Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84609 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Mustika
"ABSTRAK
Kualitas Pelayanan sangat penting dalam menciptakan kepuasan pasien. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kriteria pasien pada layanan rawat inap, hubungan
dimensi kualitas layanan dengan kepuasan pasien dan untuk mengetahui dimensi
mana yang paling berpengaruh kepuasan pasien. Penelitian ini melakukan analisis
univariat, bivariat dan multivariat. Dengan total sampel sebanyak 150 responden.
Didapatkan bahwa karakteristik pasien untuk usia dengan kategori terbanyak adalah
dalam rentang 30-49 tahun yaitu 54%, jenis kelamin responden terbanyak adalah
perempuan 78%, riwayat pendidikan akhir terbanyak yaitu SMA 53.3%, Pekerjaan
responden terbanyak adalah IRT, frekuensi pendapatan terbanyak adalah dengan
pendapatan per bulan Rp.3.000.000 sampai Rp. 4.000.000,-. Untuk analisis bivariat
didapatan bahwa dari lima dimensi kualitas layanan empat dimensi berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan pasien: reliability p value 0.001, responsiveness p
value 0.0001, emphaty p value 0.0001 dan tangible p value 0.0001. Dan
pada analisis multivariat didapatkan dimensi reliability dan emphaty berpengaruh
terhadap kepuasan pasien.

ABSTRACT
Service Quality is very important in creating patient satisfaction. This study aims to
determine the criteria of patients on hall of residence services, the relationship of dimensions
of service quality with patient satisfaction and to determine which dimensions have the most
influence on patient satisfaction. This study carried out univariate, bivariate and multivariate
analyzes. With a total sample of 150 respondents. It was found that the characteristics of
patients for the age with the highest category were in the range of 30-49 years, namely 54%,
the sex of the most respondents was 78%, the history of the highest education was SMA
53.3%, the work of the most respondents was IRT, the highest frequency of income was
income per month Rp.3,000,000 to Rp. 4,000,000. For bivariate analysis it was found that
from the five dimensions of four-dimensional service quality had a significant effect on
patient satisfaction: reliability p value 0.00), responsiveness p value 0.0001, emphaty p
value 0.0001 and tangible p value 0.000. And the multivariate analysis found that the
dimensions of reliability and empathic affect patient satisfaction.
"
2019
T53852
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchtar
"Komunikasi terapeutik yang efektif dan efisien antara perawat dan pasien adalah salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan tingkat kepuasan. Tingkat kepuasan pasien merupakan salah satu hal yang mempengaruhi mutu pelayanan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara komunikasi terapeutik terhadap tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Koja.
Metode penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan desain korelasi yang melibatkan 100 pasien yang dipilih secara random sampling. Data dianalisis dengan korelasi pearson, uji T independen dan regresi linear.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien. Tahapan komunikasi terapeutik yang paling berhubungan dengan kepuasan pasien adalah tahap kerja.
Saran dari hasil penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan komunikasi terapeutik dengan melakukan pelatihan komunikasi terapeutik untuk meningkatkan kepuasan pasien.

