Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118025 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Miron, Amy G., 1947-
Jakarta: Erlangga, 2006
649.125 MIR b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Miron, Amy G., 1947-
Jakarta: Esensi Erlangga, 2006
649.125 MIR b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cluny Martina Mangkuayu
"Perilaku seksual berisiko adalah suatu aktivitas seksual yang dilakukan untuk mencapai kepuasan seksual dan berdampak pada masalah kesehatan reproduksi, diantaranya kehamilan yang tidak diinginkan dan Infeksi menular Seksual. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi dan pola asuh orang tua dengan perilaku seksual berisiko. Desain penelitian ini adalah analitik korelatif denganpendekatan cross sectionalpada 100 responden siswa SMA di Kota Tangerang menggunakan teknik convenience sampling. Instrumen yang digunakanmeliputi kuesioner pengetahuan kesehatan reproduksi, pola asuh, perilaku seksual berisiko, paparan media, dan pengaruh teman sebaya. Hasil penelitian ini menyatakan tidak terdapatnya hubungan yang bermakna antara pengetahuan kesehatan reproduksi dan pola asuh orang tua dengan perilaku seksual berisiko p value>0,05 . Meskipun demikian, peneliti merekomendasikan perlunya penyuluhan dan pendidikan kesehatan reproduksi dan pendekatan oleh perawat di puskesmas untuk mengaktifkan program PKPR dan BKR guna meningkatkan kesehatan reproduksi remaja dan mencegah perilaku seksual berisiko, mengingat terdapatnya 57 remaja di SMA Swasta Kota Tangerang yang memiliki perilaku seksual berisiko.

Risky sexual behavior is defined as sexual activities performed to gain sexual satisfaction which may affect health reproduction, such as unwanted pregnancy and Sexually Transmitted Infections. This study aimed to identify correlation between knowledge of reproductive health, parenting role, and risky sexual behavior. The study design was analytical with cross sectional approach and involving 100 high school students in Tangerang through convenience sampling technique. The instruments were questionnaires of knowledge of reproductive health, parenting role, risky sexual behavior, media exposure, and peer influence. The result showed no significant correlation between knowledge of reproductive health, parenting role, and risky sexual behavior p value 0,05 . Nonetheless, the study recommends for counseling and education of reproductive health as well as the approach of public health center nurses to implement PKPR and BKR in order to improve reproductive health for preventing risky sexual behavior, considering that 57 of adolescents in private high schools in Tangerang demonstrated risky sexual behaviors."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirdah Alfida
"Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja amatlah penting unruk di informasikan dalam memfasilitasi perkembangan biologis dan psikologis anak. Anak yang pengetahuannya cukup baik akan mampu menerima perubahan tubuhnya dan berperilaku secara tepat. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan tingkat pengetahuan antara murid laki-laki dan perempuan kelas IV, V, dan VI sekolah dasar tentang kesehatan reproduksi remaja. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif komparatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di SDN Rawa Barat 08 Pemng dan SDN Gunung 06 Hang Lekir Jakarta Selatan (n=l00) dengan pengambilan sampei secam strarffied random sampling. Dam yang dipenoleh dianalisis dengan menggunakan distribusi iiekuensi dan uji dnlsquare.
