Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125834 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anita Meisita
"ABSTRACT
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan metode yang efektif bagi responden yang ingin memiliki anak lagi dalam kurun waktu lebih dari 2 tahun atau bagi responden yang sudah tidak ingin punya anak lagi. Namun, persentase pemakaian MKJP berdasarkan SDKI 2017 masih cukup rendah jika dibandingkan dengan pemakaian kontrasepsi Non-MKJP. Hal tersebut mengindikasikan bahwa berdasarkan preferensi fertilitasnya, masih terdapat wanita yang seharusnya memakai MKJP, namun ternyata daya tarik pemakaian kontrasepsi jangka pendek masih cukup memikat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh preferensi fertilitas sebagai penentu pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang pada akseptor KB modern serta mengetahui faktor yang paling berpengaruh pada setiap kelompok preferensi fertilitas. Penelitian ini memakai data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Sampel penelitian ini adalah wanita berusia 15-49 tahun yang pada saat dilakukan wawancara berstatus menikah atau hidup bersama dan memakai metode kontrasepsi modern. Hasil penelitian ini adalah akseptor KB modern yang ingin mempunyai anak lagi sebanyak 33,8%, sedangkan yang tidak ingin anak lagi ada sebanyak 62,9%. Akseptor KB modern yang memakai MKJP ada sebanyak 23,3%. Pada responden yang ingin anak lagi, potensi pemakaian MKJP terdapat pada responden dengan karakteristik tidak bekerja dan mengambil keputusannya sendiri. Sementara itu, pada responden yang tidak ingin anak lagi, potensi pemakaian MKJP terdapat pada semua responden yang masih menggunakan Non MKJP dan responden dengan karakteristik telah memiliki anak ≤ 2 dan tidak terpapar sumber informasi dari media.

ABSTRACT
Long acting and permanent method (LAPM) is an effective method for respondents who want to have more children in more than 2 years or for respondents who don't want to have more children. However, the percentage of LAPM utiliaztion based on the 2017 IDHS is still quite low when compared to the use of Non-LAPM. This study aims to determine the effect of fertility preferences as a determinant of the use of LAPM in modern family planning acceptors and to find out the most influential factors in each fertility preference group. This study uses data from the Indonesian Demographic and Health Survey 2017. The samples of this study were women aged 15-49 years who at the time of the interview were married or living together and using modern contraception methods. The results of this study are modern family planning acceptors who want to have more children as much as 33.8%, while those who don't want more children are 62.9%. Modern family planning acceptors who use LAPM are 23.3%. In respondents who want more children, the potential for LAPM utilization is found in respondents with characteristics that do not work and make their own decisions. Meanwhile, for respondents who do not want more children, the potential for LAPM utilization is found in all respondents who still use Non LAPM and respondents with characteristics have children ≤ 2 and not exposed to sources of information from the media."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robbiatul Afda`tiyah
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada akseptor KB di Provinsi Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan serta faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian tersebut. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil menunjukkan bahwa penggunaan MKJP di Provinsi Jawa Tengah sebesar 22,1%, sedangkan di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 8,9%. Faktor yang berhubungan dengan penggunaan MKJP di Provinsi Jawa Tengah adalah status pekerjaan, jumlah anak hidup, keterpaparan informasi dan pengambilan keputusan ber-KB. Faktor yang mempengaruhi penggunaan MKJP di Provinsi Sulawesi Selatan adalah umur, pengambilan keputusan ber-KB dan pengetahuan terhadap kontrasepsi. Faktor yang paling berhubungan terhadap penggunaan MKJP untuk di Provinsi Jawa Tengah adalah pengambilan keputusan ber-KB, sedangkan untuk di Provinsi Sulawesi Selatan adalah umur responden.

This study aims to determine the utilization of long acting and permanent contraceptive methods (LAMPs) and its associated factors among current use in Central Java and South Sulawesi Province. This study uses data Indonesia Demographic Health Survey (IDHS) 2012 with univariat, bivariat and multivariat analyzes.
