Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98684 dokumen yang sesuai dengan query
cover
An Nisaa Nur Citra Dien
"Kerjasama ayah dan ibu sebagai orangtua memiliki peran penting dalam memberikan stimulus yang optimal terhadap perkembangan anak. Namun, dalam kultur patriaki di Indonesia, seringkali terdapat pandangan yang memisahkan peran ayah dan ibu dalam pengasuhan. Ayah cenderung hanya berperan sebagai pencari nafkah, sementara tugas-tugas domestik termasuk pengasuhan anak lebih sering diberikan pada perempuan. Padahal, dalam berbagai penelitian keterlibatan ayah memiliki dampak positif tehadap perkembangan anak. Kondisi ini memicu peneliti untuk membuat intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak khususnya usia 3- 5 tahun. Program intervensi yang dilakukan adalah pelatihan fathering dengan metode participatory training dan mengacu pada teori three-steps change model yang dikemukakan oleh Lewin. Penelitian ini merupakan penelitian quasi-exeperimental dengan desain penelitian pretest-posttest nonequivalent group design. Pretest akan dilakukan sebelum pelatihan dimulai, sedangkan posttest dilakukan langsung setelah selesai pelatihan dan seminggu setelah pelatihan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan pelatihan fathering terhadap peningkatan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak usia 3- 5 tahun ditunjukkan dengan nilai uji signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05). Hasil intervensi ini dapat digunakan untuk mengembangakan modul pelatihan sejenis selanjutnya.

Collaboration between father and mother as parents has an important role in providing optimal stimulus for child development. However, in a patriarchal culture like in Indonesia, there is often a view that separates the role of father and mother in caring children. Fathers tend to only act as breadwinners, while domestic tasks including child care are more often given to women. In various studies, father involvement has a positive impact on children's development. This condition triggered researcher to make interventions aimed at increasing father involvement in parenting children especially those aged 3- 5 years. The intervention program carried out was fathering training with participatory training methods and referring to the three-step change model proposed by Lewin. This research is a quasi- experimental research with a pretest- posttest nonequivalent group design research design. The pretest will be conducted before the training begins, while the posttest will be conducted immediately after the training is finished and a week after the training. The conclusion of the results of this study is that there is a significant effect of fathering training on increasing father involvement in the care of children aged 3- 5 years indicated by a significance test value of 0,000 (<0.05). The results of this intervention can be used to develop the next type of training module."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sesmita Regar
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas metode math talk untuk
meningkatkan kemampuan numerasi pada anak usia 5-6 tahun. Desain penelitian
adalah nonrandomized pretest – posttest control group design pada 15 orang anak
PAUD AKI. Terdapat dua kelompok dalam penelitian ini yaitu kelompok kontrol
dan kelompok intervensi. Kelompok intervensi diberikan pengajaran sembilan
aspek numerasi. Analisis data secara kuantitatif dengan membandingkan
kemampuan numerasi kelompok intervensi dan kelompok kontrol serta analisis
kualitatif setiap aspek dan subjek kelompok intervensi. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan numerasi
kelompok intervensi yang menggunakan metode math talk dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Dengan demikian, metode ini diharapkan dapat membantu
guru dalam pembelajaran numerasi di dalam kelas.

ABSTRACT
The study is aimed to seek effectiveness math talk method for improving
numeracy ability 5-6 years children. Research desain was used nonrandomized
pretest – posttest control group for 15 PAUD AKI students. There are two group
in this study, control group and intervention group. Intervention group was taught
nine numeracy aspects with math talk method. Data were analyzed quantitatively
and qualitatively . Result of this study showed there was significance numeracy
ability in intervention group which used math talk method than control group. As
result, this method can help teacher teach numeracy lesson in class later., The study is aimed to seek effectiveness math talk method for improving
numeracy ability 5-6 years children. Research desain was used nonrandomized
pretest – posttest control group for 15 PAUD AKI students. There are two group
in this study, control group and intervention group. Intervention group was taught
nine numeracy aspects with math talk method. Data were analyzed quantitatively
and qualitatively . Result of this study showed there was significance numeracy
ability in intervention group which used math talk method than control group. As
result, this method can help teacher teach numeracy lesson in class later.]"
2015
T44159
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septia Kurniasari
"Persepsi positif atau negatif ibu tentang perkembangan sosial dan emosional anak berbeda-beda disetiap wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi ibu tentang perkembangan sosial dan emosional pada anak di PAUD. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 96 responden yang memiliki anak usia 3-5 tahun di PAUD di Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya, Depok dengan teknik purposive sampling. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 55,2% responden memiliki persepsi positif tentang perkembangan sosial dan emosional pada anak. Dengan demikian, persepsi ibu tentang perkembangan sosial dan emosional hampir seimbang karena selisih persentase persepsi positif dan negatif hanya 10,4%. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah mengidentifikasi hubungan karakteristik ibu dengan persepsi tentang perkembangan sosial dan emosional anak usia prasekolah di PAUD.

