Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173858 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luthfianti Zakia
"ABSTRAK
Seperti negara berkembang lainnya, industri garmen merupakan salah satu industri andalan bagi perekonomian Indonesia. Namun, disamping menjadi industri andalan, industri garmen masih mengantongi banyak masalah terutama terkait kondisi kerja. Kondisi kerja yang buruk ini kemudian mempengaruhi kehidupan pribadi para pekerjanya, hingga menimbulkan konflik dan berbagai pengaruh negatif lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk memahami bagaimana work-family conflict yang dialami oleh pekerja di industri garmen di Indonesia diakibatkan oleh kondisi kerja yang buruk, dan bagaimana dukungan sosial berperan dalam hubungan antara keduanya. Data dikumpulkan dari 10 kelompok FGD yang melibatkan 93 responden yang berasal dari lima kota pusat industri garmen di Indonesia. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui proses coding manual dibantu dengan Qualitative Data Analysis.Software (QDAS) berupa Nvivo 12. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa pekerja pada industri garmen masih merasakan kondisi kerja yang buruk berupa target harian yang berlebih dan jam kerja yang panjang. Akibat dari kondisi tersebut, banyak pekerja mengalami work-family conflict terutama yang berkaitan dengan anak-anak. Dukungan sosial dari pasangan dan rekan kerja ditemukan dapat mengurangi work-family conflict yang dirasakan pekerja. Perusahaan dapat membuat kebijakan untuk mengurangi beban kerja dan jam kerja menjadi lebih masuk akal. Dengan jam kerja dan target kerja harian yang lebih sedikit, work-family conflict dan efek negatif dari work-family conflict yang dirasakan pekerja akan berkurang.

ABSTRACT
Garment industry is one of the mainstay industries for the Indonesia economy. However, despites being a mainstay industry, garment industry still holds many problems, especially related to its working conditions. These poor working conditions then affect the personal lives of workers, causing conflicts and other negative effect. This research was conducted to understand how work-family conflict which was experienced by workers in the garment industry in Indonesia derived from poor working condition and how social support plays a role in the relationship between the two. Data from 10 focus group discussion, wich involved 93 participants from five major garment industry cities in Indonesia, were gathered. The analysis was carried out using qualitative methods trough manual coding process assisted with Qualitative Data Analysis Software (QDAS) in the form of Nvivo 12. The analysis found that workers in the garment industry still experience poor working conditions in the form of excessive daily targets and long working hours. As a result of these conditions, many workers experience work-family conflicts, especially related to children. Social support from spouses and coworkers was found to reduce work-family conflict felt by workers. Companies can create policies that will reduce workload and work hours and make it more sensible. With fewer work hours and daily targets, work-family conflict and negative effects of work-family conflict felt by workers will decrease."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfianti Zakia
"Seperti negara berkembang lainnya, industri garmen merupakan salah satu industri andalan bagi perekonomian Indonesia. Namun, disamping menjadi industri andalan, industri garmen masih mengantongi banyak masalah terutama terkait kondisi kerja. Kondisi kerja yang buruk ini kemudian mempengaruhi kehidupan pribadi para pekerjanya, hingga menimbulkan konflik dan berbagai pengaruh negatif lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk memahami bagaimana work-family conflict yang dialami oleh pekerja di industri garmen di Indonesia diakibatkan oleh kondisi kerja yang buruk, dan bagaimana dukungan sosial berperan dalam hubungan antara keduanya. Data dikumpulkan dari 10 kelompok FGD yang melibatkan 93 responden yang berasal dari lima kota pusat industri garmen di Indonesia. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui proses coding manual dibantu dengan Qualitative Data Analysis Software (QDAS) berupa Nvivo 12. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa pekerja pada industri garmen masih merasakan kondisi kerja yang buruk berupa target harian yang berlebih dan jam kerja yang panjang. Akibat dari kondisi tersebut, banyak pekerja mengalami work-family conflict terutama yang berkaitan dengan anak-anak. Dukungan sosial dari pasangan dan rekan kerja ditemukan dapat mengurangi work-family conflict yang dirasakan pekerja. Perusahaan dapat membuat kebijakan untuk mengurangi beban kerja dan jam kerja menjadi lebih masuk akal. Dengan jam kerja dan target kerja harian yang lebih sedikit, work-family conflict dan efek negatif dari work-family conflict yang dirasakan pekerja akan berkurang

