Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175490 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Putri Abellysa
"ABSTRACT
Latar belakang: Penggunaan media massa yang tidak luput dari kehidupan sehari-hari telah menjadi salah satu sumber untuk menyebarkan informasi mengenai perawatan ortodonti. Namun Informasi yang tersebar tersebut belum dapat meningkatkan kesadaran perawatan ortodonti terbukti dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan masih tingginya prevalensi maloklusi di Indonesia yaitu 80%. Tujuan: Mengetahui hubungan antara media massa dengan kesadaran perawatan ortodonti pada ibu-ibu kader posyandu di Kelurahan Johar Baru, Jakarta Pusat. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain potong lintang dengan menggunakan 67 subjek ibu-ibu kader Posyandu. Penelitian ini dianalisis menggunakan Chi-Square. Hasil: Proporsi penggunaan media massa sebesar 100% pada ibu-ibu kader posyandu, dengan tingkat penggunaan media massa berada pada tingkat sedang (38,8%) begitu pula dengan tingkat kesadaran perawatan ortodonti berada pada tingkat sedang (37,3%). Terdapat perbedaan bermakna antara penggunaan media massa dengan kesadaran perawatan ortodonti dengan nilai p = 0,007. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara penggunaan media massa dengan kesadaran perawatan ortodonti pada ibu-ibu kader posyandu di Kelurahan Johar Baru Jakarta Pusat.

ABSTRACT
Background: The consumption of mass media in our daily life has become one of the sources in disseminating information about orthodontic treatments. However, it is not effective enough to spread information about the importance of orthodontic treatments as the previous research indicates the prevalence of malocclusion in Indonesia is still high, which is around 80%. Objectives: To analyse the relationship between mass media and the awareness of orthodontic treatments towards female cadres in Posyandu Kelurahan Johar Baru in Central Jakarta. Methods: This is an analytical research using cross sectional design with the subjects of 67 female cadres in Posyandu Kelurahan Johar Baru, Central Jakarta. This study was analyzed using Chi-Square test. Result: The proportion of mass media usage by female cadres was 100%, with a moderate level of mass media usage (38,8%) and also a moderate level of awareness of orthodontic treatments (37,3%). There was significant difference between mass media and the awareness of orthodontic treatments which resulted in p-value = 0,007. Conclusion: There was a relationship between mass media and the awareness of orthodontic treatments on female cadres in Posyandu Kelurahan Johar Baru, Central Jakarta."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Mudhia Yusuf
"ABSTRACT
Latar belakang: Pengetahuan orang tua tentang maloklusi yang salah satu sumber informasinya media massa dapat mempengaruhi keputusan orang tua untuk menentukan perawatan ortodontik bagi anak. Namun, hubungan antara tingkat penggunaan media massa dan pengetahuan tentang maloklusi belum diketahui. Tujuan: Menganalisis hubungan media massa terhadap pengetahuan tentang maloklusi pada ibu-ibu kader posyandu Kelurahan Johar Baru Jakarta Pusat. Metode: Desain penelitian adalah cross sectional, subjek penelitian berjumlah 67 orang ibu-ibu kader posyandu Kelurahan Johar Baru dilakukan, pengambilan data dengan pengisian kuesioner. Hubungan antarvariabel dianalisis dengan Uji Chi-Square. Hasil: Tingkat penggunaan media massa yang paling tinggi adalah penggunaan sedang cenderung rendah (67,2%) dan tingkat pengetahuan tentang maloklusi yang paling tinggi adalah pengetahuan tinggi (74,6%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat penggunaan media massa dan tingkat pengetahuan tentang maloklusi (p=0,123). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara penggunaan media massa dengan tingkat pengetahuan maloklusi pada ibu-ibu kader posyandu di Kelurahan Johar Baru, Jakarta Pusat.

