Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151616 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusuf Ghifari
"Studi ini menyelidiki pengaruh dari kemampuan mempersepsikan manfaat sebuah inovasi sebagai mediator terhadap hubungan antara tingkat merasakan perasaan kagum dan kemauan mengadopsi sebuah inovasi, dan bagaimana tipe inovasi yang berbeda dapat memengaruhi hasil dari hubungan tersebut. Seratus empat puluh lima responden dari Indonesia dan Belanda menyelesaikan survei yang didistribusikan melalui media sosial. Riset ini menunjukan bahwa inovasi keuangan secara positif dan signifikan memengaruhi kemauan mengadopsi sebuah inovasi, sementara efek dari inovasi lingkungan tidak bisa dibuktikan dan ditemukan.

This study investigates the influence of perceived benefits from an innovation as a mediator towards the relationship between degree of awe and willingness to adopt an innovation, and how this relationship is moderated by different types of innovation. One hundred forty-five respondents from Indonesia and The Netherlands completed the survey that was distributed through several social media channels. The outcomes show that financial-related innovation was significant and positively influences the willingness to adopt an innovation, while the effect of environment-related innovation was not significant."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Andryanda Pratama
"Memiliki performa keuangan dan operasional yang superior akan selalu menjadi tujuan akhir semua perusahaan di dunia. Salah satu cara terbaru untuk mencapainya adalah memiliki kapabilitas dinamis dynamic capabilities . Di sisi lain, meningkatnya kontribusi dari sektor jasa terhadap ekonomi secara keseluruhan meningkatkan pentingnya melakukan inovasi jasa. Namun, inovasi jasa berbeda dengan inovasi lainnya yang sudah dikenal lebih luas. Perlu pemahaman yang berbeda mengenai inovasi jasa untuk mengetahui dampaknya terhadap competitive advantage sebuah perusahaan. Beberapa ahli berpendapat bahwa kapabilitas dinamis membantu perusahaan untuk melakukan inovasi jasa. Namun, studi yang pernah dilakukan tentang konsep-konsep yang berbeda ini tersebar.
Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk meringkas dan menyatukan temuan-temuan dalam studi tersebut, yang dirumuskan dalam pernyataan masalah sebagai berikut: ldquo;apa hubungan antara kemampuan dinamis dan kinerja perusahaan, dan apa pengaruh inovasi layanan terhadap hubungan antara kemampuan dinamis dan kinerja perusahaan? rdquo; . Studi ini pertama-tama mendefinisikan bahwa kapabilitas dinamis terbagi menjadi 3 kapabilitas: adaptif, serap, dan inovatif. Selain itu, studi ini juga mengasumsikan konsep inovasi jasa secara lebih komprehensif, yang mencakup perubahan dan peningkatan dalam konsep produk jasa, proses penyampaian jasa, serta pendapatan dan model bisnis dari jasa tersebut. Selain itu, inovasi jasa tidak hanya mencakup inovasi yang bersifat radikal, akan tetapi juga mencakup inovasi yang bersifat incremental.
Studi ini menyimpulkan bahwa inovasi jasa memediasi hubungan antara kapabilitas dinamis dan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, bagi perusahaan yang ingin meningkatkan performan keuangan dan operasional mereka, mereka dapat melakukan inovasi jasa untuk meningkatkan dan menciptakan penawaran jasa baru. Namun, untuk dapat melakukannya, mereka harus melakukan dan memiliki kemampuan dinamis terlebih dahulu. Implikasi praktis, batasan, dan rekomendasi untuk studi ke depannya juga dibahas dalam studi ini.

Gaining a superior financial and operational performance has always been the ultimate goal of all firms in the world. One of the emergent ways to achieve them is to possess dynamic capabilities. On the other hand, the increasing contribution from service to the overall economies makes the needs to innovate the service product become increasingly important. But, service innovation is a different thing with other kinds of innovation commonly known. It needs different understanding to know its impact on the achievement of superior firm performance. Some scholars argue that dynamic capabilities help the firm to do service innovation. However, the research about these different concepts is scattered.