Garment industry is one of the mainstay industries for the Indonesia economy. However, despites being a mainstay industry, garment industry still holds many problems, especially related to its working conditions. These poor working conditions then affect the personal lives of workers, causing conflicts and other negative effect. This research was conducted to understand how work-family conflict which was experienced by workers in the garment industry in Indonesia derived from poor working condition and how social support plays a role in the relationship between the two. Data from 10 focus group discussion, wich involved 93 participants from five major garment industry cities in Indonesia, were gathered. The analysis was carried out using qualitative methods trough manual coding process assisted with Qualitative Data Analysis Software (QDAS) in the form of Nvivo 12. The analysis found that workers in the garment industry still experience poor working conditions in the form of excessive daily targets and long working hours. As a result of these conditions, many workers experience work-family conflicts, especially related to children. Social support from spouses and coworkers was found to reduce work-family conflict felt by workers. Companies can create policies that will reduce workload and work hours and make it more sensible. With fewer work hours and daily targets, work-family conflict and negative effects of work-family conflict felt by workers will decrease"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Traditionally, men have a role as head of the household responsible for earning money for the family and women are responsible for managing the household and taking care of the children. The work family conflict is concerned with the disrepancy between the responsibility in the workplace and the family responsibility. This article describes how the work family conflict occurs in the academic environment. The conflict experienced by university lecturers include teaching, conducting research, and advising students who are writing theses. The work related stress include heavy work load, ambiguous job description, less autonomy, and lack of authority. The family related stress include cooking, cleaning the house, shopping, paying the expenses, and taking care of the children."
TEMEN 3:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Dara Ninggar, atuhor
"Skripsi ini membahas mengenai gambaran work-family conflict yang dialami ibu bekerja di PT. X sumber serta bentuk dukungan sosial yang mereka peroleh dalam mengatasi work-family conflict. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa ibu bekerja di PT. X menghadapi work-family conflict berbasis waktu seperti banyaknya waktu yang dihabiskan dalam pekerjaan mengurangi waktu ibu bekerja dengan keluarganya dan berbasis tekanan seperti tuntutan pekerjaan dari atasan yang membuat ibu bekerja merasa tertekan maupun konflik dalam keluarga yang memberikan tekanan dan stres kepada ibu bekerja yang berdampak pada dirinya sendiri, keluarga, dan pekerjaannya. Dalam mengatasi konflik tersebut, ibu bekerja melakukan upaya yang bersumber dari dirinya sendiri, mendapatkan dukungan sosial baik dari keluarga seperti orang tua, suami, kerabat, asisten rumah tangga, teman dan perusahaan. Dukungan sosial yang diterima ibu bekerja yaitu dalam bentuk dukungan emosional berupa kata-kata positif, dukungan informasi terkait anak, dukungan persahabatan berupa ketersediaan teman yang menghabiskan waktu bersama, dan dukungan berwujud berupa bantuan mengasuh anak, finansial, mengerjakan pekerjaan, fasilitas perusahaan, serta fleksibilitas waktu bekerja. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar ibu bekerja meningkatkan komunikasi dan waktu berkualitas dengan keluarganya serta saling menerapkan active listening antar anggota keluarga. Selain itu, perusahaan terutama atasan juga dapat meningkatkan kesadaran dan fasilitas untuk membantu permasalahan ibu bekerja.

