsumen masih masih tertarik untuk membeli dan apakah RTH dapat digolongkan sebagai daya tarik perumahan.
Penulisan ini menganalisis dengan membedah desain RTH pada sebuah perumahan yang menjadikan RTH sebagai daya tariknya. Pembedahan tersebut berfungsi untuk mengetahui seperti apa desain RTH yang menarik. Untuk melihat ketertarikan konsumen pada RTH, maka dilakukan wawancara langsung yang mendalam. Sampai kemudian didapat kesimpulan bahwa RTH merupakan sebuah ketertarikan konsumen dalam membeli properti perumahan real estate.

Real estate housing is a profit-oriented business managed by a developer. Just like any other businesses, real estate housing must have some magnets as a matter of gaining consumers. These magnets are the excess' of a real estate housing in order to gain profit for its developer.
These days, there are few real estate housings heading their 'green image' as an excess. This 'green image' was constructed by green open spaces inside the housing area. But, there are few long-term consequences followed the green open spaces. The fact that there are long-term consequences, are green open spaces counted as a magnet for the consumers' And also, can we counted green open spaces as an excess for its housing area.
This writing is trying to look deeper about green space design in a real estate housing which use green space as its magnet for costumers. To see from costumers perspective, a close conversation has been made. Later on, this writing revealed the fact that costumers had the idea of green image in housing estate as their consideration in buying housing property.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thasya Rachmawati
"ABSTRAK

Kenaikan harga properti menyebabkan milenial sulit memiliki tempat tinggal. Milenial yang saat ini mendominasi struktur demografi Indonesia, diprediksikan akan tidak sanggup membeli rumah. Dalam menanggulangi isu tersebut, pemerintah akan membangun 14,500 unit hunian susun sederhana sebagi bagian dari program rumah susun 1000 tower yang diperuntukan untuk Milenial. Disisi lain, semakin banyaknya hunian susun di perkotaan akan menyebabkan distribusi yang tidak merata antar kelompok masyarakat sehingga menciptakan segregasi urban dari gated community. Penulisan ini melihat kebutuhan dan keefektifan hunian susun terhadap Milenial, dan segregasi yang terlihat pada lingkungan hunian susun berdasarkan studi kasus pada Kalibata City dan Menteng Square di Jakarta. Terlihat bahwa segregasi sangat terlihat pada hunian susun sederhana terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, namun bagi Milenial segregasi ditentukan oleh adanya visual separation yang menyebabkan terbentuknya personal space dan kurangnya interaksi pada ruang publik. Untuk mencapai dwelling yang tepat dan mengurangi segregasi spasial bagi Milenial, hunian susun sederhana perlu membentuk social space dengan memberikan ruang untuk berkolaborasi dan bersosialisasi


ABSTRACT
The increase in property prices has made it difficult for Millennials to have a place to live. Millenials which currently dominates Indonesias demographic structure, are predicted to be unable to afford a house. In tackling this issue, the government will build 14,500 low-cost apartment units which part of the 1,000 towers program intended for Millennial. On the other hand, the increasing number of low-cost apartments in urban areas will lead to uneven distribution among community groups, thus creating urban segregation by gated community. This thesis aims to describe the needs and effectiveness of low-cost apartment for Millennial, and the segregation seen in the low-cost apartment based on case studies at Kalibata City and Menteng Square in Jakarta. It is seen that segregation in low-cost apartment is visible on the environment and surrounding communities, but for Millennial segregation is determined by the presence of visual separation which causes the formation of personal space and lack of interaction in public space. To achieve proper dwelling and to reduce spatial segregation for Millennials, low-cost apartment must be able to form social space by providing more space to collab and socialize.

 

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadila Daesya Tadiarus
"ABSTRACT
Pengembangan properti, khususnya mal, terus menjadikan mal-mal di BSD City semakin beragam. Keragaman mal ini disesuaikan dengan kebutuhan berbagai konsumen milenial juga. Namun, berbagai kebutuhan berdasarkan keragaman usia dan status sosial ekonomi dipengaruhi oleh motivasi dan intensitas kunjungan konsumen milenial ke semua mal di BSD. Ini membuat mal harus memiliki daya tarik untuk membawa konsumen milenial berkunjung. Tesis ini bertujuan untuk menganalisis daya tarik mal di BSD dan pola kunjungan konsumen milenial yang dipengaruhi oleh daya tarik mal. Variabel penelitian ini meliputi karakteristik lokasi, konsep mal dan pengalaman masyarakat serta karakteristik konsumen milenial, motivasi untuk mengunjungi mal dan sumber informasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik Mal yang berbeda di BSD City membuat masing-masing memiliki daya tarik yang berbeda. Perbedaan daya tarik dapat mempengaruhi pola kunjungan konsumen milenial terkait dengan faktor motivasi, status sosial ekonomi dan sumber informasi yang dimiliki oleh masing-masing konsumen.

