Ditemukan 64165 dokumen yang sesuai dengan query
          
         
               
               
                  Nadya Vanya Audia
                     
                     
                           "Artikel ini membahas tentang heroisme dalam film Les Femmes de L rsquo;Ombre yang diadaptasi dari kisah nyata tentang tokoh-tokoh perempuan yang ikut berperan dalam Perang Dunia II dengan tergabung dalam organisasi spionase Special Operations Executive SOE. Penelitian kualitatif ini dianalisis melalui aspek naratif dan sinematografis film dengan menggunakan teori Boggs dan Petrie 2011. Sementara itu, artikel ini menggunakan konsep heroisme oleh Taha 2002. Hasil analisis menentukan status hero pada tokoh-tokoh yang meliputi status hero, semi-hero dan anti-hero yang dilihat melalui motivasi, tekad, kemampuan, perjuangan serta keberhasilan tokoh dalam menyelesaikan misi utama. 
This article focuses on analyzing the heroism of female characters in a movie titled Les Femmes de L rsquo;Ombre by Jean Paul Salom which is based on true story. This movie depicts how women struggled against German durning World War II by joining espionage organization called Special Operations Executive SOE. This research is a qualitative research and analyzed through narrative and cinematrography aspect from Boggs and Petrie 2011. Meanwhile, the values of heroism in this movie is reviewed by using heroism concept by Taha 2002. The result of this research distinguishes the three conceptions of heroism, namely hero, semi-hero, and anti-hero as seen through each character rsquo;s motivation, will, ability, execution, and outcome."
                        Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
                     MK-pdf
                     
                     UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
                  
                     
                  
                  
                
             
            
         
               
               
                  Nur Fathia Rahma Fauzia
                     
                     
                           "Skripsi ini membahas tentang kebebasan bertindak tokoh Oreste dalam drama Les .douches karya Jean-Paul Sartre. Sartre terkenal akan pemikirannya mengenai eksistensi manusia yang mendahului esensinya. Penelitian ini melihat pemikiran Sartre mengenai eksistensi, esensi, dan kebebasan manusia yang disampaikan mclalui tindakan-tindakan para tokoh. 1 lasil penelitian menunjukkan bahwa Sartre menggunakan tokoh-tokoh dalam drama ini untuk menyampaikan heberapa pemikirannya. Melalui tokoh Oreste, Sartre menyampaikan pemikirannya mengenai eire pour-soi, kebebasan, pilihan. dan tanggung jaw ah manusia. Oreste adalah manusia yang menyadari bahwa dirinya memiliki kebebasan dalam bertindak dan membangun sendiri esensinya.
This thesis discusses the freedom of Oreste, the main character of Les ILlouches a drama written by Jean-Paul Sartre. Sartre is famous for his thoughts about human existence that precedes his essence. This study observes Sartre's thinking thought on the existence, essence, and the freedom of man by the actions of the characters. The results showed that Sartre uses the characters in this drama to convey his thoughts. Through the character of Oreste, Sartre conveys his thoughts on being_for-itself. freedom, choice and human responsibility. Oreste is a man who realizes that he has the freedom to act and builds his own essence."
                        Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
                     S14370
                     
                     UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
                  
                     
                  
                  
                
             
            
         
               
