Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124461 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elfira Rahmawati
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aksesibilitas pelayanan publik di Stasiun Manggarai bagi kelompok lanjut usia sebagai pengguna aktif KRL Commuter Line Jabodetabek dan aktif mengakses Stasiun Manggarai. Pendekatan penelitian yang digunakan post-positivism dengan metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan beberapa pihak dan dengan dilakukan observasi objek-objek yang diteliti dan studi dokumentasi. Teori yang digunakan adalah pelayanan publik, aksesibilitas, konsep aksesibilitas dalam transportasi publik perkotaan dan transportasi publik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis aksesibilitas pelayanan publik di Stasiun Manggarai bagi kelompok lanjut usia adalah baik. Hal ini dapat dilihat bahwa dua belas dari dua puluh satu indikator dari konsep aksesibilitas yang digunakan, menunjukan hasil baik, tujuh indikator menunjukan cukup baik dan dua indikator menunjukan kurang baik.

ABSTRACT
This study aims to analyze the accessibility of public services at Manggarai Station for elderly groups as active users of Jabodetabek Commuter Line KRL. The research approach used post-positivist with qualitative research methods. Data collection method is done through depth interviews with several parties and by object observation and documentation studies. The theories used are public services, accessibility, accessibility concepts in urban public transportation and public transportation itself. The results showed that the analysis of the accessibility of public services at Manggarai Station for the elderly group was good. It can be seen that twelve of the twenty-one indicators of the accessibility concept used, showed good results, seven indicators showed quite good and two indicators showed less good. "
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Gede Jyotidiwy
"Transportasi publik seperti bus, kereta, pesawat, dan lain sebagainya merupakan fasilitas transportasi yang seharusnya dapat diakses oleh semua kalangan, termasuk disabilitas. Infrastruktur dan moda transportasi publik harus mengedepankan konsep Universal Design Principle agar dapat mengakomodir seluruh jenis penumpang. Universal Design Principle adalah pendekatan dalam desain yang memastikan infrastruktur dan moda transportasi dapat diakses, digunakan, dan dinikmati oleh sebanyak mungkin orang, termasuk mereka yang disabilitas. Penelitian ini membahas tentang pengaruh aksesibilitas infrastruktur dan moda transportasi terhadap tingkat penggunaan transportasi publik pada penyandang disabilitas di Stasiun Manggarai. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis karakteristik penyandang disabilitas, menganalisis tingkat aksesibilitas, dan faktor-faktor apa yang saja yang mempengaruhi aksesibilitas infrastruktur dan moda transportasi bagi penyandang disabilitas di Stasiun Manggarai. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional, dengan metode mixed method yang dilakukan pada Juni-Juli 2024. Adapun variabel yang diteliti adalah karakteristik responden (usia, jenis kelamin, dan jenis disabilitas), tingkat aksesibilitas dan faktor-faktor yang mempengaruhi mengacu pada universal design principle dengan cara pengisian kuesioner secara daring dan luring serta observasi dan pengukuran. Data diolah menggunakan SPSS versi 24. Hasilnya, didapati mayoritas penyandang disabilitas yang menggunakan infrastruktur dan moda transportasi KRL di Stasiun Manggarai berusia 31-35 tahun (31; 30,4%), berjenis kelamin perempuan (65; 63,7%), dan disabilitas berupa tuna wicara (36; 35,3%). Tingkat aksesibilitas infrastruktur dan moda transportasi KRL bagi penyandang disabilitas di Stasiun Manggarai tergolong tinggi yaitu 94 responden (92,15%) merasa infrastruktur dan moda transportasi KRL di Stasiun Manggarai cukup memenuhi kebutuhan mereka. Apsek infrastruktur maupun transportasi KRL berdasarkan Universal Design yang paling tinggi adalah Equitable Use dimana 96 responden (94,11%) merasa cukup dan paling rendah adalah Size and Space for Approach and Use dimana hanya 72 responden (70,58%) merasa cukup. Seluruh faktor Universal Design berpengaruh signifikan terhadap tingkat penggunaan moda transportasi KRL. Faktor yang paling dominan mempengaruhi tingkat penggunaan moda transportasi KRL adalah Low Physical Effort, sedangkan aspek yang paling lemah mempengaruhi adalah Size and Space for Approach and Use.