Hasil penelitian diperoleh sebanyak 52% responden perempuan memiliki pengetahuan baik, sedangkan sisanya 48% nsponden memiliki pengetahuan kurang. Pada kelompok laki-laki hanya 46% laki-laki yang memiliki pengetahuan baik sedangkan sisanya 54% responden pengetahuan kurang. Hasil menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja (p vaIue=0,689;a=0,05). Penelitian ini merekomendasikan adanya promosi kesehatan khususnya tentang kesehatan reproduksi remaja di sekolah dasar ternama pada anak sekolah dasar kelas IV, V, dan VI."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5719
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hestilia Nurul Marifah
"Remaja tunagrahita berhak mendapatkan informasi kesehatan termasuk pendidikan seksualitas. Sebagai orang yang dipercaya menyampaikan informasi, guru dapat dijadikan promotor pendidikan seksualitas bagi remaja tunagrahita. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang gambaran praktik pendidikan seksualitas yang telah dilakukan guru di SLB-C Dharma Asih Depok Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain Rapid Assessment Procedure RAP . Informan penelitian terdiri dari 8 guru SLB-C Dharma Asih. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi. Pengolahan data dilakukan dengan menyusun transkrip, membuat matriks, mengidentifikasi hubungan antar variabel dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik pendidikan seksualitas di SLB-C Dharma Asih dilakukan secara klasikal dan insidental. Guru memiliki pengetahuan yang memadai tentang pendidikan seksualitas dan menganggap pendidikan seksualitas perlu diberikan kepada remaja tunagrahita sedini mungkin. Kendala yang dihadapi, guru belum memiliki modul terkait pendidikan seksualitas dan belum ada sarana edukasi yang menunjang pendidikan seksualitas di sekolah. Sekolah belum memiliki kebijakan khusus terkait pendidikan seksualitas bagi remaja tunagrahita. Kerjasama antara guru, orang tua, puskesmas, dan dinas pendidikan belum optimal untuk mendorong pendidikan seksualitas. Disarankan hendaknya ada program atau kebijakan khusus terkait pendidikan seksualitas bagi remaja tunagrahita dengan mendorong keterlibatan seluruh stakeholder.

Adolescents with intellectual disabilities have the right to receive health information including sexuality education. As a person who is trusted to convey information, teachers can be promoters of sexuality education for mental retarded adolescents. This study aims to obtain information about the description of sexuality education practices that had been done by teachers in SLB C Dharma Asih Depok 2018. The study used a qualitative approach with Rapid Assessment Procedure RAP design. The research informant consisted of 8 teachers of SLB C Dharma Asih. Data collection was done by in depth interview and observation. Data processing is done by arranging transcripts, creating matrices, identifying relationships between variables and drawing conclusions.
The results showed that the practice of sexuality education in SLB C Dharma Asih done in a classical and incidental. Teachers have adequate knowledge of sexuality education and consider sexuality education to be given to adolescent tunagrahita as early as possible. Constraints faced, the teacher does not have a module related to sexuality education and there is no educational tools that support sexuality education in schools. Schools do not have specific policies related to sexuality education for adolescents tunagrahita. Cooperation between teachers, parents, primary health care, and education offices has not been optimal to encourage sexuality education. It is suggested that there should be special program or policy related to sexuality education for adolescents tunagrahita by encouraging the involvement of all stakeholders.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Pia Januarti
"Frekuensi konflik dengan orang tua mengalami peningkatan pada usia remaja. Ketika menghadapi konflik dengan orang tua, remaja menggunakan beberapa jenis koping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran koping remaja ketika berkonflik dengan orang tua. Desain penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross-sectional dengan 213 responden yang diambil secara acak berstratifikasi di SMP Perguruan Rakyat 1 Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden menggunakan koping kontrol sekunder sebanyak 67%, sedangkan responden yang menggunakan koping kontrol primer sebanyak 33%. Peneliti merekomendasikan pada institusi pendidikan, institusi kesehatan, dan orang tua agar memberikan pendidikan pada remaja terkait cara menggunakan koping konstruktif bila mengalami konflik dengan orang tua.

Frequency of conflict with parents has increased in adolescence. When dealing with conflict, teen using some type of coping. This study aims to describe the adolescent coping toward conflicts with parents. This study used quantitative research design and cross-sectional approach with 213 respondents using stratified random sampling in SMP Perguruan Rakyat 1 Jakarta. The results showed that the majority of respondents used secondary control coping as many as 67%, while respondents who used primary control coping as many as 33%. Researcher recommend on educational institutions, healthcare institutions, and parents to provide education on how to use coping constructively in adolescents toward conflicts with parents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46661
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Mahmudah
"Salah satu tugas orang tua dalam mempersiapkan anak menghadapi masa pubertas adalah menjawab pertanyaan anak mengenai seks secara tepat (Ridha, 2006). Orang tua merupakan pendidik seksualitas terbaik bagi anaknya Oleh karena itu orang tua disebut sebagai pendidik primer dari anak-anaknya untuk terlibat dalam pendidikan seksualitas (Feldman & Rosenthal, 2002). Dalam hal pendidikan seksualitas, anak-anak lebih baik rnendapatkannya di rumah dan mereka pun memang menginginkan pendidikan seks dari keluarga (AC Nielsen, 2005).