Therefore, this research aims to summarize and integrate them, which can be formulated in the problem statement of ldquo;what is the relationship between dynamic capabilities and firm performance, and what influence does service innovation have on the relationship between dynamic capabilities and firm performance? rdquo;. This research firstly defines that dynamic capabilities can be disaggregated into adaptive, absorptive, and innovative capabilities. Also, this research views service innovation in a more comprehensive way, which includes any changes and improvement in the service concept, service delivery process, and revenue and business model. Furthermore, service innovation involves not only radical innovation but also incremental innovation.
This research concludes that service innovation mediates the relationship between dynamic capabilities and firm performance. So, for firms who want to improve their financial and operational performance, they can do service innovation to improve and create new service offerings. But, to be able to do so, they should do and possess the dynamic capabilities beforehand. Lastly, the practical implications, limitations, and recommendations for future research are also discussed in this research.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lusi Yolanda
"Perkembangan teknologi informasi melahirkan inovasi di bidang keuangan salah satunya Fintech Peer-to-Peer Lending syariah. Penyelenggara Fintech Peer-to-Peer Lending Syariah di Indonesia bersaing menyediakan berbagai produk pembiayaan dengan beragam akad dan program, sedangkan ketentuan penyelenggaraannya baru diatur oleh POJK No 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Berbasis Teknologi Informasi, dan Fatwa DSN-MUI No 117/DSN-MUI/II/2018 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah. Penelitian ini membahas mekanisme pembiayaan dan model pengawasan Fintech Peer-to-Peer Lending Syariah di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian normatif yang bersifat deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme pembiayaan telah sesuai dengan Fatwa DSN MUI, dan dilaksanakan dalam tiga tahapan yakni tahapan penerimaan pembiayaan, tahapan penawaran investasi, dan masa investasi. Analisis syariah dilakukan pada tahapan penerimaan pembiayaan dan saat masa investasi berlangsung. Pengawasan Fintech Peer-to-Peer Lending Syariah di Indonesia dilakukan oleh pihak internal dan pihak eskternal. Pengawasan internal dilakukan oleh organ perusahaan dengan pembuatan dan pelaksanaan SOP yang telah disetujui oleh OJK. Dewan Pengawas Syariah ikut melakukan pengawasan secara internal dengan pemantauan aspek syariah. Pengawasan Eksternal dilakukan oleh OJK, namun OJK tidak spesifik memiliki program atau unit khusus yang mengawasi aspek syariah. Dewan Syariah Nasional juga berperan melakukan pengawasan tidak langsung dengan memberikan rekomendasi DPS, pembinaan, dan pencabutan DPS. Penyelenggara harus mengoptimalkan integrasi aspek syariah dalam SOP dan penyelenggaraannya. OJK harus mengeluarkan aturan baru yang mengakomodir Fintech Peer-to-Peer Lending Syariah serta melakukan pengawasan spesifik terhadap aspek syariah. DPS harus mengoptimalkan perannya dalam melakukan pengawasan. DSN perlu meningkatkan pelatihan dan sertifikasi untuk menambah jumlah DPS yang masih terbatas

The development of information technology has created innovations in financial sector, one of them is Sharia Peer-to-Peer Lending. Sharia Peer-to-Peer Lending operators in Indonesia compete to provide various financing products with various akad and programs, while rules for their implementation are only regulated by POJK NO 77/POJK.01/2016 and in the DSN-MUI Fatwa No 117/DSN-MUI/II/2018. This study discusses the financing mechanism and supervision model of Sharia Peer-to-Peer Lending in Indonesia. This research is normative research and analytical descriptive. The results showed that the financing mechanism has in accordance with DSN MUI Fatwa, and implemented in three stages; the stage of receiving financing, offering investment, and investment period. Sharia compliance is carried out within the stage of receiving financing and during the investment period. Supervision of Sharia Peer-to-Peer Lending is carried out by internal and external parties. Internal supervision is carried out by the operators by making and implementing SOPs that have been approved by the OJK. DPS participates in monitoring sharia aspects. External supervision is carried out by OJK, unfortunately OJK not yet specifically have a special program or unit that oversees sharia aspects. DSN plays a role in indirect supervision by providing DPS recommendations, coaching, and revoking DPS. Operators should optimize the integration of sharia aspects in SOPs and their implementation. OJK must issue new rules to accommodate Sharia Peer-to-Peer Lending and carry out specific supervision on sharia aspects. DPS should optimize its role in conducting supervision. DSN should continue to conduct various trainings and certifications to increase the number of DPS which is still limited"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dezaldy Irfianza Irfan
"Faktor penyebab berbedanya keinginan untuk mengadopsi inovasi pada konsumer dapat ditemukan pada perbedaan antara grup dan individual. Faktor yang membedakan tingkat adopsi pada suatu produk, layanan, atau proses bergatung pada tingkat keterbukaan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Karya ini berasumsi bahwa memanipulasikan emosi dan mendeteksi perasaan takjub dapat meningkatkan keinginan untuk mengadopsi suatu inovasi. Studi dengan 329 subyek dari berbagai latar belakang berpartisipasi dalam studi untuk mengevaluasi tingkat keterbukaan dan korelasinya dengan keinginan untuk mengadopsi inovasi. Studi dibagi menjadi dua kelompok: dengan manipulasi n = 171 dan tanpa manipulasi n = 158.
