Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120804 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tommy Langgeng Abimanyu
"The location of Cilongok subdistrict, which is under Banyumas Regency, is quite far from the area of the spread of Sunda ethnic group. However, in Cilongok subdistrict there are names of villages that originated fromSundanese name, such as Cikidang, Cilongok, and Cipete. “Ci”, which means water or river, is a Sundanese generic name that becomes the characteristic of toponym. In addition, there are facts that indicate there were ethnic migrations. In a number of areasin West Java there are places that have the same names with that of in Banten. The purpose of this research is to describe characteristics of village toponyms in Sub Cilongok and to find out the factors that influence the characteristics. Using spatial approach, this qualitative research studied 20 villages located in Cilongok sub-district. The data were collected from library research, observations, interviews, and related documents.The data were examined using spatial pattern analysis. The results of this study indicate that the village toponyms in Cilongok sub-district were influenced by physico-natural, physico-artificial, and non physico-artificial phenomena. The village toponyms in Cilongok sub-district is the result of assimilation of Sundanese and Javanese cultures."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, 2018
400 JANTRA 13:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Isdaryono
"Pengembangan pariwisata di Hawaii, Amerika Serikat, merupakan sebuah fenamena menarik, karena Hawaii merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Amerika Serikat yang berhasil mendatangkan banyak wisatawan dan devisa bagi negara bagian tersebut. Pengembangan tersebut telah berhasil membukukan kunjungan wisatawan 3 juta orang pada tahun 1970 sementara devisa yang diperoleh mencapai lebih dari 3.000 juta dolar Amerika pada tahun 1980 (Farrel, 1982 :24). Hawaii, sebagai negara bagian Amerika Serikat di kawasan Pasifik memiliki peran sangat strategis baik secara geografis, ekonomis, maupun politis. Dari aspek geografis, Hawaii menjadi jalur lalu lintas gerak manusia dari kawasan Amerika ke Asia Timur dan Pasifik maupun sebaliknya. Dari aspek ekonomi, Hawaii lama menjadi lintasan dari berbagai macam kegiatan perdagangan termasuk kepariwisataan, sementara dari aspek politisnya, Hawaii digunakan sebagai pangkalan Amerika Serikat di kawasan Pasifik.
Dewasa ini, pendapatan Hawaii dari sektor pariwisata dan militer, disamping dari gula dan nanas, menjadi andalan pendapatan negara bagian tersebut. Walaupun berbagai macam aspek yang melingkupi Hawaii sangat menarik untuk dibahas, namun hal itu tidak dilakukan karena fokus tesis ini mengarah pada terjadinya pergeseran budaya sebagai dampak dari pengembangan kepariwisataan di daerah tersebut.
Keunikan Hawaii sebagai salah satu negara bagian di Amerika Serikat antara lain adalah Hawaii merupakan satu-satunya negara bagian yang berbentuk kepulauan, dengan luas wilayah paling kecil, dan diantara penduduk yang multi-etnis, bangsa kulit putih menjadi kelompok minoritas (Luedtke, 1986:226). Dilihat dari komposisi etnis demografisnya pada tahun 1977 masyarakat Hawaii terdiri dari warga keturunan Jepang sebanyak 36,9 persen, Campuran (Hawaii dengan Caucasia atau Hawaii dengan suku lain) sebanyak 17,1 persen, Caucasia 21,2 persen, Filipina 12,3 persen, Cina 6,4 persen, Polynesia 2,1 persen dan Puerto Rico 1,9 persen, Korea 1,3 persen dan bangsa lain 0,8 persen (Nordyke, 1967:67). Persentase yang relatif besar dari warga Hawaii keturunan Jepang menjadi salah satu pertimbangan mengapa pembahasan tesis ini mengarah kepada kelompk etnis ini untuk digunakan sebagai sampel, mewakili penduduk setempat. Disamping itu kenyataan bahwa warga Hawaii asli tidak pernah mencurigai orang Jepang dan menyebutnya sebagai saudara orang Hawaii (akin to the Hawaiians), sebagai imigran yang diinginkan (desirable immigrant), dan sebagai bangsa yang diyakini tidak akan banyak mempengaruhi identitas Hawaii (will not much affect the identity of the Hawaiian) (Hillbrand dikutip oleh Nordyke, 1967:37) menguatkan alasan mengapa masyarakat Hawaii keturunan Jepang menjadi fokus bahasan."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hendarta
"Using the data from library research, this descriptive qualitative research aims to answer the following questions: (1) What are the historical aspects underlying the establishment of the social structure of Sambas people in the past in relation to the existence of the Dayak and the Malay Sambas communities? (2) How is the social relation between the Dayak and the Malay Sambas communities in the Sambas regency? (3) What is the significance of the toponymy of Sambas for the social life in Sambas regency nowadays.The oath taken by the Dayak and the Malay Sambas is not a fictional story but is a sociological reality that indicates the strength of brotherhood in their daily life. The brotherhood narration of the two ethnic goups in Sambas is always important to discuss in order to keep the collective memory of Sambas society."