Effective and efficient therapeutic communication between nurses and patients is one of the important factors in increasing satisfaction levels. The level of patient satisfaction is one of the things that affects the quality of hospital services. This study aims to identify the relationship between therapeutic communication to the level of patient satisfaction in the inpatient room of the Koja Regional General Hospital.
The research method used a cross sectional approach with a correlation design involving 100 patients selected by random sampling. Data were analyzed by Pearson correlation, independent T test and linear regression.
The results showed that there was a relationship between therapeutic communication and patient satisfaction. The stages of therapeutic communication that are most related to patient satisfaction are the stages of work.
Suggestions from the results of this study are improving therapeutic communication skills by conducting therapeutic communication training to improve patient satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Fitridin
"Kepuasan pasien adalah salah satuindikator untuk mengukur mutu pelayanan dirumah sakit. Kepuasan pasien yang rendah menggarnbarkan ketidak-sesuaian persepsi antara pasien dan penyedia layanan. Keadaan ini dapat mendatangkan image yang kurang baik terhadap suatu pelayanan kesehatan, khususnya milik pemerintah yang selama ini sering dianggap berkualitas rendah.
Penelitian. ini bertujuan memperoleh gambaran tentang tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD DR. M YUNUS Bengkulu sesuai dengan karakteristik pasien terhadap pelayanan rawat inap. Pengukuran tingkat kepuasan dilakukan terhadap 100 responden dari berbagai tingkatan kelas dan ruang perawatan melalui pengisian kuesioner secara self administered . Jenis penelitian adalah cross sectional. Menggunakan data primer dengan analisa univariat, bivariat, multivariat dan tingkat kesesuaian antara harapan dan kenyataan tentang pelayanan yang diterima pasien diruang rawat inap yang tergambar dalam importance performance analysis.
Hasil penetitian menunjukkan proporsi pasien yang puas terhadap pelayanan rawat inap sebesar 49% dan yang tidak puas 51%. Dari aspek pelayanan rawat inap, proporsi pasien yang puas terhadap pelayanan dokter 67%, pelayanan perawat 66%, pelayanan makanan/menu 35%, fasilitas sarana medik dan obat-obatan 17% dan .lingkungan perawatan 41%. Karakteristik pasien yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan pelayanan adalah pekerjaan dan kelas perawatan. ,p = 0,041, p = 0,034 sedangkan yang mempunyai hubungan yang dominan adalah kelas perawatan dengan OR =1,756 . Rata-rata harapan pasien adalah 3,6 dari rata-rata kenyataan yang diterima pasien adalah 2,9 dengan rata-rata tingkat kesesuaian $2%.
Tidak ditemukan faktor-faktor yang menyebabkan inefisiensi (kuadran D) pada pelayanan diruang rawat inap RSUD DR M YUNUS Bengkulu. Dua faktor yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan keberadaannya yaitu aspek pelayanan dokter dan pelayanan perawat (kuadran B) sebagai kekuatan yang dimiliki rumah sakit. Hasil diatas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat, inap di RSUD DR. M YUNUS Bengkulu masih rendah.

Patient satisfaction is one of indicators to measure the quality of service in hospital. The low of patient satisfaction describes the inappropriateness perception between patient and service provider. This condition can invite bad image to a place where provide health service, especially to State Owned Enterprises, where presently considered having low quality.
The objective of this study is obtain the description on Patient satisfaction level factor-factor in influence at inpatient ward of Dr. M. Yunus Bengkulu general hospital, based on characteristic and class of inpatient service. The measurement of satisfaction level was conducted to 100 subjects or variety classes and wards through self-administered questionnaire.
The result of study stewed that proportion of patient that satisfied to inpatient ward service was 49% and unsatisfied %vas 51%. When it seen from inpatient service aspect, proportion of patient that satisfied to doctor service was 67%, nursing service 66%, menu service 35%, care facility 17% and care environment 41%. Characteristic of patient that having significant relationship at classroom and occupation (p = 0,041) and (p = 0,034) influence that dominant with patient satisfaction level was classroom.
The average of patient wish was 3, 6 and average fact that accepted by patient was 2,9 with the appropriateness level were 82%. It has no found yet the factors that become main priority (quadrant D), which become weakness in patient service at Dr. M. Yunus Bengkulu General Hospital. There also nine factors that should be maintained and improved its availibility (quadran B) as power that owned by hospital. The above result shows tahat patient satisfaction level to inpatient service at Dr. M. Yunus Bengkulu General Hospital as still tower.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainuddin Saleh
"Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh ronde keperawatan terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang Rawat Inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan pretest posttest with control group design, jumlah sampel 60 orang. Penentuan sampel menggunakan cara purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang bermakna ronde keperawatan terhadap tingkat kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap (p= 0,004, ı= 0,05), dengan subvariabel status profesional meningkat secara bermakna setelah dilakukan ronde keperawatan (p= 0,03, ı= 0,05). Ronde keperawatan merupakan strategi yang layak digunakan untuk meningkatkan kepuasan kerja perawat didasarkan atas status profesional, otonomi, persyaratan tugas, serta interaksi.

