Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147389 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suvonalya
"

ABSTRAK

Suvonalya
Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit
Analisis Mutu Pelayanan Kesehatan Instalasi Rawat Jalan RSUD Budhi Asih
Dengan Pendekatan Kriteria Malcolm Baldridge Tahun 2018
Mutu pelayanan kesehatan menjadi hal penting dalam organisasi pelayanan
kesehatan sehingga mendorong setiap organisasi pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil dari survey kepuasan
masyarakat terhadap instalasi pelayanan RSUD Budhi Asih pada tahun 2014-2017
didapatkan ada kesenjangan (gap) antara harapan konsumen dengan mutu pelayanan di
instalasi rawat jalan RSBA sehingga perlu dilakukan peningkatan kinerja di semua unsurunsur
pelayanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mutu
pelayanan kesehatan instalasi rawat jalan di RSBA dengan menggunakan pendekatan
kriteria malcolm baldridge. Metode penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif
dengan studi crosssectional gabungan kualitatif dan kuantitatif (mix method). Penelitian
dilakukan di instalasi rawat jalan RSBA pada bulan November-Desember Tahun 2018
dengan jumlah sampel 130 dan jumlah informan 12 orang. Hasil didapatkan : Mutu
pelayanan kesehatan instalasi rawat jalan RSUD Budhi Asih secara umum adalah baik.
Ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus pada
pelanggan, pengukuran, analisis, dan manajemen pengetahuan, fokus pada tenaga kerja,
fokus pada operasi terhadap hasil yaitu mutu pelayanan kesehatan instalasi rawat jalan
RSBA dimana nilai p < 0.05 dan pada uji multivariat yang memiliki keeratan kuat adalah
perencanaan strategis dan fokus pada proses. Kualitas pelayanan kesehatan instalasi rawat
jalan RSBA perlu ditingkatkan, terutama fokus pada pelanggan, perencanaan strategis,
pengukuran, analisis dan manajemen pengetahuan dan hasil-hasil kinerja organisasi.
Komitmen dari seluruh elemen di rumah sakit sangat dibutuhkan. Pelayanan konsumen
dengan baik dan benar, tindakan medis yang tepat sesuai dengan standar operasional
prosedur, pelayanan prima dan upaya untuk memenuhi kelengkapan sarana prasarana
rumah sakit adalah hal penting yang harus dilakukan oleh RSBA untuk peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit.
Kata kunci: kualitas mutu pelayanan kesehatan, manajemen, evaluasi kinerja, rumah
sakit, instalasi rawat jalan, kriteria malcolm baldridge.


ABSTRACT

Suvonalya
Study Program Hospital Administration
The Analysis Of Healthcare Service Quality Of The Outpatient Department At
Budhi Asih Hospital Using The Malcolm Baldridge Criteria Approach In 2018
The healthcare service quality is crucial in the healthcare service organization to
encourage every healthcare service organization to improve their healthcare service
quality. Based on the results of the community satisfaction survey on RSBA service
department in 2014-2017, there was a gap between consumers’ expectations and the
service quality of the outpatient department of RSBA, thus, it is necessary for them to
improve the performance of all service elements. Purposes: To identify the description of
the service quality of outpatient department in RSBA using the criteria of malcolm
baldridge. Method of this research was a descriptive analytical study with cross-sectional
study combined with qualitative and quantitative approaches (mix method). Based on the
result analysis it was found that : In general, the quality of outpatient health services at
the Budhi Asih Hospital is good. There was a significatt influence among leadership,
strategic planning, focus on customer, analysis measurement and knowledge
management, focus on the workforce, and last focus on operations and focus on the
service quality of outpatient department of RSBA with p-value of < 0.05 and in
multivariate tests, the factors that had strong closeness were the strategic planning and
the process focus. Conclusion: The Healthcare service quality of the outpatient
department of RSBA needed improvement, especially Customer Focus, Strategic
Planning, Measurement, Analysis and Management of Knowledge and Results of
Organizational Performance. The commitment of all elements in the hospital was
required. The well and correct service customers, appropriate to the medical treatment
according to the standard operating procedures, the excellent service and the effort to
meet the completeness of the hospital infrastructure were important aspects that should
be undergone by RSBA to improve the hospital’s service quality.
