Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142983 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Fitriani
"ABSTRAK
Novel Allah Pas Oblige adalah novel keempat karya penulis frankofon Afrika, Ahmadou Kourouma. Novel ini bercerita tentang kondisi kehidupan masyarakat Afrika Barat ketika terjadi perang tribal dan penindasan rakyat sipil oleh kelompok serdadu anak atau enfants-soldats terhadap rakyat sipil. Penelitian ini mengkaji relasi kuasa yang melibatkanpemimpin masyarakat dan rakyat sipil dengan menggunakan konsep relasi kuasa Michel Foucault dan memaparkan kondisi kehidupan masyarakat Afrika Barat saat perang tribal. Hasil penelitian menunjukkan adanya empat bentuk relasi kuasa dalam novel ini, bentuk-bentuk itu antara lain relasi kuasa atas tubuh, pemikiran, wacana, dan disiplin. Penelitian ini juga membuktikan bahwa terdapat banyak petinggi negara di Afrika yang memanfaatkan keluguan anak-anak untuk merampas kekayaan negara. Tidak hanya itu, mereka juga mencuci otak anak-anak tersebut agar mau menjadi enfants-soldats dan melakukan tindakan yang tidak pantas untuk dilakukan oleh anak kecil, seperti merampok, memperkosa, dan membunuh. Peperangan, keculasan, kerakusan, dan kehancuran ini merupakan suatu ironi yang terjadi di Afrika.
ABSTRACT
Allah N rsquo;est Pas Oblige is the fourth novel, written by the African Francophone author, Ahmadou Kourouma. This novel unveils the story about the people rsquo;s live condition in Western Africa during the tribal war and the massacre by child soldiers or known as enfants-soldats towards the civilians. This research analyzes the power relation that concerns the people rsquo;s leaders and civilians using Michel Foucault rsquo;s theory of power relations and showing the life conditions of Western Africans during the tribal war. The result of this research indicates the presence of four types of power relations in this novel, which are as follows: power relation over body, thoughts, knowledge, and discipline. This research also proves that several leaders in Africa take advantage of the children rsquo;s innocence to rob the country rsquo;s wealth. Furthermore, they also brainwash the children to become enfants-soldats and to do things that are not meant for young children, such as robbing, raping and murdering. Wars, fraud, gluttony and this destruction is an irony that happens in Africa."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Al Farizi
"Tesis ini membahas renjana dan urgensinya dalam praktik mengajar bahasa Prancis sebagai bahasa asing di SMA di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Renjana yang termasuk ke dalam ranah psikologi merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan keberhasilan belajar pemelajar. Renjana dan motivasi saling memengaruhi. Semakin tinggi motivasi, semakin kuat renjana yang dimiliki. Meskipun keduanya penting, sedikit penelitian yang membahas renjana dan motivasi mengajar. Semua terfokus pada motivasi siswa. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi berapa banyak dari pembelajar bahasa Prancis se-Jabodetabek yang memiliki renjana mengajar, menjelaskan bagaimana praktik mengajar mereka di dalam kelas, dan membahas faktor apa yang memengaruhi renjana dan motivasi mereka untuk mengajar. Penelitian ini menggunakan ancangan kualitatif dengan desain studi kasus eksplanatori. Data didapatkan dari grup MGMP Bahasa Prancis Jabodetabek yang berisi 37 pembelajar bahasa Prancis di SMA dan data itu dikumpulkan melalui kuesioner, lembar refleksi diri untuk pembelajar, dan wawancara semi-terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pembelajar bahasa Prancis yang memenuhi semua kriteria bagi pembelajar yang memiliki renjana mengajar. Namun, terdapat tiga guru yang mendekati kriteria renjana mengajar dan menunjukkan efektivitas pembelajaran, bahkan mendapat penilaian cukup baik dari pemelajarnya. Selain itu, terdapat korelasi positif antara kualitas motivasi ekstrinsik yang mereka miliki dan evaluasi pemelajar. Akan tetapi, korelasi itu tergolong lemah atau tidak signifikan. Alhasil, hubungan antara keduanya tidak meyakinkan. Oleh sebab itu, pembelajar, sekolah, dan institusi kependidikan sangat perlu menjadikan renjana mengajar sebagai suatu hal yang harus ditumbuhkan, dipertahankan, dan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan pembelajar karena mengajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang muncul dari tekad dalam hati atau panggilan hati, bukan dari gaji, liburan panjang, dan status sosial. Untuk menumbuhkan dan mempertahankannya, beberapa kiat dan faktor yang memengaruhi renjana disajikan, baik dari dalam (internal) maupun dari luar diri pembelajar (eksternal).