Pendidikan seksualitas adalah proses pengubahan sikap dan perilaku mengenai cara mengaktualisasikan diri dan berelasi dengan orang lain terkait dengan keberadaan individu sebagai seorang laki-laki atau perempuan yang meliputi aspek perkembangan fisik, emosi, kognitif perilaku, moral dan etika, nilai keluarga, masyarakat dan agama. Berdasarkan tahapan perkembangan seksual Kriswanto (2006), anak usia 8-12 tahun berada pada tahap anak dan pra remaja, dimana pada tahap ini anak belajar bersosialisasi dan menyongsong masa puber. Menurut Koch & Freeman (1992), anak usia 8-10 tahun dibeli kesempatan untuk berbicara mengenai seks, mengkaitkan seks dengan nilai yang dianut, serta menghubungkan seks dengan pria dan wanita. Sementara pada usia 11-12 tahun, anak dijelaskan mengenai perubahan-perubahan yang terjadi, perasaan normal atau menarik bagi orang lain, serta bagaimana membuat anak dapat bercerita kepada orang tuanya. Program pelatihan ini disusun berdasarkan analisa kebutuhan yang dilakukan penulis kepada 87 orang tua yang memiliki anak usia 8-12 tahun di DKI Jakarta. Data dikumpulkan melalui pembagian kuesioner yang terdiri dari tiga bagian. Pada bagian pertama, orang tua diminta untuk meranking 13 kebutuhan yang disajikan. Pada bagian kedua, orang tua menetapkan pendekatan yang dilakukan dalam pendidikan seksualitas, serta pada bagian ketiga orang tua diminta untuk menuliskan materi-materi yang dibutuhkan dalam pelatihan pendidikan seksualitas. setelah mendapatkan data hasil analisa kebutuhan, penulis mulai menyusun tujuan dan sasaran program serta isi modul setiap sesi pelatihan untuk mencapai tujuan pelatihan. Selain itu, selama penyusunan modul, penulis juga berkonsultasi dengan dosen Psikologi UI bagian pendidikan guna mendapatkan isi modul yang relevan dengan kondisi dan kebutuhan orang tua saat ini.
Kekurangan dari program ini adalah belum pernah diujicobakan pada orang tua yang memiliki anak usia 8-12 tahun di DKI Jakarta. Oleh karena itu jika program ini akan dilaksanakan, ada baiknya dilakukan uji coba terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk melihat sejauh mana program yang telah dirancang ini efektif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Eka Pratiwi
"Skripsi ini membahas keterpaparan terhadap Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja PKPR Dan Perilaku Seksual Berisiko Pada Remaja Di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Tahun 2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cohort retrospektif dan pengambilan sampel dilakukan dengan Simple Random Sampling.
Hasil penelitian menunjukan siswa yang perilaku seksual berisiko rendah sebanyak 99 70,7 dan perilaku seksual tinggi 41 29,3. Responden yang mempunyai perilaku seksual berisiko tinggi lebih banyak pada remaja pasien baru PKPR 29 41,4, keterpaparan program PKPR sebanyak 0 0 pada pasien baru, jenis kelamin laki-laki 48 34,3, usia remaja akhir 104 74,3, umur pubertas dini 25 17,9, pengetahuan kurang 63 45, sikap negatif 40 28,6, sikap orang tua yang negatif 66 47,1 dan sikap teman sebaya yang negatif 63 45, pernah/punya pacar 112 80, frekuensi pertemuan dengan pacar sering 62 44,3, Terdapat hubungan antara keterpaparan terhadap Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja PKPR Dan Perilaku Seksual Berisiko Pada Remaja Di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo p=0,00.

