Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142192 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pasaribu, Patricia Evelyn
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran dari teacher efficacy dan kecerdasan emosional terhadap motivasi belajar siswa dari sudut pandang guru SD. Sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, guru perlu memiliki keyakinan akan kemampuannya dalam mengajar atau yang disebut sebagai teacher efficacy. Selain itu, guru juga perlu memiliki kecerdasan emosional untuk dapat memahami emosi diri sendiri dan siswanya. Partisipan dari penelitian ialah para guru dari SDN X dan Y. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan alat ukur Wong and Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS), Teachers’s Sense of Efficacy Scale (TSES), dan Perception of Student Motivation (PSM). Data diolah menggunakan Cronbach’s alpha, Mann-Whitney U, Kruskal-Wallis, dan uji regresi linear sederhana. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hanya karakteristik teacher efficacy yang memiliki pengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa dari sudut pandang guru. Penelitian ini merupakan studi awal yang dapat membentuk model penelitian baru menggunakan ketiga variabel tersebut.

The current study aimed to see the role of teacher efficacy and emotional intelligence on perceived student motivation among teachers in Elementary School. To increase student motivation in learning, teachers need to have confidence in their ability to teach or teacher efficacy. Teachers also need emotional intelligence to deal with their emotions and students emotions. The participants were teachers in Elementary School X and Y in Depok. This research uses quantitative research design. The Wong and Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS), Teacher’s Sense of Efficacy Scale (TSES), and Perception of Student Motivation (PSM) was administered to collect data from teachers. Data were analysed using Cronbach’s alpha, Mann-Whitney U, Kruskal-Wallis, and simple regression. The researcher suggests that only teacher efficacy able to influence the perceived student motivation. This study is a preliminary study to establish a new research model using these three variables."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Setiadi
"Pendidikan memegang peranan penting dalam mengembangkan kreativitas siswa. Iklim sekolah kreatif dan efikasi diri guru merupakan faktor utama yang dapat memengaruhi perkembangan kreativitas siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efikasi diri guru dalam memediasi iklim sekolah kreatif dan perilaku guru membina kreativitas pada siswa sekolah dasar. Penelitian dilakukan kepada 118 guru sekolah dasar di Jabodetabek. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah CFTI Scales (Soh, 2000), R-SLEQ (Johnson et al., 2007), dan I-TSES (Rahayu & Wangid, 2021). Hasil penelitian menunjukkan terdapat full mediation pada hubungan iklim sekolah kreatif dan perilaku guru membina kreativitas siswa yang dimediasi oleh efikasi diri guru. Hal ini menunjukkan bahwa iklim sekolah kreatif dapat memengaruhi perilaku guru membina kreativitas apabila dimediasi oleh efikasi diri guru. Implikasi dari penelitian menekankan bahwa sekolah harus membentuk iklim pembelajaran kreatif dan guru perlu memiliki efikasi diri yang baik agar dapat mengembangkan kreativitas siswa.

Education plays a vital role in developing students' creativity. Creative school climate and teacher self-efficacy are the main factors that can influence the development of student creativity. This study aims to determine the effect of teacher self-efficacy in mediating creative school climate and creativity fostering teacher behavior in elementary school students. The study was conducted on 118 elementary school teachers in Jabodetabek. The measuring instruments used in this study are CFTI Scales (Soh, 2000), R-SLEQ (Johnson et al., 2007), and I-TSES (Rahayu & Wangid, 2021). The results showed that there was full mediation in the relationship between creative school climate and creativity fostering teacher behavior mediated by teacher self-efficacy. This shows that creative school climate can creativity fostering teacher behavior when mediated by teacher self-efficacy. The implication of the study emphasizes that schools should establish a creative learning climate and teachers need to have good self-efficacy in order to develop students' creativity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puput Mariyati
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara traits dan teacher efficacy pada guru sekolah alam di jenjang pendidikan dasar. Pengukuran traits menggunakan alat ukur NEO-PI (McCrae & Costa, 2003) yang telah dimodifikasi oleh peneliti dan pengukuran teacher efficacy menggunakan alat ukur teacher efficacy scale (Tschannen-Moran, Woolfolk Hoy & Hoy‟s, 1998). Partisipan berjumlah 42 orang guru sekolah alam yang memiliki karakteristik telah mengajar minimal 1 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara trait neuroticism dan teacher efficacy (r = -.537; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi trait neuroticism guru sekolah alam, maka semakin rendah teacher efficacy yang dimilikinya. Hasil yang berbeda ditemukan pada korelasi antara trait extraversion, openness to experience, agreeableaness, conscientiousness dan teacher efficacy yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan (r = .402, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01 untuk trait extraversion; r = .464, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01 untuk trait openness to experience, r = .579, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01 untuk trait agreeableaness, r = .693, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01 untuk trait conscientiousness). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi trait extraversion, openness to experience, agreeableaness, dan conscientiousness guru sekolah alam, maka semakin tinggi pula dalam menampilkan teacher efficacy. Berdasarkan hasil tersebut, perlu dilakukan screening kepribadian ketika perekrutan guru sekolah alam. Selain itu, guru sekolah juga perlu diberi intervensi sejak dini untuk meningkatkan teacher efficacy.