               
                  Halimatussadiyah
                     
                     
                           "Sejak tahun 1950-an, situasi permasalahan mengenai gender di Prancis mengalami transformasi yang sejalan dengan munculnya gerakan sinema Nouvelle Vague. Selain membawa pengaruh radikal terhadap industri sinema, Nouvelle Vaguejuga memproduksi film-film yang sarat akan isu-isu sosial, termasuk situasi perempuan yang dianggap sebagai objek, salah satunya dalam film Les Bonnes Femmes (1960) karya Claude Chabrol. Film ini mengisahkan pengalaman perempuan melalui perspektif empat tokoh perempuan yang intrik dengan perilaku dan persoalan hidup masing-masing dengan tujuan yang sama, yaitu memiliki sosok laki-laki dan mengharapkan cinta sejati. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan konstruksi perempuan dalam film tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui konsep kajian sinema oleh Joseph M. Boggs dan Dennis W. Petrie (2018) yang didukung dengan teori identitas oleh Kathryn Woodward (2005) dan gagasan feminisme eksistensial oleh Simone de Beauvoir (1949). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film tersebut mengonstruksi eksistensi perempuan sebagai sosok yang membutuhkan pengakuan melalui cinta dan narsisme.
Since the 1950s, the situation of gender issues in France has been transformed in line with the emergence of the Nouvelle Vague cinema movement. In addition to bringing radical influence to the cinema industry, Nouvelle Vague also produced films that are full of social issues, including the situation of women who are perceived as objects, one of which is in the film Les Bonnes Femmes (1960) by Claude Chabrol. This film tells the story of women's experiences through the perspectives of four female characters who are intrigued by their respective behavior and life problems with the same purpose of having a male figure and expecting true love. Based on this background, this research aims to show the construction of women in the film. This research uses a qualitative method through the concept of cinema studies by Joseph M. Boggs and Dennis W. Petrie (2018) supported by identity theory by Kathryn Woodward (2005) and the idea of existential feminism by Simone de Beauvoir (1949). The results of this study show that the film constructs the existence of women as a figure who needs recognition through love and narcissism."
                        Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
                     MK-pdf
                     
                     UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
                  
                     
                  
                  
                
             
            
         
               
               
                  Pasuhuk, Tonny
                     
                     
                     
                        Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
                     T5972
                     
                     UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
                  
                     
                  
                  
                
             
            
         
               
               
                  Nina Evayanti
                     
                     
                           "Skripsi ini mengenai kritik Moli_re terhadap perempuan berlagak pintar dalam karyanya yang berjudul Les Femmes Savantes (Perempuan-perempuan berlagak pintar). Penelitian ini menggunakan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik melalui analisis terhadap alur, tokoh dan pengujaran. Hasil analisis terhadap alur, tokoh dan pengujaran menunjukkan bahwa kritik Molire yang ditujukan kepada perempuan berlagak pintar merupakan kritik sosial kepada masyarakat terutama perempuan Prancis pada masa itu yang lebih mementingkan pendidikan kognitif daripada pekerjaan rumah tangga mereka. Mereka juga bersikap berlebihan kepada sekitarnya. 
The Main focus of this study is Molire's critique to the _learned_ ladies in his work, Les Femmes Savantes (The Learned Ladies). This study uses intrinsic and extrinsic approach through the analysis of plot, characters and dialogues. The result of the analysis proves that Molire's critique to the "learned ladies" is addressed to the French society especially the women during the mid-17th century who have more interests to literature than domestic works. And they behave excessively towards the people around them, including their family."
                        Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
                     S14531
                     
                     UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
                  
                     
                  
                  
                
             
            
         
               
               
                  Miranti Budiono
                     
                     
                     
                        Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1975
                     S14427
                     
                     UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
                  
                     
                  
                  
                
             
            
         
               
