Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64813 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Santi Tania Mardianti
"Mengajarkan guratan bahasa Mandarin kepada anak usia dini membutuhkan suatu metode pengajaran yang tepat untuk mereka. Salah satu metode yang memperhatikan pengajaran untuk anak usia dini adalah metode Montessori. Penelitian ini mencoba melihat pengaruh dan efektivitas pengajaran guratan bahasa Mandarin untuk anak usia dini. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif dan observasi kelas.
Penulis mengobservasi salah satu media pembelajaran metode Montessori, yaitu ldquo;sandpaper rdquo; yang digunakan untuk mengajarkan guratan dasar bahasa Mandarin. Pada penelitian ini, penulis mengambil subyek 5 anak usia dini dengan rentang usia 3 sampai 6 tahun, dan mengobservasi kegiatan selama enam kali tatap muka di dalam kelas Montessori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh dan efektivitas media pembelajaran metode Montessori terhadap kemampuan anak usia dini.

Teaching Mandarin language basic strokes for early childhood needs the suitable teaching method for them. One of the method that pays attention to early childhood teaching is the Montessori method. This study tries to see the infulence and the effectiveness of teaching Mandarin language basic strokes for early childhood. In this study, the writer uses qualitative method and class observation.
Writer observes one of the Montessori learning material, ldquo;sandpaper rdquo; that is used for teaching Mandarin language basic strokes. The writer took 5 early childhood students as the subject with the age range between 3 to 6 years old. The study result indicates that there are influence and effectiveness between Montessori learning materials in the early childhood student skills.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Rahayu
"Anak-anak harus tumbuh tidak hanya tubuhnya, melainkan jiwanya. Anak perlu didorong secara aktif untuk mengobservasi dan mengeksplorasi. Untuk itu, kualitas pendidikan anak usia dini harus mendapatkan perhatian serius, karena di usia ini seorang anak sangat peka terhadap berbagai stimulasi dan rangsangan dari lingkungannya, akan tetapi realitas dunia pendidikan anak usia dini saat ini masih mengikuti tradisi klasik dengan menjadikan pendidik sebagai subject centered (teacher centered). Teacher centered memfokuskan seluruh proses pembelajaran kepada guru sehingga model pendidikan seperti ini membuat anak didik sulit mengembangkan proses kreativitas dan kemandiriannya. Dengan menggunakan metode refleksi kritis, artikel ini berusaha merefleksikan fungsi pendidikan anak bagi perkembangan anak usia dini secara filosofis. Artikel ini juga memberikan pemahaman pada pentingnya model pendidikan progresif yang menekankan pada kebebasan peserta didik dan mengenalkan tahapan-tahapan pendidikan berdasarkan perkembangan usia anak dan kebebasan anak. Sehingga harapannya model pendidikan yang memberikan kebebasan kepada anak dapat membentuk pribadi anak yang siap mengarungi kehidupan pada masa dewasa nanti sebagaimana yang digagas oleh Maria Montessori.

Children must grow not only in body but in spirit. Children need to be actively encouraged to observe and explore. For this reason, the quality of early childhood education must receive serious attention, because at this age a child is very sensitive to various stimulations and stimuli from his environment, but the reality of the world of early childhood education today still follows the classical tradition by making educators as subject-centered ( teacher-centered). Teacher centered focuses the entire learning process on the teacher so an educational model like this makes it difficult for students to develop their creativity and independence processes. By using the critical reflection method, this article tries to reflect philosophically on the function of children's education for early childhood development. This article also provides an understanding of the importance of a progressive education model that emphasizes the freedom of students and introduces the stages of education based on the child's age development and child's freedom. So it is hoped that an educational model that gives freedom to children can form a child's personality that is ready to navigate life in adulthood, as initiated by Maria Montessori."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Widia Irfiani
"Penelitian ini membahas implementasi metode Istima' sebagai metode pembelajaran yang digunakan dalam menghafal Al-Qur'an pada anak usia dini di Tahfi? Anak Usia Dini Indonesia Qur'an Foundation, Depok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan metode Istima' dalam proses menghafal, adakah perbedaan dalam penerapannya pada dua kelas yang berbeda, serta membuktikan apakah ada perbedaan pada aspek fonologi bahasa Arab pada anak-anak dengan pemahaman huruf hijaiyah dengan yang tidak dalam hal pelafalan ayat yang dihafal. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan sumber data berupa kajian pustaka, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Setelah dilakukan analisis terhadap data penilitian, hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran melalui metode Istima' untuk menghafal Al-Qur'an saat ini cukup tepat untuk anak usia dini yang sebagian besar belum mampu membaca dan menulis huruf hijaiyah, tidak adanya perbedaan yang signifikan pada penerapan metode Istima' pada dua kelas yang berbeda, dan ditemukan perbedaan dalam pelafalan bunyi bahasa Arab pada anak yang memiliki prior knowledge dengan yang tidak, selanjutnya perbedaan ditemukan pada kecepatan anak dalam menghafal suatu surah.