Abstract
This research was conducted to find the correlation between nature traits and teacher efficacy in hatural schools teachers. Traits was measured using a modification instrument named NEO-PI (McCrae & Costa, 2003) and teacher efficacy was measured using a modification instrument named teacher efficacy scale (Tschannen-Moran, Woolfolk Hoy & Hoy‟s, 1998). The participants of this research are 42 teachers of natural schools who have teaching experince minimal one year. The main results of this research show that trait neuroticism negatively correlated significantly with teacher efficacy (r = -.537; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01). This is mean that higher trait neuroticism of natural school‟s teachers, so their teacher efficacy will be lower. But, another traits (extraversion, openness to experience, agreeableaness, conscientiousness) show that they are positively correlated significantly with teacher efficacy (r = .402, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01 for trait extraversion, r = .464, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01 for trait openness to experience, r = .579, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01 for trait agreeableaness, r = .693, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01 for trait conscientiousness). This is mean that higher trait extraversion, openness to experience, agreeableaness, conscientiousness of natural school‟s teachers, so their teacher efficacy will be higher too. Based on these results, natural school ought to held a personality screening in recruitment and give intervention, such as training or seminar to teachers that can increase teacher efficacy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Hasby
"Kompetensi sosial emosional merupakan salah satu kemampuan yang dibutuhkan oleh guru dalam menyiapkan siswa yang kompeten secara sosial emosional untuk menghadapi berbagai tantangan di abad 21. Dalam mengembangkan kompetensi sosial emosional pada guru, persepsi guru terhadap iklim sekolah dan tingkat efikasi diri guru menjadi faktor yang mendukung hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mencari efek mediasi yang dimiliki oleh efikasi diri guru terhadap hubungan antara persepsi iklim sekolah dan kompetensi sosial emosional guru. Partisipan pada penelitian ini berjumlah 493 guru sekolah dasar di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan alat ukur Social Emotional Competencies-Teacher Rating Scale untuk mengukur kompetensi sosial emosional guru, Revised-School Level Enviromental Questionnaire untuk mengukur persepsi iklim sekolah, dan Teachers’ Sense of Efficacy Scale versi bahasa Indonesia untuk mengukur efikasi diri guru. Analisis regresi Hayes dilakukan terhadap penelitian ini dan ditemukan bahwa terdapat mediasi parsial untuk variabel efikasi diri guru terhadap hubungan persepsi iklim sekolah dan kompetensi sosial emosional guru pada dimensi teacher-student relationships dan emotion regulation. Hasil temuan ini membuktikan bahwa persepsi positif guru terhadap iklim sekolah dan efikasi diri guru berperan dalam meningkatkan kompetensi sosial emosional pada guru sekolah dasar.

Social-emotional competence is one of the abilities required by teachers to prepare students who are socially and emotionally competent to face various challenges in the 21st century. In developing social-emotional competence in teachers, teachers' perceptions of the school climate and the level of teacher self-efficacy become factors that support this. This study aims to find the mediating effect of teacher self-efficacy on the relationship between perceptions of the school climate and the social-emotional competence of teachers. The participants in this study were 493 elementary school teachers in Indonesia. This research is quantitative in nature, using the Social Emotional Competencies-Teacher Rating Scale (SECTRS) to measure teachers' social-emotional competence, the Revised-School Level Environmental Questionnaire (R-SLEQ) to measure perceptions of the school climate, and the Teachers’ Sense of Efficacy Scale in the Indonesian language (I-TSES) to measure teacher self-efficacy. Regression analysis, specifically Hayes' method, was applied to this research, and it was found that there is partial mediation for the variable of teacher self-efficacy in the relationship between perceptions of the school climate and teachers' social-emotional competence in the dimensions of teacher-student relationships and emotion regulation. These findings demonstrate that positive perceptions of the school climate and teacher self-efficacy play a role in enhancing social-emotional competence in elementary school teachers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Reza Fahlevi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara teacher efficacy dan perencanaan instruksional pada guru sekolah dasar negeri yang ada di Jakarta. Pengukuran teacher efficacy menggunakan alat ukur Teacher’s Sense of Efficacy Scale (TSES) (Tschanen-Moran, Hoy & Hoy, 1998), dan pengukuran perencanaan instruksional menggunakan alat ukur yang dibuat berdasarkan teori perencanaan dan persiapan dari Cole dan Chan (1986). Partisipan penelitian ini berjumlah 57 orang guru sekolah dasar negeri di Jakarta.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara teacher efficacy dengan perencanaan instruksional pada guru sekolah dasar negeri di Jakarta (r = 0.387; p = 0.003, signifikan pada los 0.01). Artinya, semakin tinggi teacher efficacy yang dimiliki seorang guru, maka semakin tinggi pula perencanaan instruksionalnya. Selain itu, hasil tambahan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan mean skor teacher efficacy dan perencanaan instruksional berdasarkan data demografis partisipan.