This paper talks about passion and its urgency in teaching French as foreign language at senior high school in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi (Jabodetabek). Passion that belongs to the field of psychology is the most important factor of students learning success. In fact, passion and motivation influence each other. The higher motivation is, the more powerful passion is. Though these are important in teaching, little work has been done into passion and motivation to teach. Instead, most studies have focused on students motivation to learn. Therefore, this paper aims to identify how many of them have the passion to teach and to explain how teaching practices would be like for those passionate teachers in the classroom, as well as to discuss the factors that affect their passion and motivation to teach. This study uses a qualitative approach with an explanatory case study design. Data were obtained from MGMP Bahasa Prancis Jabodetabek Group containing of 37 French teachers at senior high school and data were collected through questionnaires, teacher self-reflection, and semi-structured interviews. The results show that no French teacher in Jabodetabek who has all of the criteria to claim himself/herself as someone who has the passion to teach. However, there are three teachers who reach almost all of the criteria needed to claim themselves as passionate teachers and they show an effectiveness of teaching. They even got a quite good assessment from their learners. In addition, there is a positive correlation between the quality of extrinsic motivation they have and the students assessment. However, the correlation is classified as weak or insignificant. As a result, its correlation is inconvincing. Therefore, teachers, schools, and educational institutions strongly need to make the passion for teaching something that must be grown, sustained, and incorporated into the educational curriculum because teaching is essentially an activity that comes from the heart or as a call, not from the level of pay, long holidays, and status. To grow and maintain it, several tips and factors affecting the passion are presented, both from within (internal) and from outside the teacher (external)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T55137
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Prasetyo
"ABSTRAK
Dalam setengah dekade terakhir, produksi karya sastra pekerja migran di Singapura berkembang pesat. Para pekerja migran tersebut berkumpul untuk menarasikan kisah melalui segi pandang mereka sendiri, bertekad untuk membentuk ulang narasi dominan mdash;yang cenderung negatif mdash;seputar pekerja migran. Beberapa peneliti telah mulai mempelajari karya sastra produksi pekerja migran. Namun, penelitian yang mereka lakukan hampir selalu terfokus pada karya sastra itu sendiri; belum ada peneliti yang mendiskusikan produksi karya sastra pekerja migran dalam kaitannya dengan kekuasaan negara. Penelitian ini berusaha memahami bagaimana penulis migran memosisikan diri mereka di tengah sistem semi-otoriter Republik Singapura. Melalui metode etnografi daring online ethnographic method , peneliti mengumpulkan data melalui wawancara-wawancara yang dilakukan dengan penulis migran terkemuka yang karyanya telah dicetak dan diterbitkan oleh penerbit lokal. Penulis-penulis migran tersebut meliputi Wina Indonesia , Fedelis Filipina , dan Hasan Banglades . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran kolektif dan politik para penulis migran dipicu oleh Migrant Worker Poetry Competition dan program-program pasca-acaranya yang diselenggarakan bersama Sing Lit Station. Dalam praktiknya, skema work permit untuk pekerja rumah tangga dan konstruksi bangunan menggeser kekuasaan dari pusat negara kepada para majikan; hal ini menciptakan efek pendisiplinan berganda terhadap para penulis migran. Sering kali, kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bagi mereka. Akan tetapi, para penulis migran tersebut nyatanya dapat melakukan negosiasi terhadap kondisi ini. Faktor-faktor yang menentukan proses negosiasi tersebut meliputi: latar belakang pendidikan, kecakapan menggunakan perangkat sastra literary devices , dan kasus hukum yang pernah mereka alami.