Public transportation such as buses, trains, planes, and other modes of transport are facilities that should be accessible to all groups, including people with disabilities. Public transportation infrastructure and modes must prioritize the Universal Design Principle concept to accommodate all types of passengers. The Universal Design Principle is an approach in design that ensures infrastructure and modes of transportation can be accessed, used, and enjoyed by as many people as possible, including those with disabilities. This research discusses the influence of infrastructure and transportation mode accessibility on the level of public transportation use by people with disabilities at Manggarai Station. The objectives of this study are to analyze the characteristics of people with disabilities, analyze the level of accessibility, and identify factors that affect the accessibility of infrastructure and transportation modes for people with disabilities at Manggarai Station. This research uses a cross-sectional study design, with a mixed-method approach conducted in June-July 2024. The variables studied include respondent characteristics (age, gender, and type of disability), level of accessibility, and influencing factors based on the universal design principle. Data collection methods include online and offline questionnaires, as well as observation and measurement. Data is processed using SPSS version 24. The results show that the majority of people with disabilities using the infrastructure and KRL (electric rail) transportation at Manggarai Station are aged 31-35 years (31; 30.4%), female (65; 63.7%), and have speech impairments (36; 35.3%). The level of accessibility of infrastructure and KRL transportation for people with disabilities at Manggarai Station is considered high, with 94 respondents (92.15%) feeling that the infrastructure and KRL transportation at Manggarai Station adequately meet their needs.The highest-rated aspect of KRL infrastructure and transportation based on Universal Design is Equitable Use, where 96 respondents (94.11%) feel it is adequate. The lowest-rated aspect is Size and Space for Approach and Use, where only 72 respondents (70.58%) feel it is sufficient. All Universal Design factors significantly influence the level of KRL transportation use. The most dominant factor influencing the level of KRL transportation use is Low Physical Effort, while the weakest aspect influencing it is Size and Space for Approach and Use."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalisa Gina Iswara
"Walkability diartikan sebagai kemudahan berjalan kaki akibat adanya akses yang saling terkoneksi dengan tujuan untuk memenuhi aspek keamanan, kenyamanan, dan keselamatan saat berjalan kaki. Penilaian walkability dilakukan di kawasan Stasiun Manggarai menuju Halte TransJakarta Manggarai untuk mengetahui kualitas jalur pejalan kaki ketika terdapat pejalan kaki yang berpindah moda dari KRL ke TransJakarta maupun sebaliknya. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan serta penyebaran kuesioner secara online. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa nilai walkability pada Kawasan Stasiun Manggarai Menuju Halte TransJakarta Manggarai sebesar 68,5 yang artinya kawasan tersebut dikategorikan sebagai kawasan waiting to walk/somewhat walkable. Parameter yang mendapat nilai kurang baik mencakup ketersediaan fasilitas penyeberangan, kendala atau hambatan, keamanan dari kejahatan, serta infrastruktur bagi penyandang disabilitas. Namun, setelah dilakukannya switch over ke-5 di Stasiun Manggarai yang menyebabkan perubahan rute KRL, terdapat penurunan nilai dari parameter walkability menurut persepsi pengguna, terutama pada parameter kendala/hambatan dan keamanan dari kejahatan.

Walkability is defined as the ease of walking due to the existence of interconnected access with the aim of meeting security, comfort, and safety aspects when walking. The walkability assessment was carried out in the Manggarai Station area to the Manggarai TransJakarta Bus Stop to determine the quality of the pedestrian path when there were pedestrians changing modes from KRL to TransJakarta or vice versa. Data was collected by observing and distributing online questionnaires. The results of the observations show that the walkability value in the Manggarai Station Area Towards the Manggarai TransJakarta Bus Stop is 68.5, which means the area is categorized as a waiting to walk/somewhat walkable area. Parameters that score less well include the availability of crossing facilities, obstacles or barriers, security from crime, and infrastructure for persons with disabilities. However, after the 5th switch over at Manggarai Station which caused a change in the KRL route, there was a decrease in the value of the walkability parameter according to user perceptions, especially on the parameters of obstacles/obstacles and security from crime."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Theresia Febrianne L.