The purpose of this research is to investigate the correlation between teacher efficacy and instructional planning among elementary school teachers in Jakarta. Teacher efficacy was measured using Teacher’s Sense of Efficacy Scale (TSES) (Tschanen-Moran, Hoy & Hoy, 1998), and instructional planning was measured using an instrument that being constructed based on Cole and Chan’s planning and preparation theory (1986). The participants of this research are 57 elementary school teachers in Jakarta.
The main result of this research shown that there is a positively significant correlation between teacher efficacy and instructional planning among elementary teachers in Jakarta (r = 0.387; p = 0.003, signicant at the 0.01 level). It means, the higher teacher’s efficacy, the higher on their instructional planning. As an additional result, this research shown that there is no differences in mean score teacher efficacy and instructional planning based on participant’s demographic data.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S44599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sony Setyanto Wibowo
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara teacher efficacy kepuasan kerja pada guru SD Negeri inklusi. Partisipan penelitian ini adalah guru SD Negeri inklusi yang berada di wilayah JABODETABEK sebanyak 77 orang. Kepuasan kerja diukur dengan menggunakan alat ukur yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan instrumen JSS (Job Satisfaction Survey) yang dikembangkan oleh Paul E. Spector (1985) yang terdiri atas sembilan aspek kepuasan kerja seperti gaji, kenaikan pangkat, atasan, imbalan, penghargaan, kondisi operasi kerja, Rekan kerja, pekerjaan itu sendiri dan komunikasi. Teacher efficacy diukur dengan menggunakan alat ukur yang dimodifikasi oleh Winafaisal (2010) berdasarkan instrumen OSTES (Ohio State Teacher Efficacy Sense) yang dikembangkan oleh Tschannen-Moran & Woolfolk Hoy (2001) dengan tiga dimensi yakni Efficacy in Student Engagement, Efficacy in Instructional Strategies dan Efficacy in Classroom.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dan teacher efficacy mengunakan teknik korelasi pearson (r = 0.249). Aspek nature of work pada kepuasan kerja juga memiliki korelasi positif dengan teacher efficacy (korelasi parsial = 0,336). Implikasi dari penelitian ini penting bagi pengembangan dunia pendidikan inklusi di Indonesia khususnya yang berkaitan dengan teacher efficacy dan kepuasan kerja bagi guru sekolah dasar negeri inklusi.