This study discusses the implementation of Istima' method as a learning method used in memorizing Al Qur 39 an for early childhood in Tahfi of Early Childhood, Indonesia Qur 39 an Foundation, Depok. The purpose of this study is to find out how the application of Istima' method in the process of memorizing, is there a difference in its application to two different classes, and also proves whether there is a difference in the phonological aspects of Arabic language in children with knowledge of hijaiyah letters and who do not in terms of pronunciation of memorized verses. The research method used is qualitative with data sources such as literature review, observation, interview, and documentation.
After analyzing the research data, the results shows that the method of learning through Istima' method to memorize the Qur 39 an is currently quite appropriate for early childhood that most have not been able to read and write hijaiyah letters, there is no significant difference in the application Istima' method in two different classes, and there is difference in Arabic pronunciation of children who have knowledge of hijaiyah letters with those who do not then the difference is found in the speed of the child in memorizing a surah.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chia Haris
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005
495.18 CHI b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lu Li Qian Qian
"Di Indonesia, beberapa tahun terakhir ini, seiring dengan meningkatnya fenomena Rising China, terjadi peningkatan jumlah sekolah yang mengajarkan pelajaran bahasa Mandarin. Peningkatan ini sebagian juga disebabkan oleh berakhirnya periode Orde Baru yang membuka luas kesempatan bagi keturunan etnis Tionghoa untuk mendapat pendidikan bahasa Mandarin. Tren tersebut memunculkan pertanyaan, apakah terbukanya kembali kesempatan belajar bahasa Mandarin pada etnis Tionghoa tersebut menimbulkan adanya re-asersi ke-'Tionghoa'-an di antara etnis Tionghoa di Indonesia yang berorientasi akhir pada 'negeri leluhur' (Tiongkok) atau lebih didasarkan pada pandangan kosmopolitan yang tidak mempertimbangkan batasan lintas etnis sebagai bagian penting dari identitas mereka? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, pendekatan etnografis, observasi dan survei terhadap para orangtua siswa etnis Tionghoa (baca: Indonesia-Tionghoa) yang lahir pada periode Orde Baru. Para responden yang diobservasi tersebut telah menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah yang mempunyai kurikulum pelajaran bahasa Mandarin.
Observasi dilakukan di tiga kota terbesar di Indonesia, yaitu Jakarta, Surabaya, dan Medan. Alat analisis yang digunakan adalah teori identitas, fenomena resinisisasi, konsep esensialisme dan stereotip, kosmopolitan dan globalisasi yang akan digunakan sebagai kerangka utama untuk membahas masalah ini. Temuan penelitian ini adalah, melalui pembelajaran bahasa Mandarin, telah terjadi re-(posisi) identitas. Identitas yang masih melekat kuat adalah identitas etnis dan identitas historis. Sementara itu, identitas komunal masih terlihat, tetapi relatif sedikit muncul pada sebagian responden. Dari deretan identitas tersebut, identitas yang begitu kuat muncul adalah identitas etnis dan identitas historis, yang tercermin melalui orientasi dan motivasi untuk meningkatkan ekonomi, pendidikan, dan teknologi. Ketiga orientasi ini merupakan bagian dari identitas historis yang melekat pada orang Tionghoa, seperti rajin mencari uang dan mudah adaptasi di mana pun. Sementara itu identitas etnis digambarkan melalui keinginan kuat untuk belajar berbahasa Mandarin dengan tujuan baru yaitu melihat peluang-peluang dari fenomena 'Rising China' dan unggul dalam peradaban melalui teknologi.
Temuan-temuan dari penelitian juga menunjukkan bahwa (1) sebagian besar responden merasa bangga akan negeri leluhur, tetapi mereka tidak ingin pindah ke negeri Tiongkok, (2) mereka mempunyai nama Tionghoa tapi sudah tidak menggunakannya di dalam dokumen resmi. (3) ketika di luar negeri, mereka lebih ingin diidentifikasi sebagai orang Indonesia-Tionghoa. Berdasarkan temuan tersebut, terlihat bahwa fenomena resinisisasi yang terjadi pada etnis Tionghoa di Indonesia pada umumnya merupakan koneksi sosio-kultural dan bukan politis. Pandangan esensialisme dan stereotip memang membentuk rasa bangga terhadap negeri leluhur, tetapi hal tersebut tidak signifikan terlihat. Selain itu, gagasan kosmopolitan dan globalisasi yang dinamis dapat lebih membantu untuk mendefinisikan identitas orang Indonesia-Tionghoa Bahasa Mandarin dan pembelajaran bahasa Mandarin di Indonesia oleh orang Indonesia-Tionghoa tidak hanya sebagai bentuk resinisisasi etnis, tetapi juga re-posisi peran bahasa Mandarin sebagai bagian dari identitas budaya kosmopolitan.

