Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10655 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Izmiria Az Zahra
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana self-identity konsumen perempuan melalui four-season fashion dari perusahaan fast fashion Zara. Kerangka pemikiran dari penelitian ini menggunakan konsep utama dari self-identity, fashion, dan perempuan dan fashion. Metodologi penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengambilan data melalui wawancara mendalam dan studi data sekunder seperti jurnal, berita, artikel, serta buku sebagai alat untuk mendapatkan analisis data. Keabsahan data penelitian ini menggunakan azas kepercayaan dengan kriteria, yaitu: credibility, transferability, dependability, dan confirmability. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa self-identity konsumen perempuan four-season fashion terbagi atas tiga kategori, yaitu feminine-season identity, masculine-season identity, dan unisex-season identity. Feminine-season identity muncul dari karakter girly yang cenderung menyukai Spring/ Summer Season Fashion, masculine-season identity muncul dari karakter boyish yang cenderung menyukai Fall/Winter Season Fashion, dan unisex-season identity muncul dari karakter girly yang cenderung menyukai Fall/Winter season fashion ataupun sebaliknya.

ABSTRACT
This study aims to find out how the self-identity of female consumers through four-season fashion from fast fashion company Zara. The framework of this study uses the main concepts of self-identity, fashion, and women and fashion. The methodology of this study uses qualitative methods with data Collection techniques through in-depth interviews and secondary data studies such as journals, news, articles, and books as a tool to obtain data analysis. This research also uses the validity of dependability and conformability. The results of this study found that the self-identity of female consumers of four-season fashion is divided into three categories, which are feminine-season identity, masculine-season identity, and unisex-season identity. Feminine-season identity emerges from girly characters who tend to like Spring / Summer Season Fashion, masculine-season identity emerges from boyish characters who tend to like Fall / Winter Season Fashion, and unisex-season identity emerges from girly characters who tend to like Fall / Winter season fashion or vice versa."
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alma Zhafira Pramusita
"

Penelitian ini bertujuan untuk memahami perilaku pembelian konsumen wanita merek indie fashion lokal dan hal-hal yang mempengaruhi pembelian tersebut. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivis dan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelian produk fashion sangat dipengaruhi oleh nama merek dan asosiasinya. Informan bersedia untuk membayar harga premium untuk produk merek indie fashion lokal dengan branding yang informan anggap “keren” dan sesuai dengan identitas mereka. Informan pun lebih menghargai informasi dari orang-orang yang memiliki sudut pandang dan gaya fashion yang sama dengan informan seperti peer dan role model atau influencer. Hal tersebut dikarenakan informan memiliki sensitivitas merek dan karakteristik dari fashion innovators. Produk merek indie fashion lokal pun memiliki sentimen yang lebih bagi informan dibandingkan dari kategori merek fashion lainnya.


This study aims to understand the purchasing behaviour of women consumers of local indie fashion brands and the factors that influence those purchases. This research uses a post-positivist paradigm and a qualitative approach. The results of this study indicate that the purchase of fashion products is strongly influenced by brand names and its associations. Informants are willing to pay premium prices for local indie fashion brand products that informants consider "cool" and match with their identity. Informants also value information from people who have the same perspective and fashion style as informants such as peers and role models or influencers. That is because informants have brand sensitivity and characteristics of fashion innovators. Products of local indie fashion brands also has more sentiment with informants rather than other fashion brand categories.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Putri Dewanti
"Penelitian ini mendemonstrasikan pengaruh emosi negatif dari rasa jijik kepada perilaku konsumen terhadap barang bekas, khususnya fashion aksesoris, melalui aktivasi dari disease avoidance system. Penelitian ini melibatkan populasi dari dua kultur berbeda, yaitu Indonesia dan Belanda, yang ditinjau dari perspektif evolusioner.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang negatif antara rasa jijik dan perilaku konsumen terhadap fashion aksesoris bekas. Selain itu, aktivasi dari disease avoidance system tidak bertindak sebagai mediator, dan kultur Indonesia dan Belanda tidak menetukan hubungan negatif di dalam penelitian ini.