ABSTRACT
The last half a decade has seen the proliferation of migrant literary writings in Singapore. These migrant writers have banded together to narrate their stories through their own lens, determined to reshape the dominant mdash often negative mdash discourse surrounding migrant workers. Researchers have begun to study these literary writings. However, such researches are invariably centered on the literary works no one has discussed the production of migrant literary works with regards to State power. This research attempts to understand how migrant writers position themselves amidst the soft authoritarian system of Singapore Government. Using online ethnographic method, I gathered data from online interviews with three prominent migrant writers who have their literary works published and circulated by local publishers. These writers include Wina Indonesian , Fedelis Filipino , and Hasan Bangladeshi 1 . The results demonstrate that the migrant writers rsquo political and collective consciousness is raised, in large part, by Migrant Worker Poetry Competition and its post event programs put together in collaboration with Sing Lit Station. In practice, the existing work permit scheme for domestic and construction workers decenters power from the State to employers, creating multiple disciplining forces towards migrant writers. Often, this condition raises concerns among said workers. Nevertheless, some negotiation is enacted by these migrants. The factors determining the negotiation enacted by these writers include educational background, mastery of literary devices, and legal cases that they have had in the past. 1 The names Wina, Fedelis, and Hasan are not their real names "
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Oktari Aneliya
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan apakah penilaian yang digunakan
guru Bahasa Inggris kelas 7 khususnya di SMP Islam PB Soedirman sudah
mendukung pembelajaran yang bemakna. Melalu konsep pembelajaran bermakna
yang dikemukakan oleh Andrson et.al (2001) dan konsep pembelajaran bermakna
dalam pandang kurikulum 2013, segala penilaian yang digunakan oleh guru dalam
dua materi pokok pembelajaran dianalisa. Tidak hanya sampai di situ, penelitian
ini juga melihat kualitas penilaian yang digunakan guru berdasarkan prinsip
penilaian bahasa menurut Brown (2004). Pada penelitian ini data dikumpulkan
sejak tanggal 5 januari 2015 sampai 10 maret 2015 melalui observasi kelas,
analisis dokumen, wawancara, serta kuesioner. Hasil penelitian mengungkapkan
bahwa penilaian yang digunakan guru belum sepenuhnya mengarahkan siswa
pada kegiatan pembelajaran yang bermakna karena belum sepenuhnya melalui
retention. Tahapan-tahapan pada fase retention tidak semua dicapai oleh siswa
maka hasil pembelajaran belum dapat dikatakan maksimal. Terkait pembelajaran
bermakana dalam kurikulum 2013, penilaian yang digunakan guru sudah melalui
kelima pengalaman belajar pokok dalam kurikulum 2013. Penilaian yang
digunakan oleh guru juga belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip penilaian
bahasa.

ABSTRACT
This study aimed at revealing whether or not the assessment used by an English
teacher in SMP Islam PB Soedirman Grade 7 promoted meaningful learning.
Using Anderson et.al?s (2001) meaningful learning concept and the concept of
meaningful learning used in Kurikulum 2013, all assessments which were used by
the teacher within two lesson materials were analyzed. This study also analyzed
the quality of the assessment by using the theory of language assessment
principles discussed in Brown (2004). The data were gathered through class
observation, document analysis, interview, and questionnaire. This study reveals
that the assessment used by the teacher had not thoroughly promoted students to
meaningful learning because not all stages in retention phase were reached by the
students. However, the various assessment forms used by the teacher had
promoted students to the steps of 5 basic learning experiences in Kurikulum 2013.
Since the students were not able to reach all stages in the retention phase, it can be
said that learning output was not optimal. The assessment used by the teacher also
did not thoroughly corespond to the language assessment principles.;This study aimed at revealing whether or not the assessment used by an English
teacher in SMP Islam PB Soedirman Grade 7 promoted meaningful learning.
Using Anderson et.al?s (2001) meaningful learning concept and the concept of
meaningful learning used in Kurikulum 2013, all assessments which were used by
the teacher within two lesson materials were analyzed. This study also analyzed
the quality of the assessment by using the theory of language assessment
principles discussed in Brown (2004). The data were gathered through class
observation, document analysis, interview, and questionnaire. This study reveals
that the assessment used by the teacher had not thoroughly promoted students to
meaningful learning because not all stages in retention phase were reached by the
students. However, the various assessment forms used by the teacher had
promoted students to the steps of 5 basic learning experiences in Kurikulum 2013.
Since the students were not able to reach all stages in the retention phase, it can be
said that learning output was not optimal. The assessment used by the teacher also
did not thoroughly corespond to the language assessment principles., This study aimed at revealing whether or not the assessment used by an English
teacher in SMP Islam PB Soedirman Grade 7 promoted meaningful learning.