This study aims to examine the effect of nursing rounds on nurse job satisfaction in the inpatient room of Abdul Wahab Sjahranie Hospital Samarinda. Design used in this study was quasi experimental with pretest posttest with control group design, a sample of 60 people. Determination of the sample using purposive sampling. The instruments used in this study were questionnaires.
The results showed no significant effect of nursing rounds on nurse job satisfaction levels in the implementation of hospitalization (p = 0.004, ı = 0.05), with professional status subvariabel increased significantly after the nursing rounds (p = 0.03 , ı = 0.05). Nursing rounds is a viable strategy used to enhance nurse job satisfaction is based on professional status, autonomy, task requirements, and interaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30701
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaili Maya Ramadhanty
"Kualitas pelayanan yang baik merupakan hal krusial bagi Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih. Selain melalui aspek pengobatan, aspek lain yang dapat  memengaruhi persepsi kualitas layanan adalah lingkungan fisik. Pasien akan menilai kualitas jasa rumah sakit yang tidak berwujud melalui lingkungan fisik yang konkret. Maka dari itu perhatian pada dimensi lingkungan fisik terbilang penting, mengingat pengaruhnya pada pembentukan persepsi kualitas layanan.

Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan lingkungan fisik dan dimensi-dimensinya terhadap persepsi kualitas layanan di rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih.

Metodologi penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional (potong lintang). Data primer diperoleh dari pengisian kuisoner sebanyak 200 orang. Lingkungan fisik dinilai dengan aspek kondisi lingkungan, tata letak fungsionalitas, tanda symbol, desain dan kebersihan, dan persepsi kualitas layanan dinilai dengan kualitas fungsional dan teknikal

Hasil penelitian : Hasil analisis menunjukan terdapat korelasi sedang antara lingkungan fisik dengan persepsi kualitas layanan, dimana aspek lingkungan fisik yang paling berhubungan dengan persepsi kualitas layanan adalah kondisi lingkungan. Sedangkan desain dan tanda symbol tidak terdapat hubungan.

Kesimpulan : Peningkatan lingkungan fisik melalui peningkatan kondisi lingkungan, tata letak ruang dan fungsionalitas dan kebersihan dapat membantu membangun hubungan yang kuat terhadap persepsi kualitas layanan, oleh karena itu perlu untuk meningkatkan lingkungan fisik melalui peningkatan pengelolaan fasilitas yang telah.


Background: Achieving good service quality is crucial for the Prabumulih General Hospital. Apart from the treatment, another aspect that can influence the perception of service quality is the servicescape. Patients will assess the quality of intangible hospital services through the concrete physical environment. Therefore, attention to the dimensions of the servicescape is important, considering its influence on the formation of perceived service quality.

Objective: This study aims to examine the relationship between the servicescape and its dimensions on the perceived service quality in inpatient unit at the Prabumulih General Hospital.

Methods: This study uses a quantitative approach with a cross-sectional design. Primary data was collected from a questionnaire filled out by 200 individuals. The physical environment was assessed based on environmental conditions, functional layout, symbols, design and cleanliness, and the perception of service quality was evaluated in terms of functional and technical quality.

Results: Based on statistical tests, it was found that the servicescape had a significant correlation between the physical environment and the perception of service quality, with environmental conditions being the physical aspect most associated with the perception of service quality. Meanwhile, there is no correlation found between design and symbols and the perception of service quality.

Conclusion : Improving the physical environment through the enhancement of environmental conditions, spatial layout, functionality, and cleanliness can help build a strong relationship with the perception of service quality. Therefore, it is necessary to improve the physical environment by enhancing the management of existing facilities"