Hasil studi membuktikan bahwa ada korelasi yang signifikan antara keterbukaan dengan keinginan mengadopsi inovasi r = .27 dan hubungan signifikan antara kelompok dengan manipulasi dengan adopsi inovasi. Tidak ada hubungan signifikan antara keterbukaan dengan berubahnya tingkat emosi takjub. Secara keseluruhan, karya ini berbanding lurus dengan asumsi bahwa saat keterbukaan seseorang lebih tinggi, maka keinginan untuk mengadopsi inovasi akan meningkat.

Innovation adoption in the market largely depends on different factors found in groups and individuals. Whether or not the market adopts a certain innovation in products, services, and process further varies depending on the level of openness to experience in an individual level. This study suggests that by manipulating emotions and probing for awe, the level of openness to experience would increase and thereby increasing the willingness to adopt innovation. A sample of 329 participants of various backgrounds took part in the study to evaluate their level of openness to experience with their willingness to adopt an innovation. The study were divided into two groups one induced by an awe inducing stimuli n 171 and one which did not n 158.
The results proved that there is a significant correlation between openness to experience and innovation adoption r .27 and a significant relationship between the group exposed with awe inducing stimuli and innovation adoption t 2.318 . However, there were no significant interaction between emotion of awe and openness to experience. Overall, the study supports the view that higher level of openness to experience constitutes higher willingness to adopt innovation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ami Fitri Utami
"Perusahaan Teknologi Finansial Pendanaan atau sering disebut sebagai FinTech Peer to Peer Lending di Indonesia memiliki peran penting dalam mendukung pemerataan kebutuhan akses pendanaan secara nasional. Namun, terdapat ketimpangan antara kinerja perusahaan dari sisi jumlah pengguna serta jumlah pendanaan yang terdistribusi dibandingkan dengan potensi pasar yang ada. Hal ini disebabkan banyaknya kompleksitas yang terjadi termasuk adanya kekurangan sumber-daya internal, tekanan dari regulator, hingga tekanan dari keraguan pasar untuk menggunakan produk. Dalam menyingkapi masalah tersebut, para pemain melakukan berbagai macam kolaborasi dengan berbagai pihak untuk dapat menghasilkan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan pasar, regulasi dan perkembangan teknologi. Penelitian ini berforkus pada dinamika dalam kolaborasi antara para FinTech Peer to Peer Lending dengan jejaringnya. Dalam penelitian ini konsep sistem memori transaktif pada level perusahaan dengan rekan kolaborasinya menjadi kunci dalam memahami dinamika yang ada. Diprediksikan bahwa karakteristik rekan kolaborasi dari sisi spesialisasi pengetahuan, kepercayaan perusahaan akan kredibilitas pengetahuan rakennya serta koordinasi dengan rekan rekan yang dimiliki dianggap dapat berperan dalam peningkatan inovasi serta kinerja perusahaan.