The results showed that utilization of LAMPs in Central Java Province was 22,1%, whereas was 8,9% in South Sulawesi Province. The use of LAMPs in Central Java Province was significantly associated with occupational status, number of children alive, exposure to family planning information and main decider to use contraception. While in South Sulawesi, the use of LAMPs was significantly associated with age, main decider to use contraception and knowledge of contraception. The dominant factors uses of LAMPs in Centra Java Province was main decider to use contraception, whereas age in South Sulawesi Province.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Azzara
"Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi oleh Indonesia ialah jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat dan salah satu upaya pemerintah dalam menangani hal tersebut ialah dengan melaksanakan program Keluarga Berencana (KB). Hasil SDKI 1991-2012 menunjukkan pola penggunaan kontrasepsi di Indonesia masih didominasi oleh kontrasepsi hormonal dan bersifat jangka pendek, sedangkan tren pemakaian MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) cenderung menurun. Meskipun demikian, Provinsi Bali senantiasa menempati posisi pertama sebagai provinsi dengan tingkat penggunaan MKJP tertinggi di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan penggunaan MKJP pada pasangan usia subur di Provinsi Bali tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan analisis data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012. Populasi pada penelitian ini ialah semua Wanita Usia Subur (WUS) (15-49 tahun), sementara sampel penelitian ini ialah wanita kawin usia 15-49 tahun dan memiliki data lengkap. Analisis statistik bivariat menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi pengguna MKJP ialah 27,6%. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara umur (PR: 6,63, 95%CI: 1,01-43,41), pendidikan (PR: 1,53, 95%CI: 1,04-2,25), pengetahuan (PR: 1,41, 95%CI: 1,19-1,68), pekerjaan (PR: 1,67, 95%CI:1,29-2,16 dan PR: 1,78, 95%CI: 1,32-2,4), indeks kekayaan (PR: 1,34, 95%CI: 1,09-1,65), keterpaparan informasi dari media massa (PR: 1,49, 95%CI: 1,1-2,02), sumber pelayanan KB (PR: 2,83, 95%CI: 1,3-6,16) dengan penggunaan MKJP. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan promosi, edukasi, dan konseling untuk menggugah kesadaran masyarakat untuk menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang.

One of the problems faced by Indonesian development is the increased of Indonesia's population and one of the government's efforts in dealing with this is by implementing the Family Planning (FP) program. IDHS 1991-2012 shows the pattern of contraceptive use in Indonesia is still dominated by hormonal and short-acting contraceptive method, while the trend of the LACM (Long Acting Contraceptive Method) use tends to decrease. Even so, Province of Bali always occupies the first position as the province with the highest rate of LACM use in Indonesia.
This study aims to determine what factors are associated with the use of LACM among couples of reproductive age in province of Bali in 2012. This research use cross sectional study design with secondary data analysis of 2012 Indonesian Demographic Health Survey. Population in this study is all women of reproductive age (15-49 years old), while the sample is married women aged 15-49 years old and have complete data. Bivariate statistical analysis using chi-square test.