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Fani Yolanda
"Tata kelola klinis adalah kerangka kerja organisasi terstruktur untuk meningkatkan kualitas dan keamanan pasien di rumah sakit. Penelitian ini membahas tata kelola keselamatan pasien menggunakan kerangka tata kelola klinis. Tingginya kejadian KTD dan KNC di rumah sakit, membuat tata kelola keselamatan di Rumah Sakit Koja menjadi tidak optimal. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa impresiasi kepemimpinan klinis telah berjalan dengan baik, tetapi dalam hal arahan dan pengawasan tidak optimal, pelaksanaan audit medis telah dilakukan dengan baik dan optimal, kepatuhan dengan penggunaan Clinical Pathway masih belum maksimal. dan kurangnya sosialisasi, evaluasi pelaksanaan pelatihan dan pendidikan di Rumah Sakit Koja. Hasil penelitian menyarankan manajemen untuk meningkatkan kegiatan pengawasan dan pemantauan, meningkatkan sosialisasi CP, mengevaluasi pelaksanaan pelatihan dan pendidikan di Rumah Sakit Koja

Clinical governance is a structured organizational framework for improving the quality and safety of patients in hospitals. This study discusses patient safety governance using a clinical governance framework. The high incidence of KTD and KNC in hospitals, makes safety management at the Koja Hospital become not optimal. This research is a qualitative research with a descriptive design. The results of the study found that the clinical leadership's appreciation had gone well, but in terms of direction and supervision not optimal, the implementation of the medical audit was carried out properly and optimally, compliance with the use of Clinical Pathway was still not optimal. and lack of socialization, evaluation of the implementation of training and education at Koja Hospital. The results of the study suggest management to improve monitoring and monitoring activities, increase CP socialization, evaluate the implementation of training and education at Koja Hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinthia Eksanti
"Perilaku peduli merupakan posisi sentral dalam praktik keperawatan, karena kepedulian memiliki sikap dinamis, dimana para perawat bekerja dan berusaha untuk meningkatkan rasa pedulinya kepada pasien. Di Indonesia, kepedulian menjadi salah satu penilaian bagi para pengguna pelayanan kesehatan, khususnya Rumah Sakit. Berdasarkan hasil survei kepuasan pasien pada beberapa Rumah Sakit di DKI Jakarta menunjukan hasil bahwa 14% klien merasa tidak puas terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan, disebabkan karena perilaku peduli yang kurang baik. Berdasarkan data Standar Pelayanan Minimal (SPM) dari Menteri Kesehatan (2008), standar pelayanan rawat inap untuk kepuasan pelanggan adalah ≥90%, namun diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan rumah sakit Syarif Hidayatullah secara general masih berkisar 80%. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran kepuasan pasien rawat inap terkait kepedulian perawat di RS Syarif Hidayatullah tahun 2020. Subjek yang dinilai dalam penelitian ini adalah perawat rawat inap. Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif melalui pendekatan kuantitatif. Data yang dibutuhkan berasal dari penyebaran kuesioner kepada pasien rawat inap Rumah Sakit Syarif Hidayatullah. Dari hasil uji univariat dan hasil Importance Performance Analysis diketahui masih ada 5 atribut yang sangat penting untuk di prioritaskan agar diilakukan perbaikan. Akan tetapi 8 atribut lainnya sudah sangat baik di implementasikan dan patut di apresiasi pencapaianya. Penelitian ini didukung oleh beberapa hasil penelitian sebelumnya (literature review) guna menambah informasi terhadap penelitian yang dilakukan dengan topik dan kriteria yang sama. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar rumah sakit mengadakan pelatihan Customer Service Excellent dan pemberian edukasi secara rutin untuk para perawat yang berada di garda terdepan dalam melayani pasien."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosna Meutia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas layanan rawat inap dengan loyalitas pasien. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Responden berjumlah 79 orang dan merupakan pasien yang telah melakukan rawat inap di pelayanan rawat inap Rumah Sakit Siloam Bogor minimal dua kali. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan melalui google form. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode analisis univariate, bevariate (pearson chi-square), dan analisis multivariate (logistic regretion). Hasil penelitian diperoleh tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel karakteristik pasien sebagai variabel kontrol yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan, sumber biaya pengobatan dengan loyalitas pasien. Variabel penghasilan, jarak tempat tinggal dan jumlah kunjungan memiliki hubungan signifikan dengan loyalitas pasien dengan p-value < 0.05. Terdapat hubungan yang signifikan juga antara tangibles, reliability, responsiveness, assurance, emphaty dengan loyalitas pasien dengan p-value 0.000 (<0.05). Jumlah kunjungan yang berulang merupakan variabel yang memiliki hubungan paling kuat dengan loyalitas pasien dengan OR 5.176.