Mother's perception positive or negative about the child's social and emotional development is different in each region. The method used is a simple descriptive cross sectional approach. Data were collected using a questionnaire to the 96 respondents of children aged 3-5 years in early childhood in Abadijaya Village Sukmajaya Subdistrict, Depok of purposive sampling technique. The results showed that as many as 55.2% of respondents have a positive perception about the social and emotional development in children. Thereby, mother's perception almost balance because the difference percentage of positive and negative only 10,4%. Recommendations for futher research is to identify the relationship between mother characteristcs with perception about social and emotional development preschooler in early childhood.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neti Hartaty
"ABSTRAK
Kurangnya stimulasi akan berdampak pada keterlambatan perkembangan balita.
Keluarga memegang peranan penting dalam memberikan stimulasi sedini
mungkin agar mental, emosional, sosial dan kemandirian balita berkembang
secara optimal. Penelitian ini dirancang untuk mengidentifikasi arti dan makna dari
pengalaman keluarga dalam menstimulasi perkembangan balita. Desain penelitian yang
digunakan adalah fenomenologi deskriptif, menggunakan kriteria sampling purposive,
saturasi pada partisipan keenam. Analisa data menggunakan metode Collaizi.
Penelitian menghasilkan enam tema yaitu metode stimulasi, waktu stimulasi, sumber
peran dalam menstimulasi, perasaan dalam proses stimulasi, masalah pada sifat balita dan
anak lebih baik dari orangtua. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan stimulasi perkembangan balita oleh keluarga

ABSTRACT
The lack of stimulation will have an impact on the delay in development of
toddlers. Family plays an important role in providing stimulation as early as
possible so that mental, emotional, social and survival skills of toddlers would
develop optimally. This study was designed to identify the meaning and
significance of the family experience in stimulating the development of toddlers.
The research method used was descriptive phenomenological approach, using
purposeful or purposive sampling criteria of six participants. Data analysis used
Collaizi methods. The results produced six themes namely the method of
stimulation, stimulation time, resources role in stimulating, feeling the stimulation
process, the nature of the problem in toddlers and children better than their
parents. The results are expected to improve the ability of the family in
stimulating the development of their toddlers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia Wijawati
"Early Childhood Caries (ECC) adalah penyakit multifaktorial yang terdiri dari faktor etiologi, faktor demografi (usia, sosial ekonomi, tingkat pendidikan ibu) dan faktor perilaku (konsumsi makanan kariogenik, kebiasaan menyikat gigi, indeks plak, keluhan sakit gigi, dan kontrol ke dokter gigi). Penelitian ini mengguakan desain Cross Sectional dengan Uji Chi-Square. Hasil uji tersebut menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara usia, sosial ekonomi, tingkat pendidikan ibu, konsumsi makanan kariogenik, indeks plak, keluhan sakit gigi, dan kontrol ke dokter gigi terhadap ECC dengan (p<0,05). Akan tetapi, dalam penelitian ini hanya kebiasaan menyikat gigi yang tidak berhubungan bermakna dengan ECC (p>0,05).

Early Childhood Caries (ECC) is a multifactorial disease which factors are etiology factors, demographic factors (age, socioeconomic , mothers‟ level of education), and behavior factors (cariogenic diet, tooth brushing habit, plaque index, toothache complaints and dental visit). Cross sectional study with statiscal analysis using Chi- square showed that ages, socio-economic, mother‟s level of education, cariogenic diet, plaque index, dental visit, and toothache complaints have correlation with ECC (p<0,05). However, there are no correlation between tooth brushing habit with ECC (p>0,05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Sugih Hartini
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan intensi keterlibatan ayah dalam aktifitas pengasuhan anak di Kabupaten Garut melalui kegiatan pelatihan dengan menggunakan pendekatan participatory training. Alur pelatihan ini didasarkan pada teori three-steps-chane model yang dikemukakan oleh Lewin namun hanya dilaksanakan hingga tahap unfreezing karena keterbatasan waktu. Materi yang disampaikan dalam pelatihan ini didasarkan pada konstruk keterlibatan ayah dalam aktifitas pengasuhan anak yang dikemukakan oleh Lamb dimana menurutnya, keterlibatan ayah dalam aktifitas pengasuhan anak memiliki tiga dimensi, yaitu engagement, availability, dan responsibility. Pelatihan Fathering ini sendiri dilaksanakan pada tanggal 24 Desember 2012 dan diikuti oleh 12 peserta. Pengukuran intensi dilakukan pada saat sebelum dan sesudah pelatihan diberikan sehingga penelitian ini memiliki disain before-and-after study. Hasil penelitian diukur dengan menggunakan analisa t-test yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi perbandingan skor intensi keterlibatan ayah dalam aktifitas pengasuhan anak antara sebelum dan sesudah pelatihan adalah 0.006 (p<0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat intensi keterlibatan ayah di Kabupaten Garut dalam aktifitas pengasuhan anak antara sebelum dan sesudah pelatihan fathering diberikan.