Using Anderson et.al’s (2001) meaningful learning concept and the concept of
meaningful learning used in Kurikulum 2013, all assessments which were used by
the teacher within two lesson materials were analyzed. This study also analyzed
the quality of the assessment by using the theory of language assessment
principles discussed in Brown (2004). The data were gathered through class
observation, document analysis, interview, and questionnaire. This study reveals
that the assessment used by the teacher had not thoroughly promoted students to
meaningful learning because not all stages in retention phase were reached by the
students. However, the various assessment forms used by the teacher had
promoted students to the steps of 5 basic learning experiences in Kurikulum 2013.
Since the students were not able to reach all stages in the retention phase, it can be
said that learning output was not optimal. The assessment used by the teacher also
did not thoroughly corespond to the language assessment principles.]"
2015
T45335
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Sunarni
"Di era globalisasi seperti sekarang ini, budaya membaur dan saling mendominasi sehingga membuat anak bingung akan jati dirinya. Indonesia, sebagai negara majemuk yang multiras dan multikultural, sangat kaya dengan kearifan-kearifan lokal, dan kekayaan ini bisa diaplikasikan untuk membentuk karakter anak dan membentengi diri mereka dari pengaruh negatif budaya global atau asing. Jepang merupakan bangsa yang hidup dengan berbasis budaya dan menjadikan kearifan lokal sebagai landasan hidup serta materi pembelajaran yang langsung diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal serupa juga terlihat dalam masyarakat Sunda. Saat ini banyak anak-anak yang tidak mengenali kearifan lokalnya. Hal ini, menurut peneliti, disebabkan adanya kekosongan nilai-nilai kearifan lokal dalam kurikulum dan pembelajaran. Untuk itu, berbagai penelitian tentang pembelajaran kearifan lokal perlu dilakukan, termasuk pembelajaran melalui tradisi sastra lisan seperti pupuh dan dongeng, serta permainan tradisional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data yang digunakan adalah pembelajaran kearifan lokal dalam budaya Sunda, yaitu jadwal pembelajaran terkait kearifan lokal yang dibatasi pada pembentukan karakter, dan data terkait kearifan lokal dalam pendidikan di Jepang, yaitu berupa jadwal kegiatan pembelajaran “moral”. Data dianalisis berdasarkan pandangan Ratna (2015). Berdasarkan hasil penelitian teridentifikasi bahwa pemahaman terhadap nilai-nilai kearifan lokal dapat menciptakan bangsa yang berkarakter. Hasil penelitian ini secara teoretis bermanfaat untuk menambah referensi, khususnya tentang pembelajaran kearifan lokal, dan secara praktis dapat dijadikan model pembelajaran."
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
810 JEN 6:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wirasmi Abimanyu
"ABSTRAK
Menurut Charles H. Southwick, ekologi adalah ilmu yang mempelaj ar i tentang hubungan kehi dupan makhluk hi dup dengan sesamanya dan dengan lingkungannya. Yaitu interaksi antara individu, populasinya, dan masyarakatnya. Ekologi juga mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan benda-benda mati yang ada di lingkungan hidupnya. C Southwi ck, 1976: XVI5
Dengan demikian seperti juga makhiuk hidup yang lain, lingkungan hidup manusia teridiri dari lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik terdiri atas tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia yang lain, sedangkan lingkungan abiotik antara lain, tanah, air, udara dan cahaya. Lingkungan hidup tldak hanya ditentukan oleh jenis dan j umlah benda hi dup dan mati, melainkan juga oleh kondisi dan kelakuan benda hidup dan mati itu, serta hubungan antara benda-benda itu. CSoerja.nl, 1987: 19OX Dengan kata lain, manusia bersama dengan seluruh unsur kehidupan yang membentuk suatu sistem ekologi CekosisteirO mempunyai hubungan timbal-balik antara keduanya. Untuk menjaga kelestarian hidup manusia, manusia harus pula menjaga kelestarian ekosistemnya dengan *Jalan menjaga keserasian hubungan dengan lingkungan hidupnya. CSoeryani, 1987: 1913