This study aims to determine the relationship between quality of inpatient services and patient loyalty. This study is a quantitative study with a cross-sectional study design. Respondents were 79 people and were patients who had been hospitalized at the inpatient services of Siloam Hospital Bogor at least twice. Data collection by using a questionnaire conducted via google form. The data collected were analyzed using univariate, bevariate (Pearson chi-square) analysis methods, and multivariate analysis (logistic regretion). The results showed that there was no significant relationship between the variables patients characteristic as control variable of age, gender, education, employment status, sources of medical expenses and patient loyalty. The variables of income, distance of residence and number of visits have a significant relationship with patient loyalty with p-value <0.05. There is also a significant relationship between tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy with patient loyalty with p-value 0.000 (<0.05). The number of repeated visits is the variable that has the strongest relationship with patient loyalty with OR 5.176."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulia Mardini
"Kepuasan pasien merupakan suatu ketimpangan antara harapan dan kenyataan masing-masing individu terhadap pelayanan yang dirasakan dan diterima. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan maka mutu dipersepsikan baik dan memuaskan sebaliknya bila pelayanan yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan maka mutu pelayanan dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik tidaknya mutu pelayanan tergantung dari kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi kebutuhan harapan pelanggannya secara konsisten.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap Rumkitpolpus RS Sukanto sesuai dengan karakteristik dan kelas perawatan pasien dengan metode Servqual terhadap pelayanan rawat inap. Pengukuran tingkat kepuasan dilakukan terhadap 191 responden dari berbagai tingkatan kelas dan ruang perawatan melalui pengisian kuesioner. Jenis penelitian ini adalah cross sectional. Data yang digunakan adalah data primer dengan analisis univariat dan bivariat serta tingkat kesesuaian antara harapan dan kenyataan tentang pelayanan yang diterima pasien ruang rawat inap yang tergambar dalam importance performance analysis. Hasil penelitian menunjukkan proporsi responden yang puas sebesar 37,7% sedangkan yang tidak puas sebesar 62,3%. Rata-rata harapan pasien adalah 3,51, dan rata-rata kenyataan yang diterima pasien adalah 3,32 dengan tingkat kesesuaian 94,63. Faktor-faktor yang menjadi prioritas utama (kuadran A) yang menjadi kelemahan dalam pelayanan rawat inap di Rumkitpolpus RS Sukanto adalah bagian admission yang meliputi prosedur yang cepat dan tepat, kenyamanan dan keamanan dalam pelayanan serta keadaan ruangan rawat inap yang meliputi ruangan yang bersih dan nyaman, kebersihan tempat tidur dan seprei serta kebersihan kamar mandi dan WC. Terdapat 3 faktor yang terdapat di kuadran B yang perlu dipertahankan dan perlu terus ditingkatkan kualitasnya.
Menyarankan kepada pihak Rumkitpolpus RS Sukanto untuk memberdayakan tim Gugus Kendali Mutu (GKM) guna memantau dan mengevaluasi mutu layanan di setiap unit layanan, memberi kesempatan bagi tenaga kesehatan untuk mengikuti Diktat tentang mutu layanan, membuat petunjuk teknis berupa standar penerimaan pasien yang jelas dan terperinci sehigga semua petugas dapat mengerti dan memahami tugasnya dengan baik. Diharapkan RS dapat membuat jadwal bezoek yang ketat sehingga pasien merasa lebih nyaman dan aman. Diadakannya lomba kebersihan di setiap ruang perawatan dengan imbalan insentif bagi setiap karyawan sehingga mereka termotivasi untuk meningkatkan kebersihan ruangannya.