Keywords: healthcare service quality, management, performance evaluation, hospital,
outpatient department, malcolm baldridge criteria.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52454
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Arif Setianto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh BLUD Wangaya kepada pasien peserta Jamkesmas. Penelitian ini menerapkan metode SERVQUAL, yang merupakan alat ukur kepuasan pelanggan melalui analisis gap, yang dikembangkan oleh Parasuraman, dkk. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 95 pasien yang diambil secara random sampling dari populasi sebanyak 308 pasien.
Hasil penelitian didapatkan bahwa semua dimensi SERVQUAL memiliki kualitas yang tidak memuaskan. Hal ini terlihat dari semua gap yang bernilai negatif pada dimensi tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan empathy. Dari semua nilai negatif tersebut dimensi reliability memiliki gap dengan nilai negatif tertinggi atau kualitas yang paling tidak memuaskan.

This study focus on BLUD Wangaya?s service quality given to Jamkesmas patients. This study uses SERVQUAL method to measure service quality by gap analysis. SERVQUAL method was developed by Parasuraman,et.al. There are 95 respondents chosen from 308 population by random sampling method.
The conclusion of this study shows that the five dimensions in SERVQUAL analysis have unnacceptable quality. This is shown from negative score of each five dimensions which consist of tangibles, reliability, responsiveness, assurance and empathy. Reliability dimension was the worst among SERVQUAL five dimensions, which have highest negative gap score."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27478
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Khrisna Silahartini
"Latar belakang: RS Sultan Imanuddin adalah rumah sakit tipe B yang menerima rujukan berjenjang dari rumah sakit sekitarnya dan menjadi tumpuan pelayanan sehingga diharapkan dapat memberikan pelayanan berkualitas dan memuaskan. Terdapat 5 dimensi yang dapat digunakan dalam menilai kualitas pelayanan yaitu tangible, empathy, reliability, responsiveness, dan assurance. Angka kepuasan pelanggan yang tinggi mempengaruhi keputusan pasien untuk kembali menggunakan layanan kesehatan di fasilitas kesehatan. Pengukuran loyalitas pelanggan dengan Nett Promoter Score (NPS) diawali pada tahun 2003 dan menggunakan jumlah pertanyaan lebih sedikit, NPS menghasilkan analisis yang lebih baik terhadap loyalitas pasien terhadap institusi kesehatan dan terdapat korelasi yang tinggi antara nilai NPS dengan tingkat kepuasan pasien.
Tujuan: Menganalisis hubungan persepsi pasien terhadap kualitas layanan dengan loyalitas di RS Sultan Imanuddin. Mengetahui loyalitas pasien RS Sultan Imanuddin dengan NPS untuk melihat akseptibilitas masyarakat terhadap RSSI.
Metode Penelitian: Penelitian mix method dengan pengambilan data kuantitatif kemudian dilanjutkan dengan kualitatif. Penelitian dilakukan Desember 2020-Februari 2021 dengan jumlah responden sebanyak 203 orang pasien dan atau penunggu pasien di instalasi rawat inap Meranti dan manajemen RS Sultan Imanuddin.
Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat loyalitas terhadap RS diukur dengan Nett Promoter Score sebesar 68,4 dan loyalitas terhadap dokter 91,6. Variabel tangible, empathy, reliability, responsiveness, dan assurance berhubungan signifikan terhadap loyalitas pasien terhadap RS dengan nilai p<0,001. Variabel reliability dan responsiveness memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien terhadap dokter dengan p<0,001. Karakteristik pasien yang berpengaruh signifikan pada loyalitas pasien terhadap rumah sakit dan dokter adalah pendidikan. Faktor pendidikan mempengaruhi cara pasien berkomunikasi dengan dokter. Faktor jenis kelamin, usia, pekerjaan, cara pembiayaan, tempat tinggal, kelas perawatan, riwayat rawat inap sebelumnya, cara datang berobat, dokter yang merawat, jalur masuk rawat inap, jenis kasus bedah dan lama hari rawat tidak berpengaruh terhadap loyalitas pasien.