"ABSTRAK
KRL Jabodetabek merupakan salah satu moda transportasi yang tersedia di Jabodetabek untuk melayani masyarakat yang melakukan aktivitas commuter. Meningkatnya pengguna layanan KRL Jabodetabek mengakibatkan PT. KAI Commuter Jabodetabek meningkatkan frekuensi perjalanan. Hal ini menyebabkan terjadinya antrian kereta di Stasiun Manggarai yang merupakan stasiun transit terbesar. Antrian ini dipicu oleh tingkat kedatangan yang besar namun tingkat pelayanan kecil karena lamanya waktu berhenti di Stasiun Manggarai yang tidak sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat. Melalui model matematis, antrian berlangsung selama 10 menit, dan hal ini akan mengakibatkan efek beruntun kepada kereta selanjutnya.

ABSTRACT
KRL Jabodetabek is one of the modes transportation that available on Jabodetabek to serve the people doing commuter activities. The increase of KRL Jabodetabek users make PT. KAI Commuter Jabodetabek increasing its travel frequencies. This led to the queue of trains at Manggarai Station which is the largest transit station. This queue is triggered by a large arrival rate but the service level is small due to the dwelling time at Manggarai Station which is not according to the schedule already made. Through mathematical model, the queue length lasts for 10 minutes, and this will effected the next train.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69784
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vramilga Dealvana Winanda
"Sebagai ibu kota Indonesia, Jakarta berperan sebagai titik sibuk untuk berbagai bentuk lalu lintas karena banyak orang datang dan pergi setiap hari untuk berbagai kebutuhan. Sebagian besar dari mereka adalah pengguna transportasi umum. Di Jakarta, salah satu bentuk transportasi umum yang berperan paling penting adalah system kereta api. Sistem kereta api membawa ratusan dan ribuan orang setiap hari melalui stasiunnya. Dari stasiun-stasiun tersebut, Stasiun Kereta Api Manggarai berdiri sebagai salah satu yang tersibuk, dan bertindak sebagai stasiun pusat baru untuk kereta api Jabodetabek di Jakarta, menggantikan Stasiun Gambir. Hal ini menyebabkan peningkatan besar dan tiba-tiba dalam jumlah orang yang menggunakan stasiun tersebut karena stasiun ini sekarang berfungsi sebagai pusat utama sistem kereta api di Jakarta. Perubahan ini menimbulkan banyak keluhan mengenai kepadatan penumpang transit dan keraguan tentang kecukupan stasiun untuk bertindak sebagai pusat sistem kereta api di Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tersebut dari sudut keberpihakan publik, dengan melihat apakah stasiun tersebut mampu memenuhi preferensi publik yang akan menggunakannya. Untuk memenuhi penelitian tersebut, akan dilihat tingkat integrasi stasiun dan apakah itu sesuai dengan preferensi penggunanya.

As the capital of Indonesia, Jakarta acts as a hotspot for many forms of traffic as numerous people come and goes every day for various needs. The majority of these people are users of public transportations. In Jakarta, one of the most prominent forms of public transportation is that of the railway trains. These trains carry hundreds and thousands of people each day through its stations. Of these stations, Manggarai Railway Station stands as one of the busiest of all, acting as a new central hub for Jabodetabek trains in Jakarta, replacing Gambir Station. This caused a large and sudden increase in the number of people using the station as it now acts as the primary hub for railway systems in Jakarta. This leads to numerous complaints regarding the human congestion during transit and doubts as to the station’s adequacy to act as a central hub for railway system in Jakarta. This thesis aims to answer the question from a public favorability angle, by seeing if the station is able to fulfill the preferences of the public who will be using it. In order to do so, we will be taking a look at the station’s level of integration and whether or not it is adequate to the preferences of its users."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Wulandari Silvianila
"MRT Jakarta merupakan moda transportasi di Provinsi DKI Jakarta yang baru beroperasi sejak tahun 2019. Sebagai moda transportasi terbaru serta berada di ibukota dan pusat perekonomian, MRT Jakarta perlu memperhatikan pelayanan yang inklusif dan aksesibel untuk semua, khususnya penumpang penyandang disabilitas. MRT Jakarta harus memperhatikan aksesibilitas pelayanan yang diberikan agar bisa mendukung mobilitas penyandang disabilitas dalam menggunakan transportasi publik secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aksesibilitas pelayanan transportasi publik bagi penyandang disabilitas di MRT Jakarta. Teori yang digunakan dalam penelitian ini terkait dengan pelayanan transportasi publik bagi penyandang disabilitas yang terdiri dari dua dimensi, yaitu karakteristik fisik pelayanan transportasi publik dan karakteristik non-fisik pelayanan transportasi publik. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui mixed method yang merupakan gabungan antara metode kuantitatif melalui survei dan kualitatif melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik nonprobability sampling karena tidak semua penyandang disabilitas sudah tercatat dalam data pemerintah dan tidak ada data terkait banyaknya penumpang penyandang disabilitas yang berkendara dengan MRT Jakarta sehingga sulit untuk menyusun kerangka sampel. Jumlah responden yang didapatkan sebanyak 35 responden dengan hasil yang menunjukkan bahwa aksesibilitas di MRT Jakarta sudah baik. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa hal dalam indikator tertentu yang menunjukkan bahwa masih terdapat pelayanan yang belum aksesibel di MRT Jakarta. Oleh karena itu, MRT Jakarta masih harus terus meningkatkan aksesibilitas pelayanan yang diberikan agar bisa menjadi contoh bagi moda transportasi lainnya

