Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161708 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Helda Sulistiawati
"ABSTRAK
Bayi baru lahir rentan mengalami perubahan fungsi fisiologis karena bayi berada pada tahap transisi dan adaptasi. Teori Konservasi Levine mampu menjaga integritas struktur bayi selama proses adaptasi. Perubahan integritas struktur atau perubahan pada nilai fisiologis bayi namun tidak mendapatkan tindakan yang dibutuhkan menyebabkan terjadinya perburukan klinis yang signifikan dan berujung pada kematian. Newborn Early Warning System adalah suatu instrumen yang diperlukan untuk memungkinkan perawat mengetahui penurunan kondisi dan memanggil bantuan pada waktu dan bila diperlukan. Penerapan intervensi keperawatan berbasis bukti yaitu Newborn Early Warning System pada lima kasus terpilih terbukti dapat membantu dalam mengobservasi dan menjaga fungsi fisiologisselama proses adaptasi. Oleh karena itu penerapan Teori Konservasi Levine dengan menggunakan Newborn Early Warning System dirasa sangat tepat untuk mencapai keutuhan sistem tubuh bayi yang kompleks. Pendekatan ini mampu mempertahankan keutuhan bayi selama proses adaptasi. Kata kunci: Bayi baru lahir, Newborn Early Warning System, Teori Konservasi Levine. ABSTRACT
Newborns are susceptible to changes in physiological function during the transition and adaptation stage. Levine Conservation Theory is able to maintain the integrity of infant structure during the adaptation process. Structural integrity changes or changes in the infant 39;s physiological value without an appropriate action may cause significant clinical deterioration and lead to death. The Newborn Early Warning System is an instrument to assist nurses to identification the deterioration of the condition and call for help on time and when it needed. The application of evidence-based nursing using Newborn Early Warning System in five selected cases has been shown it nessecary in observing and maintaining the physiological function of adaptation processes. Therefore, the application of Levine Conservation Theory by using Newborn Early Warning System is very appropriate to achieve the integrity of complex baby system, this approach is able to maintain the baby wholeness during the adaptation process. Keyword: Newborn, Newborn Early Warning System, Levine Conservation Theory."
2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ricca Olivia Nastasya
"Newborn Early Warning System (NEWS) dapat mengidentifikasi tanda perburukan melalui proses sistematisdengan memetakan tanda-tanda vital pasien. Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk menganalisis optimalisasi   asuhan keperawatam pada sistem peringatan awal neonatus menggunakan NEWS melalui pendekatan Teori Konservasi Levine. Metode karya ilmiah ini adalah studi kasus. Terdapat lima kasus neonatus yang dirawat di ruang perinatologi yang diberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan Teori Konservasi Levine. Aplikasi Teori Konservasi Levine memperhatikan empat konservasi yaitu energi, struktural personal dan sosial. Intevensi keperawatan yang dilakukan berdasarkan evidence based dan intervensi lainnya. Peringatan awal dengan menggunakan NEWS terbukti efektif dalam mengidentifikasi bayi yang berisiko, memudahkan untuk melakukan intervensi secara tepat, meningkatkan kualitas hidup neonatus serta dapat meminimalkan morbiditas dan mortalitas

The Newborn Early Warning System (NEWS) can identify signs of worsening through a systematic process by mapping the patient's vital signs. The purpose of this scientific work is to analyze the optimization of nursing care in the neonatal early warning system using NEWS through Levine's Conservation Theory approach. The method of this scientific work is a case study. There were five cases of neonates who were treated in the perinatology room and were given nursing care using Levine's Conservation Theory approach. Levine's application of Conservation Theory pays attention to four conservations: energy, structural, personal, and social. Nursing interventions are based on evidence-based and other interventions. Early warning using NEWS has proven to be effective in identifying at-risk babies, making it easier to make appropriate interventions, improving the quality of life of neonates, and minimizing morbidity and mortality."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eleni Kenanga Purbasary
"Neonatus yang dirawat di rumah sakit sering mengalami nyeri yang disebabkan prosedur invasif. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan teori model Konservasi Levine pada neonatus dengan gangguan rasa nyaman nyeri. Nyeri pada bayi perlu mendapatkan perhatian penting dari perawat dikarenakan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi dimasa datang. Peningkatan kepedulian perawat melakukan menajemen non farmakologi salah satu caranya menggunakan poster. Hasil menunjukkan bahwa intervensi dengan pendekatan teori Konservasi Levine efektif meningkatkan kenyamanan pasien. Disarankan agar teori Konservasi Levine dapat diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan pada neonatus.