ABSTRACT
Background: Parental knowledge about malocclusion which is one of the sources of mass media information can influence parents' decision to determine orthodontic treatment for children. However, the relationship between the level of mass media use and knowledge of malocclusion is unknown. Objective: To analyze the relationship of the mass media to knowledge about malocclusion in Posyandu cadres from Central Jakarta Johar Baru Village. Methods: The study design was cross sectional, the research subjects were 67 mothers of posyandu cadres from Johar Baru Kelurahan, data were collected by filling out questionnaires. Intervariable relationships were analyzed by Chi-Square Test. Results: The highest level of use of mass media is medium use tends to be low (67.2%) and the highest level of knowledge about malocclusion is high knowledge (74.6%). There was no significant relationship between the level of mass media use and the level of knowledge about malocclusion (p = 0.123). Conclusion: There is no relationship between the use of mass media with the level of knowledge of malocclusion among Posyandu cadres in Johar Baru Village, Central Jakarta."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sawqi Muttaqi
"ABSTRAK
Seorang presiden perlu melakukan tindakan membangun dan menjaga hubungan dengan media seperti jurnalis, pemimpin redaksi, dan pemilik media. Hubungan tersebut tidak hanya dilaksanakan oleh staf kepresidenan atau staf humas Presiden, tetapi dari Presiden sendiri juga harus ikut terlibat secara personal dengan para awak media. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menggambarkan tindakan Presiden Jokowi menjalin hubungan dengan para awak media dari semenjak beliau menjabat sebagai Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta, dan menjadi Presiden RI ke-7 hingga tulisan ini dibuat. Hal yang ditemukan dalam penulisan ini, bahwa hubungan Jokowi dengan media sangat dekat dengan dibuktikan bahwa yang bersangkutan mendapat label media darling dari kalangan media sendiri yang dianugrahkan pada Hari Dewan Pers Nasional tahun 2014. Selain itu, Jokowi juga melaksanakan berbagai program media relations sesuai dengan metode media relation menurut Michael Bland, Alison Theaker, dan David Wrag.
Kesimpulan yang didapatkan adalah adanya perubahan strategi media relations Presiden Jokowi dari menjadi seorang Walikota hingga menjadi Presiden RI ke-7. Hal yang perlu diingat dalam membangun hubungan dengan para media membutuhkan usaha dan proses yang cukup besar dan lama.

ABSTRACT
A president needs to take action in order to build and maintaining relationships with the media, such as a journalist, editor, and media owners. The relationship is not only carried out by the presidential staff or public relations staff of the President, but the President himself should also be involved personally with the media crew. The purpose of this paper is to describe Jokowi?s action in maintaining a relationship with the media crew, since he served as mayor of Solo, Jakarta Governor, and ultimately, became the seventh President until now. It is found in this article, regarding the relationship between Jokowi and the media in the form of a label obtained by Jokowi as a media darling. The ?media darling? label Jokowi got from media crew in National Press Council Day in 2014. Then any changes since the Jokowi media relations strategy of becoming Mayor of Solo to become President 7th. In addition, in this article it will be discussed about how to implement various Jokowi?s media relations programs in accordance with the method according to Michael Bland, Alison Theaker, and David Wrag.
The conclusion obtained is that there are some changes in the form of President Jokowi media relations strategy from the beginning he as mayor until he became the seventh President of Indonesia. Another thing to make sure that in building relationships with the media requires great effort and a fair amount of time.
"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Jane T.
"Kekerasan sosial saat ini semakin banyak terjadi di Indonesia. Kekerasan sosial seperti konflik antar agama dan demonstrasi yang berujung pada anarkisme banyak disiarkan oleh media karena memiliki nilai berita yang tinggi. Di makalah ini, penulis melakukan analisis studi literatur berdasarkan konsep The Five Types of Communicative Power yang dikemukakan oleh McQuail bahwa media massa tidak sekedar berperan sebagai pihak yang meliput dan menyiarkan kekerasan sosial. Media massa juga memiliki peran dalam menyulut kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan menyadarkan masyarakat akan pentingnya “melek media” (media literacy) karena apa yang disampaikan oleh media tidak selalu sesuai dengan realitas sosial. Selain itu, penulis melihat sisi positif bahwa media dapat berperan sebagai penengah dan pencari solusi atas berbagai tindakan kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia.

Nowadays, social violence happens frequently in Indonesia. Social violence, such as conflict between different religion or anarchist mass demonstration, excessively broadcast by the mass media because of its news value. In this paper, writer did a literature study analysis based on The Five Types of Communicative Power concept by McQuail. Mass media is not only do the cover and broadcast social violence that happen but also involve in provoke the social violence in Indonesia. This writing aims is to create awareness about the importance of media literacy. The information told by the media is not always same as the reality. Moreover, there is positive opportunities that mass media can be rolled as the mediator and problem solver for the social violence that happen in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Andre Managam Steven
"Jurnal ini membahas mengenai representasi imaji tubuh perempuan di dalam media massa. Saat ini, media massa telah menciptakan sebuah standar, untuk menentukan imaji atau bentuk tubuh yang ideal bagi perempuan. Hal tersebut kemudian secara terus-menerus direpresentasikan oleh mereka sehingga, terdapat kecenderungan oleh perempuan-perempuan masa kini, untuk mengikuti standar imaji tubuh, ciptaan media massa tersebut. Kecenderungan perilaku ini termasuk ke dalam modus ‘to have’ dalam To Have or To Be di mana di dalamnya ditegaskan bahwa, dengan terjadinya perilaku tersebut maka, perempuan-perempuan masa kini, telah dihantarkan untuk mengkonsumsi kehampaan dan tidak lebih dari sekedar korban media massa.