Kesimpulan: Penelitian di RS Sultan Imanuddin menunjukkan tingkat loyalitas pasien terhadap dokter lebih tinggi dibanding loyalitas pasien terhadap rumah sakit. Variabel tangible, empathy, reliability, responsiveness, dan assurance memiliki hubungan signifikan terhadap loyalitas pasien terhadap rumah sakit. Variabel reliability dan responsiveness memiliki hubungan signifikan terhadap loyalitas pasien terhadap dokter. Pasien yang berpikir untuk beralih layanan rumah sakit, mencari layanan kesehatan yang tidak antri, ruang rawat inap yang lebih nyaman, dan memperhatikan privasi. Pasien yang masih menginginkan layanan di tempat yang sama disebutkan karena faktor jarak yang dekat dan beda selisih pembiayaan bila pindah rumah sakit. Faktor yang membuat pasien loyal terhadap dokter adalah penanganan baik yang diberikan dan telah terbiasa sebelumnya. Hal yang membuat pasien beralih dokter adalah waktu yang diberikan dalam pelayanan dirasa kurang dan ketidakhadiran dokter saat pemeriksaan. Penelitian ini diharapkan menjadi data dasar bagi rumah sakit sebagai tolak ukur dalam monitoring dan evaluasi pelaksanaan pelayanan.

Background: Sultan Imanuddin hospital is type B hospital receives referrals from surrounding hospitals, becoming service focus and expected to provide qualified and satisfying services. There are 5 dimensions that can be used for assessing service quality. Tangible, empathy, reliability, responsiveness, and assurance. High customer satisfaction rate had an impact on patients’ decision to use health services in the future and use the same health care facilities. Customer loyalty measure using Nett Promoter Score (NPS) initiated in 2003, using fewer questions. NPS results in better patient loyalty analysis for health care institutions, and had a correlation between NPS value and patient satisfaction level. Aim: This study was to analyze correlation between patient perceptions of service quality and loyalty at Sultan Imanuddin hospital. Knowing the patient’s loyalty with NPS to monitor patient’s acceptance of RSSI health services. Method: The research design is mix method research with quantitative research followed by qualitative. The study was conducted from December 2020-March 2021 with a total of 203 patients and/or patient attendants at the Meranti inpatient ward at Sultan Imanuddin Hospital. Result: research showed that the level of loyalty to hospitals, was measured by a Net Promoter Score of 68.4 and loyalty to doctors of 91.6. Tangible, empathy, reliability, responsiveness, and assurance variables were significantly related to patient loyalty to the hospital with p<0.001. Variables of reliability and responsiveness have a significant correlation with patient loyalty to doctors with p<0.001. Education is a patient’s character had a significant correlation with patient loyalty to both hospitals and doctors. Educational factors affect the way patients communicate with doctors. Gender, age, occupation, payment, domicile, treatment class, previous hospitalization history, referral method, treating doctor, inpatient admission method, surgical case type, and length of stay did not affect patient loyalty. Conclusion: patient loyalty to doctor is higher than patient loyalty to hospital. Tangible, empathy, reliability, responsiveness, and assurance are significantly correlated to patient’s loyalty to hospital. Reliability and responsiveness are significantly correlated to patient’s loyalty to doctor. Patients who are thinking of switching hospital services, seek health services that are less queued, more comfortable inpatient rooms, and pay attention to privacy. Patients who still want services at the same place are mentioned because of the distance factor and the difference in financing if they move hospitals. The factor that makes the patient loyal to the doctor is the good treatment given and has been used to it before. The things that make patients switch doctors are the time given in the service is felt to be lacking and the doctor's absence during the examination. This research is expected to serve database for hospital as a benchmark in monitoring and evaluating service implementation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratikh Pranita
"Dalam rangka mewujudkan prinsip efisiensi dan produktivitas pada pengelolaan RSUD Budhi Asih, dibutuhkan pegawai dengan komitmen organisasi yang tinggi, Menurut Greenberg dan Baron (2000:), pegawai dengan komitmen yang tinggi akan menunjukkan sikap dan keinginan yang tinggi pula untuk berbagi dan mempersembahkan sesuatu yang dibutuhkan organisasi. Komitmen yang kuat dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas kehidupan kerja (quallty of work life).Para ahli telah mengembangkan program-program peningk:atan kualitas kehidupan kelja untuk meningkatkan motivasi, kepuasan. dan komitmen pegawai, yang mana faktor-faktor ini berperan dalam meningkatkan perfonna organisasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alvin (2{){)6)waktu kerja produktif pegawai administrnsi RSUD Budhi Asih banya 64.6%. Selain itu, aspek­ aspek kualitas kehidupan keJja di RSUD Budhi Asih masib kurang dikembangkan., dengan kondisi kerja seperti ini, dikhawatirkan akan terjadi penurunan komitmen organisasi pegawai yang akan berdampak buruk bagi Rumah Sakit. Permasalahan utama yang diajukan dalam penelitian ini adalah gambaran hubungan aspek kualitas kehidupan kerja berdasarkan Cassio (2006) yang terdiri dari partisipasi karyawan, pengembangan karir, rasa bangga terhadap perusahaan, lingkungan kerja, penyelesaian masalah dan komunikasi, dengan komitmen organisasi pegawai administrasi instalasi Rawat Jalan bagian front office dan Laboratorium RSUD Budhi Asih. Komitmen organisasi dilihat dari masing-masing komponen berdasarkan Allen dan Meyer (1990), yaitu komitmen efektif, komitmen rasional, dan komitmen normatif. Peneltian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini, penulis berupaya memperoleh jawaban atau informasi mendalam dari pegawai administrasi instalasi Rawat Jalan bagian front office dan Laboratorium RSUD Budhi Asih yang seluruhnya berjumlah 37 orang. Untuk memperoleh data digunakan instrumen berupa pedoman wawancara mendalam dan dokumen yang berhubungan dengan topik penelitian. Hasil wawancara mendalam menunjukkan bahwa dari 37 pegawai terdapat 11 orang dengan kualitas kehidupan kerja tinggi, 23 orang sedang, dan 3 orang rendah. Untuk komitmen, didapatkan hasil, yaitu:3 orang komitmen afektif, 29 orang komitmen rasional, dan 5orang komitmen normatif. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara kualitas kehidupan kerja dengan komitmen organisasi pegawai. Tidak berhubungannya kedua varlabel dalam penelitian kurangnya validitas internal pada instrumen penelitian. Bagi pihak manajemen rumah sak:it, disarankan untuk melakukan program­ program peningkatan kualitas kehidupan kerja dan komitmen organisasi pegawai. Untuk meningkatkan kualitas kehidupan keria pegawai, dapat dilakukan peningkatkan partisipasi pegawai terhadap program dan kegiatan rumah sakit melalui pembagian angket/kuesioner, serta perwakilan pegawai pelaksana dalam rapat besar. Perlu diadakan rekreasi dan kegiatan kegiatan kekeluargaan non formal, rnenegakkan sistem reward dan punishment, mempertimbangkan program pendidikan dan pelathan bagi pegawai front office, memperbaiki situasi ruang kerja front office dari segi keamanan dan keselamatan kerja dan mengadakan program konseling bagi pegawai. Untuk meningkatkan komitmen organisasi, sebaiknya pihak manajemen mengetahui kebutuhan-kebutuhan dominan pegawai melalui pembagian angket, yang selanjutnya hal ini dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen untuk peningkatan motivasi pegawai. Pembinaan dan pengembangan kompetensi juga perlu dilakukan, sehingga pegawai merasakan adanya dukungan dan kemudahan dalam bekerja. Untuk peneliti yang akan datang, sebaiknya meningkatkan va1iditas internal instrumen penelitian dengan disesuaikan budaya infonnan, yaitu dengan melakukan pengelompokan berdasarkan karakteristik pribadi.
In order to fulfill the efficiency and productivity principles on the running of RSUD Budhi Asih, it is necessary to find employees with high organizational commitment. According to Greenberg and Baron (2000), employees with high organizational commitment will show some good manner and high needs to share and give the best to the organization. A strong commitment can be obtain by improving the quality of work life. Many experts have developed quality of work life improvement programs to improve motivation, satisfaction, and employees' commitment by which these factors take a very crucial part on the performance improvement scenario of the organization. Based on the research done by Alvin (2006), productive work time of RSUD Budhi Asih, clerical employees is only 64.6%. Besides, their quality of work life is not yet well-developed. With this working condition, it is possible that there will be some organization commitment degradation in the future which may affect baldy for the hospital. The main problem proposed by this research is the description of possible conection between the quality of work life aspects based on Cassio (2006) ? employee participation, carer development, pride, equitable, compensation, job security, wellness, safe environment, conflict resolution, and communication with organizational commitment of Out Patient's front office and Laboratory employees of RSUD B udhi Asih. Organizational commitment, rational commitment, and normative commitment. This research is done with some qualitative and quantitative approach. The researcher is trying to gather in-depth answer or information from front officers and Laboratory clerical employees which sum up for a total of 37 persons. To gain data the researcher used in-dept interview and documents related to research topic. In-depth interview showed that II out of 37 employees have high quality of work life. Commitment, that is: 3 people with affective commitment, 29 people with rational commitment, and 5 people with normative commitment. Analysis output showed that there is no significant relation between the quality of work life and employee's organizational commitment. This fact ls caused by the lack of internal validity on the research instruments. As for the hospital, it is suggested to do some employees commitment and quality of work life improvement programs. To improve the employee?s quality of work life, hospital management suggested to improve the employees participation on hospital programs and activities, and representativeness of employees on hospital meeting's. Hospital suggested to make recreation programs and non*forma1 activities. establish reward an punishments front officers, fix the situation of front officers working area related to safety environment. and make a counsellng's program for employees. To improve the employee's organizational commitment, hospital management should find the employee's dominant needs by questionaire, this way can be useful for hospital's management to improve employee's motivation. Competency improvement is important also, in order to support and make the job easy. For future research., it is suggested to improve internal validity on the research instruments, depend on the informans culture, by categorized the informans based on their internal characteristics."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20877
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Schmele, June A.
