Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121662 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cut Maghfirah Faisal
"ABSTRAK
Latar Belakang: Remaja yang ditinggal orangtuanya lebih rentan mengalami loneliness, karena ketidakhadiran sosok attachment utama dalam masa perkembangannya. Beberapa penelitian menemukan bahwa loneliness memiliki kaitan yang sangat erat dengan hubungan interpersonal. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu apakah Group Interpersonal Psychotherapy (IPT-G) dapat menurunkan loneliness pada remaja anak buruh migran yang ditinggal orangtuanya. Psikoterapi ini berfokus untuk membantu meningkatkan keterampilan interpersonal dan komunikasi para partisipan, sebagai cara untuk mengurangi loneliness.
Metode: Sebanyak delapan remaja anak buruh migran di wilayah Cilamaya Kulon, Karawang, yang berusia 13 hingga 15 tahun turut berpartisipasi dalam penelitian ini. Intervensi IPT-G terdiri atas satu sesi individual dan enam sesi kelompok. Instrumen pengukuran yang digunakan adalah De Jong Gierveld Loneliness Scale dan Social Anxiety Scale for Adolescents. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada saat pre-test, post-test, dan follow-up test. Penilaian kualitatif dari observasi dan wawancara juga dianalisis untuk mengetahui gambaran perubahan loneliness para partisipan di tiap sesi.
Hasil: Secara umum, skor individual dan skor rata-rata loneliness dan social anxiety para peserta mengalami penurunan secara berkala dari pre-test ke post-test dan follow-up test. Dari hasil observasi dan wawancara, peserta menunjukkan penurunan gejala loneliness dari sesi ke sesi. Mereka juga mempelajari dan dapat mempraktikkan solusi-solusi IPT dalam kehidupannya, seperti berkomunikasi secara terbuka dan mengubah ekspektasi menjadi lebih realistis.
Kesimpulan: IPT-G merupakan intervensi yang sederhana dan berguna untuk menurunkan loneliness pada remaja anak buruh migran yang ditinggal orangtuanya.

ABSTRACT
Background: Left-behind early adolescents have been known to be significantly loneliner than their counterparts due to absence of parents during their course of development. Furthermore, recent studies also found that loneliness was strongly correlated with interpersonal relationship. This study aimed to explore the effectiveness of Group Interpersonal Psychotherapy (IPT-G) to reduce loneliness among left-behind early adolescents. This psychotherapy focused on enhancing interpersonal and communication skill among the participants as tools to reduce loneliness.
Method: A total of eight left-behind early adolescents of migrant workers aged 13 to 15 in Cilamaya Kulon, Karawang, was participated in this study. IPT-G consisted of one individual session and six group sessions. The assesment tools used in this program are De Jong Gierveld Loneliness Scale and Social Anxiety Scale for Adolescents. The measurement was done three times: on pre-test, post-test, and one month follow up test. Qualitative measurements obtained from interview and observation during the program were also analysed to depict the change of loneliness condition among participants from session to session.
Result: Overall individual and mean score of loneliness and social anxiety among participants were progressively declining from pre-test to post-test and follow-up test. Based on observation and interview, all participants showed reduced symptoms of loneliness from session to session. They also learned and were able to implement IPT solutions, such as open communication and formulate more realistic expectation.
Conclusion: IPT-G is a simple yet useful intervention to reduce loneliness among left-behind early adolescents of migrant workers."
2018
T52534
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisatul Umami
"