This study discusses the description of work-family conflict experienced along with the sources and forms of social support received by working mothers at Company X in overcoming work-family conflicts. The approach used in this research is a qualitative approach with descriptive research type. The results of this study explain that working mothers at PT. X face time-based work-family conflict, such as the amount of time spent in work reduces the time to spend with with her family and time-based conflict, such as work demands by managers that make working mothers feel depressed or conflicts in the family that give pressure and stress to working mothers which have an impact to herself, her family, and her work. In overcoming this conflict, working mothers make several efforts to overcome them, namely those that come from themselves, get social support from families such as parents, husbands, relatives, household assistants, friends, and companies. The social support received by working mothers is in the form of emotional support such as positive words and motivation, informational support related to children, companionship support in the form of friends to spend time together, and tangible support in the form of childcare assistance, financial assistance, doing work, company facilities, as well as flexibility in working time."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinda Nurullidha
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konflik kerja-keluarga work family conflict dan dukungan sosial social support terhadap stres kerja job stress , studi kpada karyawan manajemen Mal Plasa Cibubur. Responden penelitian ini berjumlah 97 orang karyawan yang bekerja pada manajemen Mal Plasa Cibubur. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 20. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan yang akan dijawab oleh karyawan manajemen Mal Plasa Cibubur. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa work family conflict secara signifikan berpengaruh positif terhadap job stress sedangkan social support secara signifikan berpengaruh negatif terhadap job stress.

ABSTRACT
This research aims to analyze the influence of work family conflict and social support on job stress on the employees of Management Plasa Cibubur Mall. Respondents of this research amounted to 97 respondents who worked on Management Plasa Cibubur Mall. Data of this research was processed using SPSS 20 software. The measuring tool used in this study used quetionnaire consisting of several questions that will be answered by employees Of Plasa Cibubur Mall Management. The finding of this research showed work family conflict have significantlya a positive effect on job stress while social support have a significantly negatively effect on job stress."
2017
S69246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Safira
"Penelitian ini dilakukan karena meningkatnya ekspor pabrik garmen Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Menariknya, Asosiasi Pertekstilan Indonesia melaporkan bahwa ada banyak karyawan yang turnover di industri ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat variabel penting apa yang dapat mengurangi tingkat intensi turnover. Penelitian ini berdasarkan penelitian kuantitatif. Kami menggunakan data sekunder yang dilakukan oleh Universitas Indonesia, Universitas Tufts dan Analisis Realtime Vietnam dan didukung oleh Pusat Penelitian Pembangunan Internasional Kanada. Total ada 2897 pekerja garmen yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Data diproses menggunakan perangkat lunak LISREL 8.51 dengan Structual Equation Modeling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa niat berpindah dapat dikurangi dengan meningkatkan kepuasan hidup, mengurangi konflik pekerjaan-keluarga, dan meningkatkan pemberdayaan yang dilakukan oleh manajemen. Perusahaan harus memperhatikan pola pikir pertumbuhan yang mungkin dapat membuat pemberdayaan menjadi lebih efektif.

This research was carried out due to the increase in exports of Indonesian garment factories in recent years. Interestingly, the Indonesian Textile Association reports that there are many turnover employees in this industry. This study aims to look at what important variables can reduce the level of turnover intention. This research is based on quantitative research. We use secondary data from the University of Indonesia, Tufts University and Vietnam Realtime Analysis and supported by the Canadian Center for International Development Research. A total of 2897 garment workers participated in this study. Data is processed using LISREL 8.51 software with Structual Equation Modeling. The results showed that the intention to move could be reduced by increasing life satisfaction, reducing work-family conflict, and increasing the empowerment undertaken by management. Companies must pay attention to the growth mindset that might make empowerment more effective.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rimba Eka Handini
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara work-family conflict dan keterikatan kerja pada ibu bekerja. Pengukuran work-family conflict dilakukan dengan alat ukut Work-Family Conflict Scale (Carlson, Derr, & Wadsworth, 2003) dan pengukuran keterikatan kerja dengan alat ukur utretch work engagement scale (Schaufeli, Bakker, & Salanova, 2006). Partisipan berjumlah 72 orang ibu yang bekerja di sektor formal baik sebagai pegawai negeri maupun pegawai swasta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan anatara work-family conflict dan keterikatan kerja pada ibu yang bekerja (r = -0,080; p = 0,507).