This research demonstrated the influence of the negative emotion of disgust on consumer's attitude towards second hand products, particularly fashion accessories, through the activation of disease avoidance system. The research involved sample population from two different cultures, namely Indonesian and Dutch culture, from an evolutionary perspective.
The result showed that there was no negative relationship between disgust and consumer's attitude towards second hand fashion accessories. Moreover, the activation of disease avoidance system, and the involvement of Indonesian and Dutch culture did not mediate and determine the relationship, respectively.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This book discusses the connection between fast fashion brands and customer-centric sustainability. It highlights what consumers can do with fast fashion and the important aspects that need to be addressed to make fast fashion sustainable. Fast fashion is an inevitable element in today’s fashion business cycle and its adverse impacts on sustainable fashion are a major issue."
Singapore: Springer Singapore, 2019
e20501593
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Putri Dewanti
"Penelitian ini mendemonstrasikan pengaruh emosi negatif dari rasa jijik kepada perilaku konsumen terhadap barang bekas,, khususnya fashion aksesoris, melalui aktivasi dari disease avoidance system. Penelitian ini melibatkan populasi dari dua kultur berbeda, yaitu Indonesia dan Belanda, yang ditinjau dari perspektif evolusioner.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang negatif antara rasa jijik dan perilaku konsumen terhadap fashion aksesoris bekas. Selain itu, aktivasi dari disease avoidance system tidak bertindak sebagai mediator, dan kultur Indonesia dan Belanda tidak menetukan hubungan negatif di dalam penelitian ini.

This research demonstrated the influence of the negative emotion of disgust on consumer‟s attitude towards second hand products, particularly fashion accessories, through the activation of disease avoidance system. The research involved sample population from two different cultures, namely Indonesian and Dutch culture, from an evolutionary perspective.
The result showed that there was no negative relationship between disgust and consumer's attitude towards second hand fashion accessories. Moreover, the activation of disease avoidance system, and the involvement of Indonesian and Dutch culture did not mediate and determine the relationship, respectively
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Shakira
"Fashion merupakan bagian penting dari kehidupan sehari-hari yang mencerminkan kepribadian dan cita-cita seseorang. Di tengah tren fashion global yang cepat berganti, perusahaan fashion perlu beradaptasi, sehingga fenomena fast fashion muncul. Fast fashion telah menjadi gaya hidup bagi Generasi Z dan mereka mengkonsumsi produk fast fashion untuk mengikuti tren saat ini. Dalam penelitian ini dilakukan survey untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Generasi Z menggunakan metode multiple linear regression serta korelasinya dengan teori permintaan konsumen. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi purchase intention produk fast fashion adalah faktor fashion consciousness, self-ambiguity, dan ethical judgement.

Fashion is an important part of everyday life that reflects one's personality and ideals. In the midst of rapidly changing global fashion trends, fashion companies need to adapt, so that the fast fashion phenomenon emerges. Fast fashion has become a lifestyle for Generation Z and they consume fast fashion products to keep up with current trends. In this study, a survey was conducted to determine the factors that influence the consumer behavior of Generation Z using the multiple linear regression method and their correlation with consumer demand theory. The results obtained from this study state that the factors that influence the purchase intention of fast fashion products are fashion consciousness, self-ambiguity, and ethical judgment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shaumiyatul Ghufronia
"Siswa-siswi yang sebagian besar masih berusia remaja, sangat rentan terhadap tampilan mengenai remaja perempuan ideal. Setidaknya Remaja SMA 1 Depok merupakan remaja yang kelas menengah dan atas. Salah satu media yang tanggap perubahan fashion adalah majalah khususnya pada rubrik fashion. Di sekolah SMA 1 Depok remaja banyak ragam menampilkan berbagai gaya fashion yang menjadi gaya tarik masing-masing.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif , tehnik pengamatan dilakukan dengan cara observasi keadaan sekolah dan wawancara kepada salah satu informan yang gemar, berlangganan membaca majalah. Hasil data penelitian di analisis sesuai sesuai teori atau konsep. Dari hasil penelitian siswa-siswi SMA 1 Depok persepsi media majalah merupakan acuan pertama untuk merubah penampilan dan fashion remaja. Majalah merupakan alasan satu cara Remaja untuk membentuk identitas di sekolah atau di lingkungan masyarakat.