Peer to Peer (P2P) lending FinTech firms in Indonesia possess a major role in enhancing the country’s financial inclusion that leads to a better national’s economy condition. Despites of its’ massive growth in terms of players, investors, as well as innovations; number of national’s P2P lending FinTech adopters are still low which pivotal as it resemblance their performance. This occur as P2P lending FinTech firms facing various challenges both internal and externally due to the newness of the industry. To become more effective, current players tend to collaborate with various parties in deciphering the industrial dynamics. This research focusing on how firm might entrench benefits from its’ collaboration through the concept of Transactive memory system in the inter-firm collaboration level. This research argued that the availability of TSM among the P2P lending FinTech firm and its collaborative might enhance the firm’s competitive advantage such innovation which leads to a better performance in the market. This research mainly contributes to the TMS research field where the concept of TMS mainly used in a small group, and never been investigated in the context of inter-firm collaboration. Current study also contributes to the TMS field as it goes to the dimensional level rather than uses TMS as second order factor construct."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meita Rosa Indah
"Inovasi merupakan faktor penting daya saing dan produktivitas perusahaan. Namun, terdapat konsensus pembiayaan sebagai hambatan mengingat inovasi membutuhkan pembiayaan secara berkelanjutan dan jangka waktu panjang. Oleh karena itu, penelitian ini membahas pengaruh komposisi pembiayaan baik formal maupun informal terhadap inovasi perusahaan di Indonesia. Setelah melihat pengaruhnya, dilakukan pula analisis perbandingan efeknya antar ukuran perusahaan yaitu perusahaan kecil, menengah, dan besar. Sampel pada penelitian adalah perusahaan di Indonesia berdasarkan data World Bank Enterprise Survey (WBES) tahun 2015 dengan menggunakan regresi Logistic Probability Model. Penelitian ini menunjukkan komposisi pembiayaan formal secara signifikan berhubungan positif terhadap inovasi produk, proses, dan inovasi produk dan proses terhadap ukuran perusahaan baik perusahaan kecil-menengah maupun besar. Temuan lainnya menyimpulkan semakin perusahaan mengalami kesulitan pembiayaan untuk kegiatan operasinal sehari-harinya (day-to-day) maka akan semakin sulit pula perusahaan berinovasi.

Innovation is an important factor in the competitiveness and productivity of firms. However, there is a consensus on financing as an obstacle considering that innovation requires sustainable and long-term financing. Therefore, This study discusses the impact of the composition of both formal and informal financing on firm innovation in Indonesia. After seeing the effect, a comparative analysis of the effect was also carried out between firm sizes, such as small-medium and large firms. The sample in this research is firms registered in Indonesia based on data from World Bank Enterprise Survey (WBES) 2015 using the Logistic Probability Model regression. This study shows that the composition of formal financing is significantly positively related to product innovation, process, and product and process innovation to firm size, both small-medium and large firm. Other findings conclude that the more firms experience financing difficulties for their daily operations, the more difficult it will be for firms to innovate."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Noor Azzahra
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari inklusi keuangan yang didukung oleh perkembangan teknologi digital terhadap ketidakmerataan pendapatan, kemiskinan dan stabilitas perbankan pada negara-negara berkembang di ASEAN. Penelitian ini menggunakan metode Generalized Method of Moment GMM dan Generalized Least Square GLS dengan data tahunan selama 10 tahun yaitu pada periode 2007 hingga 2016. Penelitian ini menemukan bahwa perkembangan teknologi digital yaitu penggunaan mobile phone dapat meningkatkan inklusi keuangan karena teknologi tersebut mempermudah akses layanan keuangan kepada masyarakat yang sulit dijangkau. Selanjutnya, inklusi keuangan memiliki pengaruh negatif terhadap ketidakmerataan pendapatan, namun bukti empiris lainnya menunjukkan bahwa inklusi keuangan tidak memiliki pengaruh terhadap kemiskinan. Hal ini menunjukkan bahwa layanan keuangan formal saat ini belum dapat menjangkau masyarakat miskin. Penelitian ini kemudian menunjukkan bahwa inklusi keuangan dapat meningkatkan stabilitas perbankan, namun ketidakmerataan pendapatan juga memiliki pengaruh positif terhadap stabilitas perbankan. Hal ini semakin mempertegas pernyataan bahwa pemanfaatan sistem perbankan atau layanan keuangan formal masih didominasi oleh masyarakat yang tergolong mampu.