               
                  Petsy Jessy Ismoyo
                     
                     
                           "Skripsi ini membahas mengenai kebebasan dalam roman L'Âge de Raison karya Jean-Paul Sartre. Skripsi ini menggunakan analisis struktural. Sartre terkenal dengan pemikirannya mengenai kebebasan eksistensial. Penelitian ini melihat pemikiran Sartre mengenai kebebasan yang berkaitan dengan eksistensi, la mauvaise foi dan otentisitas manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sartre menyampaikan pemikirannya melalui seluruh aspek naratif dalam roman ini. Melalui seluruh aspek naratif, Sartre menyampaikan pemikirannya yang menyatakan bahwa manusia dikutuk untuk bebas, eksistensi manusia mendahului esensinya, adanya keberadaan orang lain dan tanggung jawab manusia dalam setiap pilihannya. 
This thesis discusses about the freedom from the novel The Age of Reason by Jean-Paul Sartre using structural analysis. Sartre is famous by his thoughts about the existential freedom. This thesis consists of Sartre's existensialism which relates to the existence, the bad faith, and the authenticity. The result showed that Sartre delivers his thoughts through all aspects of the narrative in this novel. Through all aspects of the narrative, Sartre conveys his thoughts that man is condemned to be free, human existence that precedes his essence, the existence of Others, and the responsibility of man in every choice."
                        Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
                     S42847
                     
                     UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
                  
                     
                  
                  
                
             
            
         
               
               
                  Gilang Prima
                     
                     
                           "Kita tidak sendirian di dunia ini: ada orang lain. Kita hidup bersama dengan the Other. Ketika saya menghadapi the Other, saya merasa terasing sebagai the Other karena dia mengenal saya sebagai objek dalam dunianya. Saya tidak pernah bisa mengalami diri sendiri sebagaimana the Other mengobjekkan saya. Dengan demikian, the Other dikatakan mengetahui rahasia tentang saya. Analisis dari tatapan memungkinkan Sartre untuk menjelaskan bagaimana kehadiran the Other secara radikal dan fundamental mempengaruhi dunia saya dan diri saya, karena saya diobjektifikasi oleh the Other dan merasa terasing, hubungan dengan orang lain akan terdistorsi: konflik adalah inti dari hubungan kita dengan orang lain. Bagi Sartre, "Neraka adalah orang lain!" Bahkan cinta - suatu hubungan yang mungkin kita pikir merasa aman dari konflik, tetaplah berujung dengan konflik. Charlie dalam film The Perks of Being a Wallflower merupakan sebuah contoh realitas atas pemahaman eksitensialisme Jean-Paul Sartre. Charlie memiliki pengalaman buruk yang menyebabkannya tidak lagi percaya dengan relasi antar individu. Menyadari hal itu, hidupnya semakin sulit untuk dijalani. Charlie berkeinginan untuk memiliki kehidupan yang selayaknya mahkluk sosial, namun kekhawatiran Charlie timbul ketika ia memutuskan kembali untuk memulai kembali menjalin relasi dengan orang lain. Setelah menghadapi permasalahan eksistensialnya, Charlie pun bisa merubah pandangannya terhadap dunia sosial, melampaui bad faithnya dan bisa memaknai arti kehidupan orang lain sebagai hal yang positif baginya. Sesaat itu Charlie menemukan otentisitas dalam dirinya. 
We are not alone in this world: there are others. We live together with the Other. When I face the Other, I feel alienated as the Other because he knew me as an object in the world. I was never able to experience ourselves as the Other objectify me. Thus, the Other is said to know a secret about me. Analysis of gaze allows Sartre to explain how the presence of the Other is radically and fundamentally affect my world and myself, because I was objectified by the Other and feel alienated, relationships with others will be distorted: the conflict is at the core of our relationships with others. For Sartre, "Hell is other people!" Even love - a relationship which we think may feel safe from the conflict, still lead to conflict. Charlie in The Perks of Being a Wallflower is an example of the reality of understanding existentialism of Jean-Paul Sartre. Charlie had a bad experience that caused it no longer believes the relationships between individuals. Realizing this, the more difficult to live his life. Charlie wants to have a life of proper social creatures, but Charlie concerns arise when he decided to return to restart a relationship with another person. After confronting existential issues, Charlie was able to change his view of the social world, surpassed his bad faith and could interpret the meaning ofother people's lives as a positive thing for him. A moment that Charlie find authenticity in himself."
                        Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
                     S56322
                     
                     UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
                  
                     
                  
                  
                
             
            
         
               
