Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141191 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ajeng Larasati
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas relasi seorang anak tokoh utama dan ayah dalam film Oorlogswinter 2008 . Film diangkat dari buku dengan judul sama, berkisah tentang seorang anak Belanda yang hidup di masa Perang Dunia II dan harus berhadapan dengan ayah yang berbeda prinsip dengannya. Konflik yang dihadapi sang anak bukan hanya dengan ayah, tetapi juga tentara Jerman dan pamannya. Berbagai konflik itu masing-masing ditunjukkan dengan pemanfaatan teknik sinematografi yang berbeda. Pembahasan relasi ayah dan anak dan konflik-konflik yang ada dalam film ini dilakukan dengan analisis struktur, fokalisasi dan sinematografi.

ABSTRACT
This journal analyzes the relationship between son main character and father in the movie Oorlogswinter 2008 . The film is adapted from a book with the same title which tells a story of a dutch boy who lives in the time of World War II and has to deal with his father who has different principles from him. The child also has conflicts with the German army and his own uncle. Each of the conflicts is shown through specific cinematography techniques. Analysis of the relation of father and son and other conflicts in the movie are conducted with structure, focalization and cinematography analysis."
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vinny Damayanthi
"[;;, ABSTRAK
Penelitian ini berusaha menemukan posisi khalayak ketika memaknai
pelaku pembunuhan dalam film The Act of Killing/Jagal dengan pendekatan
reception analysis Stuart Hall yang memposisikan 3 (tiga) “posisi hipotesis”
decoder: dominan, negotiated, dan oposisi. Jagal adalah film dokumenter yang
mengisahkan kehidupan sehari-hari mantan pelaku pembunuhan massal
pemberantas anggota Partai Komunis Indonesia pasca peristiwa Gerakan 30
September 1965 (G30S) dengan tokoh sentral Anwar Congo dan Adi.
Sampling penelitian terbatas pada komunitas interpretatif dengan kriteria:
lahir setelah tahun 1980, pernah menonton film Pengkhianatan G30S/PKI dan
Jagal, pernah mengunjungi museum dan monumen bersejarah terkait G30S, dan
memiliki konstruksi tentang PKI sebelum menonton film Jagal. Peneliti
melakukan wawancara mendalam terhadap 6 (enam) informan dengan beragam
latar belakang. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pemaknaan komunitas
interpretatif terhadap 8 (delapan) adegan yang dinilai relevan dengan penelitian.
Peneliti juga menghimpun informasi mengenai encoding sutradara.
Dengan reception analysis, peneliti menemukan bahwa keragaman latar
belakang dan pengalaman menyebabkan khalayak juga meng-encode teks media
dengan beragam. Posisi khalayak tidak konsisten di satu posisi tertentu pada tiap
adegan. Ada kalanya cenderung berada di posisi dominan pada adegan tertentu
namun cenderung berada di posisi negotiated atau oposisi pada adegan lain.

ABSTRACT
This research tried to find audiences‟ position when they interpret
murderer showed in The Act of Killing/Jagal film with reception analysis
approach from Stuart Hall which had 3 (three) “hypothetical position” of decoder:
dominan-hegemonic position, negotiated position, and oppositional position.
Jagal is a documentary film that told us the daily life of a mass murderer who did
massacre of Indonesian Communist Party (PKI) members after September 30th
Movement (G30S) with Anwar Congo and Adi as the central role.
The sampling were limited to interpretive community with general criteria:
were born after 1980, watched Pengkhianatan G30S/PKI and Jagal film, and had
construction about PKI before they watched Jagal. Researcher did depth interview
with 6 (six) informants that came from various backgrounds. The aim of the
interview was to revealed the meaning of the interpretive community towards 8
(eight) scenes that relevant to the research. Researcher also gathered information
about the encoding that the director‟s wanted to present in the film.
With reception analysis, researcher found that diversity of backgrounds
and experiences caused the audiences encoded media texts in various ways.
Audiences‟ positions are not stick to one position for all relevant scenes. There
were times when they are dominant on particular scenes but negotiated or
oppositional on another]"
2015
T44692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hilmi Putra Abriniado
"Skripsi ini membahas mengenai implementasi Kebijakan Impor Film Asing Cina yang diatur dalam Film Industry Promotion Law sebagai upaya pemerintah Cina dalam mempertahankan ideologi sosialis dari invasi budaya dan ideologi Barat yang masuk melalui film Hollywood. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Dengan menggunakan teori Cultural Policy dan konsep Core Value System of Socialist, penelitian ini mencoba mengghubungkan penerapan Film Industry Promotion Law dengan upaya pemerintah Cina dalam mempertahankan ideologi sosialis. Berangkat dari asumsi bahwa terdapat keterkaitan antara Film Industry Promotion Law dengan upaya mempertahankan ideologi sosialis, penelitian ini juga menunjukan bahwa keberhasilan penerapan Film Industry Promotion Law berimplikasi dengan hilangnya budaya dan ideologi Barat yang terkandung dalam film Hollywood dan dominasi nilai-nilai sosialis dalam film-film yang beredar di Cina. Dengan begitu melalui kebijakan ini masyarakat Cina tidak terpapar dengan budaya dan ideologi Barat yang berpotensi menggeser budaya dan ideologi Cina.