MRT Jakarta is a mode of transportation in DKI Jakarta Province which has only been operating since 2019. As the newest mode of transportation and located in the capital and the center of the economy, MRT Jakarta needs to pay attention to inclusive and accessible services for all, especially passengers with disabilities. MRT Jakarta must pay attention to the accessibility of the services provided in order to support the mobility of persons with disabilities in using public transportation independently. This study aims to find out how the accessibility of public transportation services for persons with disabilities at MRT Jakarta is. The theory used in this study is related to public transportation services for persons with disabilities which consists of two dimensions, namely the physical characteristics of public transportation services and non-physical characteristics of public transportation services. The approach used in this research is quantitative with data collection techniques through the mixed method which is a combination of quantitative methods through surveys and qualitative methods through in-depth interviews and literature studies. Sampling was carried out using a nonprobability sampling technique because not all persons with disabilities have been recorded in government data and there is no data regarding the number of passengers with disabilities who ride the MRT Jakarta so it is difficult to develop a sample frame. The number of respondents obtained as many as 35 respondents with results showing that accessibility at MRT Jakarta is good. Nevertheless, there are still some things in certain indicators that show that there are still services that are not yet accessible at MRT Jakarta. Therefore, MRT Jakarta still has to continue to improve the accessibility of the services provided so that it can be an example for other modes of transportation"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Wulandari Silvianila
"MRT Jakarta merupakan moda transportasi di Provinsi DKI Jakarta yang baru beroperasi sejak tahun 2019. Sebagai moda transportasi terbaru serta berada di ibukota dan pusat perekonomian, MRT Jakarta perlu memperhatikan pelayanan yang inklusif dan aksesibel untuk semua, khususnya penumpang penyandang disabilitas. MRT Jakarta harus memperhatikan aksesibilitas pelayanan yang diberikan agar bisa mendukung mobilitas penyandang disabilitas dalam menggunakan transportasi publik secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aksesibilitas pelayanan transportasi publik bagi penyandang disabilitas di MRT Jakarta. Teori yang digunakan dalam penelitian ini terkait dengan pelayanan transportasi publik bagi penyandang disabilitas yang terdiri dari dua dimensi, yaitu karakteristik fisik pelayanan transportasi publik dan karakteristik non-fisik pelayanan transportasi publik. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui mixed method yang merupakan gabungan antara metode kuantitatif melalui survei dan kualitatif melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik nonprobability sampling karena tidak semua penyandang disabilitas sudah tercatat dalam data pemerintah dan tidak ada data terkait banyaknya penumpang penyandang disabilitas yang berkendara dengan MRT Jakarta sehingga sulit untuk menyusun kerangka sampel. Jumlah responden yang didapatkan sebanyak 35 responden dengan hasil yang menunjukkan bahwa aksesibilitas di MRT Jakarta sudah baik. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa hal dalam indikator tertentu yang menunjukkan bahwa masih terdapat pelayanan yang belum aksesibel di MRT Jakarta. Oleh karena itu, MRT Jakarta masih harus terus meningkatkan aksesibilitas pelayanan yang diberikan agar bisa menjadi contoh bagi moda transportasi lainnya