The focus of this journal is to discusses the representation of female body image in the mass media. Nowadays, mass media has created a standard to deciding the ideal female body image. Then, that standard represented by mass media continualy. Because of that, there is a willingness from females in this day, to follow the standar of mass media body image. This willingness becomes one of ‘to have’ mode in To Have or To Be. When that willingness happens, To Have or To Be explicitly said that all of that female have delivered to consume the emptiness and not more as a mass media victim.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Safrin
"Penelitian ini menggunakan pendekatan "Pembentukan Persepsi Mengenai Realitas Sosial oleh Media Massa" Asumsi dasar dari pendekatan ini ialah bahwa media massa memiliki peranan yang sangat besar dalam mempengaruhi khalayaknya. Namun demikian pembentukan persepsi itu tidak semata mata disebabkan oleh terpaan media massa Pengalaman seseorang dengan suatu realitas sosial, serta aktivitas komunikasi interpersonal tentang realitas dalam kehidupan sehari-hari, bisa membentuk persepsi pada realitas tersebut.
Bertitik tolak dari kondisi di atas, dalam penelitian ini ketiga variabel di atas akan dianalisis dalam kaitan dengan pembentukan persepsi pada realitas sosial. Variabel penggunaan media dikembangkan denngan memasukkan beberapa indikator seperti eksposur berita kriminalitas surat kabar non Pos Kota, eksposur berita kriminalitas Pos Kota, eksposur berita kriminalitas televisi dan majalah. Adapun 'realitas sosial" yang menjadi perhatian dalam penelitian ini ialah "realitas kriminalitas" dengan indikatornya yaitu pencurian, pencopetan, perampokan/pornografi, dan pembunuhan. Pembentukan persepsi diukur dengan menggunakan dua indikator yaitu rawan dan tidak rawan. Sedangkan lokasi penelitian dipilih dua kelurahan di wilayah Jakarta Pusat yang memiliki tingkat kriminalitas tinggi dan rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan persepsi itu dipengaruhi oleh eksposur terhadap berita kriminalitas pada surat kabar yang memiliki isi spesifik tentang kriminalitas seperti Pos Kota dan daerah tempat tinggal khalayak. Hal mi terlihat pada khalayak yang membaca berita kriminal Pos Kota dan tinggal di wilayah yang tingkat kriminalitasnya rendah, pembentukan persepsi mereka berhubungan dengan membaca Pos Kota tersebut. Sedangkan bagi khalayak yang tinggal di wilayah tingkat kriminalitas tinggi, pembentukan persepsi mereka tidak berhubungan dengan media tersebut, meskipun khalayak ini iuga membaca berita kriminalitas dari surat kabar Pos Kota."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aceng Abdullah
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000
302.23 ACE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Eliana
"Lingkungan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Kerusakan lingkungan hidup akan berdampak negatif terhadap kualitas hidup. Saat ini, baik di tingkat global maupun nasional, isu mengenai lingkungan hidup telah sering didiskusikan. Indonesia juga mengalami kerusakan lingkungan yang serius. Hal ini terjadi karena rendahnya kepedulian masyarakat untuk menjaga lingkungan. Media massa berpotensi untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap isu lingkungan dengan kekuatan agenda setting yang dimiliknya. Sayangnya isu lingkungan hidup belum maksimal diliput oleh media massa. Salah satu penyebabnya adalah karena adanya ketidakharmonisan hubungan antarstakeholder sehingga jurnalis lingkungan mengalami banyak hambatan dalam mengangkat isu lingkungan ke media massa. Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah studi literartur. Makalah ini akan membahas bagaimana upaya jurnalis lingkungan agar dapat mengangkat isu lingkungan ke dalam agenda media massa. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan jurnalis lingkungan dalam hal ini yaitu 1) Kemasan isu lingkungan 2) Kecakapan awak media dalam pemberitaan isu lingkungan 3) Strategi diplomatis dalam pemberitaan isu lingkungan.

Environment is a very essential thing in human life. The environmental damages give negative impacts to the quality of life. Nowadays, environmental issues are frequently discussed in global or national level. Indonesia faces serious environmental damages. This happen because society pay less attention to protect surrounding. Mass media play very important role in increasing awareness of society, through its agenda setting, to preserve environment. Unfortunately media coverage on environment issues is still lacking. One of the reasons is because there's relationship disharmony among environment stakeholders, which hinder environmental journalists to prioritize environmental issues in media. This paper will discuss about the strategy on how environmental journalists promote environmental issues through agenda setting. There are several ways environmental journalists could do in order to achieve that goal 1) The packaging of environmental issues 2) Journalists ability in reporting the issues 3) Diplomatic strategy in reporting environmental issues. Literature review method is used to gather informations in this paper.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Biagi, Shirley
Australia: Cengage Learning, 2015
302.23 BIA m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Biagi, Shirley
Australia: Wadsworth and Cengage Learning, 2012
302.23 BIA m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>