This thesis discusses the implementation of the Chinese Foreign Film Import Policy that regulated in the Film Industry Promotion Law as an effort to defend the socialist ideology from the Western cultural and ideology invasion that entered through Hollywood movies. This study used qualitative research methods. Using the Cultural Policy theory and The Core Value system of Socialist concept, this research attempts to link the implementation of the Film Industry Promotion Law to the efforts of the Chinese government in maintaining socialist ideology. Based on the assumption that there is a connection between Film Industry Promotion Law and the effort to maintain socialist ideology, this study also shows that the successful implementation of Film Industry Promotion Law has implications for eliminate Western culture and ideology contained in Hollywood movies and the dominance of socialist values in movies circulating in China. In this way, through this policy, Chinese society not exposed to Western culture and ideology which has the potential to shift Chinese culture and ideology.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Herlly Primadewi
"Keadaan perempuan selalu dipandang sebelah mata, rendah, dan dianggap buruk di dalam tata nilai masyarakat, kebudayaan, hukum dan politik. Sehingga memunculkan pergerakan-pergerakan perempuan, khususnya feminis liberal yang menginginkan adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dengan memberikan perempuan hak dan kesempatan yang sama dengan laki-laki, terutama kesempatan perempuan untuk berada di lingkungan publik. Film Desperate Housewives adalah bentuk real bagaimana hitam putih perempuan rumah tangga di dalam kehidupan perkawinan dan motherhood.
Feminis liberal ingin menyampaikan beberapa hal yang menyangkut tema kebebasan di dalam menganalisa film Desperate Housewives ini, dengan tujuan agar masyarakat mampu melihat bagaimana seharusnya mengkondisikan perempuan dengan adil tanpa harus selalu memposisikannya sebagai the other. Filsafat feminis memperjuangkan agar permasalahan perempuan bisa dimasukkan juga ke dalam pembahasan filsafat, Selama ini filsafat tidak pernah memasukkan perempuan ke dalam wilayah pembahasannya.
Karya-karya filsafat cenderung misoginis dan sentimen terhadap suara perempuan. Tema filsafat feminis tersebut dibahas melalui teori keadilan John Rawls di dalam bukunya Theory of Justice dengan mengambil pilihan pada affirmative action agar laki-laki dan perempuan dapat berkompetisi secara adil. Affirmative action terhadap perempuan meskipun tidak equal terhadap keberadaan laki-laki, tetap diterima karena ia menguntungkan pihak yang marjinal (perempuan).
Ketertindasan dan kelemahan perempuan bukan hanya karena ketidakmapuan mereka atas apa yang mereka lakukan. Namun, lebih pada identitas kultural yang mereka miliki di dalam lingkup patriarki. Keadaan tersebut di atas menyebabkan bekerjanya teori difference principle dimana keadilan sekurang-kurangnya harus dirasakan oleh kaum yang paling tidak beruntung, dalam hal ini perempuan. Rawls menyikapi keinginan dan cita-cita feminis liberal agar perempuan sebagai kaum marginal juga memiliki hak dan kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk dapat keluar ke dalam lingkungan publik. Hak-hak tersebut dimaksudkan agar perempuan terbebas dari tindak pelecehan, penindasan, dan diskriminasi.
Kemudian filsuf feminis meneruskan teori difference principle menjadi politik perbedaan, dimana pada keadaan tersebut perempuan menjadi bangga akan dirinya sebagai perempuan, sebagai seorang ibu rumah tangga, sebagai seorang istri. Dan rasa bangga ini akan tumbuh ketika perempuan sudah mencapai kesetaraan dan memperoleh kebebasan yang sebelumnya didapat dari teori difference principle."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S16033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milwaukee, WI: Limelight, 2012
791.436 55 FIL (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Russell, Mark
Boston: Focal Press, 2000
781.542 RUS f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Russell, Mark
East Sussex: Roto Vision, 2000
R 781.542 RUS f
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Irawanto
Yogyakarta: Media Pressindo, 1999
791.43 Ira f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Damasus Genta Ryant Waskito
"ABSTRAK
The Butler 2013 adalah sebuah film drama sejarah yang menceritakan tentang kehidupan Cecil, seorang pelayan yang bekerja di White House. Film ini menceritakan hubungan benci dan cinta antara Cecil dan Louis tentang Gerakan Hak-Hak Sipil yang ada di masyarakat mereka. Film ini bisa digunakan untuk sumber analisis untuk memahami Arti Tempat dan Sosial Kapital. Sudah banyak ahli yang mendiskusikan film ini dari perspektif rasisme dan stereotip terhadap orang Afrika-Amerika dalam film ini, namun belum ada penelitian yang menganalisa isu dari hubungan ayah dan anak antara Cecil dan Louis. Dengan menggunakan teori Identitas dari Hall, dan Sosial Kapital milik Bourdieu, artikel ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana pengaruh dari rasisme dan ketidaksetaraan terhadap hubungan ayah dan anak dari Cecil dan Louis mempengaruhi kehidupan sosial mereka.
ABSTRACT
The Butler is a historical drama movie which tells about the life of a long-term White House butler,Cecil. This movie explores the love and hate relationship between Cecil and Louis regarding theCivil Rights Movement in their society. This 2013 movie can be used to analyze and understanddifferent meanings of place and social capital. While there are scholars who have discussed thefilm from the perspective of racism and stereotypes towards African-Americans in the film, thereis no research that analyzes the issue of father-son relationship in relation to place, racism andinequalities. This article aims to analyze how the issues of racism and inequalities affects Ceciland Louis rsquo; father and son relationship and their social life. With Hall rsquo;s rsquo; ldquo;identity rdquo; concept andBourdieu rsquo;s ldquo;social capital rdquo;, this article concludes that different subject positions in supportingthe Civil Rights Movement may result in a father and son personal relationship. These differencesare caused by different ways in interpreting the South and the North, different social relations,and different ways in solving the racial inequalities."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>