MRT Jakarta is a mode of transportation in DKI Jakarta Province which has only been operating since 2019. As the newest mode of transportation and located in the capital and the center of the economy, MRT Jakarta needs to pay attention to inclusive and accessible services for all, especially passengers with disabilities. MRT Jakarta must pay attention to the accessibility of the services provided in order to support the mobility of persons with disabilities in using public transportation independently. This study aims to find out how the accessibility of public transportation services for persons with disabilities at MRT Jakarta is. The theory used in this study is related to public transportation services for persons with disabilities which consists of two dimensions, namely the physical characteristics of public transportation services and non-physical characteristics of public transportation services. The approach used in this research is quantitative with data collection techniques through the mixed method which is a combination of quantitative methods through surveys and qualitative methods through in-depth interviews and literature studies. Sampling was carried out using a nonprobability sampling technique because not all persons with disabilities have been recorded in government data and there is no data regarding the number of passengers with disabilities who ride the MRT Jakarta so it is difficult to develop a sample frame. The number of respondents obtained as many as 35 respondents with results showing that accessibility at MRT Jakarta is good. Nevertheless, there are still some things in certain indicators that show that there are still services that are not yet accessible at MRT Jakarta. Therefore, MRT Jakarta still has to continue to improve the accessibility of the services provided so that it can be an example for other modes of transportation"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah Hanum
"Dihapusnya rute KRL Bogor–Kampung Bandan dan Cikarang–Jakarta Kota mengharuskan sebagian penumpang untuk transit di Stasiun Manggarai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan kereta rel listrik Jabodetabek pasca perubahan rute dan pola transit di Stasiun Manggarai. Teori yang digunakan adalah evaluation of the railway service quality oleh Eboli, Fu, & Mazulla dengan dimensi: safety, cleanliness, comfort, service, other, information, dan personnel menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah mixed method melalui survei, wawancara, observasi, dan studi kepustakaan. Dari pengumpulan data, diperoleh sebanyak 106 responden survei, 6 narasumber wawancara. Penilaian kualitas pelayanan dalam penelitian ini terbagi dalam kategori: sangat tidak puas, puas, dan sangat puas. Kualitas pelayanan dari dimensi safety, comfort, other, dan information termasuk memuaskan. Dimensi pelayanan yang tergolong sangat memuaskan adalah cleanliness, service, dan personnel. Secara keseluruhan, kualitas pelayanan KRL dinilai memuaskan, namun masih ditemui berbagai masalah yang perlu ditindaklanjuti.

The elimination of the Bogor–Kampung Bandan and Cikarang–Jakarta Kota commuter line requires some passengers to transit at Manggarai Station. This study aims to determine the service quality of Jabodetabek commuter line after the shift of routes and transit patterns at Manggarai Station. The evaluation of the railway service quality by Eboli, Fu, & Mazulla is used with quantitative approach. The data collection technique used is mixed method through surveys, interviews, observations, and literature studies. From data collection, 106 survey respondents and 6 interview sources were obtained. The assessment of service quality in this study is divided into categories: very dissatisfying, satisfying, and very satisfying. The dimensions of safety, comfort, other, and information is valued as satisfying. The dimensions of service classified as very satisfying are cleanliness, service, and personnel. Overall, the quality of KRL services is considered satisfactory, but there are various problems ought to be resolved."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Martha Veraida
" ABSTRAK
Penilaian walkability terhadap trotoar Manggarai perlu dilakukan untuk meningkatkan aksesibilitas pejalan kaki yang tidak cukup baik dalam berpindah moda dari Stasiun Manggarai menuju ke halte TransJakarta Manggarai. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan secara online kepada pejalan kaki melalui media sosial seputar kondisi trotoar Manggarai dan kebutuhan pengguna sebagai dasar dari konsep desain fasilitas baru. Hasil pembobotan dan validasi kuesioner menunjukkan bahwa walkability dipengaruhi oleh umur pejalan kaki dengan nilai indeks rata-rata 25,41 dari 100, dimana keamanan memperoleh nilai terendah yaitu 23,83 dan kondisi jalan raya memperoleh nilai tertinggi yaitu 28,17. Fly Over menjadi sarana yang paling banyak disarankan.
ABSTRACT Walkability assessment of Manggarai sidewalks needs to be done to improve pedestrian accessibility that is not good enough when switching modes from railway station to Manggarai TransJakarta bus shelter. Data collected through questionnaire that distributed to pedestrians through social media about the condition of Manggarai sidewalks and pedestrian necessities that used for the new facility rsquo s basic design. Score weighting result and validation showed that walkability is affected by pedestrian age with average walkability index is 25,41 from 100, where security got the worst value 23,83 and the road conditions got the highest value 28,17. Fly over is most widely recommended. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
G. Bagus Wiranegara
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>