Remaja yang ditinggal orangtuanya lebih rentan mengalami masalah emosional karena ketidakhadiran orangtua dalam masa perkembangannya. Beberapa penelitian menemukan bahwa masalah emosional memiliki kaitan yang sangat erat dengan hubungan interpersonal. Intervensi ini bertujuan untuk mencari tahu apakah Group Interpersonal Psychotherapy (IPT-G) dapat mengurangi masalah emosional pada remaja anak buruh migran yang ditinggal orangtuanya bekerja ke luar negeri. Intervensi ini berfokus untuk membantu meningkatkan keterampilan interpersonal dan komunikasi para partisipan, sebagai cara untuk mengurangi masalah emosional. Intervensi ini menggunakan desain one-group pretest-posttest dan dilakukan sebanyak enam sesi pertemuan. Partisipan dalam intervensi ini berjumlah delapan orang yang berusia 13-16 tahun dan merupakan anak pekerja migran di wilayah Cilamaya Kulon, Karawang. Instrumen pengukuran yang digunakan adalah Strength and Difficulties Questionaire (SDQ) untuk mengukur masalah emosional partisipan. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada saat pre-test, post-test, dan follow-up test. Penilaian kualitatif dari observasi dan wawancara juga dianalisis untuk mengetahui gambaran perubahan masalah emosional para partisipan di tiap sesi. Hasil intervensi ini menunjukkan skor individual dan skor rata-rata masalah emosional para partisipan mengalami penurunan secara berkala dari pre-test ke post-test. Pada sebagian partisipan skor follow-up meningkat dibandingkan skor saat post-test. Dari hasil observasi dan wawancara, partisipan juga menunjukkan penurunan gejala masalah emosional dari sesi ke sesi. Mereka juga mempelajari dan dapat mempraktikkan solusi-solusi IPT dalam kehidupannya, seperti berkomunikasi secara terbuka dan menjalin hubungan interpersonal yang lebih baik dengan orang terdekat. IPT-G merupakan intervensi yang dapat mengurangi masalah emosional pada remaja anak pekerja migran yang ditinggal orangtuanya ke luar negeri.

Kata Kunci: Masalah emosional, group interpersonal psychotherapy, remaja anak pekerja migran

 

 

 


Adolescents who were left behind by their parents are more susceptible to emotional problems because of the absence of parents during their developmental period. Some studies have found that emotional problems was correlated with interpersonal relationships. This intervention aimed to explore the Group Interpersonal Psychotherapy (IPT-G) to reduce emotional problems among left-behind adolescents. This intervention focused on improved interpersonal and communication skills among the participants as a way to reduced emotional problems. This intervention used a one-group pretest-posttest design and conducted six sessions. There were 8 participants in this intervention aged 13-15 in the Cilamaya Kulon, Karawang. The assessment tool was Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ). Measurement was done three times: pre-test, post-test, and follow-up test. Qualitative assessment obtained from observations and interviews was also conducted to describe the emotional problem changes of the participants in each session. The results of this intervention showed that individual scores and score of average emotional problem scores of participants decreased periodically from pre-test to post-test. In some participants, the follow-up score increased in comparison to the score at the post-test. IPT-G is an intervention that can be reduced emotional problems among left-behind adolescents.

 

Keywords: Emotional problem, interpersonal psychotherapy, left-behind adolescents

 

 

"
2019
T53264
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Athika Rani
"Remaja dituntut untuk dapat melakukan penyesuaian psikologis dengan baik agar dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi. Namun demikian, banyak remaja mengalami perasaan kesepian yang dapat berdampak negatif pada penyesuaian psikologisnya. Salah satu faktor protektif yang dapat melindungi remaja dari masalah penyesuaian psikologis adalah resiliensi yang terdiri dari resource dan vulnerability index. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran resiliensi sebagai moderator dalam hubungan antara loneliness dan penyesuaian psikologis remaja. Metode penelitin ini adalah kuantitatif dan cross-sectional. Terdapat 377 partisipan remaja berusia 12-18 tahun dalam penelitian ini. Loneliness diukur menggunakan instrumen de Jong Gierveld Loneliness Scale, resiliensi diukur dengan instrumen Resilience Scale for Children and Adolescent, dan penyesuaian psikologis diukur menggunakan instrumen Brief Adjustment Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resource index dari resiliensi secara signifikan berperan sebagai moderator yang melemahkan hubungan antara loneliness dan penyesuaian psikologis remaja. Hasil ini juga berimplikasi pada pentingnya intervensi yang dapat meningkatkan resiliensi yaitu resource index guna meningkatkan kesehatan mental remaja secara umum.