This thesis discusses the exposure of the Program Adolescent Friendly Health Services AFHS and risky sexual behavior in adolescents at Puskesmas Pasar Rebo. This study is a quantitative study with cohort retrospective research design and sampling carried out by the Simple Random Sampling.
The results showed that students 39 lowrisk sexual behavior 70,7 and sexual behavior is high 29,3 . Respondents who have high risk sexual behavior more on students who do not follow AFHS 37.1, male gender 34,3, age ge 17 years 74,3, early puberty age 17,9, lack of knowledge 45, negative attitude 28,6, and negative parents attitude 47,1 and negative peer group attitude 45, had have a girlfriend 80, the frequency of meetings with boyfriend often 44,3, There is a relationship between exposure to the Adolescent Friendly Health Services AFHS and risky sexual behavior in adolescents at Puskesmas Pasar Rebo p 0.00.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Estrilla Widya Patrichia
"N ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara impulsivitas, parental control, dan adiksi internet pada remaja. Pengukuran impulsivitas menggunakan Barratt Impulsiveness Scale Barratt, 1995 , pengukuran adiksi internet menggunakan Internet Addiction Test Young, 1987 , dan pengukuran parental control menggunakan alat ukur Parental Control Scale Schaefer Schludermann, 1987. Partisipan penelitian merupakan remaja yang berusia dari 12-21 tahun. Pengolahan data dilakukan dengan metode statistika kuantitatif deskriptif dan pearson correlation menggunakan perangkat lunak SPSS 20.
Hasil penelitian ini menunjukkan hanya 155 responden yang mengalami adiksi internet sesuai data deskriptif total skor IAT, dimana terdapat korelasi positif yang signifikan antara impulsivitas dan adiksi internet pada remaja r 155 = .217, p < .01, one tails. Sedangkan tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara parental control dan adiksi internet pada remaja r 155 = -.032, p < .01, one tails.

This research was conducted to find out the correlation between impulsivity, parental control and internet addiction among adolescent. Impulsivity was measured by Barratt Impulsiveness Scale Barratt, 1995, while internet addiction was measured by Internet Addiction Test Young, 1987, and parental contol was measure by Parental Control Scale Schaefer Schludermann, 1987. The participant in this research are adolescent with the age range between 12 to 21 years old. Data processing was done by using descriptive statistics and pearson correlation with a software called SPSS 20.
The result from this research shows that only 155 respondents are addicted to internet based on the result of IAT descriptiv statistic's data. From this research the results show that impulsivity positively correlated significantly with internet addiction r 155 .217, p .01, one tails . While parental control doesn't signifivantly have a positive correlation with internet addiction r 155 .032, p .01, one tails.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Cita Warastri
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pengaruh social power yang dimiliki orang tua yang terdiri dari expert power, referent power, reward power, legitimate power, dan coercive power terhadap intensi pembelian untuk produk perawatan pribadi di kalangan remaja dengan mengambil studi kasus remaja berusia 14-18 tahun yang
berdomisili di wilayah Jakarta, Bogor, dan sekitarnya. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi dalam software SPSS 19. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa expert power, referent power, reward power,dan legitimate power yang dimiliki orang tua secara signifikan memengaruhi intensi pembelian remaja untuk produk perawatan pribadi.

ABSTRACT
This research discusses about the effect on parental social power which consists of expert power, referent power, reward power, legitimate power, and coercive power on teen?s purchase intention for personal care products. This research was conducted tih a case study of teenagers aged 14-18 years old in Jakarta, Bogor,and the surrounding area. The data was analyzed using regression analysis in
SPSS 19. The result indicates that expert power, referent power, reward power,and legitimate power have significant effect on teen?s purchase intention for personal care products."
2013
S46696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>