Patient satisfaction is the gap between perceived service and expected service. Good quality will be accepted if the perceived service is appropriate with patient's expectation, on the other hand if the perceived service is lower than what patient expects, service quality must be bad. Good and bad service quality depends on provider's ability on providing the expected service to the customer continuously.
The aim of this study is to gain the description of patient satisfaction level in inpatient ward at RS Sukanto Police Department Hospital Center in 2002 based on patient characteristics and class of inpatient service. The measurement of satisfaction level was conducted to 191 subjects of vary classes at inpatient ward through filling in the questionnaire. This study was a cross sectional design which used primary data with univariate and bivariate analysis and appropriateness level between expectation and perception service among patients at inpatient ward which depicted by the importance performance analysis (Kartesius Diagram).
The result of this study showed that the proportion of satisfied patients were 37,7%, while unsatisfied patients were 62,3%. On average, patient expectation level was 3,51 and patient perception of service was 3,32 with appropriateness level was 94,36%. The priority factor (Quadrant A) that becomes the weakness of inpatient service at RS Sukanto Police Department Hospital Center were admission service as follows: quick and accurate procedure, security and comfortable service, and condition at inpatient ward including bed and sheet cleanliness as well as bathroom and toilet cleanliness. There were 3 factors on Quadrant S that needs to be kept and increased its quality.
It is recommended to Raden Said Sukanto Police Department Hospital Center to empower the team of quality control circle on every unit, giving chance to the health providers to increase their knowledge about service quality, to make a clear and detail technical report and standard operational procedure, so every employee in hospital could understand and recognize their duty well.
It is gratefully honor to the hospital to make tight schedule of patient visit so the patient could feel comfort and secure. Cleanliness competition should be held in every inpatient ward by rewarding every employee an incentive payback so they will be motivated to keep their room cleaned.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T4435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Surka
"Persaingan dalam perumahsakitan dewasa ini, menuntut rumah sakit untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan. Salah satu indikator untuk mengukur mutu pelayanan keperawatan adalah kepuasan pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan dan fasilitas keperawatan, melihat bagaimana hubungan antara kepuasan pasien dengan karakteristik pasien, variabel yang paling berpengaruh pada kepuasan pasien terhadap pelayanan dan fasilitas keperawatan serta mengetahui area pelayanan dan fasilitas keperawatan yang perlu ditingkatkan kualitasnya.
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Kabupaten Belitung. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh pasien. Penilaian kepuasan pasien merupakan salah satu cara untuk mengetahui kelemahan atau kekurangan pelayanan yang diberikan rumah sakit dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan / keperawatan di rumah sakit.
Anallsis statistik yang digunakan adalah analisis univariat untuk melihat gambaran deskriptif analisis bivariat untuk melihat bagaimana hubungan antara karakteristik pasien dan kepuasan pasien serta analisis multivariat untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh pada kepuasan pasien terhadap pelayanan dan fasilitas keperawatan.
Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan, bahwa sebagian besar responden pasien tidak puas dengan pelayanan dan fasilitas keperawatan yang diberikan rumah sakit, sehingga perlu adanya upaya perbaikan. Dengan upaya ini diharapkan mutu pelayanan dan fasilitas keperawatan di Rumah Sakit Umum Kabupaten Belitung akan meningkat dan memuaskan pasien (pelanggan) rumah sakit.

Patient Satisfaction of the Nursing Care and Facility in the Inpatient Ward at the District Hospital of Belitung Year 2001Nowadays, the competition among hospitals made them to increase the service quality. One of indicators to measure the quality of nursing care is the patient satisfaction.
This study intends to find the description of patient satisfaction level of nursing care and facility to know the association between patient satisfaction and characteristic of patient, the variables that most related to the patient satisfaction on nursing care and facility, and the aspects of nursing care and facility in which needs to be increased its quality.
This study was conducted in the inpatient ward at the District Hospital of Belitung. Primary data was gained from filling in questionnaire done by the patient. The assessment of patient satisfaction is one of the methods to know the weakness or lack of hospital service in term of improving the quality in health/nursing care in the hospital.
Statistical analysis that used was univariate analysis to find the general description of variables; meanwhile bivariate analysis was to find the association between patient characteristics and patient satisfaction, and multivariate analysis was used to find which variables that most associated with the patient satisfaction of nursing care and facility.
In general, this study revealed that most of respondents were not satisfied with the nursing care and facility in the hospital, so that quality improvement is required with such attempts. And hopefully the patient satisfaction will increase as well as will satisfy the hospital's patient (customer).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 10780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>