Neonates who is hospitalized, experience pain frequenty that caused by invasif procedure. This scientific paper Aims to illustrate the application of levine conservation model theory to neonates with painful discomfort. Pain shoud become a nursing concern since it will have impact on baby rsquo;s growth and development in future. Increased care nurses do non-pharmacological management one way using posters. The result showed the intervention the evodance based on Levine Conservation theory effective to increase comfort. It suggested that levine Conservation Theory can apllied in the provision of nursing care to neonates. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sholihatul Amaliya
"Neonatus merupakan periode yang sangat rentan untuk mengalami masalah kesehatan, salah satunya yaitu gangguan sistem pernapasan. Gangguan sistem pernapasan pada neonatus dapat mengakibatkan gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen hingga dibutuhkan pemasangan alat bantu napas invasif dan pemasangan pipa endotrakel. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk menganalisis optimalisai pemenuhan oksigenasi pada neonatus melalui tindakan penghisapan lendir dengan hiperoksigenasi dengan pendekatan teori Konservasi Levine. Lima kasus terpilih mengalami gangguan pemenuhan oksigenasi akibat penumpukan lendir pada saluran napas. Pendekatan Teori Konservasi Levine dilakukan dengan menggunakan prinsip konservasi energi, konservasi integritas struktural, konservasi integritas personal, dan konservasi integritas sosial. Tindakan keperawatan berbasis pembuktian yang dilakukan melalui penghisapan lendir dengan hiperoksigenasi terbukti efektif dalam mencegah hipoksemia selama prosedur penghisapan lendir pada neonatus sehingga pemenuhan kebutuhan oksigen dapat optimal. Prosedur penghisapan lendir dengan hiperoksigenasi dengan menggunakan pendekatan teori Konservasi Levine dapat diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas pada neonatus dengan gangguan pemenuhan oksigenasi.

Neonates are a very vulnerable period to experience health problems, one of which is respiratory system disorders that may result in impairment in the fulfillment of oxygen. Assisted mechanical ventilation is the mainstay of management of a variety of respiratory condition in neonates through an inserted endotracheal tube ETT connecting the individual to the ventilator. The purpose of this case study was to analyze the optimization of oxygen fulfillment in neonates through suctioning with hyperoxygenation with the Levine Conservation theory approach. The five selected cases suffered from oxygen fulfillment impairment induced obstruction due to mucus accumulation in the airways. Levine's conservation model of nursing provides an ideal conceptual framework for this condition that Evidence-based nursing intervention by suctioning with hyperoxygenation has been shown to be effective in preventing hypoxemia during suctioning in neonates. The suctioning with hyperoxygenation by using the Levine Conservation theory approach can be applied in the provision of quality nursing care in neonates with oxygenation fulfillment impairment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Halimah
"Nyeri merupakan salat satu ketidaknyamanan yang sering dialami bayi yang dirawat di rumah sakit. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pemenuhan rasa nyaman neoantus dengan Non-nutritive Sucking (NNS) dan pijat ekstremitas berdasarkan penerapan Model Konservasi Levine. Model ini mempertimbangkan konservasi bayi saat prosedur ketidaknyamanan, peningkatan adaptasi bayi untuk mencapai keutuhan. Lima bayi dengan berbagai kondisi yang mengalami masalah nyeri akut diberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan model konservasi Levine. Masalah keperawatan lain yang ditemukan adalah ketidakefektifan pola nafas, ketidakefektifan termoregulasi, ikterik neonatus, risiko cidera, risiko pertumbuhan tidak proporsional, ketidakcukupan ASI, dan risiko keterlambatan perkembangan. Masalah-masalah tersebut berisiko meningkatkan ketidaknyamanan dan menghambat proses adaptasi neonatus dalam mencapai keutuhan.