Washington, DC: Delmar Publisher , 1996
362.1 SCH q
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Renita Agustina
"Pandemi COVID-19 menyebabkan disrupsi layanan kesehatan. Dalam menghadapi pandemi COVID-19, rumah sakit harus memperhatikan mutu pelayanan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang diperlukan masyarakat. Mutu pelayanan kesehatan merupakan jaminan bagi masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu pelayanan rawat inap selama pandemi COVID-19 berdasarkan kriteria Malcolm Baldrige di Charitas Hospital Palembang tahun 2021. Jenis penelitian yang dilakukan adalah mix method dimana dilakukan penelitian kuantitatif terlebih dahulu dengan menggunakan kuesioner Malcolm Baldrige dan dilanjutkan penelitian kualitatif berupa wawancara mendalam dan telaah dokumen. Didapatkan hubungan yang signifikan antara variabel kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus sumber daya manusia, fokus pelanggan, pengukuran, analisis dana manajemen pengetahuan, dan fokus proses terhadap variabel hasil. Dari analisis multivariat, didapatkan variabel yang paling berpengaruh terhadap hasil mutu pelayanan adalah variabel fokus proses, dan pengukuran, analisis dan manajemen pengetahuan. Nilai variabel hasil yang diatas nilai rata-rata dinyatakan baik tidak sejalan dengan indikator pelayanan rumah sakit yang menurun selama pandemi COVID-19. Variabel yang perlu diperhatikan rumah sakit karena nilai dibawah nilai rata-rata dari ketujuh variabel yang diteliti adalah variabel kepemimpinan, perencanaan strategis, dan fokus sumber daya manusia. Diharapkan manajemen rumah sakit dapat memanfaatkan dan menerapkan kriteria Malcolm Baldrige dalam meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, dan pemilik rumah sakit dapat melakukan re-evaluasi dan meningkatkan program manajemen mutu dalam meningkatkan mutu pelayanan rawat inap rumah sakit dengan menerapkan Malcolm Baldrige.