This research was conducted to find correlation between work-family conflict and work engagement among working mother. Work-family conflict was measured using a modification instrument named work/family conflict scale (Carlson, Derr, & Wadsworth, 2003) and work engagement was measured using a modification instrument named utrecth work engagement scale (Schaufeli, Bakker, & Salanova, 2006). The participants of this research were 72 mother who work in the formal sector, both public servant and private sector employees. The main result of this research showed that work-family conflict doesn’t have a significant relation with work engagement among working mother (r = -0,080; p = 0,507)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alia Mufida
"Penelitian ini melihat hubungan antara work-family conflict (WFC) dengan psychological well-being (PWB) ibu yang bekerja. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 90 orang Ibu bekerja dari berbagai instansi swasta maupun pemerintahan. Terdapat tiga dimensi dari WFC menurut Greenhaus dan Beutell yang peneliti gunakan, yaitu, time-based conflict, strain-based conflict dan behavior-based conflict. Masing-masing dimensi memiliki dua arah yaitu work interference with family (WIF) dan family interference with work (FIW). Sedangkan variabel PWB memiliki enam dimensi yang diungkapkan oleh Carol D. Ryff yaitu, Penerimaan diri, Hubungan positif dengan orang lain, Otonomi, Penguasaan Lingkungan, Tujuan Hidup, dan Pertumbuhan diri.
Hasil penghitungan korelasi dengan metode Spearman-Brown antara WFC dan PWB didapatkan hasil sebesar .525 yang merupakan hasil yang signifikan pada l.o.s 0.01. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara WFC dengan PWB Ibu bekerja. Koefisien korelasi juga dihitung antara masing-masing dimensi dari WFC dan PWB. Terdapat nilai korelasi yang signifikan antara : dimensi Time (WIF) dengan dimensi penguasaan lingkungan, tujuan dalam hidup dan penerimaan diri; time (FIW) dengan dimensi penguasaan lingkungan, pertumbuhan diri, dan penerimaan diri; dimensi strain (WIF) dengan dimensi penguasaan lingkungan, hubungan positif dengan orang lain dan penerimaan diri; dimensi strain (FIW) dengan seluruh dimensi dari PWB; dimensi behavior (WIF & FIW) dengan seluruh dimensi dari PWB kecuali dimensi otonomi.

This study correlates work-family conflict (WFC) and psychological wellbeing (PWB) on working mother. The respondents in this study are 90 working mothers of some private companies and government companies. There are three types of WFC that are used in this study, according to Greenhaus & Beutell, they are: time-based conflict, strain-based conflict and behavior-based conflict. Every type of WFC is bidirectional. The directions are work interference with family (WIF) and family interference with work (FIW). PWB has six dimensions that are proposed by Carol D. Ryff which are Self-Acceptance, Positive Relations to Other, Autonomy, Environmental Mastery, Purpose in Life, and Personal Growth. The correlation between WFC and PWB that was calculated with Spearman-Brown formula is .525 and it is significant at the 0.01level.
This result indicates that there is a significant relationship between WFC and PWB. Correlation coefficient was also calculated between each dimensions of each variables (WFC & PWB). There are several significant correlations, which are: between time (WIF) and Environmental Mastery, Purpose in Life and self-acceptance; between time (FIW) and Environmental Mastery, Personal Growth and self-acceptance; between strain (WIF) and Environmental Mastery, Positive Relations to Other and self-acceptance; between strain (FIW) and all six dimensions of PWB; between behavior (WIF & FIW) and all dimensions of PWB except autonomy.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
303.6 MUF h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Puspito Ningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari realistic job preview dalam praktik realistic recruitment apakah berpengaruh terhadap konflik yang terjadi antara pekerjaan-keluarga (work interference with family). Hubungan realistic job preview dan work family conflict juga di uji secara tidak langsung, dengan met expectation sebagai mediasinya. Dengan demikian, penelitian ini meneliti anteseden baru sebagai pelindung work family conflict. Selanjutnya, work-family centrality pada penelitian ini dihipotesiskan sebagai moderasi hubungan antara realistic job preview dengan met expectation. Penelitian ini dilakukan untuk menguji hubungan hipotesis secara empiris. Pengumpulan data dilakukan dengan survei cross sectional yang diambil dari 210 sampel karyawan yang bekerja di wilayah DKI Jakarta.
Hasil penelitian ini memberikan dukungan untuk hipotesis realistic job preview yang menjadi pencegah sebelum terjadinya work family conflict. Artinya, responden dalam penelitian ini yang menerima praktek perekrutan secara realistis cenderung merasakan work family conflict yang lebih rendah. Hubungan ini ditemukan juga mediasi melalui met expectations. Implikasi untuk teori, praktik, dan penelitian kedepan akan dibahas kemudian.