The results showed prevalence of LACM use is 27.6%. The result of bivariate analysis showed a significant relationship between age (PR: 6,63, 95%CI: 1,01-43,41), educational level (PR: 1,53, 95%CI: 1,04-2,25), FP knowledge (PR: 1,41, 95%CI: 1,19-1,68), occupation (PR: 1,67, 95%CI:1,29-2,16 and PR: 1,78, 95%CI: 1,32-2,4), wealth index (PR: 1,34, 95%CI: 1,09-1,65), exposed to FP information from mass media (PR: 1,49, 95%CI: 1,1-2,02), source of FP (PR: 2,83, 95%CI: 1,3-6,16) with LACM use. Therefore, it is advisible to give promotion, education, and counseling to arouse public awareness to use long acting contraceptive method.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Dea Aulia
"Program KB ditetapkan sebagai program pemerintah sejak tahun 1970, awal mulanya program ini hanya fokus pada masalah kesehatan. Namun seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, tingginya angka kematian ibu dan kebutuhan kesehatan reproduksi, KB selanjutnya digunakan sebagai salah satu cara untuk menekan pertumbuhan jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Namun berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, tertera bahwa cakupan KB di Indonesia baru mencapai 62,5%. Sementara metode yang dipilih oleh masyarakat Indonesia masih didominasi oleh metode kontrasepsi jangka pendek (non MKJP) yaitu sebanyak 80%. Hal ini belum sesuai dengan target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan MKJP pada wanita usia 15-49 tahun di Indonesia dengan menggunakan data SDKI tahun 2017, yang menggunakan desain studi cross-sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 10.813 dari 49.627 wanita usia subur yang memenuhi kriteria : wanita berusia 15-49 tahun, berstatus kawin, dan memakai kontrasepsi. Uji chi square digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah anak hidup, indeks kekayaan, pekerjaan, keterpaparan informasi, dan sumber pelayanan KB dengan penggunaan MKJP. Diharapkan agar BKKBN dapat menyebarkan informasi mengenai KB khususnya MKJP melalui media sosial secara lebih masif dan lebih intens

Family Planning program (KB) in Indonesia has been stated as government’s operational plan since 1970. At the beginning of this program, the focus was only on health care purpose. However, along with the increasing number of the Indonesian populations, mother’s death, and the needs of reproduction health, this family planning program has been used as one of the way to suppress the number of population’s growth and the health of mothers and babies. Nonetheless, based on Indonesian health profile data in 2019, it is stating that this program coverage has only reached 62.5% of all the mothers in the age of productive range. Moreover, the method is chosen by the people is dominated by short-term contraception method with the number of 80%. This number has not matched yet with the number of stated target by the government. This study is aiming for the purpose of knowing all the related factors with the usage of Long Acting Reversible Contraceptive (LARC) among the women with productive ages in Indonesia using IDHS’s data in 2017, and using cross-sectional studies design. The sample of the study was 10.813 of 49.672 productive women that fulfill the criteria; in the age of 15- 49, with married status, and using contraception. This study was assisted by chi-square method to analyze the correlation of each variable. The analysis shows that there is correlation between the number of living child, wealth index, occupation, information disclosure, and the source of family planning program services using LARC. It is hoped that BKKBN could broadcast the information about this family planning program (especially LARC) through social media in more massive and intensive way"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nenda Wulandari Nurzakiah
"Tesis ini membahas hubungan pemeriksaan kesehatan masa nifas dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang dikontrol dengan variabel kovariat yaitu usia, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, daerah tempat tinggal, jumlah anak ideal, pengambilan keputusan dan keterpaparan informasi pada wanita usia subur di Indonesia dengan menganalisis data sekunder SDKI tahun 2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan hasil analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian yaitu sebagian besar responden menggunakan KB jenis Non-MKJP yaitu sebesar 78,0%; responden paling banyak melakukan pemeriksaan kesehatan masa nifas pada periode late postpartum; terdapat perbedaan risiko dari variabel usia, keputusan penggunaan KB, status pekerjaan, tingkat pendidikan dan keterpaparan informasi dengan penggunaan jenis KB; tidak terdapat perbedaan risiko dari variabel status ekonomi dan jumlah anak ideal dengan penggunaan jenis KB; pemeriksaan kesehatan masa nifas tidak mempunyai pengaruh terhadap penggunaan jenis KB (nilai-p >0,05). Peningkatan konseling kontrasepsi secara individu sejak awal perlu dilakukan terutama pada masa perencanaan kehamilan hingga masa nifas agar meningkatnya penggunaan MKJP khususnya KB pascasalin sehingga berkurangnya unmetneed dan angka kejadian kehamilan tidak diinginkan.

