Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42675 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahyani Radhiani Fitri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ciri-ciri orang tua yang amanah serta perbedaan antara ayah dan ibu yang amanah. Subjek penelitian adalah 444 pelajar SMA dan mahasiswa di Pekanbaru, Riau yang mendapatkan kuesioner dengan pertanyaan terbuka yang dimodifikasi dari kuesioner Kim (2009). Analisis data penelitian menggunakan kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan indigenous psychology, yaitu pendekatan yang dilihat dari sudut pandang budaya lokal, yang memungkinkan untuk melihat setiap fenomena berdasarkan konteks terkait. Analisis data dilakukan dengan mengkategorisasikan jawaban subjek berdasarkan persamaan tema, kemudian dilakukan tabulasi silang berdasarkan frekuensi respon dalam kelompok kategori. Hasil penelitian menemukan bahwa ada empat kategori ciri-ciri ayah dan ibu yang amanah yaitu (1) peran, (2) karakter, (3) integritas, dan (4) benevoleance. Peran merupakan kemampuan yang dilakukan orang tua untuk menunaikan amanah, karakter adalah tabiat atau sifat yang mengarahkan pada perilaku amanah orang tua, sedangkan integritas merupakan kesesuaian dan konsistensi antara komitmen dan perilaku orang tua pada anak, dan benevoleance merupakan bentuk perhatian dan kasih sayang orang tua yang dirasakan anak."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI, 2017
150 JPS 15:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Ricca Angreini
"Melayu merupakan salah satu suku di Indonesia yang menjunjung tinggi kolektivitas budaya. Hal ini dapat terlihat dari interaksi masyarakat Melayu, salah satunya dalam bentuk persaudaraan. Hubungan persaudaraan dalam budaya Melayu ditunjukkan dengan upaya saling menjalankan fungsi sebagai saudara agar hubungan yang ada dapat dijaga dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui saudara yang amanah dengan menggunakan pendekatan psikologi indijinus. Sebanyak 288 remaja di Pekanbaru-Riau diberi kuesioner pertanyaan terbuka modifikasi dari Kim (2009) dan informasi mengenai data diri. Analisis data penelitian menggunakan kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan Psikologi Indijinus, yaitu pendekatan yang dilihat dari sudut pandang budaya lokal, yang memungkinkan untuk melihat setiap fenomena dipandang sesuai dengan konteks terkait. Respon dikategorisasi berdasarkan persamaan tema, kemudian frekuensi respon dalam kelompok kategori ditabulasi silang dengan jenis kelamin responden. Hasil penelitian menemukan bahwa ada empat kategori ciri saudara yang dinilai amanah yaitu (1) karakter (59,5%), (2) peran (23,6%), dan (3) kebaikan hati (16,9%)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI, 2017
150 JPS 15:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bony Yulvia Azri
"Pahlawan merupakan istilah yang banyak digunakan di budaya Indonesia. Pahlawan merujuk pada diri seseorang karena keberanian, kekuatan, pengorbanan dan kemampuan untuk mengatasi permasalahan. Beberapa penelitian tentang pahlawan dalam perpektif psikologi telah banyak dilakukan di Barat. Namun penelitian konsepsi pahlawan dalam perspektif psikologi di Indonesia masih jarang atau belum dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeskplorasi siapa dan apa karakteristik pahlawan pada mahasiswa. Penelitian menggunakan pendekatan psikologi indigenous dengan pertanyaan terbuka. Respon jawaban dikode, dikategori, dan dianalisis menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Partisipan adalah mahaisswa UIN sultan Syarif Kasim Riau berjumlah 300 mahasiswa (rerata umur 21 tahun). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar menjadikan orangtua sebagai pahlawan (64,3%), tokoh nasional/komunitas (17,3%) dan pendidik (16,7%) dan terdapat delapan karakteristik pahlawan, yaitu, dominan (24.67%), peduli (19%), karismatik (13%), inspiratif (11,67%), tangguh (9,66%), tanpa pamrih (9%), mendidik (8,67%) dan terpercaya (4,33%). Implikasi hasil penelitian dibahas dalam konteks budaya Indonesia"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI, 2017
150 JPS 15:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Sekar Langit
"In the study Self talk as 8 Regulatory Mechanism: How You Do It Matters (Kross et al., 2014) shows the use of names when doing self talk strategies can be used as a mechanism of self regulation of stressors in the future. However, in Indonesia, there is a culture where people are accustomed to calling themselves by name when interacting daily. This study attempted to further understand the influence of name use strategies when self talk to the mechanism of self regulation of future stressors in individuals who have been accustomed to calling themselves by name. The study was conducted in two studies (N = 195) with a university student as a participant. In study 2 participants were people who were accustomed to calling themselves by name. The results of the analysis showed that participants who did self talk strategy using names (M: 0,913; SD=0,417) assessed the stressors in the future as a challenge rather than a threat compared to