Pain is a discomfort sensational that felt by hospitalized neonates. The purpose of this case study is to get description about the fulfill comfort of neoantus with Non Nutritive Sucking (NNS) and extremities massage based Levine Conservation Model application. This model considers the conservation of the baby during discomfort procedures, increased infant adaptation to achieve the wholeness. Five infants with various conditions experienced acute pain problems given nursing care with levine conservation model approach. Another nursing problems found were ineffective breathing patterns, neonatal jaundice, ineffective thermoregulation, risk of injury, risk of disproportionate growth, insufficient breastfeeding and risk of developmental delay. Such problems are at increased risk of discomfort and inhibit the neonatal adaptation process in achieving neonatal wholeness."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dyan Handayani
"ABSTRAK
Pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk pertolongan persalinan melalui Puskesmas MampuPONED masih rendah dan menyebabkan keterlambatan penanganan kegawatdaruratanyang berdampak pada peningkatan AKI dan AKB. Kota Depok memiliki 7 PuskesmasMampu PONED namun cakupan persalinan di PONED hanya 3,9 dari jumlah persalinanoleh tenaga kesehatan pada tahun 2016 dan berdasarkan Renstra Dinas Kesehatan KotaDepok tahun 2016 -2021 akan menambah 4 Puskesmas Mampu PONED. Penelitian inibertujuan untuk melihat sejauh mana langkah-langkah program PONED sudahdilaksanakan serta diketahuinya apa yang menjadi hambatan dalam implementasi program.Penelitian kualitatif dilakukan pada 7 Puskesmas mampu PONED Kota Depok bulanDesember 2017 sampai Januari 2018. Informan berjumlah 38 orang terdiri dari pemangkukebijakan di level Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas PONED, bidan koordinatorPONED serta bidan pelaksana PONED. Untuk mendapatkan hasil yang valid, penelitimelakukan triangulasi data dengan teknik WM FGD dan telaah dokumen yang berkaitanimplementasi PONED. Hasil penelitian berdasarkan unsur input sudah berjalan namunbelum optimal, sumber daya manusia belum dipersiapkan dengan baik kuantitas maupunkualitasnya, belum tersedianya SOP diseluruh Puskesmas PONED. Unsur proses belumoptimal, komunikasi belum efektif tentang tujuan kebijakan dari penentu kebijakan kepadapelaksana, pada aspek disposisi belum semua pemangku kebijakan memberikan sikap yangpositif terhadap implementasi PONED, aspek birokrasi belum semua PONED memilikistruktur organisasi dan aspek lingkungan sosial belum berperannya lintas program danlintas sektor dalam mendukung kegiatan. Unsur output belum optimal, belum dilakukanpengolahan dan analisa data hasil pelayanan dan belum adanya kegiatan monitoring danevaluasi secara simultan. Kesimpulan didapatkan 2 Puskesmas mampu PONED sudahdengan memenuhi 9 dari 10 indikator yang ditetapkan dalam analisis implementasiPONED, sedangkan 5 Puskesmas mampu PONED lainnya belum optimal. Rekomendasiperlu adanya alokasi dana untuk peningkatan kuantitas dan kualitas SDM, refreshingprogram PONED kepada pelaksana dan lintas sektor, meningkatkan pengetahuan danpemahaman pelaksana kebijakan tentang implementasi PONED melalui kegiatanmonitoring dan evaluasi secara berkala agar menguatkan disposisi.Kata kunci: analisis implementasi, Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar,input,proses, output

ABSTRACT