               
                  Nadia Marlene Eunike
                     
                     
                           "Tujuan penulisan skripsi ini adalah memaparkan tindakan tokoh-tokoh dalam drama La I'... Rcspectueuse yang mencerminkan la _?atn'aise melalui nalisis alur, tokoh, dan latar. La muuvaise foi adalah gagasan Jean-Paul Sartre yang mengacu kepada penyangkalan manusia terhadap kehehasannya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural dan teori yang aka') digunakan adalah teori struktural mengenai huhungan sintagmatik dari Roland Barthes, tc i mengenai sekuen dari M. P. Schmitt dan A. Viala, dan teori mengenai tokoh dan latar dari Anne Uhersteld. Analisis alur, tokoh, dan latar mengungkapkan hahwa ada tindakan-tindakan tokoh dalam La P... Respectueuse yang mencerminkan la mau?'uisc /iii sesuai dengan pemikiran Sartre. Sehagai kesimpulan dapat dikatakan hahwa scmua tokoh dalam La 1'... Re pectucuse melakukan tindakan-tindakan yang mencerminkan la mauraise /oi dengan perbedaan-perhedaan sesuai dengan posisi mereka di dalam masyarakat. Tindakan-tindakan tokoh-tokoh yang mapan menunjukkan la mau?_aise /oi karena kepentingan social, seperti penyogokan dan pemaksaan terhadap Lizzie agar ia memberika kesaksian palsu. Namun, tokoh Lizzie herheda. ia mengalami peruhahan dari seorang yang behas menjadi seorang yang ikut terjebak dalam la mauYu/se /oi akihat tekanan dari tokoh-tokoh lain dengan menandatangani swat kesaksian palsu dan menyerahkan dirinya utnuk menjadi wanita simpanan Fred. Tindakan le Ncgre yang mencerminkan la mau?rai.tic./oi adalah kepasrahannya menerima perlakuan yang tidak adil."
                     
                        Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
                     S13822
                     
                     UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
                  
                     
                  
                  
                
             
            
         
               
               
                  Damar Jinanto
                     
                     
                           "
ABSTRAKTesis ini membahas tema ideologi teks novel Les toiles de Sidi Moumen dan film Les Chevaux de Dieu melalui kajian alih wahana. Pengungkapan ideologi teks diperoleh dengan menggunakan pendekatan struktural dan analisis wacana kritis dari kedua karya. Hasil penelitian ekranisasi ini mengungkapkan ideologi teks yang berbeda, khususnya dalam perubahan citraan tokoh fundamentalis. Unsur naratif dan sinematografis film menghilangkan beberapa gagasan yang ada di dalam struktur naratif novel, seperti latar belakang keluarga, kisah cinta, pelampiasan hawa nafsu, dan aspek emosional tokoh. Wahana film mengutamakan interaksi antartokoh untuk membentuk tokoh fundamentalis. Tesis ini memberikan pemahaman bahwa hasil ekranisasi mampu menampilkan citraan tokoh fundamentalis Islam sebagai bentuk kesadaran diri pada nilai kemanusiaan yang terdapat di dalam novel dan sebagai sebuah internalisasi praktik kekuasan yang tidak disadari tokoh dalam film.
ABSTRACTThis study aims at showing the changes of ideology of the text in the novel Les toiles de Sidi Moumen and in its film adapation which goes under the title of Les Chevaux de Dieu. To unravel the ideology of the two texts, this study uses the structural approach and critical discourse analysis. The results reveal that the narrative and cinematographic elements of the film incite some changes in the images of the fundamentalist characters. The changes indicate that there are some eliminations of the following elements from the narrative structure of the novel a family background a love story a lust and emotional aspects of the characters. This thesis provides an understanding that the imagery of the fundamentalist characters could be shown as a self consciousness on the value of humanity in the characters through the novel and as an internalization of power practices, which are not recognized by the characters in the film."
                        
2017
                     T48139
                     
                     UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library