ABSTRACT
Property development, especially malls, continues to make malls in BSD City increasingly diverse. The diversity of the mall is adapted to the needs of various millennial consumers as well. However, various needs based on age diversity and socioeconomic status are influenced by motivation and intensity of millennial consumers' visits to all malls in BSD. This makes the mall must have an attraction to bring millennial consumers to visit. This thesis aims to analyze the attractiveness of the mall in BSD and the pattern of millennial consumer visits that are influenced by the attractiveness of the mall. The variables of this study include location characteristics, mall concepts and community experience as well as millennial consumer characteristics, motivation to visit the mall and information sources. The method used in this research is descriptive analysis. The results showed that the different characteristics of Mal in BSD City made each have a different appeal. The difference in attractiveness can affect the pattern of millennial consumer visits related to motivational factors, socioeconomic status and sources of information possessed by each consumer."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Fatin Nur Rahma Sultan
"Permintaan kebutuhan hunian semakin tinggi terutama di perkotaan dengan perubahan demografi didominasi oleh usia produktif generasi milenial. Milenial yang tinggal di perkotaan dihadapkan pada urgensi kepemilikan rumah. Namun, pilihan perumahan di perkotaan yang terbatas, dititik beratkan hanya antara rumah tapak tunggal dan apartemen bertingkat, sehingga terdapat kesenjangan / gap pada tipe pilihan perumahan diantaranya. Gap tersebut merupakan jenis perumahan skala menengah atau disebut Mid-sized Housing. Tipe mid-sized dengan karakteristik dan keuntungannya dapat menjadi alternatif pilihan perumahan yang tepat sebagai suplai hunian milenial. Selain itu, hunian kota yang padat dan mahal mendorong keinginan akan hunian yang lebih terjangkau oleh generasi milenial, serta hunian yang tetap menyesuaikan preferensi kualitas hidup yang aksesibel dan memiliki nilai kebersamaan yang tinggi. Oleh karena itu, muncul pertanyaan apakah mid-sized housing dapat menjadi solusi yang menjawab isu dan kebutuhan generasi milenial. Topik ini bertujuan untuk memahami prioritas generasi milenial dalam memilih hunian di perkotaan, serta untuk memahami tipe mid-sized dalam menyuplai ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas hidup generasi milenial. Topik ini diperdalam dengan membahas kualitas desain dan esensi menghuni dari tipe hunian mid-sized pada rumah tangga milenial. Dengan demikian diperoleh kesesuaian karakteristik Mid-sized Housing dengan kebutuhan milenial.