The focus of this study is relationship postnatal care with long acting contraceptive methods uses among women in Indonesia controlled with covariate variable that is ages, education, profession, socioeconomic status, residential area, ideal number of children, decision-making and information exposure among women in Indonesia by analyzing secondary data DHS 2017. This research is quantitative with analysis results univariate analysis and bivariate analysis. Research result are most respondents uses Non-LACM wich is equal to 78,0%; respondents do the most postnatal care in late postpartum period; there is a difference in risk from variable ages, decision-making FP uses, profession, information exposure, education and with FP uses; there is no difference in risk from variable socioeconomic status, ideal number of children with FP uses; postnatal care have no effect FP uses (p-value >0,05). Early increase in individual contraceptive counseling necessary especially pregnancy planning period and postpartum period in order to increase the use LACM especially postpartum FP so that decrease unmetneed and unwanted pregnancy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindra Paskaria
"Latar Belakang. Pemakaian MKJP pascasalin di Indonesia masih rendah. Program KN terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas dan KB pascasalin yang diarahkan kepada penggunaan MKJP yang dinilai efektif dan efisien.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa program kunjungan neonatal berpengaruh terhadap penggunaan MKJP pascasalin di Indonesia tahun 2012.
Metodologi. Analisis data sekunder SDKI 2012, dengan sampel 3918 WUS umur 15-49 tahun yang melahirkan 1 tahun sebelum survei. Data dianalisis menggunakan uji regresi logistik berganda.
Hasil. Proporsi penggunaan MKJP pascasalin di Indonesia rendah. Sebagian besar ibu yang menggunakan MKJP berpendidikan tinggi dengan status sosial ekonomi mampu, tinggal di perkotaan, memiliki suami berpendidikan tinggi, jumlah anak lahir hidup lebih dari 2, jumlah anak masih hidup lebih dari 2, jumlah anak yang diinginkan 0-2, mendapat dukungan dari tokoh agama dan terpapar informasi mengenai KB dari media massa. Ibu yang melakukan KN 1 dan 2 memiliki kemungkinan 1,41 kali lebih besar untuk menggunakan MKJP pascasalin dibandingkan ibu yang tidak melakukan kunjungan neonatal.
Simpulan. KN 1 dan 2 berpengaruh terhadap penggunaan MKJP pascasalin.

Postpartum LACM use in Indonesia is still low. Neonatal care program was integrated with maternal health care and postpartum family planning that is directed to LACM use which is effective and efficient.
Objective. The aim of the study was to identify the associations between neonatal care with postpartum Long Acting Contraception Method use in Indonesia 2012.
Method. Analysis secondary data of the Indonesia Demographic Health Survey (IDHS) 2012, study samples include 3918 woman aged 15-49 years, who had a live birth within 1 year before the survey. Multiple logistic regression analysis were used to analize the data.
Results. The proportion postpartum LACM use in Indonesia is low. The most respondents who used LACM have higher education with wealthier economic status, lived in urban residence, having a husband well educated, the number of liveborn children more than 2, the children still alive more than 2, the desired number of children 0-2, supported by religious leaders and media exposure about family planning. Mothers who performed neonatal care program 1 and 2 have the possibility 1,41 times larger to postpartum LACM use than mother who doesn?t perform neonatal care.