The COVID-19 pandemic has disrupted healthcare services. In dealing with the COVID-19 pandemic, hospitals must pay attention to the quality of services in providing health services needed by the community. The quality of health services is a guarantee for the community in improving the health status of the community. This study aims to determine the quality of inpatient services during the COVID-19 pandemic based on Malcolm Baldrige's criteria at Charitas Hospital Palembang in 2021. The type of research carried out is a mix method where quantitative research is carried out first using the Malcolm Baldrige questionnaire and followed by qualitative research in the form of in-depth interviews, and review documents. There was a significant relationship between the variables of leadership, strategic planning, human resource focus, customer focus, measurement, knowledge management fund analysis, and process focus on the outcome variables. From the multivariate analysis, it was found that the variables that have the most influence on the results of service quality are process focus variables, and measurement, analysis and knowledge management. The value of the outcome variable that is above the average value is declared good, which is not in line with the declining hospital service indicators during the COVID-19 pandemic. The variables that need to be considered by the hospital because the values ​​are below the average value of the seven variables studied are leadership variables, strategic planning, and human resource focus. It is hoped that hospital management can utilize and apply Malcolm Baldrige's criteria in improving the quality of hospital services, and hospital owners can re-evaluate and improve quality management programs in improving the quality of hospital inpatient services by applying Malcolm Baldrige."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Indriyanti
"Pelayanan kesehatan yang bermutu saat ini sudah menjadi tuntutan semua pihak, termasuk masyarakat sebagai pengguna jasa, dengan era globalisasi, bertambahnya golongan masyarakat yang mampu, berpendidikan, dan menguasai informasi, masalah mutu pelayanan menjadi tuntutan mutlak. Adapun faktor yang dominan mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas adalah sumber daya manusia, baik yang terlibat dalam manajemen maupun pelayanan. Keluhan (complain) dari pelanggan merupakan indikator dari kurangnya kualitas pelayanan akibat sistem manajemen yang kurang baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pelanggan dan upaya manajemen mutu fokus pada pelanggan dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di Puskesmas DTP Kabupaten Bogor tahun 2014. Metode penelitian adalah kuantitatif bersifat analitik deskriptif dengan desaincross sectional. Dengan populasi adalah seluruh pasien rawat inap dan unsur manajemen di Puskesmas DTP Kabupaten Bogorpada tahun 2014. Sampel pada penelitian ini adalah pasien rawat inap sebanyak 181 orang dan 50unsur manajemen di Puskesmas DTP dari 10 Puskesmas DTP.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara karakteristik pasien dengan tingkat kepuasan pelanggan, ada hubungan yang bermakna antara upaya manajemen mutu fokus pada pelanggan dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di Puskesmas DTP Kabupaten Bogor tahun 2014, terdapat perbedaan yang bermakna terhadap skor rerata kepuasan diantara pasien di Puskesmas yang menerapkan upaya manajemen mutu fokus pada pelanggan dan yang tidak menerapkan upaya manajemen mutu fokus pada pelanggan.
Penulis menyarankan agar pihak manajemen Puskesmas meningkatkan dimensi fokus pada pelanggandan proses terkait pelanggan. Kedua dimensi tersebutbelum dilaksanakan secara maksimal dalam penerapanupaya manajemen mutu fokus pada pelanggan. Manajemen Puskesmasuntuk memperhatikan dimensi tangibledan responsivenesssebagai dimensi mutu pelayanan dengan tingkat kepuasan terendah.Melaksanakan survey kepuasan pelanggan secara berkala dengan tools yang sesuai dengan kekhususan Puskesmas agar mendapatkan gambaran kepuasan pelanggan terkini.

Quality health services is now becoming the demands of all parties, including the public as service users, with the era of globalization, increasing social groups capable, educated, and control of information, quality of service issues become an absolute requirement The dominant factor affecting the quality of health services at the health center are human resources, both of which are involved in the management and care. Complaints (complaints) from customers is an indicator of the lack of quality of service due to poor management system.
This study aims to determine the relationship between customer characteristics and quality management efforts focus on providing customers with the level of patient satisfaction in the Puskesmas DTPin Bogor District 2014. Quantitative research method is descriptive analytic cross-sectional design. With a population is the entire patient care and management elements in the Puskesmas DTPin Bogor District 2014. Samples in this study were inpatients as many as 181 people and 50 elements in the management of the Puskesmas DTPfrom 10 health centers With Nursing.
The results showed that there is no relationship between the characteristics of patients with levels of customer satisfaction, there is a significant association between quality management efforts focus on providing customers with the level of patient satisfaction in Bogor Regency DTP health centers in 2014, there is a significant difference in mean scores between patient satisfaction The Health Center is implementing a quality management efforts focus on the customer and are not implementing a quality management efforts focuson the customer and not implementing quality management efforts focus on the customer.