ABSTRACT
The purpose of this study is to increase the intention of father involvement in Kabupaten Garut through a participatory training program. The steps of this training are based on the three-steps-change model, proposed by Lewin. Due to the time constrains, this training is only held up to the unfreezing stage. The presented material in this training is based on the construct of father involvement proposed by Lamb which has three dimensions: engagement, availability, and responsibility. This training was held on December 24, 2012 and attended by 12 participants. This research using the before and after study research design so that the level of father involvement intention was measured before and after the fathering training so. The result of measurement was compared using t-test analysis and showed that the significant level was 0.006 (p <0.05) which could be interpreted that there is a significant difference on the level of participants’ father involvement intention before and after the training."
2013
T33127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bhekti Setya Ningrum
"Anak usia dini perlu mendapat asupan nutrisi yang baik dan adekuat untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Salah satu upaya pemenuhan asupan nutrisi adalah melalui sarapan. Kebiasaan sarapan yang ditanamkan sejak anak dalam usia dini dapat mendukung pola pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Penelitian ini bertujuan menggambarkan kebiasaan sarapan pada anak usia dini yang berada di Pendidikan Anak Usia Dini Kelurahan Cijantung, Jakarta Timur. Desain penelitian ini adalah deskriptive dengan menggunakan sampel anak usia dini yang berada di Pendidikan Anak Usia Dini Cijantung Jakarta Timur dan berusia 3-5 tahun. Responden berjumlah 103 anak yang dipilih dengan teknik stratified random sampling. Instrumen yang digunakan adalah instrumen untuk menggambarkan kebiasaan sarapan pada anak usia dini yang dikembangkan sendiri. Hasil penelitian ini menggambarkan sebagian besar responden memiliki frekuensi sarapan 6-7 kali dalam seminggu, 62,1% responden menyatakan malas untuk sarapan, dan 82,5% waktu sarapan pada saat sebelum berangkat sekolah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya yang memiliki fokus kebiasaan sarapan anak usia dini.

Children in early childhood phase need a good and adequate intake of nutrition to support their growth and development. One way to fulfill the intake of nutrition is by giving them breakfast. Breakfast habits that is planted since early childhood phase can support the next pattern of children's growth and development. This study aimed to describe the breakfast habits of children in early childhood phase in Early Childhood Education at Cijantung District, East Jakarta. The design of this study was simple descriptive research design. The sample was children in early childhood phase in Early Childhood Education at Cijantung district East Jakarta whose aged 3 until 5 years old. The respondents used were chosen by stratified random sampling technique, were 103 in number. Instrument which developed by researcher was used to describe breakfast habits of early childhood. The result of this study showed that the majority respondents had breakfast 6-7 times in a week, 62,1% respondent did not have breakfast because of feeling lazy, and 82,5% respondent had breakfast before go to school. The result of this study can be used as a reference for the next study focusing on breakfast habits of children in early childhood phase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Arifiyaturrohmah
"ABSTRAK
Anak usia dini berada pada usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak. Karakter yang positif akan berpengaruh pada kemandirian, kemampuan untuk bekerjasama, dan kesadaran untuk bertanggung jawab. Lembaga PAUD menjadi salah satu upaya untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak usia dini. Dalam PAUD dengan metode pembelajaran BCCT (Beyond Center and Circle Time), ruang bermain anak yang memiliki tujuan pembelajaran tertentu sebagai pusat kegiatan bermain disebut dengan sentra. Melalui pengamatan pada studi kasus di dua PAUD, ditemukan bahwa sentra, sebagai lingkungan fisik ruang bermain anak akan mendukung pembangunan karakter melalui penataan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak. Aspek keruangan yang timbul dari penataan tersebut akan menstimulasi dan melatih sense of control anak terhadap lingkungan serta meningkatkan self-esteem anak. Keduanya penting dalam pembangunan karakter anak usia dini.