Conclusion. Neonatal care 1 and 2 have an effect to postpartum LACM use."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41624
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triska Alya Muthi`ah
"Indonesia menghadapi permasalahan penduduk berupa jumlah dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dengan total fertility rate (TFR) yang lebih besar dari rata-rata ASEAN dan TFR ideal suatu negara. Penggunaan kontrasepsi, khususnya MKJP, merupakan salah satu bentuk terlaksananya program Keluarga Berencana. Namun berdasarkan hasil SDKI 2017, hanya terdapat 13,4% penggunaan MKJP. Terlihat pula bahwa dari tahun ke tahun, penggunaan kontrasepsi di Indonesia masih didominasi oleh pengguna wanita dibandingkan pria, terutama pada MKJP yaitu 13,2% diantaranya merupakan pengguna wanita dan hanya 0,2% adalah pengguna pria. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberdayaan wanita dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada wanita usia subur (15-49 tahun) yang telah menikah di Indonesia berdasarkan analisis data SDKI 2017. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional dan menggunakan data sekunder (data SDKI 2017). Variabel dependen penelitian ini adalah penggunaan MKJP dengan variabel independen utama adalah pemberdayaan wanita. Analisis deskriptif, bivariat dan stratifikasi digunakan untuk melihat gambaran tiap variabel dan mengetahui hubungan antara variabel dependen dan independen dan mengetahui variabel perancu antara hubungan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa wanita yang berdaya memiliki risiko 1.15 [95% CI=1,03-1,27] kali lebih tinggi untuk menggunakan MKJP daripada wanita yang tidak berdaya. Diketahui bahwa variabel pendidikan wanita dan indeks kekayaan rumah tangga merupakan variabel perancu pada hubungan antara pemberdayaan wanita dengan penggunaan MKJP. Penggunaan MKJP yang masih rendah merupakan salah satu tantangan kesehatan masyarakat di Indonesia. Adanya hubungan antara pemberdayaan wanita dengan penggunaan MKJP dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi instansi pemerintahan untuk mengembangkan kesehatan dengan berfokus pada peran wanita

Indonesia faces population problems such as a high number and rate of population growth with a total fertility rate (TFR) which is bigger than ASEAN average and ideal standard of TFR. The utilization of contraception, especially LAPMs, is one of program to ensure the implementation of family planning program. However, based on the results of the 2017 IDHS, there was only 13.4% of women used LAPMs. And from year to year, the utilization of contraception in Indonesia is still dominated by female users compared to men, especially in MKJP, namely 13.2% of them are female users and only 0.2% are male users. This study aims to examine the association between women's empowerment and the utilization of long-acting and permanent contraceptive (LAPMs) among married women aged 15-49 years in Indonesia based on analysis of IDHS data 2017. This study was a quantitative study with a cross-sectional design and uses secondary data (2017 IDHS data). The dependent variables of this study is the utilization of LACPMs with the main independent variables were women's empowerment. Descriptive, bivariate and stratified analysis were used to see the description of each variable and to examine the association between the dependent and independent variables and to examine the confounding variables between them. In result, empowered women had 1.15 [95% CI=1.03-1.27] times higher risk of using MKJP than powerless women. The result of this study also found that women's education and household wealth index are confounding variables in the association between women's empowerment and the utilization of LACPMs. The utilization of LACPMs which is low is one of the public health challenges in Indonesia. The association between women's empowerment and the utilication of LACPMs can be taken into considerations for government agencies to develop health by focusing on the role of women."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Nola Margaretha
"Kehamilan remaja merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan sebab setengah kehamilan pada remaja usia 15-19 tahun diperkirakan tidak diinginkan dan lebih dari separuh kehamilan pada remaja usia 15-19 tahun pada negara berkembang berakhir dengan aborsi. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017 dengan rancangan penelitian cross-sectional yang bertujuan mengetahui hubungan riwayat penggunaan kontrasepsi dengan kehamilan tidak diinginkan pada remaja di Indonesia dikontrol dengan variabel kovariat (pendidikan, status ekonomi, status pernikahan, tempat tinggal, pengetahuan kontrasepsi, dan akses ke pelayanan kesehatan) dengan analisis multivariat regresi logistik model faktor risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi berisiko 2,05 kali mengalami kehamilan tidak diinginkan setelah dikontrol status pernikahan dan tempat tinggal (95%CI: 0,998-4,227).