The author suggested that health centers improve the management dimensions of customer focus and customer-related processes. Both of these dimensions has not been fully implemented in the application of quality management efforts focus on the customer. Management Health Center to pay attention and responsiveness as a tangible dimension of service quality dimensions with the lowest satisfaction levels. Carry out customer satisfaction surveys on a regular basis with the appropriate tools to get an idea of the specificity of the health center in order to recent customer satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirin
"Seiring dengan semakin meningkatnya pengetahuan dan kebutuhan masyarakat khususnya dalam hal pelayanan kesehatan, yang diikuti oleh adanya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang Iebih balk, maka institusi pelayanan kesehatan dituntut untuk selalu merespon perubahan yang terjadi. Kebijakan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta memberikan kesempatan kepada rumah sakit daerah menjadi unit swadana adalah sebagai upaya pemerintah daerah dalam memperhatikan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Hal ini dimaksudkan agar rumah sakit daerah dapat dikelola secara mandiri dan profesional sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat. Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit sebagai unit swadana adalah berdasarkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan yang mereka berikan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan mengadakan penelitian tentang tingkat kepuasan pelanggan yaitu masyarakat sebagai pengguna jasa layanan kesehatan terhadap pelayanan kesehatan poliklinik rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) Budhi Asih. Penelitian ini akan difokuskan kepada persepsi atau tanggapan pengguna jasa terhadap layanan yang diberikan dan harapan pengguna jasa terhadap layanan yang berkualitas. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan adalah dengan Cara membandingkan antara tingkat kinerja dan harapan dari pelanggan dengan menggunakan metode Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja. Sementara untuk rekomendasi tentang faktor atau atribut yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dipetakan dalam diagram kartesius. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai terhadap 100 pasien poliklinik rawat jalan yang diambil secara acak dengan menggunakan teknik sampling aksidental. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan di RSUD Budhi Asih ini, didasarkan pada dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dan : reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangible.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Persepsi pasien terhadap tingkat pelayanan di poliklinik rawat jalan RSUD Budhi Asih sebagian besar berada pada kontinum cukup memuaskan, demikian pula berdasarkan rata-rata untuk setiap dimensi juga berada pada kontinum cukup memuaskan. Sementara dari 18 indikator yang dinilai, maka berdasarkan hasil analisis sebagaimana tergambar pada diagram kartesius berkenaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien, terlihat bahwa terdapat 4 faktor yang berada di kuadran A yang berarti faktor tersebut dinilai sangat penting oleh pelanggan, akan tetapi tingkat pelaksanaannya masih belum memuaskan. Dikuadran B terdapat 7 faktor, hal tersebut menggambarkan bahwa antara tingkat pelaksanaan dengan harapan pelanggan sudah sesuai. Sementara dikuadran C terdapat 5 faktor, artinya bahwa faktor-faktor tersebut dianggap kurang penting oleh pelanggan sementara tingkat kualitas pelaksanaannya dianggap biasa. Terdapat 2 faktor yang berada dikuadran D, hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut dianggap tidak terlalu penting oleh pelanggan sementara pelaksanaannya dilakukan dengan balk oleh rumah sakit. Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu masukan bagi pihak manajemen rumah sakit dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan di masa yang akan datang.

Along with the advancement of knowledge and needs of the society with particular reference to health services, followed by society's demands on better health service quality, health service institution is forced to keep responding to these changes. The policy of the Provincial Government of the Special Territory of the Capital City of Jakarta. allowing the Local General Hospitals to transform themselves to be a self-funded unit, is the manifestation of the provincial government's concern on health services in the hospital. The intention is to enable the Local General Hospitals to manage independently and professionally in congruence with the development of societies' demands. One of the success indicators of the hospital as a self-funded unit is based on the customers satisfaction towards the health services they provide. Based on this, the writer conducts a research on customers' satisfaction level as service users towards on coming-basis polyclinic health services in Budhi Asih Local General Hospital. The research will focus on the customers' perceptions or responses towards the services provided and their expectations towards quality services.
To find out the customer's satisfaction level the writer uses a method of performance and interest analysis by way of comparing between performance level and customer's expectations. As for the recommendations on factors or attributes which influence the customer's satisfaction is outlined in Cartesius diagram. The method of the research uses survey method towards a hundred on coming-basis patients of polyclinic which were randomly taken by using accidental sampling technique. The customer's satisfaction level towards health services in Budhi Asih Local General Hospital is based on service quality dimension comprising of reliability, responsiveness, assurance, emphaty and tangible. Based on the research findings it can be concluded that the patient's perceptions towards health services level in on coming-basis polyclinic of Budhi Asih Local General Hospital the majority stands in the continuum of relatively satisfactory, it is also the case for each dimension based on average. From 18 measured, based on analysis result as illustrated in Cartesius diagram in terms of factors that influences patient's satisfaction, it can been seen that there are four factors in A quadran meaning those factors is considered very important by the customers, however the implementation level remains not yet satisfactory. In B quadran there are seven factors that ilustrated between implementation level and customer's expectations already appropriate. As in C quadran there are five factors meaning that those factors are considered less important by the customers whereas the implementation quality level is considered ordinary. In B quadran there are two factors which show that those factors are considered not too important by the customers whereas the hospital has done it well. The research findings can be considered as an input for the hospital management in an effort to improve service quality in the future.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uud Cahyono
"Mutu pelayanan rumah sakit merupakan hal yang mutlak, yang telah menjadi kebutuhan bahkan tuntutan setiap masyarakat. Akreditasi rumah sakit yang menjadi sebuah kewajiban sebagai upaya penjaminan mutu pelayanan rumah sakit belum dapat memberikan kepastian bahwa seluruh layanan yang diberikan oleh rumah sakit bermutu. Peneliti menggunakan 7 (Tujuh) Kriteria yang terdapat dalam Malcolm Baldrige Health Care Criteria for Performance Excellence untuk mengetahui mutu pelayanan Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada yang telah lulus akreditasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kombinasi, yaitu penggunaan analisa data kuantitatif dan kualitatif.
Hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menggambarkan bahwa mutu pelayanan rumah sakit berdasarkan Kriteria Malcolm Baldrige tidak hanya ditentukan melalui pemenuhan terhadap komponen input dan proses saja sebagaimana penilaian dalam akreditasi, tetapi mutu yang baik mengharuskan tercapainya hasil-hasil terbaik bagi pasien, karyawan maupun organisasi rumah sakit itu sendiri. Akreditasi menjadi bagian penting untuk mewujudkan komitmen rumah sakit dalam penjaminan mutu, namun rumah sakit tidak boleh berhenti untuk tetap melakukan upaya manajemen mutu terpadu (Total Quality Management).

Quality of hospital services is an absolute must, which has become a necessity even the public demands. Hospital accreditation that became a liability as an effort to guarantee the quality of hospital services can?t provide assurance that all services provided by the hospital is better than the other. Researchers used 7 (Seven) criteria contained in the Malcolm Baldrige Health Care Criteria for Performance Excellence to recognize quality service at Bhineka Bakti Husada Hospital who have passed the accreditation. The method used in this study is a combination of methods, namely the use of quantitative and qualitative data analysis.
The results obtained in this study illustrate that the quality of hospital services is based on Malcolm Baldrige criteria are not only determined through compliance with the component input and process it as assessment in accreditation, the good quality requires the achievement of best outcomes for patients, employees and the hospital organization itself. Accreditation to be an important part of the hospital's commitment in quality assurance, but the hospital shouldn?t stop efforts to keep the total quality management.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31768
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Windi Suhesti
"Studi ini bertujuan untuk menganalisa kualitas pelayanan kesehatan bagi pengidap HIV dan AIDS di lingkungan Rumah Sakit Daerah Tangerang dengan menilai persepsi dari pasien yang memanfaatkan layanan dan petugas yang memberikan pelayanan. Penelitian ini menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Evaluasi secara kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kemudian data ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram. Sedang penilaian secara kualitatif dilakukan melalui proses wawancara dan pengamatan langsung di lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun secara umum pelayanan kesehatan di RSUD Tangerang telah berjalan baik namun beberapa hal terkait pelayanan masih harus diperbaiki. Informasi yang tepat dan benar menjadi kunci dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS. Bahwa perlindungan terhadap resiko pekerjaan kepada petugas belum mendapat perhatian sehingga wajib menjadi prioritas Rumah Sakit dan Pemerintah. Dibutuhkan sebuah kebijakan yang mampu memberikan perlindungan kepada pekerja kesehatan dan pasien sebagai pengguna untuk mendapatkan pelayanan yang optimal.

The purpose of this studying is to analize the quality of health service for people with HIV and AIDS in the environment of Tangerang District general hospital by judging the patients' perceptions who get the service and the officers who give the service. This research combines qualitative anad quantitative methods. Quantitative evaluation is applied by distributing the questionnaire. The data is described in the form of tables and diagrams. Meanwhile, the qualitative evaluation is applied through the interview process and direct observation in the field.
The result of the research describes that generally the health service in Tangerang district general hospital has run well, however there are some details relate to the service are recommended to be fixed. The valid and accurate information are the main key in the effort of overcoming the problem of HIV and AIDS. The fact that the protection against the job risk of the health officers is not getting proper attention must become the top priority of the hospital and the government. It is required a regulation which is capable of providing a protection to the health workers and the patients as the users to get an optimal service."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31751
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>