Adolescent are required to have a positive psychological adjustments in order to adapt to the various changes that occur in their life. However, many adolescents experience feelings of loneliness which can have a negative impact on their psychological adjustment. One of the protective factors that can protect adolescents from psychological adjustment problems is resilience which consists of resource and vulnerability indexes. This study aims to determine the role of resiliency as a moderator in the relationship between loneliness and adolescent psychological adjustment. This research method is quantitative and cross-sectional. There were 377 youth participants aged 12-18 years in this study. Loneliness was measured using the de Jong Gierveld Loneliness Scale instrument, resilience was measured with the Resilience Scale for Children and Adolescents instrument, and psychological adjustment was measured using the Brief Adjustment Scale instrument. The results showed that the resource index of resilience significantly acts as a moderator that weakens the relationship between loneliness and adolescent psychological adjustment. These results also have implications for the interventions that can increase resiliency, importanly, the resource index to improve adolescent mental health in general."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Handayani Putri
"Tujuan
Untuk mengetahui efektivitas pemberian suplemen antioksidan vitamin C dan E terhadap perbaikan sensitivitas kontras pada anak-anak penderita defisiensi vitamin A.
Subyek dan Metode
Penelitian uji klinis tersamar ganda pada anak usia 7-10 tahun di Nanggroe Aceh Darussalam. Subyek dengan kadar serum vitamin A rendah ( 0,35-0,70pmolll ) dan fungsi sensitivitas kontras abnormal ( <1,75 log unit ) diikutkan dalam penelitian ini. Pemberian suplemen vitamin dibagi atas dua kelompok, yaitu vitamin A 200.000 IU dan plasebo serta kelompok vitamin A 200,000 IU, vit.C 250mg dan vit.E 200 IU pada hari 1,2,14. Evaluasi kadar serum vitamin A dilakukan pada hari ke-21 dan sensitivitas kontras pad hari ke-8,9,14 dan 21.
Hasil :
Ditemukan sebanyak 48 (26,6%) anak dari 180 anak usia 7-10 tahun menderita defisiensi vitamin A dengan sensitivitas kontras abnormal. Peningkatan kadar serum vitamin A tidak menunjukkan perbedaan yang berbeda bermakna pada kedua kelompok (p=0.84), tapi perbaikan fungsi sensitivitas kontras lebih cepat dan tinggi ditunjukkan oleh subyek kelompok suplemen vit.A, C dan E pada hari ke-8 dan 14.
Kesimpulan :
Pemberian suplemen antioksidan secara bermakna meningkatkan kinerja vitamin A dalam memperbaiki fungsi sensitivitas kontras pada anak-anak penderita defisiensi vitamin A.

Purpose
To evaluate the effectiveness of vitamin A, C and E supplementations to the recovery of contrast sensitivity in children with vitamin A deficiency.
Material and methods
This research is double blind clinical study to 7-10 year old children in Nanggroe Aceh Darussalam. The subject are patients with low concentration of vitamin A serum ( 0,35-0,70µmoV1 ) and abnormal contrast sensitivity ( <1,75 log unit ). The vitamin supplementations were divided into two groups, e.g. vitamin A 200.000 IU with placebo and vitamin A 200.000 IU, vit.C 250mg and vit.E 200 IU, which were given on the 1S1 ,2nd and 14'h day . The vitamin A serum concentration was evaluated on the day 21st and evaluation of contrast sensitivity on 8u' , 9`h, 14th and 215` day.
Results
There were 48 (26,6% ) out of 180 7-10 year old children that suffered vitamin A deficiency with abnormal contrast sensitivity. There were no significant differenciess of vitamin A serum concentration between two groups (p=0,84), however there was faster and higher contrast sensitivity function recovery to the subject with vit.A,C and E supplementation on the 8th and 14'h day.
Conclusion
Multi vitamin (antioxidants ) supplementations was significantly improve the vitamin A function in recovering the contrast sensitivity on children with vitamin A deficiency.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T58441
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika
"Penanganan masalah nyeri secara non-farmakologi dengan terapi musik belum digunakan secara optimal di Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis dari berbagai sumber literatur mengenai manfaat terapi musik dan untuk membuat rekomendasi penelitian terkait standar operasional prosedur terapi musik terhadap penurunan nyeri setelah tindakan pembedahan. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan mengumpulkan artikel penelitian eksperimental terkait terapi musik pada anak usia 0-18 tahun. Desain penelitian ini yaitu dengan melakukan pencarian artikel menggunakan Dalam penelitian ini didapatkan 8 artikel yang dianalisis sesuai dengan kriteria inklusi yaitu 1) artikel jurnal dengan penelitian eksperimental terkait terapi musik untuk penanganan nyeri setelah pembedahan pada anak, 2) literatur berbahasa Inggris, dan 3) literatur yang dipublikasikan dalam periode 10 tahun terakhir. Kriteria eksklusi yaitu jika literatur yang diterbitkan dalam tidak lengkap hanya berupa abstrak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa terapi musik efektif sebagai penatalaksanaan nyeri setelah tindakan pembedahan serta telah dibuat rekomendasi standar operasional prosedur terkait terapi musik pada anak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk perawat dalam penanganan nyeri secara non-farmakologi pada anak setelah pembedahan dengan penerapan terapi musik.