In Indonesia, there has been an increase in the number of schools that offer Mandarin language lessons in recent years, alongside the increasing 'Rising China' phenomenon. This increase was also partly due to the collapse of Indonesia's New Order government which opened opportunities for Chinese-Indonesian descendants to obtain Mandarin education. The trend raises the question, whether the reopening of opportunities to learn Mandarin has led to the reassertion of 'Chinese-ness' for Chinese-Indonesians which is oriented towards the 'ancestral homeland' (China), or is it based on a cosmopolitan view that considers cross-ethnic boundaries as an important part of their identity? This study uses qualitative method, ethnographic approaches, observations and surveys of parents of students (Chinese-Indonesian) who were born and raised during the New Order period. Respondents are the ones that have sent their children to schools that have a Mandarin language curriculum.
The research was carried out in the three largest cities in Indonesia, namely Jakarta, Surabaya and Medan. The analytical tool used is identity theory, the phenomenon of re-sinicization, the concept of essentialism and stereotypes, cosmopolitanism and globalism, which will be used as the main framework to discuss the issues. The findings of this study show through learning Mandarin, there has been a re-positioning of identities. Identities that are still inherently strong are ethnic identity and historical identity. Meanwhile, though communal identity is still visible, it only appears in relatively few respondents. From the aforementioned identities, identities that seems to be strong are ethnic identity and historical identity, which are reflected through orientation and motivation to improve economy, education and access to technology. Meanwhile, ethnic identity is portrayed through a strong desire to learn Mandarin with a new goal of seizing the opportunities offered by the 'Rising China' phenomenon and excelling through the mastery of technology.
The findings of the study also showed that (1) most respondents felt proud of their ancestral homeland, but they did not want to move to China, (2) they had Chinese names but did not used them in official documents. (3) when abroad, they would rather be identified as Chinese-Indonesians. Based on these findings, it can be seen that the phenomenon of re-sinicization that occurred amongst the Chinese-Indonesians in general is a socio-cultural and not political phenomenon. While essentialism and stereotypes indeed form a sense of pride for the ancestral homeland, this is not significant. In addition, the idea of cosmopolitanism and x dynamic globalism help redefine the identity of Chinese-Indonesians. Mandarin language learning in Indonesia by Chinese Indonesians is not only a form of re-sinicization, but also a re-positioning of the role of the Mandarin language as part of a cosmopolitan cultural identity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
D2639
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Bahasa Mandarin memiliki ciri khas dalam pelafalan, intonasi nada, dan goresan tulisan yang bervariasi. Para siswa membutuhkan sebuah aplikasi multimedia pembelajaran melalui perpaduan video, audio, teks, gambar dan animasi untuk memperoleh kemudahan dalam mempelajarinya. Penelitian ini menekankan pembahasan mengenai penguasaan pinyin dalam penulisan dan pelafalan yang benar berdasarkan kategori-kategori dan soal-soal latihan dalam bentuk permainan (game). Pembuatan aplikasi pembelajaran menggunakan metode prototipe. Aplikasi ini membantu para siswa yang ingin mempelajari bahasa Mandarin tingkat dasar secara mandiri, maupun individu yang belum pernah belajar bahasa Mandarin. Memiliki panduan dalam menulis huruf dan konten audionya, mampu menampilkan sekaligus huruf Han singkat (jiantizi) dan huruf Han lengkap (fantizi) sehingga dapat mempelajari perbedaan kedua jenis huruf tersebut dalam waktu yang bersamaan. Aplikasi ini juga memiliki fasilitas kamus Indonesia Mandarin. Analisis hasil dari aplikasi pembelajaran bahasa Mandarin memperlihatkan bahwa dalam melakukan penelusuran untuk setiap kosa kata dan kategori scene sudah dapat memenuhi kebutuhan pengguna"
000 JEI 4:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Intania Kusumawardhani
"Penggunaan warna untuk penataan ruang dalam sebuah bangunan tidak terlepas dari fungsi bangunan serta fungsi ruangan di dalamnya. Tujuan pewarnaan ruang tidak hanya terbatas menyenangkan mata saja, tetapi pada studi kali ini, warna juga dijadikan alat untuk pengenalan anak terhadap lingkungan dan pengembangan psikologis anak usia dini. Masa ini merupakan penyesuaian anak terhadap lingkungan pembelajaran, sehingga kebutuhan ruang bagi anak merupakan hal yang penting. Penataan harus dirancang dengan baik, sehingga baik dari segi keindahan maupun dari segi fungsi keduanya tercapai. Melalui metode penulisan deskriktif analitis, penulis mencoba mengungkapkan dalam pemaparan, warna seperti apa yang dapat mendukung pemenuhan kebutuhan anak pada ruang belajar.