The need for housing is an increasingly high demand, especially in urban areas where demographic changes are dominated by the productive age of the millennial generation. Millennials who live in urban areas are faced with the urgency of home ownership. However, the limited housing options in urban areas are emphasized only between landed housing and high-rise apartments, hence this creates a gap between housing options. The gap is a type of medium-sized housing called Mid-sized Housing. The mid-sized type with its characteristics and advantages can be the suitable alternative housing choice for the millennial housing supply. In addition, dense and expensive urban dwellings encourage housing to be more affordable for the millennial generation, and housing should also meet their preferences for an accessible quality of life and high community value. Therefore the question arises whether mid-sized housing can be a solution that answers the issues and needs of the millennial generation. This topic aims to understand the priorities of the millennial generation in choosing houses in urban areas, as well as understand mid-sized types in providing availability, affordability, and quality of life for the millennial generation. This topic is deepened by analyzing the design quality and the essence of inhabiting mid-sized housing types in millennial households. Further obtaining compatibility between the characteristics and the housing needs of millennials."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryani Widyakusuma
"ABSTRAK
Rumah sebagai unit properti bernilai memiliki aspek unik, permintaan dua sisi yang didasarkan
dua motif yaitu konsumsi dan investasi. Sebagai barang konsumsi, rumah dimiliki untuk memenuhi
kebutuhan dasar dan sebagai aset investasi, permintaan diputuskan melalui proses kelayakan investasi.
Rumah dapat dianggap komoditas yang bernilai. Barang dan jasa dikatakan mempunyai nilai bagi
seseorang apabila barang dan jasa tersebut memiliki karakteristik: (1) kegunaan tergantung karakteristik,
seperti lokasi, aksesibilitas, ukuran, desain dan bentuk lain kegunaan yang berpengaruh pada nilai
properti; (2) tersedia terbatas; (3) Hasrat atau keinginan, harapan pembeli terhadap komoditas untuk
memuaskan kebutuhan atau keinginan; (4) Daya beli efektif, kemampuan berpartisipasi di pasar demi
peroleh suatu komoditas ditukar dengan sejumlah uang tertentu atau barang lain setara nilainya. Rumah
sebagai unit properti memiliki faktor yang pengaruhi nilainya. Salah satu di antaranya faktor perletakan
atau lokasi rumah dalam cluster. Lokasi sekitar unit hunian dipandang sebagai suatu kesatuan dari rumah
(sense of localism). Hal ini menunjukkan lokasi rumah bukan hanya berbicara lokasi tempat rumah itu
berada akan tetapi berhubungan lingkungan sekitar. Dari suatu lokasi unit hunian yang berada di dalam
suatu kompleks perumahan dapat ditentukan nilainya berdasarkan kepada dua hal: lingkungan (posisi atau
formasi) dan aksesibilitas. Walaupun faktor lokasi bukan merupakan faktor pertimbangan utama pilihan
bertinggal di suatu tempat dalam kompleks perumahan The Grand Sentul tetapi dalam penelitian ini
variabel tipe unit dan harga dikunci sebagai bentuk batasan penelitian untuk mengetahui prioritas
preferensi pemilihan lokasi di dalam suatu cluster tanpa dipengaruhi oleh kedua variabel tersebut.
Penelitian ini memaparkan bagaimana faktor posisi dan aksesibilitas dapat diterapkan untuk membedakan
nilai unit hunian di dalam kompleks perumahan The Grand Sentul dengan melihat kepada perilaku
penghuni yang bertinggal pada suatu lokasi di dalam cluster maupun unit hunian atau kavling yang
pemiliknya tidak bertinggal. Penelitian dengan pendekatan kualitatif mengkaji dinamisasi pemenuhan
kebutuhan lokasi untuk bertinggal dan berinvestasi ditinjau dari sisi pemilik melalui analisis karakter
kawasan; pemanfaatan fasilitas; proses tinggal, timbul, pemenuhan kebutuhan lokasi unit di dalam
perumahan; dan nilai rumah bagi penghuni. Secara khusus aksesibilitas dalam bentuk jalan cabang
pertama atau area sekunder cluster dan posisi dalam bentuk berhadapan dengan bangunan rumah atau
terletak pada atau dekat ujung dalam satu deret rumah menjadi prioritas dan memberi value positif bagi
isu investasi di suatu lokasi dalam cluster yang akhirnya dapat meningkatkan nilai jual unit hunian atau
kavling. Secara khusus Aksesibilitas dalam bentuk jalan utama atau area primer cluster dan Lingkungan
(posisi atau formasi) dalam bentuk dekat landmark tertentu pada cluster (daerah rekreasi) dapat menjadi
prioritas dan memberi value positif bagi isu bertinggal di suatu lokasi dalam cluster.