Non-pharmacological therapy for pain with music has not been used optimally in Indonesia. The aim of this study was to analyze from various sources of literature on the benefits of music therapy and to make research recommendations related to the operational standard of music therapy procedures for pain after surgery. The method used in this study was literature review by collected experimental research related to music therapy in children aged 0-18 years. The design of this study was to collect article using the ProQuest, Scopus, ScienceDirect, and Sage Journal databases. In this study, 2917 research articles were obtained with the keywords "children", "music therapy", "pain", "pediatrics", "post-surgery", "post-surgery". Then 8 articles were analyzed with inclusion criteria 1) articles with experimental research related to music therapy for reduce pain after surgery in children, 2) English-language literature, and 3) literature that can be used in the last 10 years. The exclusion criteria in this study is that if the literature published in the database is incomplete it only contains abstracts. Based on studies conducted, that music therapy is effective as pain management after surgery and standard operating procedure recommendation has been made for children in this study. The results is expected to be useful for nurses to application of music therapy for pain management after surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zunelda
"Kegiatan posyandu bertujuan memantau pertumbuhan balita dengan indikator pencapaian adalah cakupan penimbangan balita (D/S). Pencapaian D/S tahun 2011 di Kota Padang terendah pada Puskesmas Nanggalo 42,7% dan tertinggi pada Puskesmas Ambacang 96,7%. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan faktor kader dan sarana posyandu dengan cakupan penimbangan di posyandu dua puskesmas Kota Padang tahun 2012. Desain penelitian adalah cross sectional.
Hasil penelitian rata ? rata D/S tahun 2012 puskesmas 66,01 % dengan proporsi cakupan tinggi 52,4 %. Pendidikan, lama kerja, pengetahuan, pelatihan, persepsi, jumlah kader dan sarana posyandu berhubungan bermakna dengan cakupan penimbangan balita. Perlu pelatihan kader, penambahan jumlah kader dan sarana posyandu.

Posyandu activities aimed at monitoring the growth of underfive children with indicators of achievement is the scope of child's weight (D/ S). Achievement of D / S of Padang in 2011, Nanggalo 42.7% and Ambacang 96.7%. Research purposes to determine the correlation between the cadres and the facilities posyandu to coverage of weighing in posyandu Padang City in 2012. The study design was cross-sectional.
The results the average D/ S in 2012 66,01% and propostion hight coverage of weighing 52,4 %. Education, Length of work, knowledge, training, perception, number of cadres and facilities posyandu significantly associated with coverage of weighting underfive children. Need training of cadres and increasing the number of cadres and facility.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sally Carolina,
"Self-esteem merupakan salah satu penentu dari perkembangan konsep diri seseorang yang dimulai pada masa anak-anak. Orang tua sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan self-esteem anak memiliki berbagai gagasan mengenai pola asuh yang salah satunya dipengaruhi oleh budaya. Tesis ini membahas bagaimana pengaruh dari parental beliefs orang tua dengan suku Batak Toba yang dilihat dari dimensi child-rearing beliefs, attributes of intelligence, dan educational objectives terhadap self-esteem anak. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif dan noneksperimen. Alat ukur yang digunakan adalah Parental Belief Questionnaire dan Rosenberg Self-Esteem Scale. Jumlah partisipan yang diikutkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 80 partisipan yang terdiri atas orang tua dan anak yang berada pada kelas 3, 4, dan 5 SD. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda antara dimensi yang ada pada parental beliefs terhadap self-esteem. Hasil didapatkan terlihat tidak adanya pengaruh yang signifikan pada parental beliefs terhadap self-esteem. Akan tetapi, pada saat dilakukan analisis berdasarkan jenis kelamin anak, didapatkan adanya pengaruh yang signifikan.