Sebagai masyarakat-agraris, masyarakat Jawa mempunyai dasar sikap persatuan dengan alam. Mereka menyebut dirinya sebagai jagad ctlib. Cdunia kecil dan lingkungan alam sebagai jagad g&dh.& Cdunia besarO. Bagian lahiriah dari diri manusia ialah badannya dengan segala hawa nafsu dan daya-daya rohani , Badan ini merupakan wilayah kerajaan rohnya, yai tu dunia yang harus dikuasainya, maka dari itu badan seringkali di sebut, jagad c i I iM, sedang alam lingkungannya disebut, Jagad gedhe. Jagctd. cili& akan berkembang secara harmonis, selaras dengan kesempurnaan batinnya. Mengembangkan jagad ciLiM merupakan suatu syarat agar perkembangan jagad g&dh, & dapat- berlangsung dengan baik. CDe Jong, 1976: 14-163
Dalam hal ini Niels Mulder menyatakan bahwa "Bagi mistik Jawa, model jagad g&dhs C kosmosS ini di anggap sebagai paradigma bagi manusia selaku jagad cilib. Cmikro kosmos^. Kuasa-kuasa kekacauan dilambangkan oleh segi 1 ahi r C segi 1 uar dan badani D yang menglkatkan manusia kepada dunia gejala-gejala, sementar a segi batlnnya menghubungkan dengan makna terdalam dari kosmos dan moralitas". CMulder, .1984: 43
Sedangkan Frans Magnis Suseno menyatakan bahwa, "dalam lingkaran pandangan dunia Jawa, ciri-ciri pandangan ini ialah penghayatan terhadap masyarakat, alam dan adikodrati sebagai kesatuan yang tak terpecah-pecah. Dari kelakuan yang tepat terhadap kesatuan itu tergantung keselamatan manusia, " CSuseno, 1984: 83
Uraian tentang alam yang terpantul dalam Sastra Kak awi n menur ut Zoetmulder C1983: 2703, adalah alam seperti di pandang oleh penyalr Jawa Kuna bi 1 a i a meli hat sekelilingnya. Cara ia melukiskan hubungan antara manusia dan alam membuktikan bahwa ia memandang dunia ini dengan cara yang bagi dia sendiri serta para pendengarnya jelas sek ali. yak nl dasarnya bersatu, Sebagai contoh, dalam semua ungkapan puitis Jawa Kuna kita jumpai kemanunggalan alam semesta dan semua makhluk dl dalamnya yang kait-mengait. Ungkapan-ungkapan seperti kadang ing asana yang arinya keluarga dengan asana Cnama bungaD dan war gem. L ng campaha, yang ar t i nya saudar a bunga campak a, apabila seorang pemuda menyapa kekasihnya, menunjukkan arah yang sama. Bila seorang wanita ingin mati. ia mohon kepada Dewa, agar kecantikannya dikembalikan kepada bulan
.**
Kartikka, keindahan rambutnya kepada awan-awan yang penuh hujan, tetes air matanya kepada embun yang bergantungan pada pucuk daun rumput dan lain sebagainya. CZoetmulder, 1985: 3693
Dengan sikap batln orang Jawa akan rasa persatuannya dengan alam yang demikian itu, dan seperti yang kita ketahui Pulau Jawa mempunyai iklim yang dipengaruhi oleh « angin musim, sehingga kesuburan tanah dan pertanian
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Anggari Harapan
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Staya Saraswati
"Penelitian ini mengungkap ideologi laten yang ada di balik program acara radio Guys' Talk yang disiarkan Hard Rock FM 87,6 Jakarta. Penelitian menggunakan analisis kritis wacana Norman Fairciough. Model analisis ini mengubungkan tiga dimensi dalam communicative events, yaitu teks, praktik wacana (discourse practice), dan praktik sosiokultural (sociocultural practice). Penelitian ini menemukan bahwa Guy's Talk secara taat asas menyampaikan ideologi kebebasan seksual dengan menampilkan seks sebagai sesuatu yang bebas, individual, subyektif, dan hedonis."
2004
TJPI-III-2-MeiAugust2004-73
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Objektifikasi perempuan dalam budaya visual tidak terlepas dari rendahnya representasi perempuan dalam ICT dan sains. Representasi perempuan dalam media didominasi oleh fantasi, hyperrealiatas dan kebohogan yang bersifat tidak adil gender, homogen dan tidak mengakui keberagaman. konsolidasi ketidak-adilan sosial, subversi norma gender, klik-aktivisme dalam sicmed mengalami peminggiran dari media profit raksasa. Cyberfeminisme, blog dan socmed memainkan peranan penting dalam mewujudkan dunia virtusl yang adil gender. dengan banyaknya cyber harassment maka dibutuhkan cyber harrasment law di indonesia."
602 JP 18:3 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>