ABSTRACT
The House as a valuable property unit has unique aspects, demand has two sides which are based
two motives: consumption and investment. As for consumer goods, owned home to meet basic needs, but
as an investment asset demand is decided through a process of investment feasibility. The house can be
considered as a valuable commodity. Goods and services is said to have value for someone when having
characters includes:(1) usefulness, the ability to provide satisfaction of wants and needs; The usefulness
of a property depends on its characters, such as location, accessibility, size, design and other forms of
usability effect on property values; (2) available on a limited basis, the availability or supply of a
commodity relative to demand; (3) The expectation of a commodity to the buyer to satisfy their needs or
desires; (4) effective purchasing power, the ability to participate in the market in order to obtain a
commodity exchanged for a certain sum of money or other items of equal value. Home as a unit
properties have factors that influence value. One of these factors is the placement or location of a house in
a cluster. About the location of the dwelling units is seen as an integral part of the house (sense of
localism). Finally a conceptual framework for the expansion of residential areas interlocked with the
surrounding environment for the sake of convenience. This suggests that location of a house is not just
where it was but related to the surround environment. Quality of life in the form of convenience, security
of a home stay is determined by its location, in the sense of a location attractiveness is determined by two
things: position and accessibility. It can also be a factor considered by residents in choosing to live at a
location within the housing as it relates to the sense of localism. Although the location factor is not a
major consideration factor for living at a place in a residential complex The Grand Sentul but in this study
the variable type and the unit price is locked as a form of limitation of the study to determine priority in
site selection preferences in a cluster without being influenced by both variables. This study describes
how the position and accessibility factors can be applied to distinguish the value of the dwelling unit in a
residential complex The Grand Sentul by look at the behavior of residents who reside at a location within
the cluster as well as the owner of the dwelling units or lots which are not living there. The research with
qualitative method studying the dynamic needs for both living and invest location seen from the owners
by analyze characters of the region; utilization of facilities; the living, the emergence, the process of
fulfilling the needs of the housing unit locations; and the value of the home for occupants. In particular,
the accessibility of the first branch in the form of roads or secondary area clusters and positions in the
form of dealing with home building or located at or near the end of a row house can be a priority and give
a positive value for the investment issue in a location within the cluster which ultimately can increase the
sale value of the dwelling units or lots. Specifically in the form of a wide main street or area primary
cluster and positions in a form close to certain landmarks in the cluster (recreation area) can be a priority
and give a positive value for living issues at a location within the cluster."
2013
T35010
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sri Purwanti
"Studi ini mengungkap mengenai kebijakan publik Pemerintah Kota Depok terhadap penyediaan perumahan yang layak bagi MBR. Keterbatasan lahan merupakan suatu permasalahan tersendiri bagi pembangunan perumahan dan permukiman di perkotaan. Meningkatnya harga lahan dan perumahan mengakibatkan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) tidak mampu memenuhi kebutuhan akan rumah yang layak.
Penelitian ini difokuskan pada aspek kebijakan Pemkot Depok terkait dengan keberpihakan pada MBR khususnya penyediaan perumahan yang layak bagi MBR. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi kebijakan Pemda Kota Depok terhadap penyediaan kebutuhan perumahan yang layak bagi MBR.
Data dan informasi diperoleh melalui pengumpulan data sekunder yang berupa kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan perumahan, Rencana Tata Ruang, peta-peta dan wawancara serta survey dan pengambilan foro-foto. Evaluasi formal yang digunakan dalam penelitian ini yaitu evaluasi summative yaitu menggunakan undang-undang,dokumen-dokumen,program, dan wawancara untuk menganalisis kebijakan pemerintah terhadap penyediaan perumahan yang layak bagi MBR. Selain itu juga menggunakan pendekatan Teori Turner, Burgess dan Drakakis - Smith yaitu demand-supply dan pengaruh nilai guna/tukar terhadap rumah sebagai komoditas.
Dari analisis ditemukan bahwa dalam kebijakan publik yang dibuat oleh Pemkot Depok mengenai penyediaan perumahan yang layak bagi MBR masih belum terlihat nyata. Belum ada program-program yang jelas terhadap penyediaan perumahan bagi MBR. Program-program yang ada baru sebatas Rumah Tidak Layak Huni dan perbaikan sarana dan prasarana permukiman.
Pada akhirnya, hasil dari evaluasi ini dapat disimpulkan bahwa belum ada kebijakan yang jelas dan terarah mengenai penyediaan perumahan yang layak bagi MBR yang tertuang di dalam rencana, program dan kegiatan.