Self-esteem is one factor that determine the self-concept development that began in childhood. Parents as one of the factors that can influence the development of children`s self-esteem have various ideas about parenting, one of which is influenced by culture. This research discusses the influence of parents parental beliefs with Toba Batak tribes to children`s self-esteem. The parental beliefs in this research consists of three dimensions, that is child rearing beliefs, attribution of intelligence, and educational objectives. The study was conducted in Toba-Samosir District, North Sumatra. The type of research conducted is quantitative and non-experimental. The instruments of this research are Parental Belief Questionnaire and Rosenberg Self-Esteem Scale. Number of participants are 80 participants, which is consist of parents with their children who are in grades 3, 4 and 5 of elementary school. The analysis used is multiple regression analysis between dimensions that exist in parental beliefs against self-esteem. The results show no significant effect on parental beliefs to self-esteem. However, at the time of analysis based on the sex of the child, there was a significant influence."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53422
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sumardi
"Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Laporan kasus ini bertujuan untuk melihat manfaat terapi kognitif dan terapi psikoedukasi keluarga terhadap peningkatan kemampuan klien dan keluarga serta penurunan tanda dan gejala harga diri rendah pada enam klien laki-laki berusia dewasa melalui pendekatan case series. Pada tiga klien diberikan tindakan keperawatan ners dan terapi kognitif serta pada tiga klien lainnya diberikan tindakan keperawatan ners, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga. Hasil penerapan pada kelompok klien dengan tindakan keperawatan ners dan terapi kognitif menunjukkan penurunan tanda dan gejala harga diri rendah pada aspek kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial serta terjadi peningkatan harga diri klien dan kemampuan keluarga setelah dikombinasikan dengan terapi psikoedukasi keluarga. Kedua terapi ini direkomendasikan dilakukan bersamaan pada klien harga diri rendah, karena dukungan keluarga memberikan kontribusi pada kemampuan klien mengatasi masalahnya. Penelitian selanjutnya diperlukan untuk melihat efektivitas terapi kognitif dan terapi psikoedukasi keluarga pada harga diri rendah dengan penelitian intervensi.

Low self esteem is a feeling of worthless, meaningless and prolonged self esteem due to a negative evaluation of self and self ability. This case report aims to look at the benefits of cognitive therapy and family psychoeducation therapy on improving client and family abilities and decreasing signs and symptoms of low self esteem in six adult male clients through a case series approach. On three clients were given nursing actions ners and cognitive therapy as well as on three other clients were given nursing actions ners, cognitive therapy and family psychoeducation. The results of applying to the client group with nursing actions and cognitive therapy showed decreased signs and symptoms of low self esteem on cognitive, affective, physiological, behavioral and social aspects as well as increased self esteem of clients and family ability after combined with family psycho education therapy. Both of these therapies are recommended to be performed simultaneously on low self esteem clients, as family support contributes to the client 39 s ability to resolve the problem. Further research is needed to see the effectiveness of cognitive therapy and family psychoeducation therapy on low self esteem with intervention research.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Atik Puji Rahayu
"ABSTRAK
Cognitive Behavior Therapy CBT merupakan terapi yang membantu individu merubah cara berpikir dan perilakunya. Terapi ini berfokus pada masalah hear and now serta kesulitan yang dihadapi klien. Tujuan dari pemberian CBT pada klien risiko perilaku kekerasan adalah mengurangi tanda gejala dan meningkatkan kemampuan klien dalam mengontrol risiko perilaku kekerasan. Klien dengan perilaku kekerasan merupakan cerminan ketidakmampuan klien dalam mengekspresikan emosi marah secara konstruktif. Tujuan penulisan studi kasus ini adalah membandingkan penerapan CBT pada klien dengan risiko perilaku kekerasan di ruang akut dan ruang stabilisasi. Hasil perbandingan penerapan CBT di ruang akut dan ruang stabilisasi menunjukkan adanya perbedaan hasil penerapan CBT terutama karena perbedaan kondisi klien, lingkungan dan lama masa rawat serta didapatkan bahwa CBT dapat menurunkan tanda dan gejala perilaku kekerasan dan peningkatan kemampuan koping adaptif dalam menghadapi peristiwa yang menimbulkan perilaku kekerasan.