Most of students which are adolescent, are particularly vurnerable to the appearance of ideal female teen. At least, teens at SMA 1 Depok are in a middle and upper class category. One of the up to date information about fashion dynamic is a magazine, especially in a fashion session. At SMA 1 Depok, teens have showed many different styles of fashion which have their own uniqueness. This study is a qualitative research, data collections are done by observing the school condition and indepth interview with the informants who have the qualification reading a magazine. The result of the this research was analized by the suitable theory and conceptual. Based on the result of this research in teens at SMA 1 Depok, magazine perception is a first reference to change the appearance and teens fashion. A Magazine is one of the teens? reason to form an identity at school or the environment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S63054
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Paima Ulibasa
"Perkembangan ritel yang begitu pesat menimbulkan persaingan ketat antar perusahaan ritel baik dalam maupun luar negeri. Hal ini mengharuskan pihak manajemen perusahaan ritel mengembangkan strategi untuk bertahan di industri ritel khususnya hipermarket. Salah satu strategi yang marak diterapkan adalah dengan menggunakan nama tokonya sebagai merek produk yang dikenal dengan Private Label Brand (PLB). Hal ini menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian terhadap niat pembelian produk PLB. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara citra toko dan kualitas pelayanan terhadap niat pembelian produk PLB dan juga dampak persepi risiko dan kesadaran harga yang dirasakan konsumen terhadap niat pembelian.
Data diolah menggunakan metode Structural Equation Model (SEM) dengan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara citra toko dan niat pembelian, selain itu ditemukan juga pengaruh yang besar antara kualitas pelayanan dan niat pembelian. Perusahaan ritel disarankan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanannya demi menciptakan citra PLB yang baik sehingga niat pembelian konsumen juga turut meningkat. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti hendaknya lebih fokus dalam memilih objek penelitian untuk menghindari ambiguitas pada responden dan juga mempertimbangkan adanya variabel product familiarity untuk hasil yang lebih mendalam.

The tremendous growth of retail caused the fierce competition among the retail company both in our country and also overseas. Thus, the management of the company has to develop some strategies in order to survive in the retail industry especially in the hypermarket area. One of the famous strategies applied is to label the product according to the store`s name which is well known as Private Label Brand (PLB). This case brings the attention of the writer to do some researches on purchase intention for PLB product. This thesis aims to investigate whether or not there is influence between the store image and service quality towards purchase intention for PLB products and also the effect of perceive risks and price consciousness the costumers feel towards the purchase intention.
The data perceived by using Structural Equation Model (SEM) which reveals not only that there is a slight influence between the services and the purchase intention, but also big influence between service quality and purchase intention. As the conclusion, the retail companies need to improve their service quality in order to create good store image PLB so the costumer purchase intention will increase. For the future research, it is advised for the writer to be more specific in choosing the object of the research to avoid the ambiguity of the respondents and also to include the product familiarity for the better result.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Icu Surtini Marwati
"Artikel ini berbicara mengenai fenomena Factory Outlet di Indonesia yang dikaji dengan menggunakan buah pemikiran Jean Baudrillard tentang masyarakat konsumeris. Dewasa ini, manusia tidak lepas kaitannya dengan kegiatan konsumsi, mulai dari konsumsi barang maupun jasa. Kegiatan konsumsi ini bukan semata pemenuhan kebutuhan atas nilai guna suatu barang, namun juga untuk memenuhi nilai rasa dan nilai simbolis yang dapat menempatkan konsumen ke dalam suatu kelas masyarakat tertentu. Hadirnya Factory Outlet yang menyediakan barang-barang ternama dengan harga murah memperlihatkan adanya indikator perilaku konsumeris masyarakat. Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sandang, dengan membeli produk dari Factory Outlet masyarakat turut pula membeli citraan yang dimiliki barang tersebut. Dengan demikian, konsep konsumeris dari Jean Baudrillard dapat menjelaskan bahwa fenomena Factory Outlet yang semakin menjamur di Indonesia terjadi karena konsumsi objek tidak lagi sekedar memenuhi nilai fungsi, namun juga nilai simbolis dan nilai rasa dari objek tersebut.