This research considered how the realistic recruitment practices of Realistic Job Preview (RJP) may assist employees in reducing perceptions of Work-Family Conflict (WFC). This relationship was theorized as indirect, with Met Expectations mediating the relationship between realistic recruitment and WFC. As such, the current research sheds new light on a protective antecedent of WFC. Furthermore, the disposition of work-family centrality was tested also hypothesized to moderate the relationship between realistic recruitment and Met Expectations. The study was conducted in order to empirically test the hypothesized relationships. Study was a cross-sectional survey utilizing a broad sample of working adults in the DKI Jakarta.
Results the study provide initial support for RJP being protective antecedents of WFC. That is, those individuals who received a realistic recruitment tended to have fewer perceptions of WFC. This relationship was found to be mediated through Met Expectations. Implications for theory, practice, and future research are discussed."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilatul Ulfah
"Ketatnya persaingan di industri garmen telah mengakibatkan tingginya permintaan produksi kepada negara-negara berkembang seperti Indonesia, yang dapat menyediakan tenaga kerja dengan upah yang rendah dan peraturan yang fleksibel, untuk mengurangi biaya produksi. Pekerja garmen Indonesia yang didominasi oleh pekerja wanita seringkali menghadapi ketidakadilan dalam hal promosi dan pembagian kerja, serta kurangnya dukungan sosial dengan dibatasinya pergerakan serikat pekerja. Kedua hal tersebut dapat mengakibatkan kelelahan emosional dan sikap menarik diri dari organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari dukungan sosial dan keadilan distributif terhadap sikap menarik diri dengan kelelahan emosional sebagai mediasi menggunakan metode Structural Equation Modeling SEM. Data penelitian diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pertanyaan tertutup terhadap 491 pekerja wanita di pabrik-pabrik garmen Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial dan keadilan distributif terbukti memiliki pengaruh tidak langsung terhadap sikap menarik diri melalui kelelahan emosional, namun dukungan sosial tidak terbukti memiliki pengaruh langsung terhadap sikap menarik diri. Hasil-hasil tersebut dibahas lebih jauh dalam penelitian ini.

Intense competition in the garment industry has resulted in high production demand for developing countries such as Indonesia, which can provide workers with low wages and flexible regulations, to reduce production costs. Indonesian garment workers, dominated by women workers, often face injustice in terms of promotion and task assignment, and lack of social support with the limitation of union movement. Both of these can be related to emotional exhaustion and organizational withdrawal cognitions. This study aims to determine the effect of social support and distributive justice on withdrawal cognitions with emotional exhaustion as a mediation using Structural Equation Modeling SEM method. The research data was obtained by interviewing 491 female workers in Indonesian garment factories based on closed questions. The results showed that social support and distributive justice have an indirect effect on withdrawal cognitions through emotional exhaustion, but social support is not proven to have a direct effect on withdrawal cognitions. These results are discussed further in this study.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>