This study reveals the public policy regarding the provision of housing for Low Income People (MBR). The limitation of land itself is an issue for the supply of urban housing and settlements. The increased land and housing prices cause the low income community cannot afford a decent house.
This study focused on the policy aspect of Pemkot Depok about their favor on low income community especially on the supply of decent housing for them. This research aims to evaluate the Pemkot Depok policy on the supply of decent housing demand for low income community.
Information and data is gathered by the collection of secondary data, such as housing regulations, City Spatial Planning, maps, photos, interviews and surveys.This thesis is using summative evaluation for the formal evaluation. The summative evaluation include regulations, documents, governmental programs and interview to analyze the regulations concerning the providence of housing for the Low Income Society. A theory approach is also used the theory of Turner, Burgess and Drakaris-Smith about the supply-demand of housing and the influence of housing value as a commodity.
The analysis shows that there is still no real result in the public policy issued by the Pemkot Depok concerning the providence of housing for the Low Income People. The existing programs are limited to the improper livable house and the improvement of facilities and infrastructure of settlement.
In the end, the results of this evaluation can be concluded that there is no clear policy and direction regarding the provision of adequate housing for the MBR contained in the plans, programs and activities.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30042
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farras Ikhsan
"Sampai sekarang, mayoritas kegiatan ekonomi tersentralisasi di Jakarta dan salah satu masalah yang sedang diperbincangkan akibat hal tersebut adalah kurangnya keberadaan rumah yang jumlahnya sudah mulai disusul oleh permintaan. Salah satu opsi para pekerja yang memiliki okupasi di Jakarta adalah mencari tempat tinggal yang berada di sekitar Jakarta seperti kota Bogor. Seiring berjalannya perkembangan pembangunan, perumahan-perumahan mulai dibangun dalam pola konstruksi yang tidak terlalu memperhatikan keberlanjutan atau sustainability dari perumahan tersebut. Keberlanjutan atau sustainability adalah sebuah aspek yang harus mulai diperhatikan demi kelangsungan hidup yang lebih baik. Perumahan yang berkelanjutan diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup para penghuni seperti dalam aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Analisis terhadap faktor sukses, faktor kegagalan dan keberlanjutan dari sebuah perumahan di Bogor dapat menjadi penting untuk menjadi referensi untuk pembangunan-pembangunan perumahan tapak di Bogor, ataupun untuk Indonesia kedepannya. 

Currently, the majority of economic activities have been centralized in Jakarta, and one of the issues being discussed as a result is a lack of housing, the numbers of which have begun to be surpassed by demand. One option for workers with jobs in Jakarta is to find a place to live in the surrounding area, such as the city of Bogor. As development progresses, housing begins to be built in a construction pattern that does not prioritize the housing’s sustainability. Sustainability or sustainability is an aspect that must be considered in order to survive. Sustainable housing is expected to improve residents' economic, social, and environmental well-being. An analysis of success factors, failure factors and the sustainability of housing in Bogor can be important as a reference for landed housing developments in Bogor, or for Indonesia in the future. This research is done by spreading out questionnaires to the residents of Tamansari Cyber and its developer and also analyzing the houses’ sustainability based on the available sustainability standards. It is concluded that factors that are critical when it comes to developing a sustainable housing are related to the comfortability of the residents which covers the durability and security, affordable price, good accessibility to nearby facilities, healthy environmental quality, integrated design, good marketing, and good communication between parties involved in the development of the housing.  It is also concluded that the housing that are analyzed in this research mostly fulfill the criteria from the Indonesian standard, however the housing still does not apply any sustainable innovations which already applied in countries outside of Indonesia. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rizki Gayatri
"Skripsi ini membahas mengenai tentang pola viktimisasi konsumen korban penipuan terhadap pemberian keterangan yang salah oleh pengembang perumahan X Studi Kasus mengenai Konsumen Perumahan X di Kota Depok. Trend perumahan murah yang terjadi saat ini, dimanfaatkan oleh banyak pengembang perumahan untuk menciptakan perumahan yang murah bagi masyarakat Indonesia. Namun pada kenyataan, trend rumah justru di jadikan kedok untuk berbuat tindakan kriminal. Sebagai contoh pengembang perumahan X di kota depok memberikan keterangan yang salah bagi konsumen perumahan X agar para konsumen tertarik membeli rumah mereka. Iklan sebagai media promosi perumahan X, benar- benar dimanfaatkan oleh pengembang perumahan X didalam mencari konsumen. Setelah konsumen tertarik membeli umah, didapati banyak hal- hal yang tidak sesuai dengan apa yang diiklan kan oleh pengembang perumahan X. Warga yang sudah membeli rumah di perumahan X pun menuntut pengembang perumahan X agar memenuhi segala kewajiban mereka seperti apa yang mereka katakan dalam iklan promosi perumahan X.
Skripsi ini menggunakan penelitian kuantitatif untuk dapat mencari data- data yang sesuai. Data Kuantitatif diigunakan untuk mengacu pada keseluruhan warga perumahan X yang merasa telah tertipu. Sedangkan data kualitatif digunakan untuk mencari data tambahan terkait kasus ini. Data yang terkumpul diolah secara sistematis kuantitatif kualitatif. Selanjutnya permasalahan yang didalam skripsi ini melihat reaksi konsumen korban penipuan di Indonesia khususnya melihat reaksi konsumen warga perumahan X yang menjadi korban penipuan pemberian keterangan yang salah oleh pengembang perumahan X . Reaksi konsumen warga perumahan X yang menjadi korban penipuan pemberian keterangan yang salah mempunyai kelemahan dan kelebihan dalam memperjuangkan keadilan.