Emergency services in neonatal obstetrics is one of the strategies to reduce Utilization ofhealth facilities for delivery assistance through BEONC is still low and causes delays inemergency handling which impact on the increase of MMR and IMR. Depok City has 7BEONC but the delivery coverage in BEONC is only 3.9 of total deliveries by healthpersonnel in 2016 and based on Renstra Depok Health Department year 2016 2021 willadd 4 BEONC. This study aims to examine the extent to which the measures of theBEONC program have been carried out as well as knowing what are the obstacles in theimplementation of the program. Qualitative research was carried out at 7 BEONC DepokCity in December 2017 until January 2018. The informants were 38 persons consisted ofpolicy makers at Health Service level, Head of BEONC, coordinator of BEONC and healthofficer. To obtain valid results, researchers conducted data triangulation with WM FGDtechniques and document review related to the implementation of BEONC.The result based on input has been implemented but not optimal, human resource does notprepared with good quality and quantity, unavailability of SOP on all EmONC. Theelements of the process are not optimal, communication has not been effective about thepolicy objectives of the policy makers, the disposition aspects have not all the stakeholderswho provide a positive to the implementation of EmONC, on the bureaucracy aspect not allof EmONC have the organizational structure. On social environment aspects cross programand cross sector has not support in the implemention of EmONC. The output element hasnot been optimal, no data processing and analysis of data and there is no monitoring ofactivities and reports simultaneously. Found 2 of EmONC already meet 9 of 10 indicatorsused in the implementation of EmONC, while 5 of EmONC not optimal. Recommendationsfor funding for increased quantity and quality of human resources, refreshing EmONCprograms for implementers and across sectors, increasing knowledge and understanding ofEmONC implementation through monitoring of activities and evaluations to add sharpdispositions.Key words analysisi of the implementation, Basic Emergency Obstetric Neonatal care,input, process, output"
2018
T50921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhie Nur Radityo S
"Latar Belakang: Air susu ibu (ASI) merupakan asupan yang direkomendasikan pada semua bayi baru lahir. ASI pada bayi yang menjalani perawatan intensif diberikan dalam bentuk ASI perah (ASIP). Akan tetapi, berbagai penelitian menunjukkan bahwa serangkaian proses persiapan ASIP merupakan sumber kontaminasi dan penularan infeksi. Infeksi pada bayi baru lahir merupakan salah satu masalah serius yang belum terpecahkan dalam perawatan bayi baru lahir, termasuk pada Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Meskipun alur pengelolaan ASIP yang digunakan sudah sesuai dengan standar WHO, belum pernah dilakukan evaluasi terhadap kejadian kontaminasi ASIP sebelumnya.
Tujuan: Mengetahui angka kejadian kontaminasi ASIP di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Metode: Dilakukan penelitian potong lintang terhadap 60 sampel ASIP di divisi Neonatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) - Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada bulan Desember 2018 hingga Januari 2019. Sampel penelitian merupakan ASIP yang didapatkan dari proses pemerahan oleh ibu dengan bayi yang dirawat di ruang perawatan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSCM. Ibu dengan riwayat penyakit yang menular lewat ASI, mengalami mastitis, atau sedang mengonsumsi antibiotik dan probiotik dieksklusi dari penelitian. Dilakukan pemeriksaan kultur terhadap ASIP sebanyak dua kali yaitu pertama kali maksimal dua jam setelah ASI diperah dan kedua kali setelah disimpan di lemari pendingin dengan suhu <4oC selama 48 jam, selesai dilakukan pemrosesan dan siap diberikan pada bayi.
Hasil: Didapatkan hasil angka kontaminasi ASIP di NICU RSCM adalah sebesar 66,67%. Profil kuman terbanyak sebagai kontaminan ASIP di NICU RSCM adalah Staphyloccocus epidermidis (ASIP setelah diperah 46,7%, ASIP sebelum pemberian 40%), Acinetobacter baumanii (ASIP setelah diperah 18,3%, ASIP sebelum pemberian 16,7%) dan Staphylococcus haemolyticus (ASIP setelah diperah 13,3%, ASIP sebelum pemberian 6,7%). Faktor risiko yang berpengaruh terhadap kontaminasi ASIP di NICU RSCM diantaranya adalah tindakan cuci tangan ibu sebelum memerah ASI dan penggunaan masker oleh petugas saat memproses ASIP untuk bayi.