This article talks about the phenomenon of Factory Outlet in Indonesia, which is discussed using the thought of Jean Baudrillard about the consumer society. Nowadays, people can’t be separated from consumption, either the consumption of goods or services. Consumption activity is not merely the fulfillment of the above requirements for a use value, but also to fulfill a sense of value and symbolic value that can put consumers into a particular class of people. The existence of Factory Outlet providing branded goods at a low price indicate the presence of consumer society . Not only to meet the needs of clothing, by buying products from Factory Outlet, people by the image of the products at the same time. Thus, the concept of consumer society from Jean Baudrillard is able to explain that phenomenon of Factory Outlet in Indonesia which now is mushrooming. The concept of consuming the object for the consumer is no longer just to meet a use value but also the sign and symbolic value.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Riris Diah Mailany
"Persaingan majalah terutama yang mengkhususkan diri pada masalah kesehatan telah membuat para produsen majalah tersebut harus selalu terus berusaha untuk menemukan berbagai strategi yang efektif dan efisien, terutama strategi yang berguna untuk mempertahankan tingkat loyalitas para pelanggannya. Pentingnya mempertahankan pelanggan dikarenakan pelanggan merupakan bagian inti dari perusahaan, tanpa pelanggan, dapat dipastikan perusahaan akan mengalami kemunduran. Tingkat kesetiaan seorang pelanggan dapat dilihat dari minat atau keinginannya untuk terus berlangganan atau justru memilih untuk berhenti berlangganan.
Agar dapat mengetahui strategi komunikasi pemasaran apa saja yang tepat maka dilakukan analisis dengan menggunakan discriminant analysis, dimana analisa ini menunjukkan faktor-faktor pembeda diantara berbagai strategi komunikasi yang ada serta variabel bebas lainnya terhadap kelompok yang akan terus berlangganan atau berhenti berlangganan suatu produk majalah.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk menjawab beberapa permasalah sebagai berikut :
1. Dari berbagai variabel yang terdapat dalam strategi promosi, variabel manakah yang menjadi pembeda terhadap kelompok pelanggan yang akan terus berlangganan atau berhenti berlangganan sebuah produk majalah kesehatan?
2. Diantara semua variabel bebas yang ada, variabel manakah yang paling penting dan variabel manakah yang selanjutnya penting dalam membedakan tingkat loyalitas kelompok pelanggan yang akan terus berlangganan atau berhenti berlangganan sebuah produk majalah kesehatan?
3. Variabel-variabel apa saja diluar strategi komunikasi pemasaran yang dapat membedakan kelompok pelanggan yang terus berlangganan dan kelompok yang berhenti berlangganan
Penelitian yang bersifat eksplanatif ini dilakukan dengan menggunakan bantuan kuesioner sebagai alat survey untuk mengumpulkan jawaban yang disebarkan kepada para respondennya. Populasi penelitian adalah seluruh pelanggan majalah Healthy Life yang dan kemudian dilakukan pemilihan responden untuk dijadikan sebagai sampel dengan menggunakan metode sistematik probability sampling. Dan jumlah total populasi sebesar rata-rata 200 pelanggan dari periode Januari 2004 hingga Mei 2004, peneliti mengambil responden sebanyak 51 orang.
Variabel independen dari strategi komunikasi pemasaran dalam penelitian ini adalah iklan, promosi penjualan, sponsorship, pameran, point of purchase & merchandising, dan word of mouth. Sedangkan variabel independen lainnya diluar dari strategi komunikasi pemasaran adalah pengetahuan terhadap atribut produk, kepuasan pelanggan terhadap harga & insentif, materi, segi artistik dan kepuasan terhadap pelayanan produk.
Hasil pengolahan data dengan menggunakan discriminant analysis menunjukkan bahwa dari kesebelas faktor tersebut, terdapat tiga faktor yang dapat membedakan kelompok yang memilih untuk akan terus berlangganan dan yang memilih untuk berhenti berlangganan. Ketiga faktor tersebut adalah kepuasan pelayanan, iklan dan kepuasan terhadap harga & insentif produk. Sedangkan yang paling membedakan adalah kepuasan terhadap pelayanan. Untuk variabel iklan, terdapat nilai minus atau negatif, yang artinya semakin banyak terpaan iklan yang diterima seorang pelanggan, maka keputusannya untuk memilih berhenti berlangganan akan semakin kuat.
Rekomendasi praktis yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah pihak Healthy Life sebaiknya merancang suatu strategi komunikasi pemasaran yang efektif dan efisien dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhinya sehingga pelanggan dapat menerima terpaan yang tepat yang pada akhirnya mampu mempengaruhi keputusannya untuk tetap terus berlangganan. Selain itu, sebaiknya juga dilakukan berbagai usaha yang mampu mempertahankan kepuasan pelanggan secara menyeluruh terhadap kinerja Healthy Life.
Rekomendasi akademis dari penelitian ini berusaha untuk melengkapi dan memperkaya temuan-temuan pada penelitian sejenis mengenai strategi komunikasi pemasaran dan analisis diskriminan. Selanjutnya panting untuk diperhatikan bahwa masih perlu dilakukan pengembangan terhadap kuesioner yang digunakan sebagai dasar analisis diskriminan. Oleh karena itu disarankan, selain didasarkan pada kajian teoritis yang mendalam, perlu pula dilibatkan para praktisi yang benar-benar memahami produk yang akan diteliti. Untuk memperkaya hasil penelitian kuantitatif, perlu juga dilakukan wawancara mendalam dengan para pihak-pihak yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan penelitian ini, Sehingga hasil yang didapat dapat menjadi masukan yang berharga dalam penelitian ini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14304
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>