This thesis discusses about the consumer of victim of fraud against giving wrong explanation by housing developer X Case Study of Consumer Housing X in Depok City . The current low cost housing trends are being used by many housing developers to create cheap housing for Indonesians. But in fact, the trend of the house precisely in making a cover for criminal acts. For example X housing developers in ota depok give wrong information for housing consumer X so that consumers are interested in buying their home. Advertising as a promotional media housing X, really used by housing developer X in the search for consumers. After consumers are interested in buying a house, it is found that many things are not in accordance with what is advertised by housing developer X. Residents who have bought a house in housing X also demanded X housing developers to fulfill all their obligations as what they say in promotional advertising Housing X.
This thesis uses quantitative research to be able to find the appropriate data. Quantitative data is used to refer to the entire residential housing X who feel they have been deceived. While the qualitative data used to find additional data related to this case. The collected data is processed in a qualitative quantitative systematic way. Further problems in this thesis see the reaction of consumers of fraud victims in Indonesia in particular to see the reaction of consumers of housing X residents who become victims of false misinformation by housing developers X. The consumer reaction of housing X residents who are victims of false misinformation have weakness and strength in fighting for justice.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S69398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annissa ‘Ul Jannah
"Perumahan muslim merupakan konsep perumahan yang banyak dijumpai di Kota Depok. Konsep ini dijadikan sebuah strategi pemasaran oleh pengembang untuk menarik konsumen di kalangan muslim. Di sisi lain, fenomena ini dikhawatirkan oleh sebagian orang sebagai bentuk sekat-sekat sosial yang terjadi dalam skala kota. Skripsi ini bertujuan untuk melihat bagaimana perumahan muslim bisa menjadi preferensi dan pilihan hunian seseorang-mengetahui bagaimana lifestyle seorang muslim bisa mempengaruhi preferensi huniannya sehingga menjadi hunian pilihan- serta peran arsitektur sendiri dalam konteks ini. Pembahasan mengenai preferensi dan pilihan hunian ini menggunakan teori sosial habitus dari Michael Grenfeel Pierre Bourdieu dan teori strukturasi dari Anthony Giddens. Metode yang dilakukan adalah kualitatif dengan kajian literatur, observasi langsung, penyebaran kuesioner dan wawancara. Skripsi ini menemukan bahwa identitas diri sebagai seorang muslim mepengaruhi lifestyle dan menjadi penentu preferensi dan pilihan huniannya sedangkan arsitektur memiliki peran untuk menjadikan perumahan muslim sebagai lingkungan yang bersifat semi-permeabel, bukan sekat-sekat kaku di skala kota.

Muslim housing community is a housing concept that is easily found in Depok City. This concept is used as a marketing strategy by developers to attract consumers among Muslims. On the other hand, this phenomenon is feared by some people as a form of social barriers that occur on an urban scale. This thesis aims to see how Muslim housing can be a person's preference and choice - knowing how a Muslim's lifestyle can influence his residential preferences so that they become residential choices - and the role architecture in this context. This discussion of housing preferences and choice uses the social theory of habitus from Michael Grenfeel Pierre Bourdieu and structuration theory from Anthony Giddens. The method that used in this thesis is qualitative with literature review, direct observation, questionnaires and interviews. This thesis found that the identity of a Muslim influences lifestyle and determines his housing preferences dan choice while architecture has a role to make Muslim housing community as a semi-permeable environment, not rigid barriers on an urban scale."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>