Yayasan Jurnal Perempuan, 2018
400 JANTRA 13:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Embun Ferdina Enjaini
"ABSTRAK
Stunting (pendek) merupakan masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan
tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Kecamatan Tanjung
Agung Palik memiliki persentase stunting tertinggi (47,48%), Desa yang menjadi lokasi
penelitian adalah Desa Sengkuang dan Desa Sawang Lebar, kedua desa tersebut
merupakan desa yang paling tinggi kejadian stunting. Tujuan Penelitian ini untuk
menganalisis sosial budaya suku Rejang terkait dengan stunting. Metode penelitian ini
menggunakan kualitatif Rapid Ethnografi. Informan utama dalam penelitian ini adalah 4
ibu yang memiliki anak balita stunting dengan ekonomi rendah, 4 ibu yang memiliki balita
stunting dengan ekonomi menengah dan 4 ibu yang memiliki anak balita normal dengan
ekonomi rendah, yang tinggal di suku Rejang Kecamatan Tanjung Agung Palik yang
dipilih dengan metode purposive sampling yang datanya sudah diketahui dari sistem e-
PPGBM Puskesmas berdasarkan pengukuran antropometri. Pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara mendalam dan observasi partisipasi yang dilaksanakan pada bulan
April-Juni 2019 di Kecamatan Tanjung Agung Palik. Hasil penelitian menunjukan bahwa
penyebab stunting pada masyarakat suku Rejang disebabkan oleh 1) Lingkungan dan
Sanitasi yang buruk, 2) Masih belum melakukan ASI eksklusif, 3) Pemberian MP-ASI dini
balita, 4) Pola pemberian makanan yang masih rendah, 5) Pengetahuan masyarakat yang
masih rendah, 6) Masih adanya kepercayaan tentang pantang makan pada ibu hamil dan
balita. Disarankan agar ada upaya penurunan kepercayaan pantang makan ibu hamil dan
anak balita, pengetahuan lingkungan dan sanitasi, mengurangi pemberian makanan
prelakteal pada bayi baru lahir, pola pemberian makan dan cakupan pemberian MP-ASI
dini melalui penyuluhan rutin dengan melibatkan orang tua balita dan bermitra dengan
dukun untuk memberikan edukasi akan pentingnya kesadaran ibu terkait gizi.

ABSTRACT
Stunting is a chronic nutritional problem on toddlers characterised by a shorter height
compared to the children in their age group. Tanjung Agung Palik District has the highest
stunting case percentage (47,48%), the villages used as a sample for this thesis are the
Sengkuang and Sawang Lebar village. These two village has the highest numbers of
stunting cases. The purpose of this research is to analyse from a socio-cultural aspect of
how the Rejang Tribe deals with stunting. This research uses a Rapid Etnographic method.
The main informants for this research are 4 mothers with stunted toddlers from low income
families, 4 mothers with stunted toddlers from middle income families, and 4 mothers with
normal toddlers from low income families all od whic are from the Rejang Tribe in the
Tanjung Agung Palik District selected by purposive sampling method whose data is known
from the Puskesmas e-PPGBM system based on anthropometric measurements. The data
were collected through an in-depth interview and participative observation conducted
between April to June 2019 in the Tanjung Agung Palik District. The research results
concluded that the stunting cases in the Rejang Tribe are caused by 1) Bad environment
and sanitation, 2) Still not doing exclusive breastfeeding, 3) Provision of early MP-ASI for
toddlers, 4) The pattern of feeding is still low, 5) Community knowledge that is still low,
6) There is still a belief about abstinence in pregnant women and toddlers. It is
recommended that there be an effort to reduce the confidence of abstinence from pregnant
women and toddlers, knowledge of the environment and sanitation, reduce prelacteal
feeding in newborns, feeding patterns and coverage of early MP-ASI through routine
counseling involving parents of toddlers and partnering with traditional healers to provide
education on the importance of maternal awareness regarding nutrition."
2019
T53718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joesana Tjahjani
"Multiculturalism as a way to view and respect differences is as a solidarity expression concerning minority. Each country has its own typical multicultural experience and practice. This essay is to describe how Franches have viewed the incoming immigrants as a minority group in France. The French historical perspectives of the Middle Ages, two of which are the societal group formation and the Declaration of Human Rights and Citizenship as the result of French Revolution in 1789 have great influence on the French mind set, including their way considering the immigrants. In line with it, the debates referring the concept of multiculturalism have been going on. The last part of the article elucidates the multicultural representation of the cultural identities in French cinemas and music with various ethnics, religions and cultures, including appearing stereotypes of the immigrants."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
JKWE-3-3-2007-68
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
H.M.A. Tihami
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya ketertarikan pada masih lekatnya sebutan kyai dan jawara sebagai pemimpin bagi orang Banten. Beberapa literatur yang ditulis oleh orang Belanda, seperti Meijer (1949) den Loze (1933), dan yang ditulis oleh orang Indonesia, seperti Sartono Kartodirdjo (1966) dan A. Hamid (1987), memperlihatkan bahwa kedua pemimpin tersebut telah berpengaruh sejak zaman penjajahan Belanda. Bahkan dalam cerita rakyat dikatakan, kedua pemimpin tersebut ada sejak zaman kesultanan Banten yang pertama (kira-kira pada abad ke-16).