ABSTRACT
Children in early childhood are in the most important age in the development of the character and personality. Positive character will influence on the independence, cooperative behaviour, and awareness to be responsible. PAUD (ECD) is an institution that make an effort to optimalize the growth and development of early childhood. In PAUD with BCCT (Beyond Centres and Circle Time) learning method, children?s playroom is called sentra. Through the observation in case study at two PAUD institutions, it was found that sentra, as a physical environment of playing space for children, would support character development by it setting which is suitable with the children?s growth development. Space aspect that appeared from the setting would stimulate and train children?s sense of control towards the environment and increase children?s self-esteem. Both of them are important in the character development of early childhood."
2016
S64084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Shaliha
"Pada rentang usia 4-5 tahun, anak-anak berada pada tahapan pembaca pemula. Umumnya, anak-anak mulai diperkenalkan dengan dengan beragam kegiatan membaca, salah satunya kegiatan membaca buku di kelas. Pendekatan membacakan buku cerita oleh guru akan membantu mereka meningkatkan keterampilan kognitifnya dalam memahami cerita yang dibacakan sebelum memasuki tahapan pembaca mandiri. Meningkatkan keterampilan pemahaman cerita pada anak dapat mendukung mereka untuk menjadi pembaca yang baik sekaligus menumbuhkan minat terhadap buku. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pendekatan shared book reading (SBR) dan pemahaman anak terhadap cerita.  Penelitian ini menggunakan within subject desain dengan melakukan kontrol kondisi untuk membandingkan skor pemahaman anak terhadap cerita pada pre-test dan post-test atau pada masing-masing kondid yang diberikan. Kondisi pertama yaitu kondisi saat anak dibacakan cerita tanpa pendekatan shared book reading atau dengan pendekatan yang digunakan sehari-hari dan kondisi kedua saat anak dibacakan cerita menggunakan pendekatan shared book reading. Partisipan dalam penelitian ini adalah 4 orang guru dan 21 orang anak dengan rentang usia 4-5 tahun di Satuan PAUD Sejenis (SPS). Uji sign test dilakukan untuk menganalisa data kualitatif yag diperoleh mengenai pemahaman anak terhadap cerita pada. Terkait pendekatan SBR, penelitian ini juga memberikan pelatihan pada guru serta melakukan pengukuran terhadap keterampilan guru pada saat sebelum dan sesudah pemberian pelatihan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa terdapat peningkatan skor pemahaman anak terhadap cerita saat guru membacakan cerita dengan pendekatan shared book reading dengan nilai probabilitas < .05, yaitu .01. Hasil tersebut berbanding lurus dengan peningkatan skor keterampilan yang diperoleh guru setelah diberikan pelatihan pendekatan shared book reading yang ditampilkan di dalam grafik.