ABSTRACT
This study aims to examine the effect of financial inclusion that supported by digital technology development on income inequality, poverty and banking stability in ASEAN rsquo s emerging countries. This study uses Generalized Method of Moment GMM and Generalized Least Square GLS methodology, using annual data for a 10 year period from 2007 to 2016. The results of the study show that digital technology development usage of mobile phone can improve financial inclusion because the technology makes it easier to access financial services to people who are difficult to reach. Furthermore, financial inclusion has negative effect on income inequality, but financial inclusion has no impact on poverty. This finding indicates that formal financial services seems to be unable to reach the poor. Finally, the empirical evidence shows that financial inclusion contributes positively to banking stability, but income inequality also has a positive impact. This reinforce the statement that the usage of banking and formal financial services still dominated by middle and upper society.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sangkilawang, Elizabeth Kezia
"Dengan revolusi industri yang sekarang sedang berlangsung dunia sedang mengalami fenomena baru yang disebut "The New Normal". Dimana situasi ini dijelaskan oleh variabilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas (VUCA). Untuk mengatasinya, industri manufaktur di Indonesia perlu adanya inovasi proses. Dalam penelitian ini dilakukan inovasi proses diilustrasikan dengan investasi mesin (otomasi) yang didasarkan pada teori memiliki dampak ambigu pada permintaan tenaga kerja. Dampaknya adalah bisa dirasakan meningkatkan jumlah permintaan tenaga kerja juga kurangi itu. Menggunakan data panel statistik industri dari tahun Dari 2004 hingga 2015, kami ingin melihat apa dampak nyata dari investasi mesin produktivitas tenaga kerja dan juga permintaan tenaga kerja di industri Manufaktur Indonesia. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa berinvestasi pada mesin memiliki dampak positif pada produktivitas. Perusahaan itu berinvestasi pada mesin memiliki jumlah pekerja yang lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang tidak berinvestasi. Penelitian ini juga ditemukan inovasi yang dilakukan oleh perusahaan padat modal dan padat karya tidak memiliki dampak yang berbeda. Terakhir, penelitian ini juga menemukan bahwa waktu investasi juga memiliki pengaruh yang signifikan melawan permintaan tenaga kerja.

With the industrial revolution that is now taking place the world is experiencing a new phenomenon called "The New Normal". Where this situation is explained by variability, uncertainty, complexity, and ambiguity (VUCA). To overcome this, the manufacturing industry in Indonesia there is a need for process innovation. In this research, process innovation is illustrated by machine investment (automation) which is based on theory having an ambiguous impact on labor demand. The impact is that it can be felt that increasing the demand for labor and reducing it. Using industrial statistics panel data from 2004 to 2015, we want to see what the real impact of investment in labor productivity machinery is on labor demand in the Indonesian manufacturing industry. The results of this study prove that investing in machines has a positive impact on productivity. Companies that invest in machinery have a greater number of workers than those who do not. This study also found that innovations carried out by capital-intensive and labor-intensive companies did not have a different impact. Finally, this study also finds that the investment time also has a significant effect on labor demand."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilbert Christian Bela
"Performa ekspor merupakan isu yang ditekuni oleh pemilik perusahaan dan pemerintah. Salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan ekspor melalui inovasi adalah melalui inovasi pemasaran. Studi ini berusahan menjawab pertanyaan “apakah inovasi pemasaran mempengaruhi perilaku ekspor?” pada perusahaan di Indonesia menggunakan data dari World Bank Enterprise Survey tahun 2015.Metode yang digunakan dalam meneliti perilaku ekspor perusahaan adalah menggunakan model logit untuk probabilitas ekspor dan model tobit untuk intensitas ekspor perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara inovasi pemasaran dengan perilaku ekspor yang efeknya menjadi semakin besar apabila perusahaan berinovasi di bidang inovasi lain selain dari inovasi pemasaran. Karakteristik perusahaan lainnya seperti besar perusahan, umur perusahaan, dan kepemilikan asing juga ditemukan signifikan dalam meningkatkan probabilitas ekspor dan intensitas ekspor, sementara R&D ditemukan hanya signifikan dalam mempengaruhi probabilitas saja.