The use of color to the arrangement of space within a building can not be separated from the building function as well as function rooms in it. The aim is not only limited for refreshed our eyes, but for this study, the color is also used as a tool for introducing children to the environment and the psychological development of children. This period represents an adjustment of children to the learning environment, so the space requirement for children is important. Arrangement must be designed well, so in terms of both beauty and function in terms of both achieved. Through analytical- descriptive methods, the author tries to express the exposure, what kind of color that can support the needs of children in the learning space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51567
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Rizki Pontania
"Penelitian ini membahas tentang program intervensi bercerita menggunakan flannelboard stories untuk meningkatkan pemahaman empati pada anak usia dini di Panti Asuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas bercerita menggunakan flannelboard stories dalam meningkatkan pemahaman empati pada anak usia dini di Panti Asuhan. Partisipan untuk penelitian ini terdiri dari 25 anak usia dini yang tinggal di Panti Asuhan X. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah Empathy Scale for Children (ESC) yang berfungsi untuk mengukur tingkat pemahaman empati pada anak usia dini. Penelitian ini menggunakan disain penelitian eksperimental dengan bentuk one group pre-test post-test design.
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan 2 related sample t-test, khususnya teknik Wilcoxon, didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan yang signifikan antara pre-test dan post-test 1 (Z= 4.318, p < 0.01) artinya terdapat peningkatan pemahaman empati anak setelah program intervensi dilakukan. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa bercerita menggunakan flannelboard stories terbukti efektif untuk meningkatkan pemahaman empati pada anak usia dini. Keterbatasan pada penelitian ini adalah tidak melakukan randomisasi dalam pengelompokan partisipan, evaluasi pada setiap akhir sesi sebaiknya dilakukan secara individu, validasi pemilihan alur cerita oleh ahli, dan ketidakhadiran observer ketika program intervensi berlangsung. 

This research presented an intervention program of storytelling using flannelboard stories to increase the understanding of empathy in early childhood in orphanage. The purpose of this research is to look at the effectiveness of storytelling using flannelboard stories to increase the understanding of empathy in early childhood in orphanage. The research`s respondents comprised of 25 children who live in the Orphanage X and were measured using Empathy Scale for Children (ESC) which is used to measure children`s understanding of empathy. The research design in this study was a group pre-test post-test design.
Based on the results of statistical tests using 2 related t-test samples, specifically the Wilcoxon technique, it was found that there was a significant increase between pre-test and post-test 1 (Z = 4,318, p <0.01). The results of this research analysis prove that storytelling using flannelboard stories is effective in increasing the understanding of empathy in early childhood in orphanage. Limitations of this study are lack of randomization in assigning the participant into groups, group evaluation at the end of each session, the storyline could have been assessed by experts prior to the research, and the absence of the observer during intervention program. 
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Detia Rini
"Usia dini merupakan masa emas tumbuh kembang anak yang sangat perlu diperhatikan, terutama oleh ibu sebagai orang tua. Salah satu aspek perkembangan yang dimaksud adalah perkembangan bicara dan bahasa anak. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat pengetahuan ibu tentang perkembangan bicara dan bahasa anak usia dini. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Responden penelitian ini berjumlah 106 orang dari wilayah RW 09 Kelurahan Tugu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Insrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari 43 pertanyaan seputar perkembangan bicara dan bahasa anak. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebanyak 67% responden (71 orang) memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tentang perkembangan bicara dan bahasa anak usia dini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk penyusunan materi dalam pendidikan kesehatan tentang perkembangan bicara dan bahasa anak sehingga diharapkan kejadian gangguan bicara pada anak dapat diminimalkan dan dideteksi lebih dini.

Early childhood is golden period for child development which need full attention, especially from mother as parents. One aspect of child development mentioned here is speak and language development. Because of that, this research is doing exploration mother?s knowledge about speak and language development of early childhood. There were 106 respondents participate this research from RW 09 Kelurahan Tugu. Sampling technique used was purposive sampling. Questionare with 43 questions about speak and language development of early childhood was used as instrument of this research. Result of univariat analys showed that 67% respondent has gained high level of knowledge about speak and language development of early childhood. The result of this research can be used as reference to arrange curriculum for health education programm about speak and language development of early childhood, so parents especially mother can detect the problem earlier and decrease amount of speak and language disorder."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S1653
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>