At age of 4-5 years old, children are at the stage of beginner readers. Generally, children are introduced to various reading activities, one of them is reading books in the classroom. Certain reading approach used by the teacher will help them improve their cognitive skills in understanding the stories that has been read, before entering the independent reader stage. Improving story comprehension skills in children can support them to become good readers while fostering their interest in books. This study aims to investigate the relationship between shared book reading (SBR) approach and children's story comprehension. This study used within group design by controlling condition to compare children's story comprehension score at pre-test and post-test or in each condition given. The first condition in this study was when children read stories without a shared book reading approach or with a daily approach and second condition is when children read stories using a shared book reading approach. Participants in this study were 4 teachers and 21 children aged 4-5 years old from an early childhood education unit or Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) which is categorized as Satuan PAUD Sejenis (SPS). A sign test was employed to analyze the quantitative data gained about children's story comprehension. Regarding the SBR approach, this study also provides training for teachers as well as measuring teacher's skills before and after training. The findings of this study indicated that there was an increase in children's story comprehension when teacher read the story with shared book reading approach by showing probability value of <.05, which is .01. These results were directly proportional to the increase in skills scores obtained by teachers after training in the shared book reading approach shown in the graph. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51754
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melani Rakhmi Mantu
"ABSTRAK
Latar belakang: Penting bagi orangtua untuk mengetahui apakah anaknya telah memiliki kesiapan dan kematangan masuk sekolah. Di Indonesia belum ada alat skrining yang mudah dan efisien untuk menilai kesiapan bersekolah seorang anak bagi dokter anak. Brigance Early Screen III merupakan alat skrining untuk mendeteksi gangguan perkembangan sekaligus menilai kesiapan memasuki dunia pendidikan  anak usia 3-5 tahun  yang terstandarisasi dan mudah digunakan ,tetapi belum diuji kesahihan interna dan keandalanya dalam bahasa Indonesia.
Tujuan: Menguji kesahihan interna dan keandalan kuesioner BRIGANCE Early Screen III bahasa Indonesia sebagai alat penapisan keterlambatan perkembangan dan kesiapan awal bersekolah anak usia 3-5 tahun
Metode: Penelitian potong lintang  pada 3 kelompok umur (3,4 dan 5 tahun) di Kelurahan Tanah Tinggi, Johar baru, Jakarta Pusat. Penelitian dibagi 2 tahap,  pertama (Januari-Februari 2019) merupakan adaptasi transkultural  dari bahasa Inggris ke Indonesia. Tahap kedua (Mei-Juni 2019) merupakan uji kesahihan dan keandalan kuesioner BRIGANCE  bahasa Indonesia dengan minimal 30 anak setiap kelompok umur, menggunakan metode consecutive non-random sampling. Uji kesahihan konstruksi dianalisis menggunakan Pearson correlation dan sahih jika nilai rho (r) > 0,3. Uji keandalan dinilai uji konsistensi internal yang dianalisis dengan menggunakan Alpha Cronbach's coefficient dengan nilai Cronbach's Alpha minimum 0,6.
Hasil: Uji kesahihan  interna menunjukkan beberapa butir pertanyaan yang tidak sahih pada kuesioner di semua kelompok usia disebabkan karena homogenitas jawaban, proses transkulturasi budaya dan bahasa serta jumlah subyek yang kurang banyak.  Hasil test dan re-test didapatkan korelasi tiap butir pertanyaan per-domain menunjukkan kesahihan baik dengan nilai r > 0,80. Kuesioner  usia 3 dan 5 tahun  menunjukkan keandalan baik (Cronbachs alpha 0,662 dan 0,712). Sedangkan kuesioner untuk kelompok usia 4 tahun tidak andal  Cronbachs alpha 0,452).
Kesimpulan: Kuesioner Brigance Early Screen III  usia 3 dan 5 tahun  telah teruji sahih dan andal dipergunakan sebagai alat deteksi gangguan  perkembangan dan penilaian awal  kesiapan anak bersekolah. Kuesioner  usia 4 tahun  yang tidak sahih dan tidak  andal  diperlu dilakukan peninjauan ulang periode adaptasi transkultural.

ABSTRACT
Background: It is important for parents to find out whether their child has school readiness In Indonesia there is no easy and efficient screening tool to assess  school readiness used by  pediatrician. Brigance Early Screen III is a screening tool to detect developmental disorders while assessing school  readiness which already standardized and easy-to-use  for children, but has not yet been tested for internal validity and reliability.
Aim: To find out the internal validity and reliability of the Indonesian language BRIGANCE Early Screen III questionnaire as a screening tool for developmental delays and  early assesment school readiness  for children aged 3-5 years.
Methods: A cross-sectional study in 3 age groups (3.4 and 5 years) in Tanah Tinggi, Johar Baru, Central Jakarta. The study was divided into two phases, first phase (January-February 2019) was a transcultural adaptation of English into Indonesian. The second phase  (May-June 2019) was the validity and reliability test of the Indonesian BRIGANCE questionnaire with a minimum of 30 children per age group, using the consecutive non random sampling method. The analyzed test  using Pearson correlation and valid if the value of rho (r) > 0.3. Reliability tests were assessed for internal consistency tests analyzed using Alpha Cronbach's coefficient with  minimum 0.6.
Results: The internal validity test  showed some  non valid questions in all off those groups. This can be due to the homogeneity of the answers, process of transculturation of culture and language, and insufficiency  number of subjects. Reliability of the Indonesian language Brigance Early Screen III questionnaire at ages 3 and 5 showed good reliability (Cronbachs alpha 0.662 and 0.712). Whereas for the age group of 4 years showed poor reliability (Cronbachs alpha 0.452). Correlation of each item per-domain questions generally showed good validity with a value of r> 0.80.
Conclusion: Brigance Early Screen III age 3 and 5 Indonesian language questionnaires proved to be valid and  reliable as a developmental screening  tool and early assessment for   school readiness. The  4-year questionnaire showed poor validity and reliability and need further re-assesment."
2019
T55565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>