Keberadaannya yang sudah lama, dan tetap sampai sekarang, menunjukkan betapa lestarinya kedua pemimpin tersebut. Kelestarian inilah yang menjadi pendorong untuk segera dicaritahu mengapa-nya. Kemudian dipilihlah desa Pasanggrahan sebagai lokasi penelitian, karena di desa ini pernah ada kyai (meninggal tahun 1985) pendiri Satuan Karya Ulama Indonesia dan ada jawara pendiri Persatuan Pendekar Persilatan Banten. Dalam struktur organisasi Satuan Karya (Satkar) Ulama itu terdapat Departemen Pemuda dan Pendekar, yang berarti sebagai isyarat adanya kesatuan antara kyai (ulama) dan jawara (pendekar).
Kelestarian kyai dan jawara dalam kepemimpinan masyarakat diduga mempunyai kaitan dengan keseluruhan pengetahuan masyarakat tentang agama dan magi yang diacunya. Kepemimpinan kyai tentu berkaitan dengan agama; dan kepemimpinan jawara tentu berkaitan dengan magi, sebab magi menjanjikan kekuatan yang dibutuhkan oleh jawara.
Untuk memperoleh jawaban dari mesalah tersebut dilakukanlah pendekatan struktural fungsional, yaitu pendekatan yang memandang sistem-sistem sosial budaya yang menekankan bahwa struktur-struktur yang diamati itu menunjukkan fungsi-fungsi dalam suatu struktur tertentu. Artinya, elemen-elemen dalam suatu struktur terjalin dalam suatu jaringan sistem. Dan setiap elemen terdiri dari elemen-elemen yang lebih kecil yang juga terjalin dalam suatu jaringan sistem. Dalam hal ini, agama dan magi dipandang sebagai elemen-elemen yang satu sama lain saling memberi dan menerima sumbangan, sehingga elemen-elemen tersebut terjaring dalam satu jaringan sistem (sistem budaya).
Kemudian, berdasarkan teori aksi (theory of action) menurut Talcott Parsons, hubungan sistem tersebut diturunken pada sistem sosial yang ternyata diperlihatkan oleh perilaku kepemimpinan kiyai dan jawara. Jadi sistem sosial (perilaku kepemimpinan) ini ternyata ditentukan oleh sistem budaya; namun juga sistem sosial mempengaruhi sistem budaya. Hubungan antara sistem budaya dan sistem sosial ini disebut dengan hubungan sibernetik. Jadi kelestarian kepemimpinan kiyai dan jawara itu disebabkan karena perilaku keduanya dalam kepemimpinan, masing-masing merupakan elemen dalam sistem sosial yang mempunyai hubungan sibernetik dengan agama dan magi dalam sistem budaya. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Artining Anggorodi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tayub sebuah tari pertunjukan rakyat di daerah kabupaten Pati merupakan perkembangan Tayub dar Kabupaten Blora.Tayub di aerah Pati disebut juga ledhek,sebagian besar terdapat di Pati bagian selatan seperti di Wilayah Winong,Tambakromo dan Puncakwangi.... "
PATRA 9(3-4) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Sulistyabudi
"ABSTRACT
The advancement of technology in social media has penetrated into all areas of life such as economies, business, entertainment, education, and culture. The need of the information media such as the internet is rapidly growing. Its role has been widely spread in human life for various aspects of life. This study aims to look at now The Culture and Tourism Office of Bantul Regency use social media in preserving local culture and disseminating information on art and culture as well as the natural wealth in Bantul Regency. This study drew the data from observation and related materials from libraries and internet. The results of this study indicate social media plays an important role in preserving culture preservation in Bantul regency. Websites have been used to inform the activities of The Culture and Tourism Office of Bantul Regency in preserving local culture. It also disseminates schedules of cultural events as well as photos and videos."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, 2017
400 JANTRA 12:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Sulistyabudi
"The advancement of technology in social media has penetrated into all areas of life such as economies, business, entertainment, education, and culture. The need of the information media such as the internet is rapidly growing. Its role has been widely spread in human life for various aspects of life. This study aims to look at now The Culture and Tourism Office of Bantul Regency use social media in preserving local culture and disseminating information on art and culture as well as the natural wealth in Bantul Regency. This study drew the data from observation and related materials from libraries and internet. The results of this study indicate social media plays an important role in preserving culture preservation in Bantul regency. Websites have been used to inform the activities of The Culture and Tourism Office of Bantul Regency in preserving local culture. It also disseminates schedules of cultural events as well as photos and videos."
Yogyakarta: BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA D.I. YOGYAKARTA, 2017
400 JANTRA 12:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>