Adolescent pregnancy is a health problem that needs to be considered because half of pregnancy in adolescents aged 15-19 years is estimated to be unwanted and more than half of pregnancies in adolescents aged 15-19 years in developing countries end in abortion. This study is a secondary data analysis of the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey with a cross-sectional study design that aims to determine the associations of history of contraceptive use and unwanted pregnancy among adolescents in Indonesia controlled by covariate variables (education, economic status, marital status, residence, knowledge contraception, and access to health services) with a multivariate logistic regression of risk factor model analysis. The results showed that adolescents who had never used contraception at risk 2.05 times had unwanted pregnancy after being controlled by marital status and residence (95%CI: 0,998-4,227). Keywords: unwanted pregnancy, adolescent pregnancy, contraceptive use."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihanisa Dera Permadwika
"Program Keluarga Berencana (KB) berkaitan dengan penggunaan kontrasepsi baik untuk wanita/pria menikah. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), KB untuk menunda atau mencegah terjadinya kehamilan dibagi menjadi KB modern & KB tradisional. Salah satu yang menyebabkan masyarakat belum memutuskan ber-KB adalah beban finansial untuk menerima layanan kesehatan. Studi ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara kepemilikan JKN dengan keputusan & metode ber-KB pada wanita & pria menikah di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi asosiasi positif antara kepemilikan JKN dengan keputusan ber-KB wanita & pria menikah. Namun, asosiasi negatif terjadi pada metode ber-KB dengan kepemilikan JKN pada pria menikah.

The Family Planning (KB) program related with the use of contraception for both married women & men. Based on the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS), KB method to delay/prevent pregnancy is divided into modern KB & traditional KB. One of the reasons why people have not decided on family planning is the financial burden of receiving health services. This study aims to discuss the relationship between JKN ownership and family planning decisions & methods among married women and men in Indonesia. The results of this study indicate that there is a positive association between JKN ownership and the decision to marry women and men for KB. However, a negative association occurs between family planning methods and JKN ownership among married men."
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Yuri Karlinda
"Penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) berguna dan direkomendasikan untuk pasangan yang telah mencapai jumlah anak yang diinginkan atau metode yang lebih efektif untuk mencegah kehamilan karena tingkat kegagalannya rendah. Akan tetapi, pasangan yang menggunakan MKJP masih rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan pemilihan MKJP pada akseptor KB yang tidak menginginkan anak lagi di Indonesia Tahun 2012. Metode penelitian ini adalah potong lintang dan data yang dianalisis adalah data sekunder dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Responden penelitian ini adalah wanita umur 15-49 tahun yang tidak menginginkan anak lagi, berstatus kawin, dan menggunakan kontrasepsi. Data diolah secara univariat, bivariat, dan multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan denganpemilihan MKJP adalah umur, pendidikan, sosial ekonomi, status pekerjaan, pengetahuan, keterpajanan informasi dari media, tempat pelayanan, biaya pelayanan, dan keterpajanan informasi dari petugas, dimana tempat pelayanan adalah faktor yang paling dominan berperan dalam pemilihan MKJP dengan nilai OR sebesar 4,5.

Using long acting and permanents contraceptive methods (LAPMs) are useful and recommended for married couple who have reached their desired number of children or who want safe and effecetive protection againts pregnancy, since the failure rate low. However the prevalence of couple who use this method still low.
This study aims to find determinants of LAPMs selection on family planning acceptors that don’t want more children in Indonesia at 2012. The method of this study was cross-sectional and use secondary data from Demographic Health Survey (DHS) Indonesia 2012. Respondents are women aged 15-49 years who did not want more children, marital status in union, and use of contraceptives. The data were processed using univariate, bivariate, and multivariate analysis by logistic regression.
The results of multivariate analysis showed that factors associated with the selection of LAPMs are age, education, socio-economic, employment status, knowledge, information from media exposure, place of service, cost of service, and information from health officers exposure. Place of service is the most dominant factor in the selection of LAPMs with OR value 4.5."
[, ], 2014
S55083
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>