The purpose of this study is to find out whether there is any between teacher efficacy and job satisfaction among public inclusive elementary school teachers. Participants of this study are inclusive public elementary school teacher located around JABODETABEK. Job satisfaction was measured by instrument modified by researcher based on JSS (Job Satisfaction Survey) which originally developed by Paul E. Spector (1985) with nine aspect of job satisfaction (Pay, Promotion, Supervision, Fringe Benefit, Contingen reward, Operating condition, Co-worker, Nature of work and Communication). Teacher efficacy was measured by instrument modified by Winafaisal (2010) based on OSTES (Ohio State Teacher Efficacy Sense) originally developed by Tschannen-Moran & Woolfolk Hoy (2001) with three dimention (Efficacy in Student Engagement, Efficacy in Instructional Strategies and Efficacy in Classroom Management).
This current study shows that there is a significant correlation between job satisfaction and teacher efficacy using Pearson Correlation (r=0,249). The nature of work aspect in job satisfaction also has positive correlation with instructional engagement aspect in teacher efficacy (partial correlation= 0,336). This study has important implications for the development of inclusive education in Indonesia, particularly those related to teacher efficacy and job satisfaction for public inclusive elementary school teachers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Utama Pramasta
"ABSTRAK
Terdapat pengaruh dari hubungan yang terjalin dari guru dengan siswanya terhadap bagaimana seorang guru mempersepsikan dirinya berkaitan dengan fungsi kesuksesan dan kesehatannya dalam pekerjaannya di sekolah atau biasa disebut dengan teacher well-being. Namun dalam pengaruh tersebut terdapat kaitan yang menarik dengan jenis kelamin guru pada jenjang sekolah menengah. Untuk itu peneliti ingin untuk melihat apakah jenis kelamin guru memoderasi pengaruh dari hubungan guru-siswa terhadap teacher well-being pada guru sekolah menengah. Alat ukur yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Teacher Subjective Well-being Questionnaire (TSWQ) dan Student-Teacher Relationship Scale (STRS). Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 284 guru sekolah menengah yang terdiri dari guru laki laki dan perempuan. Hasil analisis statistik menggunakan macro PROCESS menyatakan hasil bahwa jenis kelamin memoderasi pengaruh dari hubungan guru-siswa terhadap teacher well-being (b3 = -0,272; t = -2,055; p = 0,041 [-0,533; -0,012]). Dengan demikian jenis kelamin pada guru memperkuat atau memperlemah pengaruh dari hubungan guru-siswa terhadap teacher well-being."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arnetta Auriella Ramadhani
"Sistem pembelajaran jarak jauh di masa pandemi COVID-19 menjadi tantangan bagi guru untuk mengajar secara efektif. Efektivitas guru penting untuk diperhatikan agar kualitas dan hasil pendidikan dapat terjaga. Efektivitas guru dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, dua diantaranya adalah kepribadian proaktif dan kecerdasan emosional. Penelitian ini dilakukan untuk menguji peran kepribadian proaktif dan kecerdasan emosional secara bersamaan terhadap efektivitas guru pada guru SMK saat masa pembelajaran jarak jauh di DKI Jakarta. Partisipan penelitian ini adalah 211 guru SMK (M-usia = 43 tahun) Penelitian ini menggunakan alat ukur Teacher Effectiveness Scale (Kyriakides, Campbell & Christofidou, 2002) untuk mengukur efektivitas guru, Proactive Personality Scale (Seibert, Crant & Kraimer, 1999) untuk mengukur kepribadian proaktif dan Trait Emotional Intelligence Questionnaire–Short Form (Petrides & Furnham, 2006) untuk mengukur kecerdasan emosional. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepribadian proaktif dan kecerdasan emosional memiliki pengaruh secara bersamaan yang positif dan signifikan terhadap efektivitas guru (F(2, 208) = 55.165, p < .001, R2 = .347). Hal ini menunjukan bahwa 34,7% varians dapat dijelaskan oleh kepribadian proaktif dan kecerdasan emosional.Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas guru.

Distance learning as an impact of COVID-19 pandemic becomes a challenge for teacher effectiveness. It is important to pay attention to the effectiveness of teachers so that the quality and results of education can be maintained. Teacher effectiveness can be influenced by various factors, two of which are proactive personality and emotional intelligence. This study was conducted to examine the role of proactive personality and emotional intelligence simultaneously on the effectiveness of teachers in vocational school teachers during the distance learning period in DKI Jakarta. The participants of this study were 211 SMK teachers (M-age = 43 years). This study uses the Teacher Effectiveness Scale (Kyriakides, Campbell & Christofidou, 2002) to measure teacher effectiveness, the Proactive Personality Scale (Seibert, Crant & Kraimer, 1999) to measure proactive personality and Trait Emotional Intelligence Questionnaire–Short Form (Petrides & Furnham , 2006) to measure emotional intelligence. The results of the analysis show that proactive personality and emotional intelligence have a positive and significant effect on teacher effectiveness (F(2, 208) = 55.165, p < .001, R2 = .347). This shows that 34.7% of the variance can be explained by proactive personality and emotional intelligence. The result of this study can be used to increase teacher effectiveness."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Handayani Putri
"Perubahan metode pembelajaran menjadi PTM kembali pasca pandemi COVID-19 menjadi tantangan guru dalam mengajar secara efektif di kelas. Efektivitas guru menjadi hal penting sebagai evaluasi guru di sekolah untuk memajukan prestasi siswanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peran efikasi diri guru dan kreativitas guru secara bersamaan terhadap efektivitas guru. Sebanyak 257 guru SMP/MTS yang mengajar di situasi PTM berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan alat ukur Teacher Effectiveness Scale untuk mengukur efektivitas guru (Kyriakides et al., 2002), lalu Teacher Self-efficacy Scale (TSES) untuk mengukur efikasi diri guru (Tshannen-Moran & Hoy, 2001) dan Runco Ideation Behavior Scale (RIBS) untuk mengukur kreativitas (Runco et al., 2001). Data penelitian dianalisis menggunakan teknik regresi linear berganda untuk menguji hipotesis penelitian. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat peran efikasi diri guru dan kreativitas guru secara bersamaan terhadap efektivitas guru selama PTM pasca pandemic sebesar 45.7%. Pada analisis tambahan ditemukan hubungan negatif antara usia dengan efektivitas guru. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak sekolah untuk membuat pelatihan untuk meningkatkan efikasi diri guru serta workshop untuk meningkatkan kreativitas.