participants who did self talk strategy using the first person pronoun (M: 0,732. SD=0,368). This difference is significant t(93) = min 1,107, p>0,05 (Study 1). Meanwhile, in participants who are accustomed to calling themselves by name, the assessment of stress triggers in the future does not differ significantly between the conditions of using names (M=0,71; SD= 0,29) and the condition of using first person pronoun (M=0,65; SD=0,27) with the results of the t test as follows, t(93) = min 1,107, p>0,05. (Study 2). That is, the selftalk strategy uses the name of the mechanism of self regulation in individuals who are accustomed to calling themselves by name unable to change judgment (from a threat to challenge) to future stressors."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI, 2018
150 JPS 15:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Azmi Nisrina Umayah
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh empati emosional terhadap perilaku prososial yang dimoderasi oleh jenis kelamin pada mahasiswa baru psikologi UNM. Empati emosional didefinisikan sebagai dorongan secara otomatis dan tanpadisadari untuk merespon keadaan emosi orang lain. Dan perilaku prososial diartikan sebagai tindakan dengan cara pemberian dua perlakuan berupa video yang membuat emosional individu meningkat ataupun netral dengan instrument untuk mengukur empati emosional dengan menggunakan Positive dan Negative Affect Scale (PANAS) yang dikembangkan oleh Watson, Clark &Tellegen (1988). Pengukuran perilaku prososial dilakukan dengan melihat jumlah donasi yang diberikan oleh responden. Responden penelitian berjumlah 32 mahasiswa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan kriteria mahsiswa baru psikologi UNM.Penelitian eksperimen ini menggunakan desain faktorial 2 (empati: netral vs empati) X 2 (jenis kelamin: laki-laki vs perempuan) between subject design. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara empati emosional terhadap perilaku prososial, tapi pengaruh jenis kelamin sebagai moderator terhadap perilaku prososial tidak memiliki efek yang signifikan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia da Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI, 2017
150 JPS 15:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Himawan T. Arifianto
"Penelitian ini merupakan adaptasi dari konseptualisasi dan pengukuran yang baru dari orientasi dominasi sosial (perbedaan individu pada preferensi untuk hirarki dan ketimpangan berbasis kelompok) yang dinamakan SDO 7 S. Alat ukur SDO 7 S ini memiliki dua dimensi, yaitu dominasi (SDO-D) dan egalitarian (SDO-E). SDO-D merupakan preferensi untuk sistem dominasi berbasis kelompok, yang mewakili penjelasan bahawa kelompok dengan status tinggi secara langsung menekan kelompok dengan status rendah. SDO-E merupakan preferensi dari sistem ketimpangan berbasis kelompok yang dipertahankan dengan hubungan antara ideologi dan pengaturan sosial yang mendukung adanya hierarki dalam sistem sosial. Adaptasi SDO 7 S ini melibatkan 200 partisipan (69% perempuan; Musia= 21.6 tahun). Dalam adaptasi alat ukur ini, ditemukan dua item yang bermasalah, yaitu item nomor 1 (SDO1) dan 2 (SDO2). Kedua item ini dikeluarkan dari analisis. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa alat ukur adaptasi SDO 7 S merupakan alat ukur yang reliabel, begitu juga dengan uji validitas yang mengukur bahwa alat ukur adaptasi SDO 7 S merupakan alat yang valid dalam mengukur orientasi dominasi sosial. Hasil analisis faktor konfirmatori menunjukkan bahwa model dua dimensi dalam orientasi dominasi sosial, yaitu dominasi (SDO-D) dan egalitarian (SDO-E) tidak fit dengan data. Sedangkan model empat faktor dari orientasi dominasi sosial (D-Pro, D-Con, E-Pro, dan E-Con) merupakan model teoretis yang sesuai dengan data. Adaptasi alat ukur SDO 7 S menunjukkan bahwa pengukuran orientasi dominasi sosial memiliki empat"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI, 2017
150 JPS 15:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Calhuon, James F.
Semarang: IKIP Semarang Press, 1990
155.2 CAL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gerungan, W.A.
Bandung: Eresco, 1991
302 GER p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gerungan, W.A.
Bandung: Refika Aditama, 2004
302 GER p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sears, David O.
Jakarta: Erlangga, 1991
302 SEA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>