Background: Breast milk is the recommended nutrient for every newborn. Newborn in neonatal intensive care unit is also provided in form of expressed breast milk. However, various studies have shown that expressed breast milk preparation is prone to contamination and infection transmission. Infection in newborn is a serious problem which has not been solved in newborn care, including in Cipto Mangunkusumo National Hospital (CMH). In spite of its expressed breast milk process correspond with World Health Organization guideline, evaluation has never been thouroughly done for expressed breast milk contamination rate.
Objective: To investigate expressed breast milk contamination rate in Cipto Mangunkusumo National Hospital and its affecting factors
Method: Cross sectional study was done to 60 expressed breast milk samples in Neonatology division, Child Health Department, Faculty of Medicine Universitas Indonesia (FKUI) - Cipto Mangunkusumo National Hospital (CMH) on December 2018 to January 2019. Samples for the study were expressed breast milk taken from mother whose baby was admitted to Neonatal Intensive Care Unit (NICU) of CMH. Mothers with breast milk transmission infection, having mastitis, or consuming antibiotic or probiotic were excluded from the study. Culture from samples was done two times, the first time was at maximum of two hours after breast milk was expressed and the second time was after the breast milk had been stored in freezer with temperature below 4o Celsius for 48 hours, processed, and ready to be taken by newborn.
Result: It is shown that the contamination rate of expressed breast milk in NICU of Cipto Mangunkusumo Hospital was 66,67%. Most prevalent bacteria for expressed breast milk contaminant were Staphylococcus epidermidis (1st sampling 46,7% , 2nd sampling 40%), Acinetobacter baumanii (1st sampling 18,3%, 2nd sampling 16,7%), and Staphylococcus haemolyticus (1st sampling 13,3%, 2nd sampling 6,7%). Risk factors affecting expressed breast milk contamination in NICU of Cipto Mangunkusumo Hospital were mother handwashing before breast milk expression and the use of mask for officers processing expressed breast milk.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57676
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Dewi Kusumawardani
"Bayi dengan kondisi BBLR memiliki risiko lebih tinggi pada kematian. Tahun 2015, angka BBLR di Jakarta Utara sebesar 234. Perawatan Metode Kanguru merupakan salah satu perawatan efektif bagi BBLR. Program pelatihan PMK bagi bidan sangat penting guna meningkatkan kompetensi asuhan BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program pelatihan PMK oleh FKM UI dan USAID dengan menggunakan model empat tingkat evaluasi Kirkpatrick ditinjau dari evaluasi reaksi, pembelajaran dan perilaku implementasi PMK.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan rancangan Rapid Assessment Procedure. Data primer diperoleh dengan wawancara mendalam dan data sekunder dari telaah dokumen hasil pre-test dan post-test. Proses pengumpulan data berlangsung setelah dua bulan dilaksanakannya pelatihan PMK yaitu bulan Juni. Seluruh informan diberikan lembar persetujuan informed consent sebelum dilakukannya penelitian. Informan penelitian dipilih menggunakan metode purposive sampling, terdiri dari bidan IBI yang mengikuti pelatihan PMK dan pasien bidan ibu hamil ANC dan ibu pasca salin dengan BBLR serta informan kunci yaitu pihak penyelenggara pelatihan.
Hasil evaluasi reaksi menunjukkan bahwa sebagian besar bidan merasa puas dengan keseluruhan pelaksanaan pelatihan. Hasil evaluasi pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan sebagian besar bidan setelah mengikuti pelatihan. Hasil evaluasi perilaku menunjukkan bahwa sebagian besar bidan belum mengimplementasikan perilaku pemberian penyuluhan dan praktek PMK kepada pasien setelah mengikuti pelatihan. Disarankan agar IBI mengadakan pelatihan serupa untuk seluruh anggota IBI dan perlu adanya follow-up pasca pelatihan kepada seluruh bidan oleh pihak penyelenggara secara berkala dan berkesinambungan agar bidan dapat terus meningkatkan kompetensi dalam merawat BBLR.