Changing learning methods to PTM after pandemic COVID-19 situation is a challenge for teachers to teach effectively. Teacher effectiveness is important as an evaluation of teachers in schools to advance student achievement. This study aims to determine whether there is an influence of teacher self-efficacy and teacher creativity simultaneously on teacher effectiveness. A total of 257 SMP/MTS teachers in PTM situations participated in this study. This study uses the Teacher Effectiveness Scale to measure teacher effectiveness (Kyriakides et al., 2002), then the Teacher Self-efficacy Scale (TSES) to measure teacher self-efficacy (Tschannen-Moran & Hoy, 2001) and the Runco Ideation Behavior Scale (RIBS) to measure creativity (Runco et al., 2001). Research data were analyzed using multiple linear regression techniques to test the research hypothesis. This study found an effect of teacher self-efficacy and creativity simultaneously on teacher effectiveness of 45.7%. In the additional analysis, it was found a negative relationship was found between age and teacher effectiveness. The results of this study can provide benefits for schools to organize training to increase teacher self-efficacy as well as workshops to increase creativity"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Rahmadani
"Jumlah siswa berkebutuhan khusus yang belajar di kelas reguler semakin meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut membawa konsekuensi bagi guru dalam mananjemen kelas agar dapat memenuhi kebutuhan dan karakter siswa yang semakin beragam. Pada konteks pendidikan, fungsi kelas tidak hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga tempat siswa melatih kemampuan untuk menjadi anggota masyarakat yang baik. Faktor yang turut berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan inklusif adalah self efficacy yang guru miliki untuk mempraktikkan inklusif. Di sisi lain, manajemen kelas yang dilakukan guru dapat ditinjau sebagai suatu performa yang dipengaruhi oleh sejauh mana guru terlibat dalam pekerjaannya atau teacher engagement. Menggunakan replikasi model job demand resource, penelitian kuantitatif korelasional ini bertujuan untuk mengetahui apakah teacher engagement menjadi mediator dalam hubungan self efficacy dalam praktik inklusif dan manajemen kelas guru. Sebanyak 250 guru sekolah dasar inklusif se-DKI Jakarta mengisi mengisi kuesioner self report. Hasil menunjukkan bahwa self efficacy yang guru miliki untuk menerapkan pendidikan inklusif berperan sebagai personal resource. Analisis regresi Hayes menunjukkan bahwa teacher engagement secara signifikan berperan sebagai mediator. Hasil penelitian juga menunjukkan guru memiliki keyakinan yang rendah dalam hal kolaborasi, khususnya kolaborasi dengan pihak-pihak terkait yang mendukung pembelajaran, seperti psikolog, guru pendamping khusus, dan terutama orangtua.

The number of students with special needs who study in regular classes is increasing every year. It brings consequences for teachers in classroom management in order to meet the diverse needs and characteristics of students. The contributing factor to the successful of inclusive education is the self efficacy that teachers have for practicing inclusive education. On the other hand, classroom management by teachers can be viewed as a performance which is influenced by the extent to which teachers are involved in their work or teacher engagement. Using replication model of job demand resource, this quantitave correlational study aims to determine whether teacher engagement acts as mediator in the relationship of self efficacy in inclusive practice and classroom management. A total of 250 teachers of inclusive primary schools in DKI Jakarta fill out a self report questionnaire. The results show that self efficacy that teachers have for implementing inclusive education plays as a personal resource. Hayes regression analysis showed that teacher engagement significantly acts as mediator. The results also show teachers have low confidence in collaboration, especially collaboration with related parties, such as psychologists, special teachers, and especially parents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>