ABSTRACT
Cognitive Behavior Therapy CBT is a therapy to assist individuals to change their ways of thinking and behavior. This therapy focuses on the problems here and now and the difficulties encountered. The objective of CBT to provide clients with risk of violent behavior to reduce symptoms and improve the client 39 s ability to control the risk of violent behavior. Violent behavior in client are reflection of client 39 s inability to express the emotions of anger constructively. The purpose of writing this case report is to compare the application of CBT to clients with the risk of violent behavior in acute and stabilitation room. The result of comparison of CBT implementation in acute and stabilitation room shows the difference of result of CBT implementation mainly because of difference of client condition, environment and length of stay and the results of cognitive behaviour therapy can reduce the signs and symptoms of violent behavio and enhancement of adaptive coping in the face of events that promote violent behavior. "
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Husnul Hotima
"Gizi kurang menjadi salah satu masalah kesehatan yang sering ditemukan di wilayah perkotaan yang disebabkan karena faktor sosial ekonomi, lingkungan dan pengetahuan ibu. Balita merupakan salah satu kelompok usia yang rentan mengalami masalah gizi. Karya Ilmiah Akhir Ners ini menggambarkan asuhan keperawatan keluarga dengan balita yang memiliki masalah ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh. Implementasi unggulan yang telah dilakukan yaitu edukasi gizi seimbang tinggi energi dan tinggi protein selama 3 minggu dan dilakukan kunjungan 4 kali dalam satu minggu. Edukasi diet tinggi energi dan tinggi protein ini dimana menjelaskan bahwa dalam 1 kali pemberian makan mengandung energi dan protein di atas kebutuhan normal. Evaluasi yang didapatkan yaitu meningkatnya kepatuhan dalam memberikan makan tinggi energi dan protein secara konsisten memberikan sumber protein tinggi (susu, telur, daging) dan adanya peningkatan berat badan anak sebanyak 500 gram dari 9 kg menjadi 9,5 kg. Intervensi edukasi gizi seimbang tinggi protein dan energi dapat meningkatkan berat badan anak. Peningkatan pengetahuan ibu dalam penyusunan menu makanan anak sesuai dengan tinggi energi dan tinggi protein untuk balita gizi kurang perlu ditingkatkan agar mendapatkan peningkatan berat badan lebih signifikan.

Malnutrition is one of the health problems that are often found in urban areas caused by socioeconomic, environmental and maternal knowledge factors. Toddlers are one of the age groups that are prone to nutritional problems. This Ners' Final Scientific Work describes the nursing care of families with toddlers who have nutritional imbalance problems from the needs of the body. Featured implementation that have been carried out is education of balanced nutrition high in energy and high in protein for 3 weeks and visits 4 times in one week. This high-energy and high-protein diet education explains that in 1 feeding contains energy and protein above normal needs. The evaluation obtained was an increase in compliance in providing high-energy and protein foods consistently providing high protein sources (milk, eggs, meat) and an increase in children's body weight by 500 grams from 9 kg to 9.5 kg. The intervention in balanced-nutrition education high in protein and energy can increase children's weight. Increasing maternal knowledge in the preparation of children's food menus in accordance with high energy and high protein for undernourished toddlers needs to be improved in order to get a more significant weight increase."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>