Infants with Low Birth Weight LBW have a higher risk of death. In 2015, LBW rate in North Jakarta is 234. Kangaroo Mother Care KMC is one of the effective treatments for LBW. KMC training program for midwives is very important to improve the competence of LBW care. This research aims to evaluate the training program of KMC conducted by Faculty of Public Health UI and USAID using Kirkpatrick rsquo s four levels evaluation models in terms of evaluation of reaction, learning and behaviour KMC implementation.
This research used qualitative method design with Rapid Assessment Procedure. Primary data were obtained by in depth interviews and secondary data from document review of pre test and post test results. The data collection process took place after two months of KMC training in June. All of informants were given informed consent approval sheets before doing the research. The informants were chosen using purposive sampling method consisting of IBI midwives who participated in KMC training, and midwife patients i.e pregnant mother who are doing antenatal care and post partum pregnant mother who had LBW and also key informant i.e the organizer of KMC training. The results of the reaction evaluation showed that most midwives were satisfied with the overall implementation of the training.
The results of the learning evaluation indicate the increase in knowledge of most midwives after training. Behavior evaluation results show that most midwives have not implemented extension behavior and KMC practices to patients after training. It is recommended that IBI conducts similar training to all IBI members and the organizer need to follow up post training for all trainee periodically and continuously so that midwives can continue to improve their competence in treating LBW.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parker-Littler, Catharine
"This book has all your pregnancy and birth questions answered by experienced midwives. When it comes to dispensing care, advice and friendly reassurance during pregnancy and labour, midwives are the health professionals mothers want to turn to"
Jakarta: Erlangga, 2008
618.2 PAR at (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Chika Gabriela
"ABSTRAK
Skin to skin contact merupakan salah satu bagian yang penting selama proses
pelaksanaan manajemen kala III. Hormon oksitosin maternal yang diproduksi
selama proses skin to skin contact mempercepat pengeluaran plasenta,
meningkatkan kontraksi uterus, memberikan rasa nyaman, dan mencegah
perdarahan setelah persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
lamanya skin to skin contact dan waktu pengeluaran plasenta pada ibu partus
pervaginam. Desain penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan jumlah
sampel sebanyak 102 responden. Pengumpulan data menggunakan lembar
observasi dan kuesioner karakteristik responden. Analisa data menggunakan uji
cross tabs. Hasil penelitian menunjukkan, skin to skin contact yang dilakukan
selama kurang dari 30 menit, 66.7% waktu pengeluaran plasenta yang terjadi adalah
5 menit. Hasil penelitian ini, turut dipengaruhi oleh pemberian oksitosin injeksi.
Sehingga penelitian selanjutnya diharapkan untuk meneliti lamanya skin to skin
contact pada ibu partus pervaginam yang tidak diberikan oksitosin injeksi.

ABSTRACT
Skin to skin contact is one important part during the implementation process of the
management of the third stage. Maternal oxytocin hormone which is produced
during the process of skin to skin contact can accelerate the expulsion of the
placenta, increasing the strength of uterine contractions, giving a sense of comfort,
and prevent bleeding after childbirth. This study aimed to describe the length of
skin to skin contact and the time of removal of placenta in vaginal birtth. The study
design used in this study is a simple descriptive with a total sample of 102
respondents. Collected data use observation sheets and questionnaires
characteristics of respondents. Analysis of data used cross-tabulations. The results
showed that the length of skin to skin contact for less than 30 minutes, 66.7% of the
time removal of placenta was 5 minutes. Time expulsion of the placenta were more
dominated by oxytocin injection. So for the further research expected to examine
the duration of skin to skin contact on the vaginal partum was not given oxytocin
injections, to determined the effectiveness of maternal oxytocin in time of removal
placenta."
2016
S65574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>