Export performance has been a concern for many firm owners and policymakers. One such way to increase export is through innovation, in particular marketing innovation. This study attempts to answer the question “does marketing innovation affects export behaviour?” for Indonesian firms using the data from 2015 World Bank Enterprise Survey. We tried to estimate export behaviour by using logit and tobit model for export probability and export intensity respectively. The results of this study shows a positive association between marketing innovation and export behaviour, which effect could also be strengthened when the firm also innovated in another type of innovation. Other firm characteristic such as firm size, age, and foreign ownerships was found to be significant in increasing both export probability and intensity, while R&D only on the former.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ferrarianda Putri Resa
"Dahulu, telepon hanya digunakan untuk berkomunikasi untuk panggilan telepon atau SMS, tetapi sekarang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan selain komunikasi, seperti membaca, mengambil gambar, mendengarkan musik, bermain game, olahraga, bahkan dompet ponsel. Pada tahun 1997, Coca-Cola, sebuah perusahaan global, memelopori pembayaran mobile. Meningkatnya penggunaan telepon seluler untuk transaksi keuangan telah mengakibatkan berkembangnya berbagai sistem pembayaran seluler yang menangani pembayaran produk dan layanan melalui Internet. Ada berbagai mobile wallet terkenal di Indonesia, antara lain ShopeePay, GoPay, OVO, DANA, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, mobile wallet yang akan kita bahas adalah GoPay, m-wallet Gojek. Hadirnya GoPay memudahkan kita dalam melakukan transaksi, seperti membayar layanan Gojek, tagihan, membayar di restoran dan e-commerce, membeli tiket, dsb. masalah, seperti saldo yang hilang, server yang sibuk, dan opsi pembayaran yang tidak dapat diakses. Meski demikian, GoPay sebagai Gojek M-Wallet tetap menjadi dompet seluler terdepan di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menawarkan pengetahuan yang jelas tentang bagaimana keuntungan relatif, kesesuaian, kompleksitas, keterlihatan, uji coba, dan penghalang resiko semua mempengaruhi GoPay, niat pengguna Gojek Mobile Wallet untuk terus menggunakan dan niat untuk merekomendasikan. Kuesioner dibagikan kepada 355 GoPay, pengguna mobile wallet Gojek sebagai bagian dari penelitian ini. Kuesioner memiliki tiga jenis pertanyaan tertutup: pertanyaan skala likert 5, pertanyaan dikotomis, dan pertanyaan pilihan ganda. Software SPSS AMOS digunakan untuk menganalisis validitas dan reliabilitas data. Dari hasil penelitian ini, menunjukkan hubungan positif antara keuntungan relatif kompleksitas, keterlihatan, uji coba dan niat pengguna untuk terus menggunakan dan mempromosikan. Dan hubungan negative antara penghalang resiko dan niat pengguna untuk terus menggunakan dan mempromosikan.

Previously, the telephone was solely used to communicate for phone call or SMS, but it is now used for a variety of activities other than communication, such as reading, taking pictures, listening to music, playing games, sports, and even mobile wallets. In 1997, Coca-Cola, a global corporation, pioneered mobile payment. The increased use of mobile phones for financial transactions has resulted in the development of a variety of mobile payment systems that handle payments for products and services through the Internet. There are various well-known mobile wallets in Indonesia, including ShopeePay, GoPay, OVO, DANA, and others. In this research, the mobile wallets that we will discuss are GoPay, Gojek m-wallet. The presence of GoPay makes it easy for us to make transactions, such as paying for Gojek services, bills, paying at restaurants and e-commerce, buying tickets, etc. However, despite the multiple benefits provided by GoPay's presence, there were a number of issues, such as a missing balance, a busy server, and an inaccessible payment option. Despite this, GoPay as Gojek M-Wallet remains the leading Mobile Wallet in Indonesia. The purpose of this research is to offer a clear knowledge of how relative advantage, compatibility, complexity, observability, trialability, and risk barrier all influence GoPay, Gojek Mobile Wallet users' intentions to continue ing and intention to recommend. A questionnaire was 55 GoPay, Gojek mobile wallet users as part of this study. The questionnaire has three types of closed-ended questions: Likert scale 5 questions, dichotomous questions, and multiple-choice questions. SPSS AMOS 26 software was sed to analyze the data's validity and reliability. The findings indicate a positive influence between relative advantage, complexity, observability, and trialability and user intentions to continue using and recommend. And a negative influence between risk barrier and intention to continue using and intention to recommend."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>